Kualitas Produk
Tuesday, 18 August 2020
Facebook
Share to email
Terdapat banyak parameter dalam menjaga kualitas suatu produk selama penyimpanan, baik
untuk bahan baku maupun produk jadi. Dua parameter yang penting dalam menjaga kualitas
produk selama penyimpanan adalah suhu dan kelembaban (humidity). Penyimpanan bahan baku
dan produk jadi harus dilakukan pada suhu dan kelembaban yang sesuai untuk menjamin
keamanan, efektifitas dan kualitas bahan baku maupun produk jadi. Untuk itu, monitoring suhu
dan kelembaban sangat penting untuk dilakukan secara berkala. Bagaimana cara Anda
melakukan monitoring suhu dan kelembaban bahan baku dan produk jadi selama penyimpanan?
produk jadi menunjukkan perubahan yang nyata, yang terlihat dari perubahan sensorik
(penampakan, konsistensi, bau dan rasa yang menunjukkan bahan baku atau produk jadi tidak
dapat diolah ataupun dikonsumsi. Adapun standard suhu dan kelembaban bahan baku dan
produk jadi pangan selama penyimpanan ditampilkan pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Standard suhu dan kelembaban bahan baku dan produk jadi pangan selama
penyimpanan
Selain industri pangan, bahan baku dan produk farmasi juga sangat penting untuk memerhatikan
suhu dan kelembaban selama penyimpanan. Suhu penyimpanan obat dapat memengaruhi sifat
dan stabilitas atau ketahanan bentuk dan kualitas obat tersebut. Suhu yang tidak sesuai dapat
memengaruhi efek zat aktif yang terkandung dalam obat. Struktur obat tersebut dapat berubah
sehingga berpotensi membuat obat-obatan menjadi kurang manjur dan bahkan dapat
menghasilkan efek yang berbeda dari yang seharusnya. Selain itu, masa penyimpanan obat atau
waktu kedaluwarsa obat pun dapat berubah bila obat tidak ditaruh di suhu yang sesuai. Suatu
bentuk injeksi yang disimpan pada suhu yang tidak sesuai menunjukkan perubahan waktu
kedaluwarsa hingga satu tahun lebih cepat. Akibatnya, label tanggal kadaluarsa obat bisa
menjadi tidak tepat sehingga obat pun bisa jadi tidak lagi efektif untuk mengobati bahkan tidak
Berdasarkan buku panduan resmi standarisasi sediaan obat, Farmakope Indonesia, suhu
penyimpanan maupun suhu yang harus diperhatikan pada obat memiliki kriteria sebagai berikut:
Dingin: suhu tidak boleh melebihi 8 °C
Sejuk: suhu harus berkisar antara 8 – 15 °C
Suhu kamar: suhu harus berkisar antara 8 – 30 °C
Lemari pendingin/kulkas: suhu lemari pendingin atau kulkas harus berkisar antara 2 – 8
°C
Lemari pembeku/freezer: suhu lemari pembeku atau freezer harus berkisar antara 2
hingga -10 °C
Hangat: suhu harus berkisar antara 8 – 30 °C
Panas berlebih: suhu lebih dari 40 °C
dengan pemilihan alat yang tepat maka dapat menjaga kualitas produk yang disimpan. Adapun
tips memilih alat ukur suhu dan kelembaban yang tepat dalam memonitoring suhu dan
Referensi:
https://www.sehatq.com/artikel/berapa-suhu-penyimpanan-obat-agar-tidak-mudah-rusak
http://www.saka.co.id/news-detail/ebro-temperature-data-logger
,coldstorage ,suhu ,temperature ,kelembaban ,humidity ,thermohygrometer
Standar Pencahayaan di Ruangan
Tempat Kerja
Standar pencahayaan sangat diperlukan di semua tempat kerja karena hampir semua tempat kerja
membutuhkan cahaya untuk melakukan kegiatan operasionalnya. Sebelum kita memahami lebih jauh
mengenai standar pencahayaan, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu cahaya dan pencahayaan,
jenis cahaya dan hal-hal lain terkait dengan pencahayaan.
Daftar Isi
Pengertian Pencahayaan
Berikut adalah beberapa definisi terkait dengan cahaya dan pencahayaan:
Cahaya menurut Newton (1642-1727) terdiri dari partikel-partilkel ringan berukuran sangat
kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Cahaya dapat juga didefinisikan sebagai energi radiasi yang dapat dievaluasi secara visual
(menurut Illuminating Engineering Society, 1972), atau bagian dari spektrum radiasi
elektromagnetik yang dapat dilihat (visible).
