Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGOLAHAN HASIL PENILAIAN BAHASA ARAB

Disusun guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah “Evaluasi


Pembelajaran Bahasa Arab”

Dosen Pengampu : Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag.

Oleh :

Kelompok 8

Fara Fadlilatul Ikromah T20192081


Andini Elsa Diana T20192094
Ahmad Tarajjil Ma’suq T20192099
Nurriya Maghfirah Fidyahwati T20192106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala
rahmat-Nya, makalah ini bisa kami selesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
“Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab”.

Selanjutnya, kami sangat berterimakasih atas sumbangsih dari banyak pihak


baik berupa dukungan do’a, saran dan motivasi sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Namun kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
berdasar atas minimnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Maka dari
itu, saran dan kritik pembangunlah yang menjadi harapan kami dari para pembaca
dan banyak pihak demi tercapainya tujuan penulisan makalah ini.

Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan bisa
dimanfaatkan dengan baik.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jember, 26 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengolahan Hasil Penilaian BA ........................................ 3


B. Teknik Penskoran Hasil Tes Uraian dan Objektif............................... 4
C. Teknik Penskoran untuk Skala Sikap dan Domain Psikomotor .......... 7
D. Pengolahan Data Hasil Tes berdasarkan PAN dan PAP ..................... 10
E. Penentuan Peringkat (Rangking) ....................................................... 18

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran yang telah disampaikan kepadanya oleh gurunya. Penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragama alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian
kompetensi siswa dengan memiliki beberapa tujuan.
Nilai dalam proses pembelajaran tidak begitu saja dapat digunakan
sebagai acuan atau tolak ukur penilaian guru terhadap kemampuan
siswanya, maupun tolak ukur siswa itu sendiri terhadap kemampuannya
sendiri. Sangat penting bagi guru untuk mengolah data hasil penilaian yang
sudah dilakukan. Manfaat dari pengelolaan nilai akan sangat membantu
guru dan siswa dalam pemahaman kemampuan seorang siswa.
Pengolalaan hasil penilaian seorang guru terhadap siswa yang sudah
melaksakan ujiannya ini adalah bisa dikatakan sebagai bentuk apresiasi
seorang guru terhadap siswanya, bahwa siswanya itu telah sukses
melaksanakan satu tahap yang krusial dan menentukan sebagai hasil
belajaranya dari awal sampai akhir. Nah, dengan dilakukan pengelolaan itu,
maka guru itu pun akan mudah untuk menilai, mengevaluasi bagaimana
ketercapaian tujuan pembelajarannya itu yang dilakukan oleh siswanya itu
selama ia belajar dalam satu periode pembelajaran.
Maka dalam hal ini, akan dijelaskan beberapa teknik pengolahan
skor baik yang berbentuk tes uraian dan objektif yang merupakan masuk ke
ranah kognitif, skala sikap dan domain psikomotorik, pengolahan data
berdasarkan pendekatan PAN dan PAP serta penentuan peringkat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian pengolahan hasil penilaian bahasa Arab ?

1
2. Bagaimana teknik penskoran hasil tes uraian dan objektif ?
3. Bagaimana teknik penskoran untuk skala sikap dan domain
psikomotor ?
4. Bagaimana teknik pengolahan data hasil tes berdasarkan PAN dan
PAP ?
5. Bagaimana cara menentukan peringkat (rangking) ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian pengolahan hasil penilaian bahasa
Arab
2. Untuk mengetahui teknik penskoran hasil tes uraian dan objektif
3. Untuk mengetahui teknik penskoran untuk skala sikap dan domain
psikomotor
4. Untuk mengetahui teknik pengolahan data hasil tes berdasarkan
PAN dan PAP
5. Untuk mengetahui cara menentukan peringkat (rangking)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengolahan Hasil Penilaian


Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi.
Secara umum, penilaian merupakan proses kegiatan untuk mengetahui
apakah suatu program yang sudah ditetapkan sebelumnya berhasil dengan
baik atau tidak baik. Agar mengetahui informasi mengenai penilaian
tersebut, digunakan pengukuran, baik itu menggunakan instrumen tes
maupun nontes. Tes sendiri artinya adalah penyajian seperangkat
pertanyaan atau tugas untuk dijawab atau dikerjakan. Nontes meliputi
kuisioner, wawancara, pengamatan, penugasan dan portofolio. Jadi,
penilaian adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh
mana, dan dalam hal apa, bagaimana ketercapaian tujuan pendidikan, apa
dan bagaimana yang belum tercapai dan apa yang menjadi penyebabnya,
serta apa tindak lanjutnya.
Adapun pengertian menurut para ahli, menurut Cangelosi (1995:
21), penilaian merupakan keputusan tentang nilai. Oleh sebab itu, langkah
selanjutnya sesudah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian
dilakukan setelah siswa menjawab beberapa soal yang terdapat pada tes.
Kemudian hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai,
menurut PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1
ayat 17, penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, dan
menurut Suharsimi Arikunto (2009) Penilaian adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk. Dan penilaian
itu bersifat kualitatif. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan
oleh guru selain untuk memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil
belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus
umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan
proses program pembelajaran. Namun jika proses penilaian yang dilakukan

3
oleh guru asal-asalan dan tanpa arah yang jelas, maka pada akhirnya akan
menghasilkan informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta
didik yang tidak akurat dan tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
Perlu diketahui perbedaan antara skor dan nilai, agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Skor adalah hasil pekerjaan memberikan angka yang
diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item
yang telah dijawab oleh testee dengan betul, dengan memperhitungkan
bobot jawaban betulnya. Dan nilai adalah angka atau pun huruf yang
merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-
skor lainnya, serta disesuaikan pengaturannya dengan standar tertentu. Skor
yang diperoleh dari sebuah tes baru akan bermakna jika ditafsirkan
berdasarkan suatu patokan atau berdasarkan suatu norma. Ini lah yang
disebut dengan penilaian. Pengolahan nilai-nilai menjadi nilai akhir seorang
siswa dapat dilakukan dengan mengacu kepada kriteria atau patokan
tertentu.
Menurut Woodworth (1961) ada dua jenis pedoman yang bisa
digunakan untuk menentukan nilai (mengubah skor menjadi nilai) sebagai
hasil evaluasi yaitu:
1) Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang individu
(mahasiswa) dengan suatu standar yang sifatnya mutlak (absolut).
2) Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang individu
(mahasiswa) dengan skor yang diperoleh mahasiswa lainnya dalam
kelompok tes tersebut.
B. Teknik Penskoran Hasil Tes Uraian dan Objektif
Tes hasil belajar yang dilakukan secara tertulis dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu bentuk uraian (subjective test) dan bentuk
objektif (objective test). Karena kedua bentuk hasil belajar ini memiliki
karakter fisik yang berbeda, sudah barang tentu teknik pemeriksaan hasilnya
pun berbeda pula (Sudjiono, 2013 : 301)
1. Tes Uraian (Subjektif)

4
Tes uraian adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri
pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan,
mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Tes
uraian atau yang biasa disebut essay merupakan alat evaluasi belajar
yang melegenda (sudjana, 2002). Tes ini biasa disebut dengan esai
(essay test) atau tes subjektif. Dikatakan sebagai tes subjektif terutama
terkait dengan proses pemeriksaan dan pemberian skor dari tester
(evaluator) yang relatif lebih bersifat subjektif jika dibandingkan dengan
tes objektif.
Pada tes uraian, pemberian skor didasarkan pada bobot (weight)
yang diberikan pada setiap butir soal, didasarkan dan disesuaikan
dengan tingkat kesulitan dari soal tersebut dan atau banyak sedikitnya
unsur yang terdapat dalam jawaban yang dianggap paling benar.
Menurut Zainal Arifin sistem bobot ada dua macam :
a) Bobot yang dinyatakan dalam skor maksimum sesuai dengan tingkat
kesukarannya.
Rumus : Skor = ΣX
Σs

Keterangan :
ΣX : Jumlah skor
Σs : Jumlah soal
b) Bobot dinyatakan dalam bilangan-bilangan tertentu sesuai dengan
tingkat kesukaran soal.
Rumus : Skor = ΣXB
Keterangan :
X : Skor tiap soal
B : Bobot sesuai dengan tingkat kesukaran soal
ΣXB : Jumlah hasil perkalian X dengan B
2. Tes Objektif

