Anda di halaman 1dari 19

Konsep Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan

Patokan (PAP)

Dosen Pengampu:
Inge Wiliandani Setya Putri, S.Pd., M.Pd
Dr. Dian Kurniati, M.Pd.
Ermita Rizki Albirri, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 1:


Sabina Okta Maharani (210210101129)
Luluk Multasimah (210210101130)
Dwi Firdauzi Rindarti (210210101134)
Nanda Mardiana (210210101137)
Firnanda Adhitya Wardana (210210101139)
Ghilmanul Ardan (210210101140)
Jony Pratama Putra (210210101143)
Septiniar Anas Hasan (210210101144)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatnya kami diberi kemudahan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi
Hasil Belajar Matematika dengan baik dan selesai pada waktu yang ditentukan.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Hasil Belajar Matematika yang telah membimbing kami sehingga makalah yang
berjudul Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dapat
kami selesaikan dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.

Bondowoso, 27 Agustus 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
2.1 Konsep dasar evaluasi hasil belajar............................................................................2
2.2 Prinsip Prinsip Evaluasi Pembelajaran......................................................................4
2.3 Penilaian Acuan Norma ( PAN)............................................................................7
2.4 Penilaian Acuan Patokan (PAP)...............................................................................11
2.5 Perbedaan dan Persamaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Patokan (PAP)..................................................................................................................13
BAB III.................................................................................................................................14
PENUTUP............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh setiap
pendidik yang bertujuan untuk mengukur dan mengendalikan suatu mutu
pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi dilaksanakan untuk pendidik
mengetahui suatu informasi tentang perkembangan kemampuan dan pengetahuan
peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.

Menurut Tyler dalam Arikunto (2016, hlm.3) mendefinisikan evaluasi


pembelajaran merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk meneukan sejauh
mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.

Menurut Brownell (dalam Reys, Suydam , Linquist , & Smith , 1998) oleh
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan (2007: 163) matematika dapat dipandang
sebagai suatu sistem yang terdiri atas ide,prinsip, dan proses sehingga keterkaitan
antar aspek-aspek tersebut harus dibangun dengan penekanan bukan pada memori
atau hapalan melainkan aspek penalaran atau intelegensi anak.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan evaluasi hasil belajar?
1.2.2 Apakah prinsip evaluasi belajar ?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan PAN dan PAP ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui pengertian dan konsep dasar evaluasi hasil belajar ?
1.3.2 Mengetahui prinsip evaluasi belajar ?
1.3.3 Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi belajar ?
1.3.4 Mengetahui pengertian PAN dan PAP dalam evaluasi hasil belajar ?

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar evaluasi hasil belajar
Pembelajaran yang baik serta kondusif merupakan harapan bagi setiap
pendidik. Pada setiap proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas terdapat
hasil yang dapat menjadi tahap evaluasi bagi pembelajaran selanjutnya. Evaluasi
diperlukan karena dapat menjadi pemberi arah yang baik sehingga apabila
ditemukan kesalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas,
evaluasi bisa menjadi tolak ukur untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Secara bahasa, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti
penilaian (KBBI, 1996:272). Tetapi menurut beberapa sumber yang dikutip dari
rumusan pembelajaran para ahli mengatakan bahwa evaluasi memiliki makna
yang berbeda dengan penilaian, pengukuran maupun tes. Stufflebeam dan
Shinkfield (1985) menyatakan bahwa:

Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing descriptive and


judgmental information about the worth and meritof some object's goals, design,
implementation, and impact in order to guide decision making, serve needs for
accountability, and promote understanding of the involved phenomena.