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, Pencahayaan adalah sesuatu yang memberikan terang (sinar)
atau yang menerangi, meliputi Pencahayaan alami dan Pencahayaan Buatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 48 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Perkantoran, Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif
Jenis Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sumber
pencahayaan ini dirasa kurang efektif dibandingkan dengan penggunaan sumber pencahayaan buatan.
Hal ini disebabkan karena matahari tidak dapat memberikan intensitas cahaya yang tetap.
Untuk pencahayaan alami diperlukan jendela-jendela yang besar, dinding kaca, dinding yang banyak
dilubangi dan dapat diperkirakan akan membutuhkan biaya yang mahal. Menurut Ehlers-Steel, untuk
mendapatkan pencahayaan alami yang cukup pada suatu ruangan diperlukan jendela sebesar 15 –
20% dari luas lantai (Suma’mur, 1995).
Menurut Sutanto (1999), keuntungan primer dari sinar matahari adalah pengurangan terhadap energi
listrik. Untuk memenuhi intensitas cahaya yang diinginkan, kita dapat memadukan pencahayaan
alami dengan pencahayaan buatan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan
pencahayaan alami dapat memberikan keuntungan, yaitu:
2. Memungkinkan penghuni untuk berjalan dan bergerak secara mudah dan aman.
3. Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja.
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak
berkedip, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayang- bayang.
Di samping hal-hal tersebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu
lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan melengkapi
pencahayaan alami.
Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang
membutuhkan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum.
Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah
menyebar atau terfokus pada satu arah.
Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan yang
diterangi atau tidak.
Warna yang akan digunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya.
Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau rendah.
Tujuan pencahayaan di industri yang terpenting adalah tersedianya lingkungan kerja yang aman dan
nyaman dalam melakukan prosedur kerja, melakukan kontrol, mengobservasi dan memelihara
berbagai jenis peralatan (Elias, 1990). Untuk upaya tersebut maka pencahayaan buatan perlu dikelola
dengan baik dan dipadukan dengan faktor-faktor penunjang pencahayaan di antaranya atap, kaca,
jendela, dan dinding agar dapat terciptanya tingkat pencahayaan yang dibutuhkan.
Pencahayaan darurat
Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau beberapa
lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu,
dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
Lux merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang
dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux
setara dengan satu lumen per meter persegi.
Footcandle adalah satuan pengukuran iluminasi (level cahaya) pada suatu permukaan. Satu
footcandle setara dengan satu lumen per kaki kuadrat (www.cleanaircounts.org).
Intensitas Cahaya dan Flux. Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal
dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada setiap meter
persegi (m2) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber cahayanya isotropik 1-
candela (yang bersinar sama ke seluruh arah) merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan
luas lingkaran dengan jarijari r adalah 4πr2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas
4πm2, dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 4π1m.
Jadi flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah:
Flux cahaya (lm) = 4π × intensitas cahaya (cd)
Perbedaan antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada mana
flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi, menerangi
meter persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000 lumens, yang
menyebar ke sepuluh meter persegi, hanya menghasilkan cahaya suram 100 lux
(www.energyefficiencyasia.org).
Luminance adalah karakteristik fisik yang bergantung pada jumlah cahaya yang jatuh pada
permukaan obyek dan dipantulkan. Luminance dapat diukur dengan menggunakan photometer .
Kecelakaan kerja
b. Dampak pencahayaan kurang
Lelah visual terjadi karena ketegangan yang intensif pada sebuah fungsi yang tunggal dari mata.
Ketegangan yang terus menerus pada otot siliar terjadi pada waktu menginspeksi benda kecil yang
berkepanjangan dan ketegangan pada retina dapat timbul oleh kontras cerah yang terus menerus
menimpa secara lokal.
Pandangan dobel.
Sakit kepala.
Gejala tersebut terjadi umumnya bila pencahayaan tidak mencukupi dan bila mata mempunyai
kelainan refraksi. Jika persepsi visual menderita ketegangan yang amat sangat, tanpa efek lokal pada
otot atau retina, gejala lelah syaraf akan nampak. Hal ini terjadi pada kegiatan yang membutuhkan
gerakan yang amat persis. Lelah syaraf seperti itu mengakibatkan waktu reaksi yang memanjang,
melambatnya gerakan serta terganggunya fungsi psikologis dan motor lainnya.
