Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH Ke-PGRI-an

HUBUNGAN DAN KERJASAMA PGRI SECARA REGIONAL DAN


INTERNASIONAL

Dosen Pengampu : Andista Candra Yusro, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

1. Teresa Puji Astuti 2205101088p

2. Lissa Yuliyanti 2205101095p

3. Purhendi Bayu Basuki 2205101096p

Teknik Informatika

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa karena berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul:

“HUBUNGAN DAN KERJASAMA PGRI SECARA REGIONAL DAN


INTERNASIONAL”

Pembuatan dan penyusunan Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah ke-
PGRI-an yang dilaksanakan di Universitas PGRI Madiun. Penulis berusaha secara optimal
dengan segala pengetahuan dan informasi yang didapatkan dalam menyusun Makalah ini.
Namun, Penulis menyadari berbagai kekurangan dan keterbatasannya dalam pengerjaannya.

Oleh karena itu Penulis memohon maaf atas keterbatasan materi yang tersaji pada
makalah ini. Penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan Makalah ini.

Demikian besar harapan Penulis agar Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan yang membutuhkan informasi mengenai macam-macam sistem operasi
serta pengembangannya.

Madiun, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2. Tujuan...................................................................................................................................1
1.3. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1. PGRI Sebagai Organisasi yang Bersifat Kemitraan.............................................................2
2.2. Hubungan Dengan Luar Negeri............................................................................................2
2.3. Hubungan dan Kerjasama PGRI Secara Regional...............................................................3
2.4. Hubungan dan Kerjasama PGRI Secara Internasional........................................................3
2.5. Contoh – Contoh Hubungan PGRI dengan Luar Negeri......................................................7
2.6. Contoh – Contoh Kerjasama PGRI dengan Luar Negeri......................................................9
2.7 Cara PGRI Membangun Kerjasama dengan Pihak Lain......................................................10
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2. Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sampai lembaga pendidikan
di era globalisasi menuntut tim pekerja yang solid antara pihak sekolah itu sendiri dengan
pihak luar, baik instansi atasan maupun masyarakat. Melalui hubungan kerjasama PGRI
antar instansi, maka administrasi hubungan merupakan salah satu upaya yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama di kedua instansi tersebut.
Ketika hubungan PGRI antar instansi ini dapat berjalan harmonis dan dinamis dengan sifat
pedagogis, sosiologis dan produktif, maka diharapkan tercapai tujuan utama yaitu
terlaksananya proses pendidikan di kedua wilayah secara produktif, efektif, efisien dan
berhasil sehingga menghasilkan out-put yang berkualitas secara inteletual, spritual dan
sosial.
Oleh karena itu pada pembahasan makalah ini kami bahas tentang “Hubungan dan
Kerjasama PGRI Secara Regional dan Internasional”. Semoga dengan pembahasn ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuanbersama.

1.2. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah ke- PGRI -an.
b. Utuk mengetahui apa itu hubungan kerjasama PGRI regional dan internasional.

1.3. Rumusan Masalah


Dari penjabaran latar belakang diatas diperoleh beberapa rumusan masalah seperti
berikut ini :
a. Apakah yang dimaksud PGRI Sebagai Organisasi yang Bersifat Kemitraan itu?
b. Hubungan PGRI dengan pihak Luar Negeri

1
c. Bagaimana Hubungan dan Kerjasana PGRI Secara Regional ?
d. Bagaimana Hubungan dan Kerjasana PGRI Secara Internasional ?
e. Contoh – Contoh Hubungan PGRI dengan Luar Negeri ?
f. Contoh – Contoh Kerjasama PGRI dengan Luar Negeri ?
g. Cara PGRI Membangun Kerjasama dengan Pihak Lain

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PGRI Sebagai Organisasi yang Bersifat Kemitraan


Menurut etimologi (arti kata), kemitraan adalah perihal hubungan atau jalinan kerja
sama sebagai mitra. PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang selalu
berusaha menjalin serta mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak, bahkan PGRI sudah menjalin hubungan secara
internasional.
Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan kemitraan diantaranya adalah:

a. Menumbuhkan semangat rasa persatuan dan kesatuan.


b. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan/solidaritas.
c. Menerima, membantu dan merasakan penderitaan orang lain.
d. Meduli terhadap keadaan masyarakat.

