Kesimpulan :
Penggunaan model Problem Based Learning (PBL)
membantu proses pembelajaran menjadi berpusat
kepada peserta didik, sehingga peserta didik menjadi
aktif dalam melakukan proses pembelajaran.
Penggunaan media gambar dan video pembelajaran
membantu meningkatkan motivasi peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Daftar Pustaka:
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan
Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Judul: Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistim Perkembangbiakan
Tumbuhan Mengunakan Model PBL Dengan Media Gambar Dan Vidio Pembelajaran
Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sering disebut dengan istilah pendidikan sains. IPA atau
sain adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara rendahnyan motivasi belajar peserta didik
dalam belajar pada mata pelajaran IPA disebabkan oleh faktor pembelajaran yang berfokus pada
guru tanpa melibatkan siswa, guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang menarik dan
relevan, penggunaan metode yang tidak sesuai dengan materi pembelajaran. Kemampuan
pemecahan masalah merupakan sebagai sebuah salah satu tujuan inti dalam pembelajaran. Maka
guru perlu menerapkan model pembelajaran yang inovatif, kreatif dan relevan dengan
kerakteristik peserta didik dalam proses pembelajaran pada materi sistim perkembangbiakan pada
tumbuhan.
Pembahasan:
Model pembelajaran problem based learning dapat mengembangkan kemampuan ilmiah
dengan cara belajar siswa aktif, model ini baik diterapkan sebagai inovasi pembelajaran dikelas.
Praktik pembelajaran ini sangat penting karena dapat dijadikan sebagai contoh penerapan
pembelajaran inovatif oleh para guru di sekolah yang ingin memanfaatkan media teknologi
dalam mengajar.
Adapun tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah memberikan praktek baik
dalam penggunaan media teknologi kepada guru lain dan terlebih kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan.
Kesimpulan:
Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) membantu proses pembelajaran menjadi
berpusat kepada peserta didik, sehingga peserta didik menjadi aktif dalam melakukan proses
pembelajaran. Penggunaan media gambar dan video pembelajaran membantu meningkatkan
motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Daftar Pustaka:
Fitriyanti, F., Farida, F., & Zikri, A. (2020). Peningkatan sikap dan kemampuan berpikir ilmiah siswa
melalui model PBL di sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 4(2), 491-497.
Novianti, A., Bentri, A., & Zikri, A. (2020). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl)
Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 4(1), 194-202.
Rahman, S. (2022, January). Pentingnya motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar.
In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar.
Laporan best practis
Ppg kategori i angkatan iii
Universitas trunojoyo madura
Disusun oleh:
Nama : teti marlina gulo, s.p
No.ukg : 201502887123
AsAl instAsi : smp negeri 2 mA’u
SIKLUS : 2 (DUA)
PPL 2
Indikator
kurangnya pemanfaatan model pembelajaran
inovatif pada mata pelajaran Pendidikan IPA di
Kelas IX-2 sangat mempengaruhi keterlibatan atau
keaktifan peserta didik dalam belajar, hal tersebut
dapat dilihat pada:
1. Kurangnya minat dan antusias peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran
2. Guru masih menggunakan metode ceramah
dalam pembelajaran dan kurang interaktif
dengan peserta didik (teacher center)
3. Motivasi belajar peserta didik yang kurang
sehingga berpengaruh pada hasil belajar
4. Kurangnya kemampuan peserta didik dalam
berpikir kritis dan kreatif dalam
menyelesaikan suatu masalah
Dampak
Indikator diatas tentunya akan bedampak pada
peserta didik, dimana mereka tidak dapat
menerima apa yang harus mereka pelajari
dengan baik dan tidak dapat mengembangkan
pengetahuan baru sehingga kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar
bahkan dapat menghambat dalam
menyelesaikan tugas-tugas serta ulangan yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada hasil
belajar peserta didik.
Manfaat
Guru memilih model pembelajaran Discovery
Learning karena dalam model pembelajaran
Discovery Learning peserta didik dilibatkan secara
maksimal dalam pembelajaran (student center),
dimana peserta didik akan lebih aktif dalam
mencari solusi masalah, memberikan pengalaman
nyata yang ada di sekitar, berfikir tingkat
tinggi, kritis dan kreatif, pengetahuan
bermakna, dekat dengan
kehidupan nyata, dan diharapkan ada
perubahan perilaku serta pengetahuan.
Tantangan : Tantangan
Apa saja yang menjadi Ada tantangan yang harus dihadapi untuk
tantangan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut,
mencapai tujuan tersebut? tantangannya adalah sebagai berikut.
