Anda di halaman 1dari 6

3.1.a.10.

Aksi Nyata Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Maman Rakhmanudin

Peristiwa (Facts)

Sejak Agustus 2021 sekolah saya menggunakan Learning Management System (LMS) e-
learning sebagai solusi atas masalah pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19. Saya
sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum berupaya untuk dapat mengimplementasikan
pembelajaran dengan Learning Management System (LMS) e-learning dimulai dengan
membuat video tutorial cara login di Learning Management System (LMS) e-learning bagi
peserta didik dan membuat video tutorial cara membuat konten pembelajaran di LMS dan
membuat soal ulangan harian serta penilaian akhir semester di Learning Management System
(LMS) e-learning. (berikut link video kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan LMS
e-learning https://www.youtube.com/watch?v=Aj_X5rzJuS8).

Namun semua itu tidak berdampak secara signifikan terhadap motivasi dan prestasi belajar
peserta didik.

Gambar 1.1 Kegiatan Penialain Akhir Semester dengan e-learning (LMS)


Sekarang proses pembelajaran sudah tatap muka 100%, peserta didik belajar seperti biasa
hanya alokasi waktu saja yang berkurang biasanya dalam satu jam pelajaran 45 menit menjadi
25 menit. Hal ini menjadi dilema etika bagi saya, dimana saya sebagai pemimpin pembelajaran
harus mampu membuat keputusan yang tepat dalam upaya mengembalikan motivasi belajar
dan prestasi belajar peserta didik.

Gambar 1.2 Kegiatan Belajar Mengajar didalam Kelas

Saya berani mengambil keputusan berdasarkan materi pada modul 3.1 yang sudah saya pelajari
pada kasus ini mengacu pada paradigma jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs
long term) kemudian prinsip yang saya ambil yaitu berpikir berbasis peraturan (rule – based
thinking) dan berpikir berbasis rasa peduli (care – based thinking) selanjutnya saya
menggunakan 9 langkah untuk pertimbangan bahan pengujian dan pengambilan keputusan
yang akan saya ambil. Sehingga dapatlah sebuah keputusan yang tepat yaitu dengan cara
melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memanfaatkan laboratorium fisika
dalam upaya mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi untuk meningkatkan motivasi belajar
dan prestasi belajar peserta didik. Kemudian menerapkan budaya positif sekolah dengan
membiasakan berdoa sebelum belajar sebagai upaya menanamkan nilai – nilai kebajikan
universal. (berikut link video kegiatan pembelajaran berdiferensiasi di laboratorium fisika
https://youtu.be/W9aIR5AW8Zw)

Gambar 1.3 Kegiatan Belajar Mengajar dilaboratorium Fisika

Itulah salah satu aksi nyata saya dalam mengambil sebuah keputusan berdasarkan
permasalahan yang sudah saya jelaskan diatas.

Perasaan (Feelings)

Saya sebagai pemimpin pembelajaran merasa senang dan termotivasi untuk berani mengambil
keputusan sebagai bentuk solusi atas permasalahan yang terjadi dengan menggunakan materi
dan langkah – langkah yang sudah dipelajari pada modul 3.1 tentang pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran. Sehingga keputusan yang saya ambil tepat dan berpihak pada
murid serta dapat dipertangungjawabkan.

Pembelajaran (Findings)

Dalam proses pembelajaran ini saya mengajak rekan sejawat (guru fisika bernama Pak Hendri
Fandianto, S.Pd) untuk berkolaborasi dalam kegiatan belajar mengajar di laboratorium fisika
dalam upaya mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dan mengoptimalkan fungsi
laboratorium fisika sebagai solusi untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar
peserta didik yang sebelumnya turun drastis akibat pandemi Covid-19, pada tahap inilah saya
menilai keputusan yang saya ambil tepat dan berhasil. Dengan menggunakan 3 prinsip dan
mengacu 4 paradigma serta 9 langkah – langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang
saya pelajari di modul 3.1 memudahkan dan membuat saya berani mengambil keputusan
dengan tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Penerapan ke depan (Future)

Setelah saya berhasil membuat keputusan yang tepat, saya mencoba menerapkan solusi dari
permasalahan tersebut secara rutin dan melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat guna
memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar peserta didik. Rencana perbaikan untuk jenis kegiatan praktikum lainnya saya akan
berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) karena saya mendapatkan undangan untuk
diskusi perbaikan kualitas kegiatan praktikum di laboratorium fisika.

Gambar 1.4 Surat Undangan dari IPB terkait Pelaksanaan Teknis Kegiatan Praktikum
Hasil dari diskusinya adalah bahwa pelaksanaan kegiatan praktikum bersama fisika IPB
dilakukan dengan empat cara, yaitu :

1. Melalui teknologi learning management system yang dimiliki IPB


2. Melalui video live streaming dengan chanel youtube dari IPB
3. Melalui kegiatan praktikum langsung ke kampus IPB
4. Melalui zoom dengan fisika IPB dengan peralatan yang dimiliki laboratorium fisika di
sekolah

Gambar 1.5 Lampiran Surat Undangan dari IPB terkait Pembagian Kelompok

Rencana kedepannya adalah saya akan mengajak atau menghubungi MGMP fisika
untuk dapat berkolaborasi dalam kegiatan praktikum bersama fisika IPB dengan cara
langsung ke kampus IPB dengan model Workshop sehingga ilmu yang didapat dari
kampus fisika IPB dapat diperoleh secara maksimal dan dapat diimplementasikan ke
sekolah masing – masing di Indramayu. Sehingga fungsi laboratorium fisika di sekolah
SMA di kabupaten Indramayu dapat dioptimalkan. Harapan kedepannya ini menjadi
solusi dalam kegiatan belajar mengajar fisika yang cenderung jenuh dan kurang
menyenangkan bagi peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai