Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK CACAT

TERHADAP HARGA POKOK PRODUKSI PADA MEUBEL


RISKY

SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Akuntansi (S1)
dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ahmad Fikri Fannani


NIM. 121.042.1019

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2016
ABSTRAK

Proses Produksi merupakan kegiatan utama suatu perusahaan dalam


melakuka proses produksi selain menghasilkan produk yang baik, tidak dapat
dihindarkan juga menghasilkan produk cacat. Dalam penelitian ini membatasi
pembahasan masalah pada perlakuan akuntansi produk cacat serta pengaruhnya
terhadap harga pokok produksi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi produk cacat serta pengaruhnya
terhadap harga pokok produksi.

Data yang digunakan dalam penelitian : data primer, data skunder dan
teknik pengumpulan data menggunakan metode interview dan observasi,
sedangkan identifikasi variabel meliputi : (1) Produk cacat (2) harga pokok
produksi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif kualitatif, yaitu menjelaskan secara panjang lebar dalam bentuk
kalimat keterkaitan dari data penelitian yang berupa angka - angka tentang
perlakuan akuntansi produk cacat serta pengaruhnya terhadap harga pokok
produksi. Dari hasil pembahasan dapat diketahui bahwa setelah dilakukan
pembukuan atas produk cacat maka terjadi kerugian pada produk cacat sebesar
Rp. 5.921.752,2, maka harga pokok per unit untuk jenis produk Kursi Rp.
4.832.785,6 dan Almari Rp. 3.436.217,3.

Kata kunci : Produk Cacat, Harga Pokok Produksi.


ABSTRACT

The production process is the main activity of a company. In the production


process in addition to producing a good product, unavoidable also produce
defective products of the cost production. The purpose of this research was to
determine how the accounting treatment defects and defective product on the cost
of production.

Data used in the study : primary data, secondary data and data collection
techniques using the method of interview and observation, while the identification
of variable include : (1) product defect (2) cost of production. Data analysis
techniques used in this research is quantitative descriptive techniques analysis,
which is explained at length in sentences linkage of research data in the from of
number – the number on the accounting treatment of defects and defective product
on the cost of production. From the discussion, it can be seen that after
accounting for product defects then there is a loss in the amount of Rp.
5.921.752,2, then the cost per unit for the product type chairs Rp. 4.832.785,6 and
cabinets Rp. 3.436.217,3.

Keywords : defective products, cost of production.


BAB 1 almari, dipan. Selain menerima
PENDAHULUAN berbagai macam pesanan perabotan
1.1 Latar Belakang rumah tangga perusahaan Meubel
Produk cacat adalah masalah Risky ini juga menerima pesanan
yang sangat penting didalam sesuai dengan selera konsumen.
perusahaan. Pengaruh produk Dalam produksi Meubel Risky
tersebut terhadap mutu produk yang ini sering dihadapkan pada
dihasilkan akan membawa pengaruh permasalahan adanya produk cacat.
buruk terhadap tujuan utama Hal ini dikarenakan saat proses
perusahaan yaitu untuk memperoleh produksi berlangsung terjadi
laba. Dengan adanya produk cacat kesalahan dalam mengerjakan
maka perusahaan mengalami perabotan rumah tangga, misalnya
kerugian dalam proses produksi, hal ukiran yang tidak sesuai, kayu yang
itu disebabkan karena produk ini dimakan nonor, maupun kayu yang
tidak layak untuk dijual dengan mengalami patah pada saat proses
harga yang telah ditentukan produksi berlangsung. Tentunya hal
perusahaan, oleh karena itu ini merupakan kerugian bagi
diperlukan pemahaman atas perusahaan, karena rusaknya suatu
perlakuan akuntansi yang tepat dan barang tentunya akan mempengaruhi
disesuaikan dengan kondisi naiknya harga pokok produksi
perusahaan. Produk cacat merupakan barang tersebut. Dan permasalahan
hal yang memerlukan perhatian yang kedua adalah persaingan antara
khusus dari pihak perusahaan karena perusahaan meubel lain yang
hal tersebut dapat mempengaruhi semakin menjamur sekarang ini
kelancaran operasi serta efisiensi dan dikarenakan keuntungan yang
efektifitas proses produksi dalam menggiurkan.
perusahaan untuk mendapatkan laba. 1.2 Rumusan Masalah
Perusahaan Meubel Risky Berdasarkan latar belakang
merupakan suatu unit usaha yang masalah yang dibuat oleh peneliti
berada di jember, yang bergerak diatas, maka penelitian yang hendak
dalam bidang produksi berbagai diteliti yaitu :
perabotan rumah tangga seperti
kursi,
1. Bagaimana menganalisis dimanfaatkan, kos akan menjadi
perlakuan akuntansi atas biaya. Kos yang belum dimanfaatkan
biaya-biaya yang telah dikelompokkan menjadi asset. Biaya
adalah kos barang atau jasa yang
diserap oleh produk cacat ? telah memberikan manfaat yang
2. Bagaimana menganalisis digunakan untuk memperoleh
dampak produk cacat pendapatan. Biaya akan dikurangkan
dari pendapatan untuk menentukan
terhadap harga pokok
laba atau rugi pada satu periode
produksi ? sehingga biaya akan dicantumkan
dalam laporan laba rugi. Pendapatan
adalah nilai barang yang dijual atau
BAB 2
jasa yang telah diberikan. ( Siregar
TINJAUAN PUSTAKA dkk, 2013 : 13 )
BAB 2 Biaya adalah “suatu nilai
TINJAUAN PUSTAKA tukar, persyarat atau pengorbanan
yang dilakukan guna memperoleh
2.1. Landasan Teori manfaat”. ( Usri ,2000:19 ).
2.1.1. Pengertian Biaya Sedangkan sumber lain
Di dalam perusahaan jasa, menyatakan bahwa biaya adalah “
dagang atau industri dalam kegiatan pengorbanan sumber ekonomi, yang
untuk mencapai tujuan memerlukan diukur dalam satuan uang, yang telah
suatu pengorbanan yang disebut terjadi atau kemungkinan yang akan
biaya. terjadi untuk tujuan tertentu”. (
Beberapa ahli ekonomi yang Mulyadi,2000:26 ).
lain memberikan pengertian biaya ini Dari beberapa pengertian
berbeda-beda. Yaitu menyatakan diatas, pada prinsipnya memiliki
bahwa Akuntansi biaya yang berasal konsep yang sama yaitu sumber
dari Amerika mengenal dua istilah pengorbanan ekonomi yang diukur
yang berhubungan dengan biaya, dalam satuan uang yang telah terjadi
yaitu cost dan expence. Di indonesia, atau yang akan terjadi untuk
cost dan expence diterjemahkan mencapai tujuan.
menjadi biaya atau beban. Kos
adalah pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh barang 2.1.2. Klasifikasi Biaya
atau jasa yang diharapkan Dalam mencatat dan
memberi manfaat sekarang menggolongkan biaya harus selalu
atas masa yang akan datang. diperhatikan untuk tujuan apa
Kos diukur dengan satuan menejemen memerlukan informasi