Salah satu strategi PGRI untuk mencapai Visi dan Tujuan organisasi adalah
melakukan kerjasama dengan masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Organisasi
Massa lain atau sering disebut hubungan kerjasama PGRI secara regional dan internasional
[1].

2.2. Hubungan Dengan Luar Negeri

Hubungan PGRI dengan  luar negeri sudah dapat dibuktikan sejak lahirnya PGRI.
Pada periode tahun 1945 sampai 1950, perjuangan PGRI dititik beratkan melawan NICA-
Belanda guna menyelamatkan perang kemerdekaan. Dalam usaha meningkatkan pendidikan
dimulai dengan peralihan pendidikan yang bersifat kolonial ke pendidikan nasional.
Pada tahun 1950 terjadi 2 kongres PGRI yaitu kongres IV di Yogyakarta (Februari
1950) dan yang kedua kongres V (Desember 1950) di Bandung dalam usaha penataan
kembali organisasi.

2
Tahun 1950 merupakan tahun persatuan karena akhirnya kongres itu membuat suatu
“maklumat persatuan”. PGRI sebagai organisasi kemitraan, berupaya menumbuhkan rasa
semangat persatuan dan kesatuan dengan membentuk suatu hubungan dengan luar negeri.
Dalam hubungannya dengan luar negeri, mulai 1948 menjalin kerjasama / hubungan
dengan National Education Association (NEA), yaitu Persatuan Guru di Amerika Serikat.
NEA mengundang PGRI untuk mengadakan peninjauan tentang perkembangan pendidikan
di Amerika Serikat selama 8 bulan. PGRI juga mendapat undangan kongres II WCOTP
(World Confideration of Organization of the Teaching Profession) yang kedua di London
pada bulan Juli 1948. PGRI sudah sejak lama telah memiliki hubungan yang luas dengan
guru di luar negeri. Hubungan tersebut dapat meliputi hubungan kerjasama dalam tingkat
regional dan internasional.

2.3. Hubungan dan Kerjasama PGRI Secara Regional

a. ASEAN Council of Teachers (ACT)


ASEAN Council of Teachers (ACT) merupakan organisasi yang berangotakan guru-guru
negara ASEAN. Negara yang menjadi anggota ACT adalah Indonesia, Singapura,
Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Laos. PGRI
memprakarsai berdirinya ASEAN Council of Teachers (ACT) tahun 1974.
b. Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN)
Pertemuan Guru-Guru Nusantara merupakan organisasi yang beranggotakan guru-guru
yang terbentuk karena didasarkan pada budaya Melayu. Negara yang menjadi anggota
PGN diantaranya adalah Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. PGRI
memprakarsai Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN) 1983 di Singapura yang dipimpin
oleh Prof. Gazali Dunia dan Rusli Yunus.

2.4. Hubungan dan Kerjasama PGRI Secara Internasional


a. Konvensi ILO/UNESCO
Tanggal 5 Oktober 1966 Konvensi ILO/UNESCO di Paris menghasilkan Status of
Teachers (Status Guru Dunia). Pemerintah RI dan PGRI (HM Hidajat dan Ir. GB
Dharmasetia) hadir dan menandatangani Konvensi ILO/UNESCO tersebut.
b. Education International (EI)

3
Education International (EI) adalah suatu serikat pekerja atau organisasi guru dan
personal pendidikan dengan 25.000.000 anggota. Mereka adalah para guru dan pekerja
di sektor pendidikan dari tingkat pra-sekolah sampai perguruan tinggi yang berasal
dari 311 organisasi di 155 negara. Di asia Pasifik EI mempunyai 68 anggota organisasi
di 34 Negara, termasuk PGRI.

EI bertujuan untuk :
1. Melindungi hak profesional dan industrial dari para guru dan pekerja
pendidikan.
2. Mempromosikan perdamaian, demokrasi, keadilan sosial, dan persatuan
kepada seluruh manusia si semua negara, melalui pembangunan pendidikan
umum berkualitas bagi semua.
3. Memerangi semua bentuk rasialisme dan diskriminasi dalam pendidikan dan
masyarakat.
4.  Memberikan perhatian khusus bagi pembangunan peran kepengurusan dan
keterwakilan wanita di masyarakat, dalam profesi mengajar, dan dalam
organisasi guru dan pekerja pendidikan.
5. Memastikan hak-hak kelompok kelompok yang terlemah seperti masyarakat
pribumi, etnik minoritas, migran dan anak-anak. EI bertujuan dan bekerja
untuk menghapuskan pekerja anak yang merupakan bagian penting dari hak
asasi manusia.

EI dibentuk pada tahun 1993 sebagai hasil penggabungan antara The


International Federation of Free Teacher Union (IFFTU) dan The World
Confederation of Organizations of The Teaching Profession (WCOTP). Sekertariat
pengurus EI bermarkas di Brussels, Belgia, yang dilengkapi dengan lima departemen
yaitu: pendidikan, serikat sekerja, hak asasi manusia dan keadilan, pengembangan
kerjasama, informasi dan administrasi.
Dengan jumlah anggota sebanyak 25 juta orang. EI menjadi sebuah ITS
(International Trade Secretariate atau Sekretariat Serikat Pekerja Internasional) yang
terbesar di dunia. EI berasosiasi dengan ICFTU (Internatioanal Confederation of Free

4
Trade Union), yaitu sebuah konfederasi dari pusat-pusat serikat pekerja naional yang
demokratis dan independent di tingkat dunia. Education International membangun
hubungan kerja istimewa dengan sejumlah organisasi penting.
EI mempunyai hubungan kerja dengan UNESCO, termasuk IBE (international
Buereau of Edication atau Biro Pendidikan Internasional) serta memiliki status
konsultatif dengan United Nation Economics and Social Council (ECOSOC) atau
Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa Bangsa.
Secara khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan bersama dengan
WHO, UNAIDS, ILO, World Bank, dan Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD). Hubungan tersebut memberikan kesempatan bagi EI dalam
mempromosikan tujuan guru dan pekerja pendidikan di forum internasional dan
dalam memberikan masukan dalam diskusi ketika sedang menyusun keputusan
tentang kebijakan penting.
Program dan anggaran belanja EI diadopsi setiap tiga tahun oleh Kongres
Dunia Education International, yang dihadiri  oleh semua organisasi anggota EI dan
para pengamat dari organisasi internasional serta lembaga-lembaga antara negara.
Resolusi kebijakan EI diadopsi dan Dewan Pimpinan Pusat dipilih di Kongres Dunia
yang terakhir diselenggarakan di Jontien, Thailand, pada bulan Juli 2001.
Sekretariat Markas Besar atau Kantor Pusat EI teretak di Brussel Belgia.
Kantor-kantor kawasan terletak di Afrika (Lome, Togo), Asia Pasific (Kuala
Lumpur, Malaysia), dan Fiki, Eropa (Brussel, Belgia), Amerika Latin (San Jose,
Cose Rica) dan Amerika Utara dan Karibia (santalucia). Setiap 3 tahun sekali di tiap-
tiap kawasan diselenggarakan Konvereverensi Regional.
Tujuan PGRI mengikuti organisasi ini adalah:
a. Memperkuat PGRI sebagai serikat pekerja guru.
b. Membuat organisasi yang lebih demokratis, independen, transparan dan
berkelanjutan.
PGRI mengikutsertakan dirinya dalam organisasi ini tentu memperoleh manfaat:
1. Membuat kesadaran serikat buruh, good governance, transparansi dan
akuntabilitas di semua tingkat organisasi.