Melalui rumusan tersebut dijelaskan bahwa evaluasi adalah suatu proses


menggambarkan, memperoleh, dan memberikan informasi secara menyeluruh
dan deskriptif tentang sebuah proses penilaian dan manfaat dari beberapa objek
tujuan, design, implementasi, dan dampak suatu objek untuk mengambil suatu
keputusan dari permasalahan yang terjadi, melayani kebutuhan yang terjamin
akuntabilitasnya, dan menginformasikan tentang pemahaman terhadap suatu
fenomena yang terlibat. Kesimpulannya, melalui evaluasi kita dapat mengetahui
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan serta pemberi arah
menuju pembelajaran kondusif di dalam kelas.

2
Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Evaluasi memiliki keterkaitan dengan 3 prinsip umum yang disebut sebagai Tri
Angulasi. Prinsip tersebut merupakan komponen yang saling berketerkaitan satu
sama lain, yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
2. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
3. Evaluasi
Kegiatan belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas merupakan suatu kegiatan
yang memerlukan persiapan yang matang dalam perencanaannya agar berjalan
dengan baik dan lancar. Persiapan pembelajaran dapat diwujudkan sebagai
bentuk dalam rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran tersebut memiliki
rancangan yang akan sangat berguna bagi guru karena memuat tahapan
pembelajaran serta tujuan pembelajaran yang mana menjadi poin penting dalam
tercapainya sistem kelas yang kondusif. Apabila kegiatan belajar mengajar tidak
memiliki tujuan dan rencana yang jelas ditakutkan kelas yang terbentuk kurang
memiliki pedoman dalam tata cara pelaksaannya sehingga ilmu yang didapatkan
juga akan menjadi tidak maksimal.

Dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang telah terlaksana, terdapat sebuah
evaluasi sebagai bahan pembelajaran bagi kegiatan kelas mendatang yang mana
dapat memperbaiki kesalahan yang sempat terjadi dalam proses pembelajaran
sebelumnya. Evaluasi haruslah berlangsung secara transparan agar masalah yang
terjadi dapat dipecahkan bersama-sama. Kegiatan evaluasi bukanlah sebuah
kegiatan yang difokuskan dalam mencari kesalahan pengajar dalam proses
pembelajaran, tetapi, evaluasi diharapkan bisa menjadi penyempurna proses
pembelajaran dan dapat memberikan solusi efektif bagi guru. Evaluasi juga
merupakan alat ukur yang memuat sampai dimana tujuan tersebut tercapai
sehingga data yang akurat bisa terkumpul. Maka dari itu, ketiga prinsip yang
terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi perlu

3
dipahami dengan baik karena memberikan pemahaman dasar tentang
keberlangsungan pembelajaran di kelas.

2.2 Prinsip Prinsip Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi juga memiliki prinsip umum yang mana dapat menjadi pedoman
dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Menurut Khusnuridlo (2010) dalam
mencipatakan hasil evaluasi yang baik diperlukan prinsip umum berikut:

1. Kontinuitas
Kontinuitas diartikan sebagai sebuah peristiwa yang berlagsung secara
runtut, jelas, dan saling berkaitan satu sama lain. Hasil evaluasi harus terus
berlanjut sehingga hasil evaluasi pembelajaran sebelumnya dan hasil
evaluasi selanjutnya memiliki hubungan satu sama lain yang dapat dikaji.
Dengan demikian guru dapat melihat bagaimana perkembangan proses
belajar mengajar dan melengkapi kekurangan, tidak hanya melihat hasil
pembelajaran saja.
2. Komprehensif
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh mengenai aspek aspek yang ada
didalamnya seperti afektif, kognitif dan psikomototrik peserta didik.
3. Adil dan Objektif
Adil merupakan sifat utama yang harus dimiliki setiap guru yang ingin
mengajar dikelas. Evaluasi pembelajaran tidak memandang perbedaan
agama, suku, ras dan budaya. Pembelajaran tidak akan berjalan imbang
apabila proses evaluasi tidak diimbangi dengan keadilan. Serta proses
objektif yang mana menghargai setiap kemampuan dan kreatifitas murid
yang berbeda karakter dan wataknya.
4. Kooperatif
Dalam mengevaluasi sebaiknya guru menjalin komunikasi dengan wali
murid, sesama guru dan kepala sekolah sehingga dapat menjalin kerjasama
yang baik dalam proses evaluasi siswa dan dapat ikut serta dalam
menemukan solusi yang tepat bagi proses pembelajaran.

4
5. Praktis
Praktis berarti mudah dalam pengaplikasian, baik guru yang menggunakan
maupun pihak pihak yang akan menggunakan serta dapat memeberikan
pemahaman yang baik dantidak menimbulkan kesalah pahaman. Dari
beberapa paparan prinsip-prinsip evaluasi yang telah disebutkan diatas,
prinsip tersebut digunakan agar evaluasi pembelajaran yang dilakukan dapat
berjalan dengan efisien.

Maka sebagai pihak yang melakukan evaluasi pembelajaran, perlu


memperhatikan beberapa prinsip evaluasi secara keseluruhan berikut, yaitu:

1. Prinsip Valid
Evaluasi berdasarkan prinsip valid adalah evaluasi yang dilakukan harus
konsisten, sesuai, benar, dan semestinya dalam mengukur maupun menilai
suatu objek sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Berbagai
kompetensi tertentu dibutuhkan dalam suatu evaluasi pembelajaran agar
tercapai tujuan yang ingin dicapai serta agar dalam evaluasi tersebut
memiliki standar yang jelas. Alat ukur evaluasi dibutuhkan agar hasil proses
tersebut dapat terlihat secara valid.
2. Prinsip Mendidik
Prinsip mendidik berarti bahwa evaluasi harus memberikan sesuatu yang
baik dan berpengaruh pada pengembangan diri serta pencapaian hasil
kegiatan belajar mengajar. Mendidik berarti mengembangkan, memberikan
motivasi, serta membina peserta didik dan pendidik. Kegiatan evaluasi
pembelajaran diharapkan dapat bertujuan memberi motivasi kepada peserta
didik agar dapat meningkatkan prestasi belajar. Sehingga penilaian hasil
pembelajaran mampu memberikan dorongan serta membina peserta didik
dan pendidik agar menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.
Maka mereka dapat memotivasi dan termotivasi untuk memperbaiki kualitas
belajar dan mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Hasil dari evaluasi
pembelajaran siswa diharapkan dapat mereka rasakan sebagai sebuah reward

5
atau penghargaan bagi siswa yang berhasil, sedangkan untuk siswa yang
kurang berhasil maka hasil evaluasinya dapat memicu belajarnya agar lebih
semangat serta gigih agar hasil belajarnya meningkat. Oleh karena itu,
pendidik diharapkan selalu memberikan apresiasi kepada siswa terhadap apa
yang telah mereka capai.
3. Prinsip yang Berorientasi pada Kompetensi
Penilaian yang akan dilaksanakan untuk peserta didik harus bertujuan untuk
mengukur seberapa tercapainya siswa dalam pencapaian kompetensi dalam
kurikulum.
4. Prinsip yang Adil dan Objektif
Penilaian yang dilakukan harus adil, adil yang dimaksud adalah semua siswa
memperoleh perlakuan dan kesempatan yang sama baik dalam perbedaan
agama, suku, budaya, sosial, maupun ekonomi sehingga tidak ada
kecemburuan sosial antarsiswa. Penilaian yang dilakukan juga harus objektif
dengan memandang hasil kompetensi peserta didik. Penilaian harus objektif
tidak boleh terpengaruhi oleh subjektivitas penilai. Contohnya dalam
penilaian dan pemberian kesempatan kuis, Deni diberikan kesempatan
menjawab dan nilai lebih tinggi dan bonus nilai lebih tinggi dari teman
lainnya karena mrupakan kerabat dekat guru, hal itu merupakan contoh
penilaian secara subjektif yang sebaiknya tidak diterapkan dalam penilaian.
Penilaian harusnya dilakukan secara adil dan objektif agara seluruh siswa
bisa mendapatkan pembagian poin yang rata.
5. Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan/Terus-Menerus)
Prinsip kontinuitas dikenal juga dengan konsep kesinambungan. Artinya
evaluasi dilakukan secara terus menerus dan tidak boleh dilakukan hanya
pada waktu atau kesempatan tertentu saja karena pembelajaran itu bersifat
terus menerus dan saling terkait satu sama lain. Evaluasi harus dilakukan
secara terus menerus dan hasilnya dihubungkan dengan hasil evaluasi
selanjutnya sehingga hasil evaluasi lebih valid. Pengajar juga dapat