5
Tes Objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat
dilakukan secara objektif. Bentuk tes objektif yang sering digunakan
adalah bentuk benar salah (true-false), pilihan ganda (multiple choice),
menjodohkan (matching test), dan uraian objektif.
Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes,
jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar
jawaban tes, cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran yang
diujikan. Bentuk tes objektif pilihan ganda dan benar salah sangat tepat
digunakan bila jumlah peserta tes banyak, waktu koreksi singkat, dan
cakupan materi yang diujikan banyak. Kelebihan tes objektif bentuk
pilihan ganda adalah lembar jawaban bisa diperiksa oleh komputer,
sehingga objektivitas penskorannya dapat dijamin. Namun membuat tes
objektif yang baik ternyata tidak mudah.
Berikut cara-cara memberi skor untuk tes objektif :
a. Tes Benar-Salah (True-False)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statements).
Statement ada yang benar dan ada yang salah. Ada dua rumus untuk
mencari skor akhir bentuk tes benar-salah, yaitu :
1) Dengan Denda
S = R-W
S : Skor yang diperoleh
R : Jawaban benar
W : Jawaban salah
Contoh : Jumlah soal tes 20 butir, A menjawab benar 16 butir
dan salah 4 butir, maka skor untuk A adalah : 16-4=12
2) Tanpa Denda
Rumus : S = R, dihitung hanya yang benar.
b. Tes Pilihan Ganda
Untuk mengelola skor dalam bentuk pilihan ganda ini
digunakan dua macam rumus :
1) Dengan Denda

6
S = R – W/(0-1)
Keterangan :
S : Skor yang diperoleh
R : Jawaban benar
W : Jawaban salah
0 : Banyaknya pilihan
1 : Bilangan tetap
Contoh : Si A menjawab benar 17 soal dari 20 soal dengan
menggunakan opsi 4 pilihan, maka skor untuk si A adalah =17-
3/(4-1)=16
2) Tanpa Denda
Rumus : S = R, dihitung hanya yang benar
3) Tes Menjodohkan
Cara mengelola skornya adalah : S = R
S : Skor yang diperoleh
R : Jawaban benar
4) Tes Lisan
Cara mengelola skornya adalah : S = R
S : Skor yang diperoleh
R : Jawaban benar
C. Teknik Penskoran untuk Skala Sikap dan Domain Psikomotor
1. Skala Sikap
Pada hasil belajar afektif, instrument yang digunakan adalah
berupa skala penilaian dan pedoman pengamatan. Pada umumnya, skala
penilaian tersebut menggunakan skala likert dengan rentangan 3, 4, atau
5 yang kemudian ditafsirkan menggunakan kategori verbal seperti
sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah atau dengan
menggunakan sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang.
Contoh :
Pedoman Observasi Sikap Jujur
Kelas/Semester : X MA/Gasal

7
Tanggal Pengamatan : 20 April 2021
Sikap

Hormat pada Orang Tua


Ramah dengan Teman
Ketekunan Belajar

Tanggung Jawab

Menepati Janji

Tangung Rasa
Keterbukaan

Kedisiplinan
Kepedulian

Kerjasama

Kejujuran
Kerajinan
Nama
No

Skor
1 A 3 4 5 3 5 3 3 4 5 3 4 5 46
2 B 3 4 3 4 3 4 5 4 3 4 5 4 46
3 C 4 3 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 45
4 D 3 4 5 4 3 4 5 4 3 4 3 3 45
5 E 4 4 3 3 3 4 3 4 5 3 4 4 44
dst
Pedoman penilaian :
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d. 5.
1 = sangat kurang
2 = kurang konsisten
3 = mulai konsisten
4 = konsisten
5 = selalu konsisten
Tahapan selanjutnya yaitu melakukan pedoman penafsiran
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung skor terendah
Skor terendah diperoleh dengan mengalikan skor terendah
dari masing-masing indikator.
Contohnya:
Skor terendah = 1 (sangat kurang)
Indikator yang dinilai = 12 (berdasarkan contoh di atas)
Jadi, skor terendah adalah 1 x 12 = 12
b. Menghitung skor tertinggi
Skor tertinggi diperoleh dengan mengalikan skor tertinggi
masing-masing indikator.
Contohnya:

8
Skor tertinggi = 5 (selalu konsisten)
Indikator yang dinilai = 12 (berdasarkan contoh di atas)
Jadi, skor tertinggi adalah 5 x 12 = 60
c. Menghitung selisih skor
Selisih skor diperoleh dari skor tertinggi dikurangi skor
terendah.
Jadi, selisih skor adalah 60 – 12 = 48
d. Menentukan jumlah kategori
Jumlah kategori ini sebaiknya sebanding dengan pedoman
penskoran awal. Dalam contoh tersebut jumlah kategori ada 5
(sangat kurang, kurang konsisten, mulai konsisten, konsisten, selalu
konsisten). Oleh karena ini, jumlah kategori disini sama dengan
kategori tersebut.
e. Menentukan rentangan kategori
Rumus yang digunakan:
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
Skor yang diperoleh (60−12)/5 = 9,6
Jadi, rentangan masing-masing kategori adalah 9,6. Ini
berarti setiap kategori memuat 9,6 skor. Untuk menetapkan skor
masing-masing kategori dapat dimulai dari skor terendah ataupun
skor tertinggi. Contohnya sebagai berikut:
Sangat kurang = 12 – 21
Kurang konsisten = 22 – 31
Mulai konsisten = 32 – 41
Konsisten = 42 – 51
Selalu konsisten = 52 – 60
Langkah terakhir adalah dengan memberikan pemaknaan
atau penafsiran terhadap siswa. Contoh pada skor Lisa (berdasarkan
contoh) mendapatkan 46, jika dilihat pada rentang skor, Lisa berada
pada rentang 42 – 51, berarti sikap Lisa dalam penilaian tersebut
tergolong konsisten.

9
2. Domain Psikomotorik
Salah satu instrument yang sering digunakan untuk menilai hasil
belajar keterampilan adalah rubric. Teknik pemberian skor dengan
rubric adalah dengan menulis skor pada setiap indicator kemampuan
sesuai dengan yang dapat ditampilkan oleh siswa. Kemudian skor di
setiap aspek tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan skor total dari
masing-masing siswa.
Contoh :
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Kelas/Semester : IX/Gasal
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Aspek yang Dinilai
No Nama Skor
A B C D
1 Abd. Fatah 3 4 3 5 15
2 Ach. Fawaid 4 5 5 4 18
3 Achmad Muafa 4 3 5 4 16
dst
Keterangan :
Aspek yang dinilai :
A = Kemampuan Menyimak
B = Kemampuan Berbicara
C = Kemampuan Membaca
D = Kemampuan Menulis
Pedoman penskoran :
5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangart kurang
D. Pengolahan Data Hasil Tes berdasarkan PAN dan PAP
1. Penilaian Acuan Norma (PAN)
a. Pengertian

10
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang
dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok, nilai-nilai yang
diperoleh seorang siswa dibandingkan dengan nilai-nilai siswa yang
lain yang termasuk di dalam kelompok itu.
Pendekatan penilaian ini menggunakan kriteria yang bersifat
relatif. Nilai yang diperoleh dari pendekatan penilaian ini tidak
mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang
materi pengajaran yang diujikan, tetapi hanya menunjuk kedudukan
peserta didik (peringkatnya) dalam komunitas (kelompoknya).
Penilaian ini memberikan skor yang menggambarkan penguasaan
kelompoknya.
Penilaian dengan jenis pendekatan ini cocok digunakan dan
diterapkan untuk placement test atau tes penempatan, sesuai dengan
kebutuhan, semisal ingin dijadikan jadi 3 bagian kelompok (bawah,
menengah, dan atas), atau dengan menggunakan 5 skala nilai seperti
sebuah nilai dengan konotasi A untuk Mumtaz, B untuk Jayyid
Jiddan, C untuk Jayyid, D untuk Maqbul dan E untuk Mardud, atau
lainnya.
b. Langkah-langkah Penerapan
Secara sistematis, penerapan dan pengolahan dengan
pendekatan PAN ini, yaitu :
1) Memberikan nilai pada skor mentah
2) Mencari nilai-nilai rata-rata kelas dan Standar Deviasi
3) Menentukan Pedoman Konversi
4) Menentukan Nilai dan Ketuntasan
c. Contoh Kasus
Salah seorang guru di lembaga swasta tingkat menengah
pertama, memegang mata pelajaran bahasa Arab di kelas 8. Kelas 8
telah melaksanakan semua kegiatan pembelajaran untuk mata
pelajaran selama satu semester (Genap), dan Ia pun seorang guru
sudah memiliki nilai-nilai dari anggota kelasnya yang berjumlah 15

11
siswa, yang dihasilkan dari 3 sumber nilai : Keaktifan (Kehadiran),
Tugas dan UAS.
Untuk keaktifan sendiri didasarkan pada jumlah kehadiran
dalam semua pertemuan yang berjumlah 16 kali. Untuk tugasnya
bersifatnya mandiri, di mana soal yang diberikan ada 10 item soal
dengan bobot masing-masing 2. Dan untuk UAS nya jumlah soalnya
ada 50 dengan bobot masing-masing 1. Berikut daftar rekapitulasi
skor (mentah) 15 siswa kelas 8 yang dimiliki oleh sang guru, dari 3
sumber nilai yang diperolehnya :
Nilai
No Nama Siswa Aktif Tugas UAS
(x/16) (x/10*2) (x/50)
1 Abd. Fatah 16 8 47
2 Ach. Fawaid 16 9 44
3 Achmad Muafa 13 8 40
4 Arumiyyah 15 7 41
5 Bayu Anggara 14 6 39
6 Cahyani 15 8 45
7 Cahyanto 13 8 44
8 Denisa 16 9 48
9 Emil Dardak 16 5 45
10 Fatim Ahmad 16 7 37
11 Fatimah Rahman 14 6 48
12 Himam As’ad 16 6 45
13 Indriyana 15 8 45
14 Qurratul Aini 15 9 46
15 Yasmin 14 9 40
Sebagaimana poin sebelumnya bahwa langkah pertama yang
dilakukan adalah pemberian nilai pada skor mentah, sebab umunya
skor mentah umumnya belum berskala seratus. Sehingga untuk
mengetahui nilai siswa dihitung dengan cara :
Skor yang diperoleh
Nilai Siswa = Skor Maksimal
x 100
Skor Maksimal untuk Keaktifan Kehadiran yaitu 16
Skor Maksimal untuk Tugas yaitu 10 x 2 bobot = 20
Skor Maksimal untuk Tugas yaitu 50
Sehingga menjadi,

12
Nilai
No Nama Siswa
Aktif Tugas UAS
1 Abd. Fatah 100 80 94
2 Ach. Fawaid 100 90 80
3 Achmad Muafa 81 80 76
4 Arumiyyah 94 70 82
5 Bayu Anggara 88 60 78
6 Cahyani 94 80 90
7 Cahyanto 81 80 88
8 Denisa 100 90 96
9 Emil Dardak 100 50 90
10 Fatim Ahmad 100 70 74
11 Fatimah Rahman 88 60 96
12 Himam As’ad 100 60 90
13 Indriyana 94 80 90
14 Qurratul Aini 94 90 92
15 Yasmin 88 90 74
Kemudian langkah kedua adalah mencari rata-rata baik
siswa maupun kelas serta standar deviasi (SD) atau simpangan baku
dari nilai yang sudah ada di atas.
Rata-rata siswa adalah rata-rata secara khusus setiap siswa
sesuai dengan apa yang diperoleh. Rata-rata kelas adalah rata-rata
secara umum siswa dalam satu kelas. Untuk mencari nilai rata-rata
sangatlah mudah, yaitu :
Jumlah Nilai
Nilai Rata-rata = Banyaknya Data
Atau kalau menggunakan Microsoft Excel, yaitu dengan rumus
“=AVERAGE(number1:numbern)”
Sedangkan Standar Deviasi merupakan suatu ukuran yang
paling dipakai guna mengukur jumlah sebaran dari sejumlah data.
Dikatakan juga bahwa standar deviasi adalag besar perbedaan dari
suatu nilai sampel pada rata-rata.
Agar lebih mudah penghitungannya, diharapkan untuk
menggunakan Microsoft Excel. Standar Deviasi ditandai dengan
formula “=STDEV(number1:numbern)”
Nilai Rata-rata
No Nama Siswa Siswa
Aktif Tugas UAS
1 Abd. Fatah 100 80 94 91.3

13
2 Ach. Fawaid 100 90 80 90.0
3 Achmad Muafa 81 80 76 79.1
4 Arumiyyah 94 70 82 81.9
5 Bayu Anggara 88 60 78 75.2
6 Cahyani 94 80 90 87.9
7 Cahyanto 81 80 88 83.1
8 Denisa 100 90 96 95.3
9 Emil Dardak 100 50 90 80.0
10 Fatim Ahmad 100 70 74 81.3
11 Fatimah Rahman 88 60 96 81.2
12 Himam As’ad 100 60 90 83.3
13 Indriyana 94 80 90 87.9
14 Qurratul Aini 94 90 92 91.9
15 Yasmin 88 90 74 83.8
Rata-rata Kelas 84.9
SD (Standar Deviasi/Simpangan Baku) 5.4
Sehingga diketahui bahwa rata-rata kelas yang diperoleh
adalah 84,9 dan standar deviasi adalah 5,4.
Setelah mengetahui rata-rata dan standar deviasi, yang akan
dilakukan selanjutnya adalah melakukan pedoman konversi. Sebab
pengolahan nilai menggunakan penilaian acuan norma (PAN) ini
tidak memiliki kriteria ketuntasan yang ditentukan sejak awal, maka
perlu dihitung setelah ada nilai rata-rata dibandingkan dengan siswa
lain sebagaimana penjelasan sebelumnya. Berikut contoh penentuan
konversi nilai dengan skala lima (SL).
Tabel Konversi :
Skor
Pedoman Perhitungan Rentang Nilai Ket.
Mentah
M+(1,5*SD) 84,9+(1,5*5,4) 93 93-100 A Mumtaz
M+(0,5*SD) 84,9+(0,5*5,4) Jayyid
88 88-92 B
Jiddan
M-(0,5*SD) 84,9-(0,5*5,4) 82 82-87 C Jayyid
M-(1,5*SD) 84,9-(1,5*5,4) 77 77-81 D Maqbul
0-76 E Mardud
Pedoman konversi untuk skala lima, adalah sebagaimana
tabel kolom paling kiri di atas, yang sudah menjadi ketentuan.1

1
Adapun pedoman konversi untuk skala sepuluh : 5 pertama “M + (2.25, 1.75, 1.25,
0.75, 0.25) x SD” dan 5 terakhir “M – (0.25, 0.75, 1.25, 1.75, dan 2.25) x SD”.

14
Langkah terakhir dalam pengolahan hasil nilai menggunakan
jenis pendekatan penilaian ini adalah menentukan nilai dan
ketuntasan siswa dalam suatu pembelajaran, dalam hal ini adalah
mata pelajaran bahasa Arab sebagaimana contoh kasus. Untuk
menentukan nilai, bisa mengacu pada tabel konversi yang telah
dihitung sebelumnya. Bisa dijelaskan bahwa
- Jika nilai siswa berada di rentang 93-100, maka kedudukan
nilainya adalah A (Mumtaz)
- Jika nilai siswa berada di rentang 88-92, maka kedudukan
nilainya adalah B (Jayyid Jiddan)
- Jika nilai siswa berada di rentang 82-87, maka kedudukan
nilainya adalah C (Jayyid)
- Jika nilai siswa berada di rentang 77-81, maka kedudukan
nilainya adalah D (Maqbul)
- Jika nilai siswa berada di rentang 0-76, maka kedudukan
nilainya adalah E (Mardud).
Sedangkan untuk penentuan ketuntasan ini mengacu pada
kebijakan sekolah masing-masing. Misalnya, disepakati nilai
minimum siswa dinyatakan tuntas jika siswa tersebut mendapatkan
nilai D yaitu 77. Artinya, nilai di bawah 77 dinyatakan tidak tuntas.
Bisa disimpulkan dengan tabel berikut.
Rata-
Skor Keduduk Ketuntas
No Nama Siswa rata
Nilai an Nilai an
Siswa
1 Abd. Fatah … 91 B Tuntas
2 Ach. Fawaid … 90 B Tuntas
3 Achmad Muafa … 79 D Tuntas
4 Arumiyyah … 82 C Tuntas
Tidak
5 Bayu Anggara … 75 E
Tuntas
6 Cahyani … 88 B Tuntas
7 Cahyanto … 83 C Tuntas
8 Denisa … 95 A Tuntas
9 Emil Dardak … 80 D Tuntas
10 Fatim Ahmad … 81 D Tuntas
11 Fatimah Rahman … 81 D Tuntas

15
12 Himam As’ad … 83 C Tuntas
13 Indriyana … 88 B Tuntas
14 Qurratul Aini … 92 B Tuntas
15 Yasmin … 84 C Tuntas
Berdasarkan pengolahan di atas, diketahui ada satu siswa yang tidak
tuntas, atas nama Bayu Anggara dengan nilai akhir (rata-rata) 75
kedudukan nilai E, sedangkan 14 siswa lainnya dinyatakan tuntas.
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
a. Pengertian
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang
menentukan keberhasilan seseorang pada penguasaan materi atas
kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna
mendukung tujuan instruksional.
Pendekatan penilaian ini cenderung sangat khusus dan
mendetail. Nilai yang diperoleh dari pendekatan penilaian ini
mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang
materi pengajaran yang diujikan. Penilaian ini memberikan skor
yang tidak menggambarkan penguasaan pada suatu kelompok atau
satu kelas saja, tapi bisa oleh suatu lembaga departemen pendidikan
diatur untuk semua lembaga yang setingkat, baik di wilayah yang
bercakupan satu kabupaten, provinsi, atau bahkan nasional. Artinya
tidak bergantung pada perbandingan nilai antar siswa satu dengan
yang lain dalam suatu kelompok, namun bergantung pada apa yang
sudah ditentukan (patokan). Penilaian dengan jenis pendekatan ini
cocok digunakan dan diterapkan untuk diagnostic test atau tes
diagnostik.
b. Langkah-langkah Penerapan
Penerapan pendekatan penialaian hanya ada dua langkah,
yaitu :
1) Menyiapkan pedoman penilaian
2) Menentukan nilai dan ketuntasan (berdasarkan pedoman
penilaian dan KKM)

16
c. Contoh Kasus
Untuk contoh kasusnya sama seperti jenis penilaian
sebelumnya, hanya saja pedoman penilaian memang sudah
dipersiapkan sebelumnya dan sudah dijadikan kesepakatan dan
bersifat absolut, tanpa harus menghitung kembali rata-rata kelas dan
standar deviasi dengan perbandingan-perbandingan dari siswa satu
ke siswa lainnya sebagaimana yang telah diterapkan di jenis
pendekatan penilaian sebelumnya. Misal, pedoman penilaian yang
disepakati oleh lembaga departemen pendidikan nasional
sebagaimana berikut.
Rentang Nilai Keterangan
90 – 100 A Mumtaz
80 – 89 B Jayyid Jiddan
70 – 79 C Jayyid
60 – 69 D Maqbul
0 – 59 E Mardud
Pedoman penilaian ini ditentukan dan disepakati sejak awal
pembelajaran, yang selanjutnya digunakan dalam proses evaluasi
pembelajaran.
Adapun KKM ditentukan dengan perhitungan tertentu dan
disepakati oleh seluruh guru mata pelajaran masing-masing juga
pada awal pembelajaran, yang selanjutnya digunakan sebagai
pedoman penentuan ketuntasan. Misalnya, KKM yang disepakati
adalah 70. Maka jika dibuat tabel, maka sama dengan PAN, namun
yang membedakan hanya saja di kolom kedudukan nilai dan
ketuntasan.
Rata-
Skor Keduduk Ketuntas
No Nama Siswa rata
Nilai an Nilai an
Siswa
1 Abd. Fatah … 91 A Tuntas
2 Ach. Fawaid … 90 A Tuntas
3 Achmad Muafa … 79 C Tuntas
4 Arumiyyah … 82 B Tuntas
5 Bayu Anggara … 75 C Tuntas
6 Cahyani … 88 B Tuntas
7 Cahyanto … 83 B Tuntas

17
8 Denisa … 95 A Tuntas
9 Emil Dardak … 80 B Tuntas
10 Fatim Ahmad … 81 B Tuntas
11 Fatimah Rahman … 81 B Tuntas
12 Himam As’ad … 83 B Tuntas
13 Indriyana … 88 B Tuntas
14 Qurratul Aini … 92 A Tuntas
15 Yasmin … 84 B Tuntas
Berdasarkan pengolahan dalam bentuk tabel di atas, semua
siswa dinyatakan tuntas, sebab semua siswa memenuhi dan melebihi
KKM yang ditentukan, yaitu 70 dengan predikat nilai C. Sedangkan
nilai akhir terendah adalah 75 dan nilai akhir tertinggi adalah 95.
E. Penentuan Peringkat (Rangking)
Salah satu pengolahan nilai yang bisa terapkan dan dilakukan adalah
menentukan peringkat atau rangking. Caranya adalah dengan mengurutkan
skor atau nilai terbesar sampai dengan yang terkecil. Skor terbesar diberi
peringkat 1, begitu seterusnya sampai skor terkecil. Skor-skor yang sama
harus diberi peringkat yang sama pula.
Contoh : (sebagaimana contoh di atas)
Skor Rata-rata
No Nama Siswa Peringkat
Nilai Siswa
1 Abd. Fatah … 91 3
2 Ach. Fawaid … 90 4
3 Achmad Muafa … 79 14
4 Arumiyyah … 82 10
5 Bayu Anggara … 75 15
6 Cahyani … 88 5.5
7 Cahyanto … 83 8.5
8 Denisa … 95 1
9 Emil Dardak … 80 13
10 Fatim Ahmad … 81 11.5
11 Fatimah Rahman … 81 11.5
12 Himam As’ad … 83 8.5
13 Indriyana … 88 5.5
14 Qurratul Aini … 92 2
15 Yasmin … 84 7
- Peringkat untuk skor 88 adalah 5,5 yang diperoleh dari (5+6)/2=5,5
- Peringkat untuk skor 83 adalah 8,5 yang diperoleh dari (8+9)/2=8,5
- Peringkat untuk skor 81 adalah 11,5 yang diperoleh dari (11+12)/2=11,5

18
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penilaian adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh


mana, dan dalam hal apa, bagaimana ketercapaian tujuan pendidikan, apa dan
bagaimana yang belum tercapai dan apa yang menjadi penyebabnya, serta apa
tindak lanjutnya

Skor adalah hasil pekerjaan memberikan angka yang diperoleh dengan jalan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang telah dijawab oleh testee
dengan betul, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya. Dan nilai adalah
angka atau pun huruf yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah dijadikan
satu dengan skor-skor lainnya, serta disesuaikan pengaturannya dengan standar
tertentu

Skor yang diperoleh dari sebuah tes baru akan bermakna jika ditafsirkan
berdasarkan suatu patokan atau berdasarkan suatu norma. Ini lah yang disebut
dengan penilaian. Pengolahan nilai-nilai menjadi nilai akhir seorang siswa dapat
dilakukan dengan mengacu kepada kriteria atau patokan tertentu.

Pada tes uraian, pemberian skor didasarkan pada bobot (weight) yang
diberikan pada setiap butir soal, didasarkan dan disesuaikan dengan tingkat
kesulitan dari soal tersebut dan atau banyak sedikitnya unsur yang terdapat dalam
jawaban yang dianggap paling benar. Untuk tes objektif, seperti tes benar-salah
meliputi dua rumus : denda dan tanpa denda. Begitu juga dengan jenis pilihan
ganda. Adapun untuk tes penjodohan dan tes lisan cara mengelola skornya adalah
dengan menghitung jawaban yang benar saja.

Pada hasil belajar afektif, instrument yang digunakan adalah berupa skala
penilaian dan pedoman pengamatan, dengan beberapa tahapan, yaitu : (a)
menghitung skor terendah, (b) menghitung skor tertinggi, (c) menghitung selisih
skor, (d) menentukan jumlah kategori, dan (e) menentukan rentangan kategori.

19
Salah satu instrument yang sering digunakan untuk menilai hasil belajar
keterampilan adalah rubric. Kemudian skor di setiap aspek tersebut dijumlahkan
untuk mendapatkan skor total dari masing-masing siswa.

Adapun pengolahan data hasil tes berdasarkan PAN, langkah penerapannya


adalah dengan : (a) memberikan nilai pada skor mentah, (b) mencari nilai mean
kelas dan standar deviasi, (c) menentukan pedoman konversi, dan (d) menentukan
nilai dan ketuntasan. Sedangan pengolahan data hasil tes berdasarkan PAP, langkah
penerapannya hanya dengan menyiapkan pedoman penilaian dan menentukan nilai
serta ketuntasan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Khairuddin Alfath, Fajar Fauzi Raharjo. 2019. Teknik pengolahan Hasil Asesmen
: Teknik Pengolahan dengan Menggunakan Pendekatan Acuan Norma
(PAN) dan Pendekatam Acuan Patokan (PAP). Jurnal Komunikasi dan
Pendidikan Islam. Vol. 8 No. 1. Juni 2019. Hal. 4-22

Nurfajriyani, Ilma, dkk. 2018. Pengolahan Hasil Penilaian. Makalah. Universitas


Islam Negeri Sunan Gunung Djati : Bandung

Andayani, Ruli. Mei 2020. [Bekal Calon Guru]-Belajar Mengolah Nilai dengan
PAN dan PAP (VIDEO). https://youtu.be/VZ2GM9-5BT4

Afifah, Ikke Nailul. Mei 2020. Pengolahan Penilaian Acuan Norma (PAN)
(VIDEO). https://youtu.be/buKd3YapNiA

Doni, dkk. Evaluasi Pendidikan. BETA

Ramadhani, Wulan Suci, dkk. Teknik Pengolahan Skor Hasil Evaluasi. Artikel.

21

Anda mungkin juga menyukai