Anda di halaman 1dari 2

Metode-metode Filsafat

Oleh : Ahmad Tarajjil Ma’suq (T20192099)

Sebagaimana jamak diketahui bahwa filsafat itu merupakan


sebuah sarana berpikir yang banyak melibatkan akal dalam
aktivitasnya. Namun tidak semua berpikir itu disebut berfilsafat karena
harus memenuhi ciri-ciri yang terkandung di dalam berfilsafat itu sendiri seperti radikal,
kompherensif, universal, spekulatif, sistematis, kritis, logis, skiptis dan bebas.
Tentunya terdapat sebuah cara atau jalan yang ditempuh dalam berfilsafat yang
dikenal dengan metode filsafat. Kata metode itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Methodos
yang berarti sebuah cara, arah atau jalan. Kalau diperluas, pengertian metode berdasarkan
asal kata tersebut adalah sebuah cara, arah atau jalan yang ditempuh untuk mencapai sebuah
tujuan. Jadi, yang dimaksud dengan metode filsafat itu adalah sebuah cara atau prosedur
bagaimana orang itu berpikir filsafat yang dengan cara tersebut bisa sampai pada tujuan
filsafat itu sendiri.
Terdapat beberapa metode-metode yang digunakan dalam berfilsafat, seperti metode
historis, sistematis, kritis, skolastik, empiris dan saintifik.
Metode historis yaitu cara belajar dengan cara menilik pada sejarah dimana dalam
lintasan sejarahnya terbagi menjadi empat fase, yaitu –secara berurutan- fase Pra Yunani
dimana pada fase ini pemikirannya lebih bercorak pada kosmologi (tentang alam), fase
Yunani dimana pada fase ini pemikirannya lebih bercorak pada teologi (tentang tuhan), fase
Modern dimana pada fase ini pemikirannya lebih bercorak pada antropologi (tentang tuhan),
dan fase Post Modern dimana pada fase ini pemikirannya lebih bercorak pada logologi
(tentang bahasa).
Metode sistematis merupakan cara yang digunakan secara teratur dan terurut.
Terdapar tiga macam secara berurutan dalam metode ini, yaitu ontologi, epistemologi dan
aksiologi. Ontologi adalah sebuah ilmu yang menerangkan tentang hakikat sesuatu sehingga
ini dikenal dengan filsafat hakikat. Epistemologi adalah ilmu yang menerangkan tentang
bagaimana cara memperoleh sesuatu tersebut. Sedangkan aksiologi adalah ilmu yang
menerangkan tentang fungsi atau kegunaan dari sesuatu tersebut. Contoh kecilnya seperti
kursi. Hakikat kursi itu sebenarnya adalah kayu (ontologi). Kayu tersebut dipahat dan
dibuatlah menjadi sebuah kursi (epistemologi). Yang asalnya hanya kayu yang mungkin tidak
terdapat fungsi di dalamnya, namun setelah diproses dan dibentuk menjadi sebuah kursi maka
bisa diketahui fungsi atau kegunaanya yang dimana fungsi dari kursi adalah digunakan
sebagai tempat duduk (aksiologi).
Metode kritis adalah sebuah cara yang digunakan yang bersifat praktis dan analisis.
Metode ini dikatakan praktis dan analisis karena metode ini tidak terlalu menyelidiki fakta-
fakta melainkan lebih pada bagaimana seseorang itu berfilsafat itu menganalisa pendapat-
pendapat atau aturan-aturan yang dikemukakan oleh orang lain. Dan metode ini akan terus
berjalan, artinya seseorang yang berfilsafat dengan metode ini akan terus mengkaji dan
menganalisa lebih mendalam, tidak berhenti dan terus mengkajinya sampai seorang tersebut
bisa sampai pada titik temu apa yang ia kaji dan analisa.
Kata skolastik berasal dari bahasa Inggris school yang berarti sekolah atau tempat
kegiatan belajar mengajar. Metode skolastik memang pertama menunjukkan pada sebuah
pengajaran namun tetap ada hubungan erat dengan metode berpikir. Metode ini tidak hanya
digunakan dalam ilmu pengetahuan filsafat saja, tapi semua bidang ilmu. Metode ini hanya
digunakan sering disebuy sintesis-deduktif, karena metode ini bertitik tolak pada prinsip-
prinsip yang sederhana yang sangat umum kemudian diturunkan pada hubungan-hubungan
yang lebih kompleks dan khusus.
Metode empiris merupakan metode yang dilakukan berdasarkan empiris, pengalaman
yang dialami atau dirasakan oleh panca indera manusia, mata sebagai indera penglihat,
telinga sebagai indera pendengar, hidung sebagai indera pencium, lidah sebagai indera
pengecap dan kulit sebagai indera peraba. Jadi, jenis metode ini adalah sebuah cara seseorang
yang ingin berfilsafat dengan bersandar pada apa yang ia alami saja. Metode ini juga disebut
sebagai pengetahuan yang sumbernya inderawi atau berasal dari indera yang sifatnya empiris
(berdasarkan pengalaman).
Metode saintifik merupakan salah satu jenis metode yang menggunakan kaidah-
kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas dan langkah-langkah dalam proses
pembelajaran meliputi mengamati (observasi), menanya, mengumpulkan informasi,
mengolah informasi dan mengkomunikasikan. Dan masih ada banyak metode-metode yang
belum disebutkan, namun metode-metode inilah yang banyak digunakan dan dianggap paling
penting dalam berfilsafat seperti metode intuitif, pragmatik, subjektif, lingustik dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai