Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat beserta Karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah IPA Terpadu dengan judul “Pengolahan Hasil Tes dan Penentuan Nilai
Akhir Serta Tindak Lanjut Hasil Penilaian”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rini selaku dosen yang telah
membimbing. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Harapan Kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan menambah wawasan bagi pembaca. Kami memohon maaf
apabila ada kesalahan baik dalam penulisan materi, maupun kesalahan lainnya.
Saran dan kritik yang membangun sangat Kami harapkan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………….........i
DAFTAR ISI…………………………………………………............................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fenomena yang terjadi banyak guru (evaluator) yang sudah mengumpulkan data hasil
tes dari peserta didiknya, namun belum tahu bagaimana mengolahnya sehingga data
tersebut menjadi mubadzir, data tanpa makna. Sebaliknya jika ada data yang relative
sedikit, tetapi sudah mengetahui cara pengolahannya maka data tersebut akan
mempunyai makna. Agar data yang terkumpul memiliki makna, guru sebagai
evaluator harus benar-benar menguasai bagaimana cara memberikan skor yang baik
dan benar-benar dilakukan secara adil sehingga tidak merugikan berbagai pihak.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengolahan data hasil tes dan menafsirkan hasil pengolahan?
2. Apa pengertian, fungsi, prinsip dan cakupan dari nilai akhir?
3. Apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan daam menentukan niai akhir?
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui dan memahami pengolahan data hasil tes dan menafsirkan hasil
pengolahan.
2. Untuk mengetahui pengertian, fungsi, prinsip dan cakupan dari nilai akhir.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan daam menentukan niai
akhir.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak guru yang sudah mengumpulkan data hasil tes dari peserta didiknya, tetapi
tidak memperhatikan cara mengolahnya sehingga data tersebut menjadi mubazir (data
tanpa makna). Sebaliknya, jika hanya ada data yang relative sedikit, tetapi sudah
mengetahui cara pengolahannya, maka data tersebut akan mempunyai makna. Pada
umumnya, pengolahan data hasil tes menggunakan bantuan statistic. Analisis statistic
digunakan jika ada data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka, sedangkan
untuk data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata-kata, tidak dapat diolah dengan
statistic.
3
tertentu pada suatu kelompok dan untuk menggandakan perbandingan
antarkelompok.
2) Penafsiran individual, yaitu penafsiran yang hanya dilakukan secara
perseorangan diantaranya bimbingan dan penyluhan atau situasi klinis lainnya.
Tujuannya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta didik (readiness),
pertumbuhan fisik, kemajuan belajar dan kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya.
Data nilai dapat mencakup nilai tugas, nilai ulangan harian, nilai ujian tengah semester,
nilai ujian akhir semester dan nilai rangkaian kegiatan, seperti penulisan karangan,
pekerjaan rumah, partisipasi dalam kelas, praktek dan sebagainya. Nilai akhir yang
diberikan kepada siswa ditentukan berdasar nilai akhir tersebut, sehingga nilai akhir ini
merupakan kesimpulan nilai-nilai yang dicapai oleh siswa dalam ujian akhir dan
rangkaian kegiatan yang telah dilakukannya.
Dalam menentukan nilai akhir, bobot nilai-nilai yang merupakan komponennya perlu
ditentukan dan diberitahukan kepada siswa. Sistem penilaian yang sesuai dengan maksud
dan tujuan yang telah disebutkan di atas adalah sistem penilaian relatif, yaitu sistem yang
digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang lain dalam kelasnya. Ini berarti bahwa
prestasi seluruh siswa dalam suatu kelas dipakai sebagai dasar penilaian.
Bagi seorang siswa, nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai merupakan
cermin dari keberhasilan belajar. Namun bukan hanya siswa sendiri saja yang
memerlukan cerminan keberhasilan belajar; guru dan dan orang lainnyapun,
memerlukannya. Sehingga pemberian nilai akhir bagi siswa menjadi sangat penting
4
dalam rangka memetakan kemampuan siswa berdasarkan kriteria yang telah disebutkan
diatas.
Sedangkan fungsi nilai akhir yang dikemukakan oleh Arikunto (2009: 280) bahwa
antara lain: fungsi administrative, informatif, bimbingan dan intruksional. Keempat
fungsi tersebut, antara lain:
Fungsi Administratif
Secara administratif pemberian nilai akhir oleh seorang pendidik terhadap peserta
didiknya itu memiliki fungsi sebagai berikut:
5
a. Menentukan kenaikan dan kelulusan siswa.
b. Memindahkan atau menempatkan siswa.
c. Memberikan beasiswa.
d. Memberikan rekomendasi untuk melanjutkan belajar.
e. Memberi gambaran tentang prestasi siswa/lulusan kepada para calon pemakai
tenaga kerja.
Fungsi Intruksional
Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan
suatu balikan (feed back / umpan balik) yang mencerminkan seberapa jauh
seorang siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pengajaran atau
sistem instruksional. Apabila pemberian nilai dapat dilakukan dengan cermat dan
terperinci, maka akan lebih mudah diketahui pula keberhasilan dan kegagalan
siswa disetiap bagian tujuan.
Oleh karena itu, penggabungan nilai dari berbagai nilai sehingga menjadi nilai
akhir, kadang-kadang dapat menghilangkan arti dari petunjuk yang semula telah
disajikan secara teliti. Nilai rendah yang diperoleh seorang atau beberapa siswa,
jika disajikan dalam keadaan yang terperinci akan membantu siswa dalam usaha
memperbaiki dan memberi motivasi peningkatan prestasi berikutnya. Bagi
pengelola pengajaran, sajian terperinci nilai siswa dapat berfungsi menunjukan
begian-bagian proses mana yang perlu diperbaiki.
Fungsi Informatif
Memberikan nilai siswa kepada orang tuanya mempunyai arti bahwa orang tua
tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan prestasi putranya di sekolah. Catatan ini
akan sangat berpengaruh, terutama bagi orang tua yang ikut serta menyadari
tujuan sekolah dan perkembangan putranya. Dengan catatan ini orang tua akan:
1) Sadar terhadap keadaan putranya, untuk kemudian lebih baik memberi
bantuan berupa perhatian, dorongan ataupun bimbingan, dan
2) Hubungan orang tua dengan sekolah semakin lebih baik.
Fungsi Bimbingan
Pemberian nilai kepada siswa akan mempunyai arti besar bagi pekerjaan
bimbingan. Dengan perincian gambaran nilai siswa, petugas bimbingan akan
segera tahu bagian-bagian mana dari usaha siswa disekolah yang masih
memerlukan bantuan. Catatan lengkap yang juga mencakup tingkat (rating) dalam
kepribadian siswa serta sifat-sifat yang berhubungan denga rasa sosial akan sangat
membantu siswa dalam mengarahkannya sebagai pribadi yang seutuhnya.
a) Prinsip Penilaian
Ada beberapa prinsip penilaian proses dan pencapaian hasil belajar yang harus
dijadikan landasannya. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1) Prinsip integralitas/menyeluruh
6
Bahwa penilaian terhadap setiap subjek belajar harus komprehensif, mencakup
seluruh aspek, baik yang menyangkut kemampuan (ability) dan personalitas
(aptitude), atau menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
perilaku. Untuk itu diperlukan banyak teknik evaluasi yang harus diterapkan
karena setiap macam penilaian memerlukan teknik tersendiri dan setiap teknik
penilaian memiliki kelemahan.
2) Prinsip kontinuitas/berkesinambungan
Pelaksanaan penilaian terhadap setiap subjek belajar harus dilakukan secara
kontinyu dan periodik, dengan harapan bahwa adanya kegiatan penilaian dapat
berfungsi untuk membimbing perkembangan subjek belajar.
