Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGOLAHAN DATA HASIL TES PAP DAN PAN


Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu :
Atiqotul Musyarofah, M.Pd

Disusun oleh kelompok :


Miftahul Zuhro
Silvia Febriyanti
Reza Ahmad Haris

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG
BANYUWANGI
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi.
Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk
memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik
sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru
agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program pembelajaran.
Namun jika proses penilaian yang dilakukan oleh guru asal-asalan dan tanpa
arah yang jelas, maka pada akhirnya akan menghasilkan informasi tentang
hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan tidak
sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
Sebelumnya, perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang skor dan nilai
agar tidak terjadi kesalahpahaman. Skor adalah hasil pekerjaan memberikan
angka yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap
butir item yang telah dijawab oleh testee dengan betul, dengan
memperhitungkan bobot jawaban betulnya (Sukiman, 2012:525).
Adapun nilai adalah angka atau pun huruf yang merupakan hasil
ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta
disesuaikan pengaturannya dengan standar tertentu (Alfath, 2019:3).
Skor yang diperoleh dari sebuah tes baru akan bermakna jika
ditafsirkan berdasarkan suatu patokan atau berdasarkan suatu norma. Ini lah
yang disebut dengan penilaian. Pengolahan nilai-nilai menjadi nilai akhir
seorang siswa dapat dilakukan dengan mengacu kepada kriteria atau patokan
tertentu. Menurut Woodworth (1961) ada dua jenis pedoman yang bisa
digunakan untuk menentukan nilai (mengubah skor menjadi nilai) sebagai
hasil evaluasi yaitu:
1. Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang individu
(mahasiswa) dengan suatu standar yang sifatnya mutlak (absolut).
2. Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang individu
(mahasiswa) dengan skor yang diperoleh mahasiswa lainnya dalam
kelompok tes tersebut (Idris, 2017:26).
Dalam tulisan ini, teknik pengolahan nilai disajikan dalam susunan
yang sederhana yang meliputi pengertian, karakteristik, tujuan dan manfaat,
prosedur penggunaan, kelebihan dan kekurangan, serta perbedan antara kedua
pendekatan tersebut. Disertai pula dengan contoh penerapannya. Adapun
penerapannya dibantu dengan aplikasi Microsoft excel, dengan asumsi bahwa
setiap aplikasi ini cenderung familiar di kalangan pendidik, dan aplikasinya
cenderung mudah untuk digunakan. Selain itu, dibahas pula tentang Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) (Alfath, 2019:3)
Menurut Woodworth (1961) dalam Erman (2003), ada dua jenis
pedoman yang biasa digunakan untuk menentukan nilai(mengubah skor
menjadi nilai) sebagai hasil evaluasi yaitu:
1. Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang individu
(mahasiswa) dengan suatu standar yang sifatnya mutlak (absolut).
2. Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang individu
(mahasiswa) dengan skor yang diperoleh mahasiswa lainnya dalam
kelompok tes tersebut.
Cara pertama disebut dengan penilaian acuan patokan (PAP),
terjemahan dari Criterion Referenced Test (CRT) atau Criterion Referenced
Evaluation (CRE). Sedangkan cara kedua disebut Penilaian Acuan Normatif
(PAN), terjemahan dari Normative Referenced Test (NRT) atau Normative
Referenced Evaluation (NRE).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian PAP dan PAN?
2. Bagaimana Menyusun Tehnik Pengolahan Data Hasil Tes PAP
Dan PAN?
3. Apa kelebihan dan kekurangan PAP dan PAN?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil tujuan masalah
sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian PAP dan PAN.
2. Untuk Mengetahui Cara menyusun Tehnik Pengolahan Data Hasil
Tes PAP dan PAN.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan PAP dan PAN.
KATA PENGANTAR

