DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1. ABNER KALAPAIN
2. NOVALIN
3. HERMINA TORLAIN
4. ALBERTINA BALOK
5. ANISA AMALIA
6. ANGEL CHARLA de FRETES
7. HERMENSINA WIHYAWARIN
8. HELKIA TUMAHU
9. HANIFA SABALE
10. AGUSTINA ANTOH
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rizki dan
rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikantugas yang berjudul “ Komunikasi
Intrapersonal dan Persepsi ”. Tugas paper ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
praktikum mata kuliahpenyuluhan dan komunikasi perikanan .Pada pembuatan paper ini,
penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dalam
penyajiannya. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan perbaikan berupa kritik dan
saran yang membangun. Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini. Akhir kata, penyusun berharap
semoga paper ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya serta dapat memberi
pengetahuan dan wawasan kepada pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian komunikasi juga dapat kita pahami dalam tiga konseptualisasi yang berbeda.
Pertama, komunikasi yang dipahami sebagai tindakan satu arah yang berjalan linear dari
komunikator kepada komunikan. Pengertian ini sesuai dalam beberapa kasus, seperti pidato
dan komunikasi massa yang tidak melibatkan secara aktif pembaca atau pemirsa nya, namun
tidak sesuai untuk bentuk komunikasi interaktif. Kedua, komunikasi dipahami sebagai
kegiatan interaktif yang melibatkan kedua belah pihak secara aktif. Jika yang satu berfungsi
sebagai pemberi pesan, yang lain berfungsi sebagai penerima pesan. Demikian pula
sebaliknya secara bergantian. Namun konseptualisasi yang kedua inipun tidak lepas dari
kelemahan karena mengabaikan kemungkinan bahwa orang yang sama dapat berfungsi
sebagai pemberi dan penerima pesan pada saat yang sama. Ketiga, komunikasi dipahami
sebagai kegiatan transaksional yang dalam konteks ini berarti bahwa pihak-pihak yang
terlibat komunikasi berada dalam kondisi interdependen. Dalam pengertian ketiga ini,
komunikasi tidak hanya terbatas dalam komunikasi verbal tapi juga mencakup komunikasi
nonverbal misalnya ekspresi wajah.
Pada saat ini kajian Ilmu Komunikasi mengenai komunikasi intrapersonal, belum banyak
dilakukan oleh para ahli. Padahal komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang
unik, karena peroses komunikasinya berbeda dengan proses komunikasi yang terjadi
biasanya. Komunikasi intrapersonal ini proses terjadinya tidak melalui komunikasi yang
dilakukan dengan dua orang, melainkan terjadina di dalam diri manusia itu sendiri (within the
person) dan para ahli sepakat bahwasanya komunikasi intrapersonal merupakan dasar dari
seluruh bentuk komunikaai dan memegang peranan penting dalam proses komunikasi
antarpribadi (Mazdalifah,2004).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal) adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi
di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal
merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari
pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan
umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi
intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.
Dari berbagai definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi intrapersonal
dalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seorang. Orang ini berperan baik sebagai
komunikator maupun sebagai komunikan, dia berbicara pada dirinya sendiri, berdialog
dengan dirinya sendiri, dia bertanya kepada dirinya sendiri, an dijawab oleh dirinya sendiri.
Model komunikasi Barnlund adalah salah satu model komunikasi yang cukup populer.
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Dean C. Barnlud. Ia adalah seorang ahli
komunikasi yang berasal dari Amerika Serikat. Di dalam konsepnya, ia mengenalkan ada
dua macam jenis model komunikasi yakni komunikasi intrapersonal dan komunikasi
interpersonal. Kedua jenis komunikasi ini tentu saja memiliki pengertian yang berbeda.
Karena sifatnya yang spontan dan tidak terstruktur, maka dalam model komunikasi ini
juga pada umumnya terjadi secara kebetulan. Artinya, kapan saja individu berinteraksi
dengan individu lainnya, maka itu bisa disebut sebagai bentuk komunikasi antar personal.
Tak heran apabila kemudian keanggotaannya tidak jelas. Hal ini juga termasuk menjadi
salah satu hambatan komunikasi antar pribadi.
Dari beberapa penjelasan tersebut, maka bisa diringkas bahwa ciri-ciri komunikasi antar
personal yang dijelaskan Barnlund adalah sebagai berikut:
Meski demikian, model komunikasi yang dijelaskan Barnlund ini memang aplikasinya
umum terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Ini memberikan suatu pandangan
tersendiri bahwa proses komunikasi bisa terjadi secara bersamaan, baik di dalam individu
itu sendiri atau pun antar individu. Model komunikasi Barnlund merupakan salah satu
dari jenis-jenis komunikasi lain yang mudah untuk dipahami.
Tahapan Proses Komunikasi Intrapribadi ( Intrapersonal
Sensasi
Merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata
”sense” yang artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Proses sensasi terjadi bila alat-alat indera mengubah informasi
menjadi impuls-impuls saraf dengan ”bahasa” yang difahami oleh otak. Melalui alat
indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya.apa saja yang
menyenth alat indera-dari dalam atau dari luar disebut stimuli.
b. Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang
baik sebagai penerus kepada pusat otak (kesadaran) untuk menghasilkan
respon.
Asosiasi
Merupakan proses kedua setelah sensasi terjadi. Asosiasi dapat diartikan sebagai
proses menyamakan makna-makna stimulus yang datang di sensasi dengan
pengalaman masa lalu. Asosiasi sangat berguna untuk memberikan penyempurnaan
persepsi. Dengan pengalaman-pengalaman tiap individu yang berbeda, maka asosiasi
tiap orang seringkali memiliki perbedaan walaupun sensasi yang datang sama.
Persepsi
Merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi
dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi demikian juga
dengan asosiasi yang turut memberikan kontribusi dalam proses persepsi. Walaupun
begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi
juga ada atensi (perhatian) ekspektasi (pengharapan), motivasi, dan memori
(Desiderato dalam Rakhmat, 1999:51)
Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal
lain yang termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan
persepsi bukanlah jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang
memberikan respons pada stimuli itu. Dari sini, Krech dan Crutchfield merumuskan
dalil persepsi yang pertama: persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini
berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya
objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
1. Perhatian yaitu proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.
Faktor eksternal penarik perhatian seperti gerakan, intensitas stimuli, kebaruan
(novelty), pengulangan.
Faktor internal penarik perhatian adalah factor biologis yaitu factor kebutuhan
biologis pada saat itu; dan factor sosiopsikologis yeng meliputi minat, kebiasaan,
sikap.
1) Faktor fungsional adalah yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu,
kerangka acuan seseorang yang semuanya merupakan factor personal.
2) Faktor structural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek fisiologis pada individu
3) Schlessinger dan Groves dalam bukunya Psychology: A Dynamic Science,
mendefinisikan memori sebagai tahapan proses selanjunya dalam komunikasi
intrapersonal. Memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik
persepsi (dengan menyiapkan kerangka rujukan) maupun berfikir. Memori
merupakan sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup
merekam fakta tenang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing
perilakunya (Rakhmat, 1999:62).
Jenis memori:
Psikologi social adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku
individu-individu dalma hubungan denagn situasi social. Latar belakang timbulnya
psikologisosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan,
pokok-pokok teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari
pada interaksi social antar manusia.
Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa
yaitu jiwa individu dan jiwamassa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund
Freud berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya
sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh
manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam.
Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh
secara visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui
pendengaran). Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung
sepersepuluh sampai seperempat detik.
3) Teori Aus
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot,
memori kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering
mengingat, makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat
mengauskan memori.
Model komunikasi “ Brandlund”
Keterangan :
P : person
D : decoding
E : encoding
Cpu : cues of public
Cpr : cues of private
Cbh nv : cues of nonverbal behavior+,
0, - :positive, neutral and negative valensi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Deetz, Stanley (ed), Communication Year Book 15, Sage Publications, Inc, 1992.
E. Myears, Gail & Myears, Michele Tolela, The Dinamics Of Human Communication
Laboratory Approach, Mc. Graw-Hill, Inc, United States Of America, 1992.
Uchyana, Onong, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1993.
Mazdalifah. 2004. Komunikasi Intrapersonal Ditinjau Dari Pandang Psikologi
Komunikasi. Medan: FISIP USU