Siapa saja yang terlibat, 1. Harus membuat media pembelajaran yang
menarik, relevan dengan materi dan inovatif
2. Masih ada peserta didik yang memiliki
keaktifan masih rendah
3. Menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning sesuai sintaknya, sehingga
memotivasi peserta didik untuk semangat
dalam menerima materi
Aksi : Langkah-Langkah
Langkah-langkah apa yang Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah sebagai
menghadapi tantangan berikut.
tersebut/ strategi apa yang 1. Membuat perangkat pembelajaran
digunakan/ bagaimana 2. Mempelajari sintak model pembelajaran
prosesnya, siapa saja yang Discovery Learning
terlibat / Apa saja sumber 3. Menyiapkan media pembelajaran yang
daya atau materi yang inovatif berbasis TPACK yang sesuai dengan
diperlukan untuk kebutuhan belajar dan materi pembelajaran
melaksanakan strategi ini 4. Mengajak peserta didik berorientasi pada
masalah, berdiskusi, terampil menyelesaikan
masalah, dan presentasi hasil kelompok
5. Mewujudkan proses pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik (student center),
dimana peserta didik terampil dalam mencari
solusi dan aktif dalam pembelajaran
6. Melatih peserta didik untuk berpikir kritisdan
mengembangkan pengetahuan baru
7. Membangun rasa percaya diri peserta didik
untuk berdiskusi, berkelompok, dan
presentasi
8. Mengevaluasi diakhir proses pembelajaran
Proses Kegiatan
PPL Aksi 2 dilaksanakan pada tanggal 22 Januari
2024 di kelas IX-2 Materi peranan tanah dan
peran organisme tanah. Dalam proses
pembelajaran guru menggunakan model
Discovery Learning dengan metode pembelajaran
tanya jawab, pengamatan, penugasan, pemecahan
masalah, diskusi dan presentasi. Kemudian guru
melakukan evaluasi dengan memberikan LKPD
untuk mengukur pemahaman peserta didik
terhadap materi.
A. Pendahuluan
1. Menciptakan situasi yang kondusif
B. Kegiatan Inti
1. Identifikasi masalah
peserta didik diminta mengamati organisme
yang hidup di permukaan dan di dalam tanah
Mencatat nama peserta didik yang aktif dalam
pembelajaran
C. Penutup
1. Generalisasi
Sumber daya
1. Media berupa alat tulis, media power point,
video pembelajaran, film pendek, buku
Pendidikan Pancasila, dan LKPD
2. Sarana dan prasarana : LCD proyektor,
laptop, speaker, dan papan tulis
Respon
Terkait strategi yang dilakukan, muncul respon
yang positif dari peserta didik dan teman sejawat
karena proses pembelajaran jadi menyenangkan
dan tidak membosankan karena lebih interaktif.
Faktor Keberhasilan
Faktor keberhasilan dapat dilihat dari
meningkatnya jumlah peserta didik yang
mencapai ketuntasan hasil belajar, dimana
sebelum aksi 1 ketutasan hanya sebanyak 75%
namun setelah aksi 1 menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning ketutasan
meningkat sebanyak 85%. Jadi dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning sangat efektif dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik kelas IX-2 mata
pelajaran IPA materi peranan tanah dan peran
organisme tanah
Daftar pustaka:
Fajri, Z. (2019). Model pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
SD. Jurnal Ika Pgsd (Ikatan Alumni Pgsd) Unars, 7(2), 64-73.
Prasetyo, F., & Kristin, F. (2020). Pengaruh model pembelajaran problem based learning dan model
pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5 SD. Didaktika
Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(1), 13-27.
Puspitasari, Y., & Nurhayati, S. (2019). Pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil
belajar siswa. Jurnal Pendidikan Dan Kewirausahaan, 7(1), 93-108.
Rahmayani, A., Siswanto, J., & Budiman, M. A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning dengan Menggunakan Mediavideo Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Ilmiah Sekolah
Dasar, 3(2), 246-253.
LAPORAN BEST PRACTICE
PENDAHULUAN:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sering disebut dengan istilah pendidikan sains. IPA atau
sain adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara rendahnyan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA disebabkan oleh faktor pembelajaran yang berfokus pada guru tanpa melibatkan
siswa, guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang menarik dan relevan, penggunaan
metode yang tidak sesuai dengan materi pembelajaran. Kemampuan pemecahan masalah
merupakan sebagai sebuah salah satu tujuan inti dalam pembelajaran. Maka guru perlu
menerapkan model Discovery Learning dalam proses pembelajaran pada materi peran Tanah dan
organisme tanah
Model pembelajaran Discovery Learning dapat mengembangkan kemampuan ilmiah
dengan cara belajar siswa aktif, model ini baik diterapkan sebagai inovasi pembelajaran dikelas.