3) Prinsip objektivitas
Penilaian terhadap setiap subjek belajar harus bebas dari unsur yang bersifat
subjektif, harus dapat dimaknakan/ditafsirkan dengan jelas dan tegas. Semakin
banyak data yang dijadikan dasar penilaian, maka hasil penilaian akan
semakin objektif.
4) Prinsip berorientasi pada tujuan
Penilaian hasil belajar terhadap setiap subjek belajar hendaknya dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa jauh subjek belajar menguasai tujuan yang
ditargetkan.
5) Prinsip terbuka
Proses dan hasil belajar terhadap setiap subjek belajar perlu diketahui oleh
semua pihak. Oleh karena itu hasil penilaian harus disebarluaskan (dapat
diketahui dan diterima) oleh pihak-pihak yang terkait (siswa, orang tua,
sekolah, pemerintah dan masyarakat).
6) Prinsip kebermaknaan
Hasil penilaian terhadap setiap subjek belajar harus memiliki kebermaknaan
bagi orang yang menggunakan. Bagi guru, selain harus berguna untuk
meningkatkan hasil belajar siswa juga untuk umpan balik dalam upaya
memperbaiki proses pembelajaran. Bagi siswa juga harus berguna untuk
memperbaiki diri dalam hal cara belajarnya agar pada penilaian berikutnya
hasilnya akan lebih baik.
7) Prinsip kesesuaian
Penilaian terhadap setiap subjek belajar harus sesuai dengan pendekatan/
strategi/metode kegiatan pembelajaran yang diterapkan dalam rangka
pelaksanaan kurikulum. Apabila dalam pelaksanaan kurikulumnya
menggunakan pendekatan induktif, maka dalam penilaiannya juga harus
menjadikan pendekatan induktif menjadi salah satu aspek yang dinilai. Kalau
dalam pembelajarannya menerapkan metode eksperimen, maka kemampuan
bereksperimen harus menjadi salah satu aspek yang dinilai.
8) Prinsip determinasi dan klarifikasi
Dalam melakukan penilaian terhadap setiap subjek belajar harus jelas apa
yang akan dinilai, apakah tentang kemajuan belajamya ataukah pencapaian
hasil akhirnya.
9) Prinsip mendidik
7
Hasil penilaian terhadap setiap subjek belajar hendaknya dapat digunakan
untuk membina dan memberikan motivasi pada subjek belajar agar dapat
meningkatkan hasil belajarnya. Hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat
dirasakan sebagai suatu penghargaan bagi subjek belajar yang berhasil dan
merupakan peringatan bagi subjek belajar yang gagal Hasil penilaian yang
dicantumkan dalam rapor hendaknya merupakan pertanggungjawaban subjek
belajar yang bersangkutan kepada orang tuanya yang telah mempercayakan
pendidikan anaknya kepada pihak sekolah/guru. Dengan demikian, penilaian
dapat memperkuat perilaku dan sikap subjek belajar.
Prinsip penilaian menurut Grounlund dan Linn adalah:
1) harus ada spesifikasi yang jelas apa yang mau dinilai: penempatan, formatif,
ataukah sumatif;
2) harus komprehensif: afektif, psikomotor, dan kognitif;
3) butuh berbagai ragam teknik/metode penilaian, baik metode tes maupun
nontes;
4) harus dapat memilih instrumen penilaian yang sesuai;
5) harus jelas apa maksud dan tujuan diadakan penilaian, jadi akan jelas pula apa
tindak lanjutnya.
Prinsip penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
adalah sebagai berikut.
8
a) Cakupan Nilai Akhir
Bagi seorang siswa, nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai
merupakan cermin dari keberhasilan belajar. Namun bukan hanya siswa sendiri saja
yang memerlukan cerminan keberhasilan belajar; guru dan dan orang lainnyapun,
memerlukannya. Sehingga pemberian nilai akhir bagi siswa menjadi sangat penting
dalam rangka memetakan kemampuan siswa. Data nilai nilai akhir mencakup:
a. nilai tugas,
b. nilai ulangan harian,
c. nilai ujian tengah semester,
d. nilai ujian akhir semester, dan
e. nilai rangkaian kegiatan, seperti penulisan karangan, pekerjaan rumah,
partisipasi dalam kelas, praktek dan sebagainya.