Dalam setiap pekerjaan, lelah dari ketegangan visual menghasilkan kerugian dalam produksi,
menurunnya mutu kerja, makin banyak kesalahan dan meningkatnya angka kecelakaan. The United
States National Safety Counsil dalam laporannya menyatakan bahwa, pencahayaan yang tidak cukup
menjadikan penyebab tunggal dari 5 % kecelakaan industrial, dan salah satu penyebab dari 20% lebih
kecelakaan mata (Tommy Kastanja, 2006). Setelah tingkat kecerahan itu dinaikkan menjadi 200 lx
pada departemen pengelasan, perusahaan itu bisa menurunkan angka kecelakaan 32%. Belakangan
hari, dinding dan langit – langit dari departemen tersebut diwarnai dengan warna pucat yang
mengurangi kontras serta menimbulkan penerangan yang merata. Akibatnya angka kecelakaan
berkurang lagi 16,5 %.
Prestasi kerja seseorang yang mengandalkan kemampuan visualnya dalam bekerja dipengaruhi oleh
pencahayaan yang diterapkan dalam lingkungan kerja. Pencahayaan yang baik memungkinkan
seorang tenaga kerja untuk bekerja dengan lebih cermat, jelas dan cepat. Sebaliknya pencahayaan
yang buruk akan mengakibatkan kelelahan visual yang pada akhirnya akan menimbulkan kelelahan
kerja
Prinsip kerja dari light meter adalah sebuah photo cell yang bila kena cahaya akan menghasilkan arus
listrik. Makin kuat intensitas cahaya akan makin besar pula arus yang dihasilkan. Besarnya intensitas
cahaya dapat dilihat pada display alat.
4 in 1 Multi
Function Environment Meter
Menurut SNI 16-7062-2004 tentang pengukuran intensitas pencahayaan di tempat kerja, pengukuran
intensitas pencahayaan di tempat kerja menggunakan alat lux meter. Alat ini mengubah energi listrik
dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala. Untuk alat digital, energy listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.
Tata cara menggunakan lux meter berdasarkan Peraturan Standar Nasional Indonesia SNI 16-7062-
2004 adalah sebagai berikut:
Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk
intensitas pencahayaan setempat atau umum.
Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat
nilai angka yang stabil.
Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas pencahayaan.
Penggunaan aplikasi pengukuran pencahayaan ini sangat mudah dan murah. Meskipun begitu,
hasilnya tidak bisa digunakan sebagai hasil resmi karena tidak terkalibrasinya telepon genggam kita
yang menggunakan aplikasi android atau iOS dengan lux meter atau alat pengukuran cahaya yang
lain. Penggunaan aplikasi android atau iOS dalam pengukuran pencahayaan lebih ke preliminary saja
atau pengukuran awalan saja.
Berikut adalah beberapa aplikasi lux meter yang tersedia di google play
Pencahayaan Umum adalah titik potong garis horisontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak
tertentu setinggi satu meter dari lantai. Jarak tertentu tersebut dibedakan luas ruangan sebagai
berikut:
Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi : tititk potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 1 (satu) meter.
Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi : titik potong garis horisontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.
Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak 6 meter.
Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan dilakukan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan Kerja
Perkantoran
SNI 03-6197-2000 tentang Konservasi energi pada sistem pencahayaan
Standar pencahayaan ruangan berdasarkan Permenaker 5
Tahun 2018
Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) nomor 5 Tahun 2018 merupakan regulasi utama yang
mengatur tentang aspek lingkungan kerja dan higiene industri. Regulasi ini telah dipakai oleh
berbagai macam industri di Indonesia. Selain itu, Permenaker nomor 5 Tahun 2018 juga
menggantikan Peraturan Menteri Perburuhan nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan, serta Penerangan dalam Tempat Kerja yang merupakan regulasi paling awal dalam
pengaturan tentang standar pencahayaan.