6
5memperoleh gambaran perkembangan peserta didik dengan jelas dan
terperinci. Prinsip
6. Terbuka
Prinsip terbuka disebut juga dengan prinsip transparan. Prinsip terbuka
dalam evaluasi pembelajaran bermaksud agar evaluasi itu diketahui oleh
pihak-pihak lain yang bersangkutan. Kriteriakriteria penilaian haruslah
dijelaskan secara transparan sehingga tidak ada yang perlu ditutupi. Terbuka
disini mencakup hal-hal seperti prosedur penilaian, kriteria penilaian, serta
dasar pengambilan keputusan.
7. Prinsip Keseluruhan (komprehensif)
Prinsip keseluruhan atau menyeluruh juga dapat disebut sebagai prinsip
komprehensif. Untuk melakukan evaluasi hasil belajar harus dilakukan utuh
atau menyeluruh. Evaluasi dikatakan akan berjalan baik jika terjadi secara
bulat, utuh dan menyeluruh. Aspek aspek keseluruhan yang perlu dinilai
seperti aspek kognitif, efektif, dan psikomotor.
8. Prinsip Bermakna
Hasil evaluasi hendaknya memiliki makna bagi siswa dan juga pihak-pihak
yang berkepentingan. Tidak hanya bermanfaat bagi guru, evaluasi juga dapat
menjadi penyemangat siswa agar sungguh-sungguh dalam belajar. Dengan
evaluasi yang diberikan, siswa diharap dapat mengambil hikmah dan
keputusan yang baik dalam pengembangan potensi dirinya.

2.3 Penilaian Acuan Norma ( PAN)


PAN (Penilaian acuan norma) adalah membandingkan skor yang diperoleh
peserta didik dengan standar atau norma relative.. Dalam PAN makna angka skor
seorang peserta didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya
dengan hasil belajar peserta didik yang lainnya. Peserta didik dikelompokkan
berdasarkan jenjang hasil belajar sehingga dapat diketahui kedudukan yang
relative seorang peserta didik dibandingkan dengan teman kelasnya. Tujuan PAN
adalah untuk membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat

7
kemmapuannya, mulai dari yang terendah sehingga sampai yang tertinggi.
Penilaian PAN digunakan apabila pendidik dihadapkan pada kurikulum yang
bersifat dinamis, artinya materi pelajaran yang diberikan selalu bias berubah dan
dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman. Sehingga pendidik sulit menetapkan
kriteria “benar” dan “salah”.

 Menurut M. ngalim porwanto,(2000:29), Kriteria penyusunan penilaian


acuan normative antara lain:
a. penilaian dilakukan dengan tidak ditekankan untuk mengukur
penampilan yang eksak dari perilaku objective.
b. pada umumnya penilaian normative banyak dilakukan oleh seorang
guru pada proses belajar.
c. penekanan dalam penilaian untuk proses belajar dapat mengacu
pada ketentuan atau norma yang berlaku disekolah.
d. acuan normative nasional dapat digunakan oleh seorang guru.
 Ciri-ciri PAN (Penilaian acuan normative)
a. penilaian acuan normative bersifat relative. Artinya bias berubah-
ubah sesuai dengan kondisi yang ada
b. penilaian acuan normative tidak digunakan untuk menentukan
kelulusan siswa, melainkan untuk menentukan ranking siswa dalam
suatu kelompok
c. nilai yang dihasilkan dari penilaian acuan normative tidak dapat
menggambarkan tingkat kepahaman dan penguasaan siswa tentang
materi yang diteskan tersebut
d. penilaian acuan normative menggunakan kurva normal untuk
menafsirkan atau membandingkan angka yang didapatkan oleh
masing-masing siswa. Sehingga patokan bias berubah-ubah dari
kurva normal satu dengan kurva norma lainnya.