Nilai akhir yang diberikan kepada siswa ditentukan berdasar nilai akhir tersebut,
sehingga nilai akhir ini merupakan kesimpulan nilai-nilai yang dicapai oleh siswa
dalam ujian akhir dan rangkaian kegiatan yang telah dilakukannya.
9
1. Simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf
maupun angka, hendaknya hanya merupakan gambaran tentang
prestasi saja.
2. Unsur pertimbangan atau kebijaksanaan guru tentang usaha dan
tingkah laku siswa tidak boleh ikut berbicara pada nilai tersebut.
b. Usaha (effort)
Nilai-nilai hasil belajar yang diacapai oleh peserta didik, faktor usaha yang
telah mereka lakukan juga perlu mendapat pertimbangan dalam rangka
penentuan nilai akhir. Untuk hal-hal ini, terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangka, antara lain:
1. Sekalipun misalnya seorang peserta didik hanya dapat
mencapai nilai-nilai hasil belajar yang minimal (prestasinya rendah),
namun apabila pendidik dengan secara cermat dapat mengamati,
sehingga dapat diperoleh bukti bahwa dengan nilai-nilai hasil test, hasil
belajar yang rendah itu sebenarnya sudah merupakan hasil usaha yang
sungguh-sungguh (sangat rajin dalam mengikuti pelajaran, tekun
didalam belajar dan sebagainya), maka sudah selayaknya kepada
peserta didik tersebut dapat diberikan nilai penunjuang sebagai
penghargaan atas usaha sungguh-sungguh dari peserta didik itu, tanpa
mengenal rasa putus asa.
2. Sebaliknya bagi peserta didik yang memiliki nilai-nilai hasil tes
hasil belajar yang rendah tetapi dengan nilai-nilai yang rendah itu
peserta didik tadi tidak tampak adanya usaha yang sungguh-sungguh
untuk memperbaiki prsetasinya (malas dalam mengikuti pelajaran,
sering membolos, belajar setengah-setengah dan sebagainya), maka
adalah cukup beralasan bagi pendidik untuk memberikan nilai akhir
menurut apa adanya.
10
Kebersihan badan, kerapian berpakaian dan sebagainya.
Keempat hal tersebut, perlu juga menjadi pertimbangangan guru dalam
penentuan nilai akhir.
2) Penentuan Nilai Akhir Nilai dari Tugas, Ulangan harian dan Ulangan Umum
Nilai Akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian dan nilai ulangan
umum dengan bobot 2, 3, dan 5. Rumusnya sebagai berikut :
NA = { 2T + 3H + 5U }/10
Keterrangan:
T = adalah Nilai Tugas
H = adalah Nilai Ulangan Harian
U = adalah Nilai Ulangan Umum
11
Untuk merata-ratakan hasil penilaian sumatif dengan hasil penilaian formatif,
setelah hasil-hasil penilaian formatif diubah ke dalam nilai berskala 1 – 0 ,
kemudian setiap siswa dicari rata-rata hasil penilaian formatif dalam semester
yang bersangkutan. Nilai rata-rata ini selanjutnya dijumlahkan dengan nilai tes
sumatif dan kemudian hasil penjumlahan dibagi dua, hasil yang terakhir
merupakan nilai akhir bagi setiap siswa yang kemudian dijadikan nilai rapor.
Tes sumatif itu pada umumnya tidak sering dilakukan, maka untuk dapat menjaga
kesinambungan penilaian dan hasil penilaian yang dipandang lebih mantap bagi setiap
peserta didik, maka penentuan nilai akhir pada umumnya dilaksanakan dengan jalan
menggabungkan nilai-nilai hasil tes formatif dengan nilai hasil tes sumatif. Dalam
pelaksanaannya, dicarilah nilai rata-rata hitung dari nilai-nilai hasil tes formatif dan
nilai-nilai hasil tes sumatif, nilai-nilai mana sebelum dicari rata-rata hitungnya
terlebih dahulu diubah atau dikonversikan ke dalam nilai standar berskala sepuluh.