Puji syukur dalam kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya lah makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai
“PENGOLAHAN DATA HASIL TES PAP DAN PAN”. Makalah ini di buat
dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai bagaimana sejarah dan peran
kurikulum di negara kita yakni Indonesia.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya kami mendapat bimbingan,
arahan, koreksi dan saran. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan sehingga hanya yang demikian sajalah yang dapat kami berikan.
Kami juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca
sehingga kita dapat memperbaiki kesalahan - kesalahan dalam menyusun makalah
selanjutnya. Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Genteng, 20 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................II
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................1
A.Latar Belakang....................................................................................1
B.Rumusan Masalah ...............................................................................3
C.Tujuan Penelitian.................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................4

A.Pengertian PAP dan PAN ...................................................................4


B.Tehnik Menyusun Pengolahan Data Hasil Tes PAP dan PAN ..........8
C.Kelebihan Dan Kekurangan PAP Dan PAN .......................................18

BAB III PENUTUP ..............................................................................19

A.Kesimpulan .........................................................................................19
B.Saran ...................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................20


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian PAP dan PAN


Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah pendekatan penilaian yang
membandingkan hasil pengukuran terhadap mahasiswa dengan patokan "batas lulus"
yang ditetapkan untuk masing-masing bidang mata pelajaran (Asnawi dan Noehi,
1997:146). PAP adalah membandingkan skor yang diperoleh peserta didik dengan
suatu standar atau norma absolut ((Alfath, 2019:17).
Jadi, PAP meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dan bukan
membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan
suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat
pengalaman belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung. Misalnya, kriteria yang digunakan 75%
atau 80%. Bagi peserta didik yang kemampuannya dibawah kriteria yang telah
ditetapkan dinyatakan tidak berhasil dan harus mendapatkan remedial.
Penilaian acuan norma adalah menskor nilai peserta didik dengan
membandingkan hasil belajar satu peserta dengan hasil peserta lainnya dalam satU
kelompok kelas (Alfath, 2019:11). Penilaian Acuan Normatif (PAN) merupakan
pendekatan klasik, karena tampilan pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes
dibandingkan dengan penampilan siswa lain yang mengikuti tes yang sama.
Pengukuran ini digunakan sebagai metode pengukuran yang menggunakan prinsip
belajar kompetitif (Sukardi, 2008:59). PAN adalah membandingkan skor yang
diperoleh peserta didik dengan standar atau norma relative (Arifin, 2003:233).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian acuan
normatif (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma
kelompok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa
yang lain, yang termasuk dalam kelompok itu.
Dalam PAP, makna angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara
membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam
satu kelompok atau kelas. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil
belajar sehingga dapat diketahui kedudukan relative seorang peserta didik jika
dibandingkan dengan teman sekelasnya.

B. Menyusun Tehnik Pengolahan Data Hasil Tes PAP dan PAN


Setelah diperoleh skor setiap peserta didik, sebagaimana yang dibicarakan
dalam kegiatan belajar 1, hendaknya tidak tergesa-gesa menentukan prestasi belajar
(nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh setelah membagi
skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang proporsional.
Misalnya, seorang peserta didik memperoleh skor 60, sementara skala nilai yang
digunakan untuk mengisi buku rapor adalah skala 0 -10 atau skala 0 – 5, maka skor
tersebut harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi skor standar sebelum ditetapkan
sebagai nilai akhir. Menurut Zainal Arifin (2011) ada dua pendekatan penafsiran hasil
tes, yaitu “pendekatan penilaian acuan patokan (criterion-referenced assessment) dan
pendekatan penilaian acuan norma (norm-referenced assessment)”.
Pendekatan penilaian acuan patokan (PAP) pada umumnya digunakan untuk
menafsirkan hasil tes formatif, sedangkan penilaian acuan norma (PAN) digunakan
untuk menafsirkan hasil tes sumatif. Namun, dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
dengan model penilaian berbasis kelas (classroom-based assessment) pendekatan
yang digunakan adalah PAP. Mengapa hal itu bisa terjadi ? Ikutilah pembahasan
kedua pendekatan tersebut dalam kegiatan belajar 2 berikut ini.