8
 Kelebihan PAN
a. Pan dapat digunakan untuk menyeleksi calon peserta didik yang di
tes secara ketat.
b. Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau
kelompok dipendidikan tinggi.
c. Diharapkan tingkat kinerja yang sama terjadi pada setiap kelompok
peserta didik.
d. Hasil dari pan merupakan informasi yang baik dalam mengetahui
kedudukan peserta didik dalam kelompoknya.
 Kekurangan PAN
a. Dianggap tidak adil karena jika ada peserta didik yang
mendapatkan nilai tinggi namun banyak temannya yang mendapat
nilai lebih tinggi diatasnya, maka peserta didik tersebut harus
berusaha lagi agar mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari
sebelumnya.
b. Standar nilai yang tidak menentu terkadang membuat peserta didik
satu sama lain melakukan kecurangan atau persaingan yang kurang
sehat.
c. Tidak fair karena peringkat siswa tidak hanya bergantung pada
prestasi peserta didik yang bersangkutan tetapi juga dibandingkan
dengan peserta didik yang lainnya.
d. Tidak dapat dipastikan bahwa peserta didik yang sekarang lulus,
tahun depan bisa lulus juga.
 Contoh PAN
Sebelum akhir tahun ajaran, setiap sekolah akan mengadakan UAS (Ujian
Akhir Semester), panitia ujian akan menentukan hasil nilai dengan patokan
presentase yang menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan atau
penguasaan terhadap materi yang diujikan. Nilai UAS adalah hasil dari
PAP (Pernilaian Acuan Patokan) yang menentukan apabila sangat rendah
maka dapat dinyatakan tidak lulus. Setelah itu nilai-nilai tersebut akan

9
diolah dalam PAN (Penilaian Acuan Norma) agar nilai tersebut dapat
diperbesar. Adapun rumus yang digunakan :
( p+ q+n ∙ R )
PAN ¿
( 2+ n )

Keterangan :

p=¿ nilai rapot semester ganjil


q=¿ nilai rata-rata subsumatif semester genap
R=¿ nilai UAS
n=¿ koefisien dari nilai UAS atau koefisisen R

Dengan ketentuan bahwa rentangan harga n bergerak dari 2 sampai 0,5.


Tujuaannya agar masing-masing daerah menyesuaikan hasil koefisien R.
Misalnnya, seorang siswa MI di Kota Surabaya dengan koefisien R(n)
ditentukan oleh disdik Kota Surabya adalah 0,75 memperoleh nilai p = 5
dan   q =8 dan hasil UASnya R(n) = 4. Dengan rumus yang berlaku makan
nilai anak tersebut menjadi

(p+ q+nR)
N=
( 2+ n)

(5+8+0,75 ∙ 4)
N=
(2+ 0,75)

16
N=
2,75

N=5,82

Dari data rumus tersebut maka nilai yang dicantumkan di rapot adalah 5,82
(Hidayati :2009).