Praktik pembelajaran ini sangat penting karena dapat dijadikan sebagai contoh penerapan
pembelajaran inovatif oleh para guru di sekolah yang ingin memanfaatkan media teknologi dalam
mengajar.
Adapun tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah memberikan praktek
baik dalam penggunaan media teknologi kepada guru lain dalam proses pembelajaran.
PEMBAHASAN:
Pelaksanaan pembelajaran IPA dikelas IX-2 SMP Negeri 2 Ma’u menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning dan media video dan LKPD. Adapun tujuan pembelajarannya
adalah menjelaskan peran tanah dan organisme tanah. Penilaian diambil dari dua aspek yaitu
penilaian proses dan penilaian hasil, penilaian proses dengan lembar observasi sedangkan
penilaian hasil menggunakan tes tulis dan lembar refleksi siswa.
Dengan model pembelajaran Discovery Learning dengan media video memberikan
kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis, memecahkan masalah,
ketrampilan berdiskusi dan melatih kepercayaan diri siswa untuk mengungkapkan pendapatnya
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahmayani (2019) Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar
Dari segi penilaian yang dilakukan terhadap 25 siswa diketahui dalam penilaian proses
menunjukkan keaktifan percakapan, menyumbangkan ide tentang topik diskusi, dan
menyelesaikan tugas. Dalam penilaian hasil diketahui bahwa 22 siswa (90%) sudah mencapai
tujuan pembelajaran dan 3 peserta didik (10%) belum mencapai tujuan pembelajaran. Pada refleksi
siswa didapatkan bahwa pembelajaran dengan model Discovery Learning menggunakan video
lebih menyenangkan, karena siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dan dapat melihat langsung
organ pernapasan manusia melalui video.
Kesimpulan:
Model pembelajaran Discovery Leaarning dengan media gambar dan video efektif
meningkatkan pemahaman konsep materiperan tanah dan peranan organisme tanah,
memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berfikir
kritis,pemecahan masalah,ketrampilan diskusi dan melatih kepercayaan diripeserta didik.
Daftar Pustaka:
Anggraini, P. D., & Wulandari, S. S. (2021). Analisis penggunaan model pembelajaran project based
learning dalam peningkatan keaktifan siswa. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran
(JPAP), 9(2), 292-299.
Halik, A., & Aini, Z. (2020). Analisis keaktifan siswa dalam proses pembelajaran daring di masa pandemi
covid-19. ENLIGHTEN: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 3(2), 131-141.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Buku Siswa Mata Pelajaran IPA
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Margunayasa, I. G. (2019). Pengaruh model pembelajaran discovery learning dan
minat belajar terhadap hasil belajar IPA
Prasetyo, F., & Kristin, F. (2020). Pengaruh model pembelajaran problem based learning dan model
pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5 SD. Didaktika
Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(1), 13-27.
Pebriani, C. (2019). Pengaruh penggunaan media video terhadap motivasi dan hasil
belajar kognitif pembelajaran IPA kelas V. Jurnal Prima Edukasia, 5(1), 11-21.
Sardiman, AM.1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
HASIL ANALISIS NILAI SIKLUS 1 DAN 2
NILAI KETRAMPILAN
NILAI SIKAP
pendahuluan
2. Guru menyuruh salah seorang peserta didik
memimpin doa
3. guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai bentuk
kedisplinan
4. guru menayangkan /menyampaikan ppt tujuan
pembelajaran
Apersepsi:
1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untukmemberi pendapat terhadap
pertanyannya
2. Memberi pujian kepada peserta didik yangaktif
menjawab pertanyaan guru
stimulasi
a. Guru menampilkan gambar organisme yang hidup
di dalam dan permukaan tanah.
b.
c.
d.
Identifikasi masalah:
observasi:
1. Guru meminta peserta didik membuat
pertanyaan yang sesuai dengan gambar
Pengumpulan data
1. Membagi kelompok heterogen yang telah
disiapkan oleh guru
Verifikasi
1. Guru memberi waktu peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
2. Mendengarkan presentasi diskusi
setiapkelompok
Penutup Aktivitas
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil
diskusi kelas
3. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilakukan
4. Guru menyampaikan informasi tentang materi
yang akan dipelajai dan member tugas untuk
menyiapkan bahan yang akan digunakan pada
pertemuan berikutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam
penutup