mata uang, sebesar pengurangan biaya, tidak ada suatu konsep biaya
asset. Pada saat barang dan jasa yang dapat memenuhi berbagai
macam tujuan, oleh karena itu produk jadi, maka sesuatu yang
didalam akuntansi biaya terdapat
dibiayai adalah berupa produk.
berbagai macam cara dalam
penggolongan biaya. Dalam hubungannya dengan
a. Penggolongan biaya atas dasar sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
objek pengeluaran yaitu berupa dikelompokkan menjadi dua
penjelasan singkat objek suatu golongan yaitu biaya langsung
pengeluaran biaya untuk dan biaya tidak langsung. Biaya
pengolahan bahan baku produk, langsung yaitu biaya yang terjadi,
jadi digolongkan atas dasar dasar yang penyebab satu-satunya
objek pengolahan dapat menjadi 3 adalah karena sesuatu yang
golongan yaitu : biaya bahan dibiayai, jika sesuatu yang
baku, biaya tenaga kerja dan biaya dibiayai tersebut tidak ada, maka
overhead pabrik. biaya langsung ini tidak akan
b. Penggolongan biaya atas fungsi- terjadi. Biaya tidak langsung
fungsi pokok dalam perusahaan
adalah biaya yang terjadinya tidak
yang meliputi antara lain
(berdasarkan fungsi-fungsi hanya disebabkan oleh sesuatu
pokok): biaya produksi, biaya yang dibiayai.
administrasi dan umum dan biaya
d. Penggolongan biaya sesuai
pemasaran. Biaya produksi
merupakan biaya-biaya yang telah dengan tingkah
terjadi untuk mengolah bahan lakunya dalam hubungannya
baku menjadi produk jadi yang dengan volume kegiatan dapat
siap untuk dijual. Biaya
administrasi dan umum digolongkan menjadi biaya tetap,
merupakan biaya-biaya untuk biaya variabel dan biaya semi
mengkoordinasi kegiatan produksi variabel. Biaya tetap adalah biaya
dan pemasaran produk. Biaya
yang jumlah totalnya tetap dalam
pemasaran merupakan biaya-
biaya yang terjadi untuk kisar volume tertentu. Biaya
melaksanakan kegiatan pemasaran variabel adalah biaya yang jumlah
produk.
totalnya berubah sebanding
c. Penggolongan biaya atas dasar
dengan perubahan volume
hubungan biaya dengan sesuatu
kegiatan. Biaya semi variable
yang dibiayai jika perusahaan
adalah biaya yang tetap untuk
mengolah bahan baku menjadi
tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah 2014 : 17). Dengan demikian
dengan jumlah yang konstan pada biaya produksi menurut metode
volume produksi tertentu. full costing terdiri dari unsur-
unsur biaya produksi berikut ini :
e. Penggolongan biaya atas dasar
waktu yaitu dibagi menjadi 2 Biaya bahan baku
xx
golongan yaitu :
Pengeluaran modal adalah biaya- Biaya tenaga kerja
biaya yang dinikmati lebih dari langsung xx
satu periode akuntansi ( biasanya Biaya overhead pabrik
periode akuntansi adalah satu variabel xx
tahun kalender )
Pengeluaran pendapatan adalah Biaya overhead pabrik
biaya yang hanya mempunyai tetap xx +
manfaat dalam periode akuntansi
Biaya produksi
terjadinya pengeluaran tersebut.
xx
(Mulyadi, 2012:15).
Biaya produk yang dihitung
2.2. Pengertian Harga Pokok dengan pendekatan full costing
Produksi terdiri dari unsur biaya
Metode penentuan harga produksi(biaya bahan baku, biaya
pokok produksi adalah cara tenaga kerja langsung,dan biaya
memperhitungkan unsur-unsur biaya overhead pabrik) ditambah
kedalam kos produksi (Mulyadi, dengan biaya produksi (biaya
2014 pemasaran dan biaya administrasi
: 17). Dalam memperhitungkan dan umum).
unsur-unsur biaya ke dalam kos
produksi, terdapat dua pendekatan b. Variabel costing
yaitu :
Variabel costing merupakan
a. Metode full costing metode penentuan pokok produksi
yang hanya memperhitungkan
Full costing merupakan metode biaya produksi yang hanya
penentuan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam
memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang terdiri dari
biaya produksi ke dalam biaya biaya bahan baku, biaya tenaga
produksi yang terdiri dari biaya kerja langsung, dan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja overhead pabrik variabel
langsung dan biaya overhead (Mulyadi, 2014 : 8). Dengan