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)


Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan
apa yang telah dicapai peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian
kecil dari suatu keseluruhan program. Jadi, penilaian acuan patokan
meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, dan bukan
membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya,
melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang
dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar yang diharapkan
tercapai sesudah selesai kegiatan belajar atau sejumlah kompetensi dasar
yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar
berlangsung. Misalnya, kriteria yang digunakan 75% atau 80%. Bagi
peserta didik yang kemampuannya di bawah kriteria yang telah ditetapkan
dinyatakan tidak berhasil dan harus mendapatkan remedial.
Tujuan penilaian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti
tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya.
Penilaian acuan patokan sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan
kualitas hasil belajar, sebab peserta didik diusahakan untuk mencapai
standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat
diketahui derajat pencapaiannya. Untuk menentukan batas lulu (passing
grade) dengan pendekatan ini, setiap skor peserta didik dibandingkan
dengan skor ideal yang mungkin dicapai oleh peserta didik. Misalnya,
dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 85sama dengan memperoleh nilai 8,5 dalam skala 0
– 10. Demikian seterusnya.

Contoh :
Diketahui skor 52 orang peserta didik sebagai berikut :
32 20 35 24 17 30 36 27 37 50
36 35 50 43 31 25 44 36 30 40
27 36 37 32 21 22 42 39 47 28
50 27 43 17 42 34 38 37 31 32
22 31 38 46 50 38 50 21 29 33
34
Pedoman konversi yang digunakan dalam mengubah skor mentah
menjadi skor standar pada norma absolut skala lima adalah :

Tingkat Penguasaan Skor Standar


90 % – 100 % A
80 % – 89 % B
70 % – 79 % C
60 % – 69 % D
> 59 % E
Jika skor maksimum ditetapkan berdasarkan kunci jawaban = 60,
maka penguasaan 90% = 0,90 x 60 = 55, penguasaan 80% = 0,80 x 60 = 48,
penguasaan 70 % = 0,70 x 60 = 42,penguasaan 60 % = 0,60 x 60 = 36.
Dengan demikian, diperoleh tabel konversi sebagaiberikut :
Skor Mentah Skor Standar
54 – 60 A
48 – 53 B
42 – 47 C
36 – 41 D
> 35 E
Jadi, peserta didik yang memperoleh skor 50 berarti nilainya B, skor
35 nilainya E (tidak lulus), skor 44 nilainya C, dan seterusnya. Jika
dikehendaki standar sepuluh, maka skor peserta didik dapat dikonversi
dengan pedoman sebagai berikut : Tingkat Penguasaan Skor Standar
95 % – 100 % 10
85 % – 94 % 9
75 % – 84 % 8
65 % – 74 % 7
55 % – 64 % 6
45 % – 54 % 5
35 % – 44 % 4
25 % – 34 % 3
15 % – 24 % 2
05 – 14 % 1
a) Skala Lima
A
Χ + 1,5 (s) = 30 + 1,5 (10) = 45
B
‾Χ + 0,5 (s) = 30 + 0,5 (10) = 35
C
‾Χ – 0,5 (s) = 30 – 0,5 (10) = 25
D
‾Χ – 1,5 (s) = 30 – 1,5 (10) = 15
E
Dengan demikian, skor 32 nilainya C, skor 20 nilainya D, skor 35
nilainya C, skor 24 nilainya D, dan skor 17 nilainya D.