10
2.4 Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Menurut Slameto,1988 PAP (penilaian acuan patokan) merupakan sebuah
penilaian yang berdasarkan kriteria pencapaian tujuan dari pembelajaran yang
telah ditentukan terlebih dahulu. PAP lebih berfokus kepada apa yang telah
dikerjakan oleh peserta didik, dan menunjukkan kemampuan-kemampuan yang
telah dicapai oleh peserta didik. Jadi PAP meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh
peserta didik dan bukan membandingkan seorang peserta didik dengan teman
kelasnya, melainkan dengan suatu criteria atau patokan yang spesifik. kriteria yang
dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar atau sejumlah kompetensi dasar
yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung. Tujuan
PAP adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan
seebagai criteria keberhasilannya. PAP sangat bermanfaat dalam upaya
meningkatkan kualitas hasil belajar sebab peserta didik diusahakan untuk
mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat
diketahui derajat pencapaiannya.

 Ciri-ciri PAP (Penilaian acuan patokan)

a. Kelulusan siswa ditentukan oleh satu patokan tertentu atau syarat tertentu yang
telag ditetapkan, dan tidak ditentukan rangking pada suatu kelompok.

b. merupakan bentuk penilaian yang berbasis kompetensi

c. berhubungan denngan penguasaan pembelajaran, misalnya lulus-gagal dalam


test tertentu

d. dapat mengenali apa yang diketahui dan dapat dilakukan peserta didik

 Kelebihan PAP

a. Dalam menggunakan PAP ini, guru dapat mengetahui beberapa orang siswa
yang tingkat penguasaanya tinggi, sedang maupun rendah, maka guru tersebut
akan dapat melakukan upaya-upaya yang dipandang perlu agar tujuan pengajaran
dapat tercapai secara optimal.

11
b. Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum
dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa
yang telah dikuasainya dapat dikembangkan.

c. Melalui PAP, berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran


dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil
tes akhir dengan test awal merupakan petunjuk tentang kualitas proses
pembelajaran

 Kekurangan PAP

a. Dalam penyelenggaraan tes dengan menggunakan pap dapat menyebabkan


banyak peserta didik yang dinyatakan tidak lulus.

b. Apabila butir-butir soal yang diberikan terlalu sukar maka siswa yang pintarpun
akan memperoleh nilai yang rendah, sedangkan jika butir-butir soal yang diberikan
mudah maka siswa yang bodohpun mendapatkan nilai yang tinggi.

 Contoh PAP

Guru menuntukan nilai seorang peserta didik dengan jalan membandingkan skor
mentah hasil tes dengan skor maksimal idealnya.
Rumus yang dapat digunakan yaitu : Skor mentah/ skor maksimum ideal x 100.
Setelah itu nilai- nilai peserta didik di terjemahkan menjadi nilai huruf yang telah
disepakati di setiap sekolah. Seperti :
Nilai 85 ke atas = A
Nilai 75-84 = B
Nilai 65-74 =C
Nilai 55-64 = D

12
2.5 Perbedaan dan Persamaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian
Acuan Patokan (PAP)
 Perbedaan PAN dan PAP

PAN (penilaian acuan norma) PAP (penilaian acuan patokan)


Mengukur sejumlah besar perilaku Mengukur perilaku khusus dalam jumlah
khusus dengan sedikit butir tes untuk terbatas dengan banyak butir tes untuk
setiap perilaku. setiap perilaku.
Menekankan perbedaan antara peserta tes Menekankan Penjelasan tentang apa
dari segi tingkat pencapaian belajar perilaku yang dapat dan tidak dapat
secara relative. dilakukan oleh setiap peserta tes.
Lebih mementingkan butir-butir tes yang Lebih mementingkan butir-butir tes yang
mempunyai tingkat kesulitan sedang dan relevan dengan perilaku yang diukur
membuang tes yang terlalu mudah dan tanpa peduli tingkat kesulitan tiap butir.
terlalu sulit.
Digunakan terutama untuk survey Digunakan terutama untuk penguasaan.