5
2. Untuk mendapatkan alokasi anggaran 20% oleh pemerintah untuk pendidikan
di tingkat nasional dan daerah untuk dapat membahas masalah yang dihadapi
oleh pendidikan, guru, anak-anak, dan untuk mencapai pendidikan berkualitas
untuk semua
3.   Mempromosikan partisipasi perempuan dan pemimpin muda dalam proses
pengambilan keputusan dan semua kegiatan serikat.
4.  Dibuat kolam pelatih terampil di tingkat kabupaten dan propinsi.
5.  Berkaitan dengan keuangan organisasi dan membuat organisasi mandiri secara
finansial.
6.   Peningkatan proses komunikasi dalam organisasi antara tingkat nasional,
provinsi dan kabupaten.

Keikutsertaan PGRI dalam organisasi ini dapat dibuktikan dengan lima tahun
sekali Kongres PGRI berhasil dilaksanakan diantaranya di Palembang, Sumatera
Selatan, Indonesia, ditangani oleh Presiden Republik Indonesia dan Sekretaris
Jenderal Pendidikan Internasional.
Tahun 2001 PB PGRI dan Ketua provinsi se Jawa Workshop EI di Anyer.
Kemudian pada tahun 2003 menjadi 11 provinsi. Pada tahun 2004 menjadi 19
provinsi, pada tahun 2005 menjadi 22 provinsi. Penanggung jawab nasional Prof.Dr.
HM Surya, Ketua Umum PB PGRI, sedangkan National Coordinator PGRI-EI
Consortium Project :
1. Tahun 2002 – 203, Drs. WDF Rindorindo
2. Tahun 2004 – sekarang, HM Rusli Yunus.
3. Tahun 2006 Koordinator Nasional (HM Rusli Yunus) didampingi Koordinator
Pelaksana (Ir.Abdul Azis Hoesein, MEngSc)
Menurut Arlan Larnaca (2011), terdapat beberapa hasil dari jalinan kemitraan
internasional tersebut, antara lain :
1. Adanya bantuan dari EI melalui konsorsium organisasi guru Swedia, Kanada,
AS, Jepang, Australia.
2. Ketua Umum PB-PGRI duduk dalam kepengurusan EI untuk kawasan Asia-
Pasifik.

6
3.  Perjuangan PGRI telah masuk dalam salah satu resolusi Konferensi EI Asia-
Pasifik di india pada tahun 2000 dan kongres Guru se Dunia di Thailand tahun
2001.
4.  Dalam konfensi ACT di Thailand, Hanoi, dan Brunei Darussalam, PGRI
berperan secara aktif dalam penyajian materi.
5.  PGRI telah menyampaikan kertas kerja dalam Pertemuan Guru Nusantara
(PGN) di Brunei Darussalam tahun 2002.
6. Ketua umum PB PGRI mendapat kehormatan untuk menjadi salah seorang
pembicara dalam beberapa konferensi Internasional.
7. Kerjasama bilateral telah terbina dengan STU (Singapura), Kurusapha
(Thailand), JTU (Jepang), KFTA (korea selatan), AEU (Australia), dan NUTP
(Malaysia).