pabrik, baik yang berperilaku demikian biaya produksi menurut
variabel maupun tetap (Mulyadi, metode variabel costing terdiri
dari
unsur-unsur biaya produksi produk dapat dibedakan sesuai
berikut ini : golongan ( Mulyadi,2014:17 ).
Biaya bahan baku xx
2.2.3. Metode Harga Pokok Proses
Biaya TKL xx Metode harga pokok proses ini
cocok digunakan pada perusahaan
Bop xx
yang kegiatan produksi ditentukan
Biaya produksi xx anggaran produksi ( schedule )
untuk satuan waktu tertentu yang
Biaya produk yang dihitung sekaligus dipakai sebagai dasar
dengan pendekatan variabel melaksanakan
costing terdiri dari unsur biaya produksi.
produksi variabel (biaya bahan Metode harga pokok proses
baku, biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai berikut :
langsung,dan biaya overhead “ Metode harga pokok proses adalah
variabel) ditambah dengan biaya cara penentuan harga pokok produk
produksi variabel (biaya yang membebankan biaya produksi
pemasaran variabel dan biaya selama periode tertentu kepada
administrasi dan umum variabel). proses atau kegiatan produksi. Dan
membagikannya sama rata kepada
2.2.1. Tujuan Ditetapkannya
produk yang dihasilkan dalam
Harga Pokok Produksi
periode tersebut”.
1. Pengendalian biaya dan apabila
Ciri-ciri metode harga pokok proses
memungkinkan menguranginya. sebagai berikut :
2. Pengukuran efisiensi dan a. Produk yang dihasilkan dari
penyederhanaan prosedur bulan ke bulan adalah sama.
pembiayaan. b. Produk yang dihasilkan
3. Penilaian persediaan dan harga merupakan produk standart.
jual. c. Kegiatan produksi dimulai
dengan diterbitkannya perintah
2.2.2. Metode Pengumpulan produksi yang berisi rencana
Harga Pokok Produksi produksi produk standar untuk
Pengumpulan harga pokok
jangka waktu tertentu.
produksi sangat ditentukan oleh cara
produksi atau sifat pengolahan ( Mulyadi,2000:70 ).
barang yang dihasilkan perusahaan. Media yang dipakai dalam
Pada dasarnya sifat pengolahan menghitung dan menentukan harga
pokok produk adalah laporan harga
pokok produksi yang memuat pengolahan produk yang
informasi sebagai berikut :
bersangkutan.
1. Laporan Produksi
Bagian laporan ini menunjukkan : b. Tingkat produksi ekuivalen
a. Informasi jumlah produk yang dihitung dari laporan
yang diolah, baik dari produk produksi, informasi ini
dalam proses awal, produk berguna untuk menghitung
yang baru dimasukkan atau harga pokok satuan.
diterima dari departemen c. Harga pokok satuan untuk
sebelumnya, maupun setiap elemen biaya yang
tambahan produk pada dibebankan pada tahap
departemen lanjutan akibat pengolahan produk atau
adanya tambahan bahan departemen yang
kalau ada. bersangkutan.
b. Informasi jejak produk yang 3. Perhitungan Harga Pokok
diolah, meliputi produk Bagian laporan ini
memberikan informasi tentang
selesai yang dimasukkan ke
jejak biaya yang dibebankan,
gudang atau dipindahkan ke menunjukkan beberapa biaya
departemen lanjutan, produk yang terserap oleh harga pokok
yang masih dalam proses produk selesai maupun produk
dalam proses akhir periode dan
akhir, dan produk rusak. sebagainya.
2. Biaya yang dibebankan Penyusunan harga pokok
Bagian laporan ini menunjukkan produk dengan menggunakan
informasi tentang : metode harga pokok proses akan
a. Jumlah biaya yang memberikan serta memelihara
keseimbangan yang efisien dan
dibebankan, meliputi harga
menguntungkan antara produksi
pokok produk dalam proses dan pemasaran. Disatu pihak
awal kalau ada, harga pokok menejemen perlu memutuskan
jenis dan biaya produksinya,
yang diterima dari
sedangkan dilain pihak
departemen sebelumnya menejemen perlu memutuskan
untuk departemen lanjutan jenis dan harga dan produksinya.
Keseimbangan yang tepat dari
dan elemen biaya yang
pertimbangan ini akan
ditambahkan pada tahap
menghasilkan laba yang terbaik. biaya bahan, biaya tenaga kerja
Oleh karena itu biaya harus maupun biaya overhead pabrik.
ditetapkan secara cermat dan Dalam hal ini perlakuan biaya