b) Skala Sepuluh
10
‾Χ + 2,25 (s) = 30 + 2,25 (10) = 52,5
9
‾Χ + 1,75 (s) = 30 + 1,75 (10) = 47,5
8
‾Χ + 1,25 (s) = 30 + 1,25 (10) = 42,5
7
‾Χ + 0,75 (s) = 30 + 0,75 (10) = 37,5
6
‾Χ + 0,25 (s) = 30 + 0,25 (10) = 32,5
5
‾Χ – 0,25 (s) = 30 – 0,25 (10) = 27,5
4
‾Χ – 0,75 (s) = 30 – 0,75 (10) = 22,5
3
‾Χ – 1,25 (s) = 30 – 1,25 (10) = 17,5
2
‾Χ – 1,75 (s) = 30 – 1,75 (10) = 12,5
1
‾Χ – 2,25 (s) = 30 – 2,25 (10) = 7,5
Dengan demikian, skor 32 nilainya 5, skor 20 nilainya 3, skor 35
nilainya 6, skor 24 nilainya 4, dan skor 17 nilainya 2.

c) Skala 0-100 (T-skor)


Rumus : T – skor = 50 + − − s X X 10
Keterangan :
50 dan 10 = bilangan tetap
X = skor mentah yang diperoleh setiap peserta didik
‾Χ = rata-rata
s = simpangan baku

Contoh :

Peserta didik A memperoleh skor mentah 35. Rata-rata = 60 dan


simpangan baku= 20. Dengan demikian, nilai yang diperoleh
peserta didik A dalam skala nilai 0 -100 adalah : 50 + −0 2 0 6 5 3
10 = 37,5

d) Konversi dengan Z – skor


Z – score adalah suatu ukuran yang menunjukkan berapa
besarnya simpangan baku seseorang berada di bawah atau di atas
rata-rata dalam kelompok tersebut.
Rumus : Z = s XX − −
Contoh : Diketahui : skor ( X ) = 35; rata-rata ( ‾Χ ) = 60;
simpangan baku = 20
Jadi, Z – Skor = −0 2 0 6 5 3 = – 1,25

e) Peringkat ranking
Menafsirkan skor mentah dapat pula dilakukan dengan cara
menyusun peringkat. Caranya adalah dengan mengurutkan skor,
mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil. Skor terbesar
diberi peringkat 1, begitu seterusnya sampai dengan skor terkecil.
Skor-skor yang sama harus diberi peringkat yang sama pula.
Contoh :
Diketahui : 5 (lima) orang peserta didik memperoleh skor dalam
bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai berikut : 20,
35, 25, 25, dan 30. Untuk memberikan peringkat terhadap skor-
skor tersebut dapat diikuti langkah-langkah berikut :

Pertama, mengurutkan skor-skor tersebut dari yang terbesar


sampai dengan terkecil dengan diberi nomor urut sesuai dengan
jumlah data.

1. 35
2. 30
3. 25
4. 25
5. 20
Kedua, memberi peringkat berdasarkan nomor urut, tetapi
untuk skor yang sama harus diberi peringkat yang sama.

Skor : Peringkat :
1. 35 1
2. 30 2
3. 25 3,5
4. 25 3,5
5. 20 5

Peringkat untuk skor 25 adalah 3,5 yang diperoleh dari (3 +


4) : 2 = 3,5. Skor selanjutnya diberi peringkat sesuai dengan nomor
urut selanjutnya. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, prestasi
belajar peserta didik ditentukan oleh perbandingan antara
pencapaian sebelum dan sesudah pembelajaran serta kriteria
penguasaan kompetensi yang ditentukan. Oleh karena itu, dalam
penilaian berbasis kelas lebih tepat apabila menggunakan penilaian
acuan patokan (PAP).

2. Penilaian Acuan Norma (PAN)


Dalam penilaian acuan norma, makna angka (skor) seorang
peserta didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya
dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam satu kelompok/kelas.
Peserta didik dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar, sehingga
dapat diketahui kedudukan relatif sedorang peserta didik dibandingkan
dengan teman sekelasnya. Tujuan penilaian acuan norma adalah untuk
membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan,
mulai dari yang terendah sampai dengan tertinggi. Secara ideal,
pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu kelompok
menggambarkan suatu kurva normal. Pada umumnya, penilaian acuan
norma dipergunakan untuk seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini
dikembangkan dari bagian bahan yang dianggap oleh guru urgen sebagai
sampel dari bahan yang telah disampaikan. Anda berwenang untuk
menentukan bagian mana yang lebih urgen. Untuk itu, Anda harus dapat
membatasi jumlah soal yang diperlukan, karena tidak semua materi yang
disampaikan kepada peserta didik dapat dimunculkan soal-soalnya secara
lengkap. Soal-soal harus dibuat dengan tingkat kesukaran yang bervariasi,
mulai dari yang mudah sampai dengan sukar, sehingga memberikan
kemungkinan jawaban peserta didik bervariasi, soal dapat menyebar, dan
dapat membandingkan peserta didik yang satu dengan lainnya.
Peringkat dan klasifikasi anak yang didasarkan pada penilaian
acuan norma lebih banyak mendorong kompetisi daripada membangun
semangat kerjasama. Lagi pula tidak menolong sebagian besar peserta
didik yang mengalami kegagalan. Dengan kata lain, keberhasilan peserta
didik hanya ditentukan oleh kelompoknya. Dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi, prestasi peserta didik ditentukan oleh perbandingan antara
pencapaian sebelum dan sesudah pembelajaran, serta kriteria penguasaan
kompetensi yang ditentukan. Penilaian acuan norma biasanya digunakan
pada akhir unit pembelajaran untuk menentukan tingkat hasil belajar
peserta didik. Pedoman konversi yang digunakan dalam pendekatan PAN
sama dengan pendekatan PAP. Perbedaannya hanya terletak dalam
menghitung rata-rata dan simpangan baku. Dalam pendekatan PAN, rata-
rata dan simpangan baku dihitung dengan rumus statistik sesuai dengan
skor mentah yang diperoleh peserta didik. Adapun langkah-langkah
pengolahannya adalah :
1. Mencari skor mentah setiap peserta didik.
2. Menghitung rata-rata ( ‾Χ ) aktual dengan rumus :
‾Χ aktual = Md + Σn d f i

Keterangan :

Md = mean duga

f = frekuensi
d = deviasi
fd = frekuensi kali deviasi
n = jumlah sampel
i = interval

3. Menghitung simpangan baku ( s ) aktual dengan rumus :


s = ( ) ( ) () 1n nd f d f n i 2 2 − Σ − Σ
4. Menyusun pedoman konversi.
Contoh :
Diketahui : 52 orang peserta didik setelah mengikuti Ujian
Akhir Semester mata pelajaran Bahasa Arab memperoleh skor
sebagai berikut :
32 20 35 24 17 30 36 27 37 50
36 35 50 43 31 25 44 36 30 40
27 36 37 32 21 22 42 39 47 28
50 27 43 17 42 34 38 37 31 32
22 31 38 46 50 38 50 21 29 33
34 29
Pertanyaan : tentukan nilai peserta didik dengan pendekatan
PAN ! Langkah-langkah penyelesaian :
Menyusun skor terkecil sampai dengan skor terbesar seperti
berikut :
17 25 30 34 37 42 50
17 27 31 34 37 42 50
20 27 31 35 37 43 50
21 27 31 35 38 43 50
21 28 32 36 38 44
22 29 32 36 38 46
22 29 32 36 39 47
24 30 33 36 40 50

Selanjutnya data ini ditabulasikan dalam daftar distribusi


frekuensi, yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kelas interval.
Untuk membuat kelas interval dapat digunakan rumus Sturges. Adapun
langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :

a. Mencari rentang (range), yaitu skor terbesar dikurangi skor


terkecil.
Skor terbesar = 50
Skor terkecil = 17
Rentang = 33

b. Mencari banyak kelas interval :


Banyak kelas = 1 + (3,3) log. n
= 1 + (3,3) log 52
= 1 + (3,3) (1,7160)
= 1 + 5,6628
= 6,6628
= 7 ( di bulatkan )
c. Mencari interval kelas :
i = Kelas Banyak Rentang = 6,6628 3 3 = 4, 9529 = 5
(dibulatkan)

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, Anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian penilaian acuan patokan.


2. Menyebutkan pengertian pendekatan absolut.
3. Menjelaskan tujuan penilaian acuan patokan.
4. Menjelaskan batas lulus dengan pendekatan PAP.
5. Menentukan batas lulus dengan skala 0 – 10.
6. Menjelaskan pengertian Z – skor.
7. Menjelaskan kedudukan hasil belajar peserta didik dalam PAN.
8. Menjelaskan penggunaan PAN.
9. Menyebutkan langkah-langkah PAN.
10. Menghitung simpangan baku ideal.

C. Kelebihan Dan Kekurangan PAP Dan PAN


Adapun kelebihan PAP adalah sebagai berikut (Alfath, 2019:22) :
1. Dapat membantu guru merancang program remidi.
2. Tidak membutuhkan perhitungan statistic yang rumit.
3. Dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
4. Nilainya bersifat tetap selama standar yang digunakan sama.
5. Hasil penilaian dapat digunakan untuk umpan balik atau untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.
6. Banyak digunakan untuk kelas dengan materi pembelajaran berupa
konsep.
7. Mudah menilai karena ada patokan.
Kelebihan PAN adalah sebagai berikut (Alfath, 2019:21):
1. Dapat digunakan untuk menetapkan nilai secara maksimal.
2. Dapat membedakan kemampuan peserta didik yang pintar n kurang
pintar. Membedakan kelompok atas dan bawah.
3. Fleksibel : dapat menyesuaikan dengan kondisi yang berbeda-beda
4. Mudah menilai karena tidak ada patokan.
5. Dapat digunakan untuk menilai ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.

Selain memiliki kelebihan, kedua pendekatan tersebut memiliki


kekurangan. Di antara kekurangan adalah sebagai berikut: (Anurrahma,
2009:103)
1. Sedikit menyebutkan kompetensi siswa apa yang mereka ketahui atau
dapat mereka lakukan.
2. Tidak fair karena peringkat siswa tidak hanya bergantung pada
tingkatan prestasi, tetapi juga atas prestasi siswa lain.
3. Tidak dapat diandalkan siswa yang gagal sekarang mungkin dapat
lulus tahun berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
penilaian acuan normatif (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan
mengacu pada norma kelompok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan
dengan nilai-nilai siswa yang lain, yang termasuk dalam kelompok itu. Dalam PAP,
makna angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara membandingkan
hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam satu kelompok atau
kelas. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar sehingga dapat
diketahui kedudukan relative seorang peserta didik jika dibandingkan dengan teman
sekelasnya.

B. Saran

Pada saat pembuatan makalah ini, masih banyak kekurangan dan kesalahan
dan juga jauh dari kesempurnaan. Dengan harapan dapat menjadi inspiratif an
semangat bagi penulis, penulis berharap adanya kritikan dan saran dari pembaca
mengenai pembahasan makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN

Alfath, K. 2019. Teknik Pengolahan Hasil Asesmen dengan Menggunakan


Pendekatan Acuan Norma (Pan) Dan Pendekatan Acuan Patokan (Pap). Al-
Manar

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya

Asmawi Zainul dan Noehi Nasution. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:
PAU-PPAI

Aunurrahma. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Daeng, Idris. 2017. Teknik Penilaian Pembelajaran Dengan Menggunakan Passing


Grade. Jurnal Matematika, Statistika dan Komputasi.

Erman S. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : Universitas


Pendidikan Indonesia

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:


Bumi Aksara

Sukiman. 2012. Pengembangan Sistem Evaluasi. Insan Madani: Sleman

Anda mungkin juga menyukai