2.5. Contoh – Contoh Hubungan PGRI dengan Luar Negeri


1. Sesudah kongres ke empat di Yogyakarta, PB PGRI di Jakarta mengirim surat
perkenalan serta ucapan selamat atas terbentuknya pengurus baru Persatuan Guru
Negara Persekutuan Malaya. Sejak saat itu terjalinlah hubungan persudaraan dan kerja
sama antara PGRI dengan Persatuan Guru Negara Persekutuan Malaya (Malaysia)
hingga kini dibuktikan dengan jalan korespondensi, saling mengunjungi, pertukaran
guru, penataran, dll.
2. Pada bulan Februari 1954 PB PGRI mendapat undangan dari Fan Ming, Ketua Umum
PB PRRC, untuk berkunjung ke Peking guna menghadiri hari buruh(1 mei) dan
disambung dengan karya wisata selama satu bulan.
3. Suatu peristiwa antar bangsa dimana PGRI ikut berperan adalah Regional Conference
of Non Govermental of The U.N.O di Denpasar Bali. Utusan PB PGRI terdiri dari F.
Wachendorf dan Muhamad Hidrajat. Usul-usul PGRI mengenai peranan  film
semuanya diterima oleh konperensi tersebut.
4.  Pada tahun 1954, PB PGRI sangat menyesal karena tidak dapat hadir dalm memenuhi
undangan WCOTP,IFTA, dan Fipreso yang berkongres di Oslo karena kesulitan
keuangan.
5. Sujono, Wakil Ketua I PB PGRI dan E.A. Parengkuan mewakili PGRI hadir di
kongres ke lima WCOTP yang diadakan di Manilla dari tanggal 1s/d 8 Agustus 1956.

7
6. Pada musim dingin Australia bulan Juli 1971 PGRI menghadiri General Assembly
WCOTP di Sidney, sambil mempererat kerja sama dengan Australia teachers
Federation dan New Zaeland Teachers Institute.
7.  Ketua Umum Basyumi Suriamiharja, Sekretaris Jenderal A.M.D Jusuf dan Gazali
menghadiri IFFTU Convention di Kuala Lumpur. Pada acara pembentukan “Komite
Asia untuk IFFTU”. Basyumi Suriamiharja terpilih menjadi ketuanya.
8. Pada tanggal 3 dan 4 April 1972 di Bandung diadakan Kongres IFFTU dengan tema
“The role of teachers and their organization in economic development”. Pada
kesempatan ini melalui May Jen. Ali Murtopo, guru di Indonesia telah lama diakui
sebagai pembaharuan dan pembangunan.
9. Ketua Umum Basyumi Suriamiharja dan Sekretaris Jenderal A.M.D Jusuf menghadiri
kongres WCOTP di London pada bulan Agustus 1972, selanjutnya mereka pergi ke
Nederland dan Belgia, untuk memenuhi undangan Nederlandse Onderwejzers
Verefinigi, dan Federasi Guru Belgia.
10. Melalui WCOTP PGRI telah menyerukan dihentikannya peperangan India-
Bangladesh, Vietnam, dan Timur Tengah yang mengakibatkan kesengsaraan rakyat,
dan penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial yang bertentangan dengan martabat
dan harkat manusia.
11. Sejak kongres ke 13 hubungan dengan luar negeri dirumuskan sebagai berikut
“Meningkatkan jalinan hubungan dan kerja sama internasional kependidikan yang
mengabdi pada kepentingan nasional”.
12. Dra. Ny. M. Wahyudi dan AT. Sianipar SH menghadiri WCOTP Asia and South
Pasific Conference yang diadakan di Walington New zaeland dari tanggal 26 Agustus
sampai 2 September 1981.
13. Kongres ke 29dihadiri tidak kurang dari 11 orang anggota PGRI yakni Ketua Umum
Basyumi Suriamiharja, yang hadir sebagai anggota Eksekutif WCOTP, Sekjen Drs.
W.D.F Rindo sebagai Ketua Delegasi PGRI tiga orang anggota PB PGRI lainnya, lima
orang anggota PB PGRI. Kongres ini diadakan di Swiss.
14. Sekjen Drs. W.D.F Rindo pergi ke Sidney Australia untuk mewakili PGRI pada “The
Asia Public Service Conference of IFFTU” dari tanggal 18-20 Oktober 1982.

8
15.  Pada tanggal 25 – 29 Oktober 1982 Dra. Ny. M. Wahyudi ada di Hiroshima Jepang,
untuk mengikuti simposium yang diselenggarakan oleh Persatuan Guru Jepang tentang
“Disarmament Education”.
16. Pada tanggal 27 – 30  Desember 1982 56 orang wakil PGRI berada di Kuala Lumpur
Malaisya untuk menghadiri The 4’th Covention ACT.
17. Dalam sidang WCOTP Asia Pasific yang diadakan pada tanggal 3 – 10 Agustus 1983
di Kuala Lumpur, PGRI diwakili oleh Dra. Mien. S. Warnaen dan Drs. Gazali Dunia
tentang pertemuan guru Nusantara. Putusan sidang diadakan di Singapura tanggal 24
Nofember 1983. Pada kesempatan ini Drs. Gazali menyampaikan makalah.
18. Dalam realisasi mempererat hubungan muhibbah dalam periode 1981-1983, PGRI
telah mendapat kunjungan dari :
1. Rombongan 46 orang guru Melayu.
2.  Rombongan 22 orang dari Persatuan Guru Transport Udara Wanita Singapura.
3. Rombongan 24 orang anggota Persatuan Guru Melayu Brunei.

2.6. Contoh – Contoh Kerjasama PGRI dengan Luar Negeri


1. Bentuk kerjasama PGRI dengan Luar Negeri dengan pertukaran pelajar dapat
dibuktikan dengan adanya sembilan mahasiswa IKIP PGRI Semarang praktik
mengajar di Malaysia.
2. Pada tanggal 17 April sembilan calon guru IKIP PGRI Semarang dilepas oleh rektor,
Muhdi SH. M.Hum untuk melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan di beberapa
sekolah setingkat SLTA di Johor Malaysia.     
3. Kesembilan mahasiswa tersebut di antaranya berasal dari beberapa program studi
antara lain Pendidikan Bahasa Inggris (3), Pendidikan Matematika (2), Pendidikan
Biologi (2), dan Pendidikan Fisika (2).
4. Praktek mengajar yang akan berlangsung selama 1 bulan tersebut merupakan salah
satu bentuk kelanjutan dari kerjasama yang dijalin antara IKIP PGRI Semarang
dengan Universitas Teknologi Malaysia.
5. Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris FKIP Universitas PGRI Palembang bernama
Oktaryna terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar pada tahun 2010. Dinas
Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumsel mengirimkan salah seorang pelajar untuk

9
mengikuti program tahunan Kementrian Dispora RI. Hal itu berkaitan dengan upaya
meningkatkan wawasan kebangsaan bagi Pemuda Indonesia. Program kapal pemuda
Asean – Jepang (ship for east asia yourt program-SSEAYP).
6. Kemudian pada 14 Desember 2010 di Guangzhou, China, PGRI telah menandatangani
MoU dengan South China Normal University dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. Pada 5 Maret 2011 di Seoul, Korea Selatan PGRI melakukan
Penandatanganan kerja sama dengan Korean Federation of Teachers Association.
Kerja sama di antaranya tentang Joint Research dan Workshop.

2.7 Cara PGRI Membangun Kerjasama dengan Pihak Lain


Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain.
Orang lain akan menutupi kelemahan atau menambah kekuatan kita. Namun untuk
membangun hubungan kerjasama dengan pihak lain bukanlah perkara mudah. Tidak jarang
kita gagal membangun hubungan karena kita tidak siap.
Ada beberapa cara membangun hubungan kerjasama dengan pihak lain :
1. Tentukan tujuan
Tentukan dengan jelas mengapa Anda harus bekerjasama.Apa yang Anda
dapatkan? Apa yang bisa Anda berikan? Saat Anda bisa menjawab pertanyaan ini
Anda bisa mencari pihak yang tepat untuk diajak kerjasama. Hal ini akan
membuat Anda lebih efeketif dan focus pada tujuan Anda.
2. Siapkan profil
Siapkan beberapa materi tentang Anda.gali latar belakang Anda buat
menjadi sebuah cerita tentanga Anda (atau organisasi Anda). temukan hal-hal
menarik. Orang biasanya menyukai cerita.Hal ini cukup menarik ketika Anda
mulai menceritakan “Anda itu siapa”.
3. Buat kesan positif.
“Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda” begitu
kiranya sebuah tagline sebuah brand terkenal.Kesan pertama memang sangat
penting.Banyak orang tidak punya banyak waktu. Berikan kesan positif yang apa
adanya. Jangan berlebih-lebihan.Hal ini bisa merusak hubungan dikemudian hari.
4. Fokus pada kualitas bukan kuantitas.