harus menetapkan harga pokok produk cacat tergatung penyebab
diantara pokok yang dihasilkan timbulnya produk cacat yaitu :
oleh suatu perusahaan. 1. Produk cacat bersifat normal
Pengolahan produk melalui
dari perusahaan
beberapa tahap atau departemen,
sebagai produk rusak dalam Apabila produk cacat bersifat
pengolahan produk rusak yang normal, semua biaya
terjadi karena kesalahan dan perbaikan produk cacat
kurangnya pengawasan. diperlakukan sebagai elemen
(Supriyono,2000:144 ). biaya produksi pada
departemen dimana produk
2.2.4. Produk Cacat cacat digabungkan dengan
Dalam pengolahan suatu setiap elemen biaya yang ada.
produk atau proses produksi dapat 2. Produk cacat terjadi karena
timbul produk cacat. Produk cacat kesalahan
adalah produk yang kondisinya rusak
Apabila produk cacat terjadi
atau tidak memenuhi sesuatu yang
karena kesalahan, perlakuan
telah ditentukan, akan tetapi produk
biaya perbaikan produk cacat
tersebut masih bisa diperbaiki secara
tidak boleh dikapitalisasikan
ekonomis menjadi produk yang baik
kedalam harga pokok produk,
mutunya dalam arti biaya perbaikan
akan tetapi diperlakukan
produk cacat lebih rendah disbanding
sebagai elemen rugi produk
kenaikan nilai yang diperoleh adanya
cacat.
perbaikan. (supriyono, 1083 :199).
BAB 3
Produk cacat adalah produk yang
METODE PENELITIAN
dihasilkan tidak memenuhi standar
mutu yang telah ditentukan, tetapi
dengan mengeluarkan biaya
3.1. Jenis Dan Sumber Data
pengerjaan kembali untuk
Penelitian ini termasuk dalam
memperbaikinya, produk tersebut
kategori penelitian kualitatif dengan
secara ekonomis dapat
pendekatan analisis deskriptif yaitu
disempunakan lagi menjadi produk
metode yang dilakukan dengan cara
jadi yang baik (Mulyadi, 2014 : 306).
mengumpulkan, mempersiapkan,
Masalah akuntansi yang
serta menganalisis data sehingga
timbul adalah bagaimana
mendapat gambaran yang jelas
memperlakukan biaya perbaikan
mengenai masalah yang diteliti.
produk cacat yang dapat memakan
Metode analisis deskriptif bertujuan
untuk mendeskripsikan secara wawancara langsung dan
sistematis, faktual, dan akurat Tanya jawab dengan
mengenai fenomena atau masalah pimpinan perusahaan dan
yang diteliti pihak-pihak yang
berhubungan dengan masalah
3.1.1. Jenis Penelitian yang diteliti.
Jenis data yang digunakan 2. Dokumentasi
adalah sebagai berikut : Yaitu dengan mempelajari,
1. Data Primer
mengklarifikasi, dan
Data primer merupakan data
penelitian yang diperoleh menganalisis data sekunder
penelitian secara langsung proses berupa catatan, laporan
produksi dan bahan – bahan yang
keuangan, maupun informasi
digunakan dalam proses produksi
dan berupa wawancara dan lainnya yang terkait dengan
observasi yaitu perlakuan akuntansi lingkup penelitian. Data
produk rusak terhadap harga pokok
penelitian ini dapat diperoleh
produksi
2. Data Sekunder dari dokumen proses produksi
Data sekunder merupakan dan bahan–bahan yang
data penelitian yang diperoleh digunakan dalam proses
peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara berupa produksi.
dokumen proses produksi dan
bahan–bahan yang digunakan BAB 4
dalam proses produksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.2. Sumber Data
Dalam penelitian ini data 4.1. analisis data
yang digunakan adalah data sekunder
4.1.1. ramalan penjualan
yang berupa, laporan keuangan,
laporan laba rugi, dokumen proses Tujuan perusahaan dalam
produksi dan bahan–bahan yang memproduksi barangnya adalah
digunakan dalam proses produksi.
untuk dijual pada kunsumen yang
membutuhkan barang tersebut. Oleh
karena itu banyaknya barang yang
3.2. Metode Pengumpulan Data dihasilkanditentukan oleh besarnya
1. Interview
Yaitu suatu cara kemampuan perusahaan untuk
pengumpulan data menjualnya. Ramalan penjualan
dengan menggunakan
No Jenis Ramalan
Tabel 4.6 : ramalan penjualan pada
Produk Penjualan
unit produksi meubel Risky tahun
1 Kursi 13
2 Almari 9 2016