 Persamaan PAN dan PAP

Persamaan PAN dan PAP


Memerlukan tujuan evaluasi yang spesifik (menjorok) untuk menentukan fokus item
yang akan digunakan.
Membutuhkan sampel yang relevan dari sesuatu populasi yang akan digunakan
sebagai sasaran evaluasi.
Mempersyaratkan perumusan yang spesifik mengenai perilaku yang akan di ukur.
Membutuhkan item-item yang disusun dalam satu tes dengan menggunakan dasar
penulisan instrument untuk mendapatkan informasi dari sasaran evaluasi.
Menggunakan tes subjektif, tes karangan, tes penampilan dan keterampilan.
Dinilai kualitasnya dari segi validitas dan rehabilitasnya.
Dimanfaatkan dalam hal pendidikan meskipun memiliki maksud yang berbeda.

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep dasar evaluasi terdapat prinsip-prinsip yang penting dalam suatu
kegiatan evaluasi yang disebut tringualisasi yakni: Tujuan pembelajaran, KBM
(kegiatan belajar mengajar) dan evaluasi. Hubungan antara tujuan pembelajaran dan
KBM (kegiatan belajar mengajar) merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang
disusun serta dirancang oleh guru atau pendidik dalam bentuk rencana pembelajaran.
Sedangkan hubungan antara tujuan pembelajaran dan evaluasi adalah arti dari
evaluasi yakni suatu kegiatan pengumpulan data untuk mengukur suatu tujuan
tercapai. Hubungan antara KBM dengan evaluasi adalah tidak mengacu pada tujuan
pembelajaran, namun evaluasi juga disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar.

Terdapat Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Penilaian Acuan Norma (PAN) yakni penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada
norma kelompok atau nilai-nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai-
nilai siswa yang lain dalam kelompok tersebut. Artinya pemberian nilai mengacu
pada perolehan skor pada kelompok itu. Sedangkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
merupakan model pendekatan penilaian yang mengacu kepada suatu kriteria
pencapaian tujuan (TKP) yang telah ditetapkan. Penilaian Acuan Patokan (PAP) juga
merupakan suatu cara menentukan kelulusan siswa menggunakan sejumlah patokan.
Apabila siswa telah memenuhi patokan tersebut maka siswa dinyatakan berhasil.
Tetapi apabila siswa belum memenuhi patokan maka dikatakan gagal atau belum
menguasai bahan pembelajaran tersebut.

3.2 Saran
Dari penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis menyarankan kepada
pembaca agar memahami tentang prinsip evaluasi, penilaian acuan norma (PAN) dan
penilaian acuan patokan (PAP). Sehingga para pembaca (Khususnya tenaga pendidik)
dapat lebih paham tentang penting untuk menerapkan prinsip-prinsip evaluasi, serta
penilaian acuan norma maupun penilaian acuan patokan. Kami penulis menyadari

14
masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kami juga meminta
kesediaan pembaca dalam memberikan kritik dan saran yang membangun.

15
DAFTAR PUSTAKA
Marlina, Leny. 2015. Management sumber daya manusia dalam pendidikan.
Jurnal pendidikan. Vol. 1 No.4.

Prawira, Purwa Atmaja. 2014.Psikologi pendidikan dalam perspektif Baru.


Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Anrita. 2016. Studi Komparasi Silabus Rongrien Bakonh Pittaya School


Pattani Thailand Selatan Dengan Silabus MI Ma’aruif NU 1 Pageraji Cilongok
Kabupaten Banyumas. Skripsi.

Sumarno.2016. Pengaruh Balikan (feedback) Guru Dalam Pembelajaran


Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik (Suatu Kajian Toritis Dan
Empirik). Jurnal Ilmiah pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan. Vol. 1 No. 2.

Nuryanta, Nanang. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Tinjauan


Aspek rekrutmen dan Seleksi).Jurnal Pendidikan Alam. Vol. 1 No. 1.

Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.


Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Irham, Muhammad dan Ardy, Novan Wiyani. 2014.Psikologi Pendidikan:


Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

16

Anda mungkin juga menyukai