Adapun standar pencahayaan berdasarkan Permenaker nomor 5 Tahun 2018 bisa dilihat dalam
tabel berikut:
Int
No Keterangan
(
1 Penerangan darurat
Pekerjaan pembedaan yang teliti daripada barang-barang kecil dan halus seperti:
a. Pekerjaan mesin yang teliti
b. Pemeriksaan yang teliti
6 c. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus
d. Pembuatan tepung
e. Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau wol berwarna muda
f. Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan kontras yang sedang dalam waktu yang lama
seperti:
a. Pemasangan yang halus
b. Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus
7 c. Pemeriksaan yang halus
1
d. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
e. Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)
f. Menjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua
g. Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau pekerjaan kantor yang lama
8 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang yang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untuk 1
waktu yang lama seperti:
a. Pemasangan yang extra halus (arloji, dll)
b. Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)
c. Percobaan alat-alat yang ekstra halus
d. Tukang mas dan intan
e. Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakau
f. Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam pencetakan
g. Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua.
a. Pintu masuk
2 100
b Ruang istirahat
4 Elevator, lift 100 Tingkat pencahayaan depan lift minimal 200 lux
10 Ruang ganti, kamar mandi, toilet 200 Ketentuan ini berlaku pada masing-masing toilet dalam kondisi te
a. Ruang P3K
b. Ruangan untuk memberikan
12 500
perawatan medis
c. Ruang switchboard
Resepsionis 300
Koridor/lobi 100
Rumah tinggal
Teras 60
Dapur 250
Garasi 60
Perkantoran
Ruang direktur 350
Lembaga Pendidikan
Perpustakaan 300
Laboratorium 500
Kantin 200
Dapur 300
Laboratorium 500
Pertokoan/ruang pamer
Toko alat listrik (TV, Radio/tape, mesin cuci dan lain-lain 250
Industri (Umum):
Gudang 100
Rumah ibadah
Masjid 200
Gereja 200
Vihara 200
Referensi
Badan Standarisasi Nasional. (2000). SNI 03-6197-2000 Konservasi Energi Pada Sistem
Pencahayaan. Jakarta.
Noorhidayah, N. S. (2019). Hubungan Intensitas Pencahayaan Dengan Kelelahan Mata Pada
Pegawai Sekditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendesa Jakarta
Selatan. Universitas Binawan, Jakarta, Indonesia.
Wulandari, A. P. (2010, Juni 17). Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Aktivitas Kerja
Bagian Produksi di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang.
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
Kebutuhan cahaya untuk pekerjaan berarti berbicara perihal nyaman dan sehatkah
dalam artian (cukup) cahaya yang diterima oleh mata, kemudian berbicara cahaya
Apa saja yang kalian ketahui tentang sumber penerangan & tipe
penerangan?
Sumber-Sumber Penerangan
Penerangan buatan: Lampu pijar, Lampu pelepasan listrik (contoh TL, merkuri)
Penerangan yang cukup untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan,
Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang- barang kecil
Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang -barang kecil
Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan secara teliti barang-
dengan kontras yang sedang dan waktu yang lama, paling sedikit 500-1000 lux
Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang pekerjaan yang
membedakan barang -barang yang sangat halus dan kontras yang sangat kurang
Jadi bagaimana yang termasuk pencahayaan yang baik dan sesuai syarat
dan ketentuan?
Secara umum pencahayaan yang baik adalah bilamana tenaga kerja dapat melihat
pekerjaan dan lingkungan kerja dengan mudah dan jelas tanpa harus memicingkan
mata.
Pekerjaan yang sulit dan rumit membutuhkan tingkat dan kualitas cahaya yang
tinggi.
Kegiatan yang tidak membutuhkan ketelitian tidak perlu intensitas cahaya yang
tinggi.
Pekerjaan yang berbeda memerlukan intensitas dan kualitas cahaya yang berbeda
pula.
Jenis pekerjaan (seberapa sering dan seberapa lama pekerjaan tersebut dilakukan)
Penglihatan
Ditentukan oleh kuantitas (banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu permukaan)
dan kualitas yang menyangkut warna, arah dan difusi cahaya serta jenis dan
tingkat kesilauan.
Seseorang akan melihat objek dengan lebih baik bila telah beradaptasi dengan
Sebagai contoh bila kita berpindah dari suatu ruang yang terang kedalam ruang
yang yang relatif gelap maka mata kita akan beradaptasi sekitar 15 -20 detik untuk
satu yang dipelajari oleh mahasiswa jurusan arsitek. Pada postingan selanjutnya
ARSITEKTUR ELECT