Cara Menentukan Nilai Akhir Penentuan nilai akhir pada umumnya dilakukan pada
saat guru akan mengisi buku laporan pendidikan (rapor), atau mengisi ijazah (Surat
Tanda Tamat Belajar). Dalam prakteknya para pendidik telah dibimbing oleh
peraturan atau pedoman yang ditetapkan oleh pihak pemerintah/atasannya. Karena itu,
dalam praktek kita temui berbagai macam cara yang biasa digunakan oleh pendidik
dalam menentukan nilai akhir tersebut.
Berikut ini dikemukakan tiga macam contoh cara yang sering dipergunakan dalam
penentuan nilai akhir. Cara Pertama Nilai akhir diperoleh dengan jalan
memperhitungkan nilai hasil tes formatif, yaitu nilai rata-rata hasil ulangan harian,
dengan nilai hasil tes sumatif, yaitu nilai hasil ulangan umum atau UAS, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
12
Di mana:
NA = Nilai akhir
F1 = Nilai hasil tes formatif ke- 1
F2 = Nilai hasil tes formatif ke-2
F3 = Nilai hasil tes formatif ke-3
F4 = Nilai hasil tes formatif ke-n
n = Banyaknya kali tes formatif dilaksanakan
2 dan 3 = Bilangan konstan (2= bobot tes formatif, 3= bobot tes secara
keseluruhan)
Tes formatif (ulangan harian) dilaksanakan 3 kali dalam satu semester dan ulangan
umum bersama (tes sumatif) dilaksanakan 1 kali. Annisa, murid sd kelas V berhasil
memperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
Nilai hasil tes formatif I =8
Nilai hasil tes formatif II = 7,5
Nilai hasil tes formatif III = 6,5
Nilai hasil tes formatif IV =7
Nilai hasil tes formatif =8
Cara Kedua
Nilai akhir diperoleh dengan jalan menjumlahkan nilai tugas (T), nilai ulangan harian
(tes sumatif) dan nilai ulangan umum (U)/tes sumatif, yang masing-masing diberi
bobot 2, 3 dan 5, (jumlah bobot = 2 + 3 + 5 = 10). Apabila dituangkan dalam bentuk
rumus, sebagai berikut:
NA= 2 (T) + 3(H) + 5(U)
10
Mahasiswi bernama Hayati, untuk mata kuliah evaluasi pembelajaran biologi
memperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
13
Nilai tugas terstruktur di luar kelas ke-1 = 100
Nilai tes formatif I = 80
Nilai ujian mid semester = 60
Nilai tugas terstruktur di luar kelas ke-2 = 80
Nilai tes formatif II = 70
Nilai ujian akhir semester = 60
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari paparan materi diatas dapat disimpulkan bahwa mengolah data berarti mengubah
wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan
bermakna. Data hasil evaluasi yang berbentuk kualitatif diolah dan dianalisis secara
kualitatif, sedangkan data hasil evaluasi yang berbentuk kuantitatif diolah dan dianalisis
dengan bantuan statistika deskriptif maupun statistika inferensial. Mengolah data berarti
mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang
menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi yang berbentuk kualitatif diolah dan
dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil evaluasi yang berbentuk kuantitatif
diolah dan dianalisis dengan bantuan statistika deskriptif maupun statistika inferensial.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Abdul Qodir, M.Pd. 2017. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta: K-
Media.
Dr. Rina Febriana, M.Pd. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Wulan. Elis Ratna, H. A. Rusdiana, Drs., MM. 2014. Evaluasi Pembelajaran dengan
Pendekatan Kurikulum 2013. Bandung: Pustaka Setia.
17