Anda di halaman 1dari 2

Yuliana Didik Tri Nugroho

PGSD E PPG Prajabatan 2022

Aksi Nyata - Kontribusi Nyata Penerapan Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar


Dewantara

Setelah mengikuti pembelajaran di topik 2 saya memperoleh perspektif baru. Pemikiran


dan perilaku saya dalam mengajar berubah. Saya sadar bahwa kebutuhan belajar setiap anak
itu berbeda, sehingga diperlukan cara belajar yang berbeda pula. Seorang guru sebagai
fasilitator harus dapat memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didiknya. Sebagai seorang
pengajar dan pendidik, guru hanya bertugas memfasilitasi dan menuntun anak dalam
belajarnya agar anak dapat meraih segala kodrat dan kebahagiaan hidupnya. Dalam
pembelajaran seorang anak harus menjadi subjek atau pelaku pembelajaran bukan sebagai
objek, sehingga peserta didik dapat terlibat secara langsung di setiap proses dalam
pembelajarannya. Pembelajaran yang terfokus kepada guru sudah ketinggalan zaman, seorang
guru dalam mengajar dan mendidik harus mengikuti kodrat alam dan kodrat zaman pada
peserta didiknya.

Sebagai seorang pendidik memiliki tujuan agar peserta didiknya dapat meraih segala
kodrat yang dimilikinya dan kebahagian hidup setinggi-tingginya baik di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat. Sebagai orang tua di sekolah, pendidik memiliki peran penting dalam
pembentukan pengetahuan dan karakter pada peserta didik. Pendidikan berhubungan dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan
di mana anak berada artinya setiap anak sudah membawa sifat dan karakter masing-masing.
Pendidik harus menuntun peserta didiknya agar dapat memperoleh kodrat yang dimilikinya
dan terbentuknya karakter yang baik sesuai dengan sosio-kultural yang ada di daerahnya.
Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada
siswa sesuai dengan zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya, dan menyesuaikan diri. Bila
melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk
memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal
sosial budaya peserta didik di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda
dengan peserta didik di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur.

Ki Hajar Dewantara mengenalkan sistem among sebagai suatu metode pendidikan yang
menekankan pada proses pembelajaran yang dikenal dengan : Ing Ngarso Sung Tulodho (di
depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karso (di tengah membangun kehendak), Tut
Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan).

Anda mungkin juga menyukai