10
Anda boleh membuat sebanyak mungkin jaringan kerjasama.Namun anda
harus bisa memilih prioritas mana yang bisa anda bangun kualitas
hubungannya.Cari yang benar-benar Anda butuhkan dan memberikan manfaat
lebih banyak.Sesuaikan juga dengan kondisi Anda.
5. Hargai pendapat dan kebiasaan mereka.
Setiap orang (atau organisasi) mempunyai kebiasaan dan budaya
sendiri.Hargai pendapat atau kebiasaan mereka. Jangan pernah membandingkan
dengan orang atau organisasi lain yang Anda anggap lebih baik. Sadarilah setiap
orang atau organisasi mempunyai keunikan sendiri.
6. Tunjukan antusiasme.
Tunjukan bahwa anda sangat senang bisa mengenal orang atau organisasi
tersebut.Lakukan dengan tulus.Cobalah untuk memahami dan mengenal mereka
secara mendalam lebih dahulu. Orang akan lebih senang bila orang lain mengenal
dan mau memahami mereka.
7. Tawarkan bantuan.
Jangan ragu untuk menawarkan bantuan.Jika Anda memang merasa
sanggup untuk membantu bersikaplah proaktif.Bantuan yang Anda berikan pasti
kembali pada Anda suatu saat nanti [2].

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Salah satu strategi PGRI untuk mencapai Visi dan Tujuan organisasi adalah
melakukan kerjasama dengan masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Organisasi Massa lain atau sering disebut hubungan kerjasama PGRI secara regional dan
internasional. Hubungan PGRI dengan  luar negeri sudah dapat dibuktikan sejak lahirnya
PGRI. Pada periode tahun 1945 sampai 1950, perjuangan PGRI dititik beratkan melawan
NICA-Belanda guna menyelamatkan perang kemerdekaan. Hubungan dan kerjasama
yang dilakukan PGRI dengan regional diantaranya adalah ASEAN Council of Teachers
(ACT) dan Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN). Untuk hubungan dan kerjasama
yang dilakukan PGRI dan Internasional diantaranya yaitu Konvensi ILO/UNESCO.
Cara PGRI membangun kerjasama dengan pihak luar diantaranya menentukan
tujuan, menyiapkan profil, membuat kesan positif, fokus pada kualitas bukan kuantitas,
hargai pendapat dan kebiasaan lawan bicara, tunjukan antusiasme dan tawarkan bantuan

3.2. Saran
Salah satu strategi PGRI untuk mencapai Visi dan Tujuan organisasi adalah
melakukan kerjasama dengan masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Organisasi Massa lain atau sering disebut hubungan kerjasama PGRI secara regional dan
internasional. Dengan adanya makalah ini dapat memberikan beberapa informasi
hubungan dan kerjasan yang dilakukan PGRI dengan Regional dan Internasioanal yang
ada.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Nur Lailatul Zulfa, Dhina Prahesti, Ulul Afidah dan Caris iskandar  .2017.” Hubungan dan
kerjasama pgri dengan pihak lain “,IKIP PGRI SEMARANG
12
[2] Nafisa Tri Septian,2015.” Kaitan dan peran pgri dalam berbagai kerjasama (vertikal,
horizontal, regional, dan internasional).
 

13

Anda mungkin juga menyukai