3 Dipan 7 Sumber : diolah pada lampiran 1

merupakan dasar dalam menetukan


kebijakan yang diambil, misalnya :
1. Dalam perencanaan produksi
2. Persediaan barang 4.1.2. menetukan perediaan akhir
setelah ramalan penjualan
3. Kebijaksanaan penggunaan
diketahui, maka persediaan akhirpun
mesin
perlu diketahui dalam menghitung
4. Rencana pembelian bahan
persediaan akhir. Langkah-langkah
mentah
yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
Selanjutnya dapat dikatan
1. Menghitung persediaan
bahwa ramalan penjualan merupakan
rata-rata tahun 2015
pusat dari seluruh rencana
2. Menghitung tingkat
perusahaan dan ini akan dapat
perputaran persedian
menentukan potensi penjualan, baik
tahun 2015
bagi perusahaan yang berproduksi
3. Menghitung persediaan
terus menerus ataupun secara
rata-rata tahun 2016
terputus- putus.
4. Menghitung persediaan
Untuk menetukan rencana
akhir 2016
penjualan yang akan datang tidak
terlepas dari seluruh rencana
Untuk mengetahui empa
perusahaan periode sebelumnya.
langkah tersebut diatas, maka perlu
Untuk membuat ramalan penjualan
data penjualan dan persediaan ahir.
tahun 2016 maka digunakan data
Dari data tersebut dihitung
volume penjualan lima tahun terakhir
persediaan rata-rata tahun 2015.
dari tahun 2011-2015. Metode yang
Setelah persediaan rata- rata tahun
digunakan dalam ramalan ini adalah
2015 diketahui, selanjutnya
metode last aquare.
menghitung
tingkat perputaran persediaan tahun 2015.
Setelah tingkat perputaran persediaan 4.1.3. menentukan rencana
diketahui, selanjutnya tingkat perputaran produksi
persediaan tersebut diasumsikan sama Dari perhitungan-perhitungan
dengan tingkat diatas maka dapat diketahui tingkat
produksi tahun 2016 adalah sebagai
No Jenis Ramalan
berikut :
Produk Produksi
1 Kursi 4 Tabel 4.8 : menghitung persediaan
2 Almari 4 peralatan rumah tangga
3 Dipan 1 tahun 2016 (dalam unit)
Sumber : diolah pada lampiran 4
perputaran persediaan tahun 2016,
kemudian dari tingkat perputaran
4.1.4. menentukan jumlah biaya
persediaan tahun 2015 tersebut digunakan
pemakaian bahan baku
untuk menghitung persediaan rata-rata
Hal ini untuk mengetahui
tahun 2016. Kemudian hasil dari
berapa besarnya bahan baku yang
perhitungan
harus tersedia oleh unit produksi
N Jenis Persedia Persedia meubel Risky untuk memenuhi
o Prod an Awal an Akhir proses produksi sesuai dengan
uk rencana produksi yang ditetapkan.
1 Kursi 11 2
2 Almar 9 4 BAB 5
i PENUTUP
3 Dipan 9 3
tersebut digunakan untuk 5.1. Kesimpulan
menghitung persediaan akhir tahun Berdasarkan observasi dan
2016. analisis pada unit produksi meubel
Tabel 4.7 : data persediaan awal dan Risky perlakuan akuntansi atas
akhir pada unit produksi biaya- biaya yang telah diserap oleh
meubel Risky tahun produk cacat sangat benar, karena
2016. untuk memperbaiki produk yang
Sumber : diolah pada lampiran 2 dan mengalami
3
