Kaidah Islam dalam Keuangan Syariah (Al-Ghunmu Bil Ghurmi dan Al-Kharaj Bi Al-Dhaman)
Asumsi risiko bisnis adalah persyaratan untuk
mendapatkan hak atas keuntungan dari modal. Peribahasa Syari’ah yang penting: “Al-Kharaj bi-al- Dhaman” atau “Al-Ghunmu bil Ghurmi” adalah patokan legalitas mengenai tingkat pengembalian atas modal yang berarti seseorang harus menanggung risiko, jika ada, jika ingin mendapatkan keuntungan atas investasinya. Biaya Dana (Modal) atau Cost of Found (Capital) Biaya modal atau cost of capital adalah semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkansumber dana. Biaya modal dihitung dari biaya riil yang dikeluarkan oleh perusahaan dibagi dengan penerimaan bersih dari dana yang bersangkutan. Biaya modal dirumuskan sebagai berikut: Bisnis Versus Kebajikan Perbankan syariah melakukan bisnis seperti pihak lawannnya pada sisi konvensional dan yang membedakan adalah kesesuaiannya dengan aspek syariah. Bisnis dan kebajikan adalah dua hal yang berbeda. Individu memiliki hak untuk mengeluarkan uang dari pendapatannya untuk kebajikan, yang sesuai dengan ajaran syari’ah bahwa didunia akhirat nanti akan mendapatkan pahala. Akan tetapi, bank yang menyimpan uang para deposan tidak diperbolehkan membagi-bagi dana kelolaannya dengan keleluasaannnya sendiri. Utang Versus Ekuitas Perlunya menciptakan keseimbangan yang sehat diantara pembiayaan yang berbasiskan utang dibandingkan dengan yang berbasiskan ekuitas untuk kesejahteraan perekonomian dan masyarakat. Adakah Biaya Modal Dan Biaya Utang Dalam Keuangan Syariah? Pengembangan bisnis yang memerlukan modal dalam Islam harus berorientasi syari’ah. Dengan kendali syari’ah aktivitas bisnis diharapkan bisa mencapai 4 hal utama, yaitu: Target basil: profit (materi) dan benefit (non materi). Benefit yang dimaksud bukan hanya semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga bersifat non-materi. Pertumbuhan, artinya terus meningkat. Jika benefit telah diraih sesuai target, perusahaan akan mengupayakan pertumbuhan atau kenaikan terus menerus dari setiap profit. Keberlangsungan, dalam kurun waktu selama mungkin. Belum sempurna orientasi manajemen bila berhenti pada pencapaian target hasil dan pertumbuhan. Karena itu perlu di upayakan terus agar mampu bertahan salams mungkin. Keberkahan atau keridhoan Allah. Faktor keberkahan dalam mencapai keridhoan Allah adalah puncak kebahagiaan muslim. Return on Capital bukan Cost of Equity return on capital pada barang yang disewakan, jika transaksi yang digunakan adalah ijarah. laba (profit) jika transiksi yang dipergunakan adalah musyarakah atas dasar kaidah “suatu barang yang dapat disewakan, maka barang tersebut dapat dilakukan musyarakah atasnya”. Margin Keuntungan bukan biaya Utang (Cost of Debt) Berkenaan dengan penetapan harga, Syari’ah Fiqh Council dari OIC, dalam sesi kelimanya, memutuskan hal-hal berikut: Prinsip dasar dalam Alquran dan Sunah Nabi Muhammad SAW adalah bahwa seseorang seharusnya bebas membeli dan menjual serta melepas kepemilikan dan uangnya, dalam kerangka syari’ah Islam. Tidak ada batasan dalam persentase keuntungan yang dapat diambil oleh pedagang dalam transaksinya. Pada umumnya, hal ini diserahkan pada pedagang, lingkungan bisnis, dan sifat dasar pedagang serta baranganya. Namun, perlu diperhatikan pula mengenai etika yang direkomendasikan oleh syari’ah, seperti kesederhanaan, pernyataan, kemurahan hati, dan kegemaran. Teks-teks syari’ah menguraikan perluna menjauhkan transaksi dari tindakan haram seperti kecurangan, penipuan, pembohongan, pemalsuan, penyembunyian manfaat aktual, dan monopoli yang dapat merusak masyarakat serta individu. Pemerintah seharusnya tidak terlihat dalam penetapan harga kecuali jika terdapat kesulitan yang jelas dalam pasar dan harga yang diakibatkan oleh faktor artificial. Dalam hal ini pemerintah harus campur tangan dengan menerpkan cara yang memadai guna menghilangakan faktor tersebut, penyebab kerusakan, kenaikan harga yang berlebihan, dan penipuan. Implikasi Biaya Ekuitas (Cost Of Equity) Dalam Investasi Syariah dalam keuangan syari’ah tidak berlaku adanya cost of capital ataupun cost of fund, namun berlaku untuk cost of equity, maka turunan formula dapat dibuat sebagai berikut: RE = Rf + β (Rm – Rf) Dimana: RE = Return of equity (imbal hasil atas modal/penyertaan) Rm = Estimasi Rm didapat dengan memperhatikan kinerja: Portofolio di pasar modal syari’ah Perusahaan (emiten) syari’ah Perhitungan rate of return β = Estimasi β didapat dari covariance (I, M)/ variance (M) I = Representasi tingkat return investasi syari’ah M = Tingkat rata-rata return pasar Rf = Merupakan estimasi Rf yang dilihat sebagai proxy Rf, didapat dari: Seleksi portofolio syari’ah Rate of return of portfolio M pada tingkat tertentu Hitung variance pada tingkat return semua saham Hitung tingkat rata-rata tingkat return dari variance terendah saham dan gunakan proxy tersebut sebagai Rf untuk menghitung cost of equity. Jika Rf melebihi batas maksimum (nisab) return maka ada zakat, maka rancangannya menjadi rumus sebagai berikut: Ri = Z + βiR’,
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu