Dibutuhkan adanya sebuah cara atau metode dalam memahami
suatu hal, yang dengan metode tersebut bertujuan agar bisa sampai pada apa yang ia tuju. Sama halnya dengan filsafat, dalam memahaminya tentunya juga dibutuhkan adanya sebuah metode. Terdapat banyak metode dalam berfilsafat. Namun, diantara metode yang sering digunakan adalah metode sistematis. Dalam metode sistematis ini terdapat tiga macam atau tahapan yang secara berurutan yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dalam hal ini, akan dibahas mengenai ontologi. Secara etimologi, ontologi berasal dari dua kata bahasa Yunani onto yang berarti sesuatu yang sungguh dan benar adanya, dan logos yang berarti ilmu dari sesuatu yang kemudian digabung menjadi satu satu kata ontolog. Secara terminologi, bisa didefinisikan bahwa ontologi adalah sebuah ilmu yang membahas tentang kenyataan segala sesuatu yang sesungguhnya atau bisa disebut dengan hakikat segala sesuatu. Maka dari itu, ontologi ini sering disebut dengan filsafat hakikat sebab membahas tentang hakikat dalam filsafat. Ontologi juga termasuk salah satu bagian dalam cabang besar filsafat yang tiga, dimana yang dua lainnya adalah epistemologi dan aksiologi. Dan ketiga cabang tersebut merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Namun yang membedakan cabang ontologi dengan dua cabang lainnya adalah bahwa ontologi, kajiaannya mencakup semua hal sehingga bisa dikatakan bahwa ontologi ini bersifat universal. Sedangkan epistemologi hanya mencakup satu bidang saja yaitu epistemologi yang hanya mengkaji tentang bagaimana memperoleh pengetahuan filsafat tersebut. Begitu juga aksiologi, dimana kajian yang ada di dalamnya hanya mencakup kajian tentang guna pengetahuan filsafat. Kajian dalam ontologi sendiri meliputi : (1) sesuatu yang ada atau realitas, baik fisik maupun metafisik, baik konkret maupun abstrak, yang imanen maupun yang transenden, baik natural maupun supranatural, dan lain sebagainya dan (2) yang berbentuk teori (pembicaraan). Terdapat beberapa sudut pandang dalam cabang ontologi ini, pertama yaitu monoisme. Monoisme adalah sebuah aliran atau paham yang menganggap bahwa hakikat asal dari segala sesuatu yang ada atau kenyataan ini hanya satu. Yang menjadi objek dalam aliran monoisme adalah materi atau ide. Paham yang menganggap materi adalah hakikat dari kenyataan tersebut disebut materialism. Materialisme adalah sebuah paham yang menganggap bahwa yang ada hanyalah materi dengan menafikan sesuatu yang lain seperti yang disebut dengan roh atau jiwa yang hanya menjadi proses gerakan kebendaan yang tidak bisa disamakan dengan materi. Dan paham yang menganggap ide adalah hakikat dari kenyataan tersebut adalah idealisme. Idealisme adalah sebuah paham yang menganggap bahwa yang ada dan nyata adanya hanyalah roh atau jiwa. Dianggapnya roh atau jiwa adalah yang nyata oleh paham ini sebab materi hanyalah menjadi badan atau bayangan saja. Kedua adalah dualisme, yaitu sebuah aliran atau paham yang menganggap bahwa hakikat asal dari segala sesuatu yang ada atau kenyataan ini ada dua, yaitu materi dan ide. Sebab keduanya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Materi tanpa ide, maka tidak akan ada kehidupan, begitu juga sebaliknya. Materi sebagai badannya yang mewadahi ide dan ide tersebut sebagai penggerak atau menjadi proses gerakannya. Dan dua hal itu ada dalam diri manusia dengan adanya kerja sama antara keduanya. Ketiga adalah prulalisme, yaitu sebuah aliran atau paham yang menganggap bahwa segala macam bentuk merupakan hakikat kenyataan, artinya aliran ini menganggap dan mengakui bahwa segala macam bentuk itu nyata. Keempat adalah nihilisme, yaitu sebuah aliran atau paham yang menganggap bahwa hakikat asal dari segala sesuatu atau kenyataan itu tidak ada, artinya tidak mengakui pada kebenaran pengetahuan. Kelima adalah agnostisisme, yaitu sebuah aliran atau paham yang menginkari akan kemampuan dalam mengetahui hakikat suatu benda, dimana hal ini ditimbulkan karena aliran ini beranggapan bahwa orang-orang belum bisa mengenal dan mampu untuk menerangkan secara jelas akan adanya kenyataan. Terdapat beberapa istilah penting yang terkait dengan cabang ontologi yang diantaranya adalah esensi (kenyataan atau hakikat), eksistensi (keberadaan), substansi (watak dari sesuatu yang sebenarnya), kualitas (mutu : tingkat baik buruknya sesuatu), kuantitas (berkaitan dengan jumlah) dan kausalitas (sebab-akibat) yang dibangun oleh adanya penggerak yang tentunya dibutuhkan sebuah materi yang dirumuskan (form) sehingga sampai pada tujuan.