kerusakan pihak perusahaan harus a. Dengan timbulnya keruguan -
mengeluarkan biaya untuk kerugian tersebut, sebaiknya
memperbaiki produk tersebut agar perusahaan meningkatkan
menjadi baik. keterampilan tenaga kerja
Berdasarkan analisis dari langsung, agar dapat ditekan
adanya produk cacat pada unit pemborosan yang diakibatkan
produksi meubel Risky maka diambil oleh adanya produk cacat.
kesimpula sebagai berikut : Sebaiknya perusahaan lebih berhati –
1. Perlakuan akuntansi pada hati dalam proses
biaya-biaya produk cacat produksi terhadap
diakuain sebagai penambahan berbagai jenis produk,
biaya untuk memperbaiki untuk mengurangi
produk cacat. tingkat kecerobohan
2. Berdasarkan analisis dengan dalam proses
menggunakan metode harga pengolahan, yang akan
pokok proses serta mempengaruhi terhadap
terdapatnya produk cacat harga pokok produksi.
akan menambah harga pokok
produksi, maka harga pokok DAFTAR PUSTAKA
perunit untuk setiap jenis
produk tahun 2016 jenis
Mulyadi, 1999. Akuntansi Biaya,
produk kursi sebesar Rp. Edisi kelima,
4.832.785,6 dan jenis produk Yogyakarta,
Universitas Gajah
almari Rp. 3.436.217,3 Mada
5.2. Saran
Mulyadi, 2000. Akuntansi Biaya,
Setelah dilakukan analisis Edisi kelima,
data menggunakan harga pokok Yogyakarta,
proses, ternyata perusahaan Universitas Gajah
mengalami kerugian yang cukup Mada.
besar. Hal ini disebabkan karena
Mulyadi, 2012. Akuntansi Biaya,
produk cacat. Dengan ini dapat Edisi kelima,
diberikan saran yang mungkin Yogyakarta,
bermanfaat yaitu :
Universitas Gajah Lukoni, Muhammad, 2004.
Mada. Penentuan Biaya
Gunawan, adi saputra dan Marwan Produksi Sebagai
Asri., 2011. Anggaran Dasar Penetapan
Perusahaan, Buku 1, Harga Jual Pada
Edisi 2 yogyakarta, Perusahaan Roti 46
BPFE. Jember, Universitas
Muhammadiyah
Siregar, Baldric., bambang suripto., Jember.
dodi hapsoro., eko
widodo lo., erlina Widarto, Joni, 2003. Analisis Produk
herowati., lita Hilang, Produk
kusumawari., dan Cacat dan Produk
nurofik., 2013. Rusak dalam
Akuntansi Biaya, menentukan Harga
Edisi 2, Salemba Pokok Produksi
Empat, Jakarta. Pada Pengelolaan
Tembakau Koperasi
R A Supriyono., 2000. Akuntansi Agro Bisnis
Biaya Pengumpulan Tarutama Nusantara
Biaya dan Jember, Universias
Penentuan Harga Muhammadiyah
Pokok, Edisi 2, Jember.
Yogyakarta, BPFE.
Antika, Vindi, 2015. Analisis
Usri, Milton A Adolf Matz., 2000. Perlakuan
Akuntansi Biaya Akuntansi Terhadap
Perencanaan dan Produk Rusak
Pengendalian, Edisi Terhadap Harga
9 Pokok Produksi
Jilid 1, Jakarta, Pada Unit Produksi
Erlangga. Aneka Pangan
Politeknik Negeri
Widodo Agus Priyanto, 2001. Jember, Universias
Perlakuan Biaya Muhammadiyah
Perbaikan Produk Jember.
Cacat dan
Pengaruhnya
Terhadap Penentuan
Harga Pokok
Produksi Pada
Perusahaan Sepatu
PT. Dipta Sunrise
Nusantara Pandaan
Pasuruan.Universitas
Muhammadyah
Malang.

Anda mungkin juga menyukai