PETROLIZ
Document
HSE PLAN
HSE PLAN
PROCEDURE
APRD CLIENT
REV DATE PURPOSE OF ISSUED PREP. CHECK BY, APRV.
BY BY,
RD IA AW
00 14/10/16 FOR APPROVAL
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
1. Tujuan
Tujuan dari Prosedur HSE Plan ini adalah untuk menjamin bahwa Lingkungan
kerja yang aman tercipta di lapangan kerja PT. Dermaga Kencana Indonesia.
Prosedur ini menjelaskan mengenai keselamatan Lapangan dan persyaratan
kesehatan, berkaitan dengan keselamatan PT. Dermaga Kencana Indonesia,
kesehatan dan rencana Iingkungan, dan harus dipergunakan sesuai dengan
spesifikasi kontrak. Selama aktivitas di lapangan, seluruh karyawan PT. Petroliz
Energy Persada dan sub-kontraktor diharapkan mengikuti persyaratan dari
prosedur ini, seperti juga halnya prosedur dan kebijaksanaan kesehatan dan
keselamatan dari PT. Dermaga Kencana Indonesia, standar persyaratan
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkunga. Tujuan- tujuan tersebut akan
disempurnakan dibawah tanggung-jawab dari Project Manager (PM) dan Petugas
Keselamatan (SO) PT. Petroliz Energy Persada melaksanakan dan mengikuti
prosedur ini.
2. Definisi
• Lapangan Konstruksi
Lapangan konstruksi didefinisikan sebagai daerah / area yang disediakan oleh
PT. Dermaga Kencana Indonesia dimana karyawan PT. Petroliz Energy
Persada dan sub-kontraktor atau pihak lain yang terlibat dalam aktivitas
tertentu yang didefinisikan dalam dokumen kontrak.
• Manajer Proyek (PM) : Pemimpin dalam sebuah Proyek
• Petugas Keselamatan (SO) : Petugas Keselamatan dalam Proyek
• Izin Untuk Bekerja (PTW) : Izin Sebelum Melaksanakan Pekerjaan
• Analisa Keselamatan Kerja (JSA) : Analisa Mengenai Keselamatan Bekerja
Ini menjelaskan mengenai tanggung jawab dan wewenang dari personil proyek
berkenaan dengan Kesehatan dan Keselamatan, yang pada akhimya, kesehatan
dan keselamatan personil proyek tergantung kepada masing-masing individu.
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
4. Referensi:
• Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970
• Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. Per. 05/Men/1996
• PT. Petroliz Energy Persada HSE Management Manual.
5. Rincian Proses
Kegiatan yang dirujuk kepada penjelasan seperti tersebut dibawah tetapi tidak
dibatasi kepada Pekerjaan:
5.1.1 Tujuan
Tujuan utama dari penulisan Program Komunikasi Bahaya adalah untuk
menginformasikan kepada karyawan dan tamu bagaimana untuk
mengidentifikasi persyaratan, pelabelan bahan kimia yang berbahaya,
material. Berbahaya, peralatan berbahaya, ketersediaan data isian bahan
keselamatan (MSDS) dan program pelatihan. Program ini menginformasikan
kepada karyawan sebagai berikut:
• Lokasi dari bahan kimia berbahaya, material di lapangan, bila ada.
• Lokasi daerah berbahaya di lapangan
• Pengawasan prosedur yang dipergunakan untuk menginformasikan
kepada karyawan mengenai bahaya, yang mungkin terdapat dalam tugas-
tugas yang·tidak rutin.
• Pengawasan prosedur yang dipergunakan untuk menginformasikan
kepada karyawan mengenai bahan kimia berbahaya dan material yang
mungkin mereka bongkar.
• Pengawasan prosedur yang dipergunakan untuk menginformasikan kepada
karyawan mengenai bahaya yang bersifat umum yang seperti terdapat pada:
alat berat, kebisingan, bahaya fisik, dan pembongkaran terhadap elemen-
elemen dan material yang mudah terbakar.
5.1.3 Pelabelan
Material dan bahan kimia berbahaya yang umum teridentifikasi dari pabrik
pembuat. LDKB (Lembar Data Keselamatan Bahan) disediakan kepada Project
Manajer dan PT.Dermaga Kencana Indonesia sebelum tiba di lapangan.
5.1.4 LDKB
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) Akan diperoleh dari suplier sebagai
bagian dari persetujuan pembelian. LDKB yang dipakai Akan tersedia bagi
seluruh karyawan yang terlibat guna evaluasi sebelum pekerjaan harian dimulai
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
dilapangan
Bahaya yang berkenaan dengan operasi dari alat berat adalah cidera pada
personil, kerusakan alat, harta benda, dan kerusakan Iingkungan. Para operator
diharapkan untuk menjamin bahwa seluruh alat-alat berat Akan dipergunakan
bilamana diperlukan.Pengemudi Akan mengoperasikan seluruh peralatan
sesuai dengan instruksi dari pabrik dan Prosedur / instruksi dari PT.Dermaga
Kencana Indonesia. Pelaksanaan pengetesan yang diperlukan.
Pengemudi yang dipekerjakan di proyek harus mempunyai Surat izin
Mengemudi yang memadai dan disertifikasikan oleh PT.Dermaga Kencana
Indonesia. Operator / pengemudi harus Mengoperasikan mobil / peralatan berat
dalam Cara yang aman dan mengikuti peraturan yang tersedia di lokasi
konstruksi.
5.3.2 Kebislngan
Operasi dari kendaraan, alat berat, kompresor, pompa, alat potong, dan sumber
lain bisa menimbulkan daerah dimana tingkat kebisingan Akan melebihi 85
desibel pada skala (dBA). Tingkat kebisingan yang berlebihan dapat
mengakibatkan kehilangan pendengaran baik sementara maupun permanen.
Peralatan Akan dipelihara dan kebiasaan kerja diawasi untuk menghindari
bising yang berlebihan.
Bila rekayasa ataupun pengawasan secara administrasi tidak memungkinkan,
pelindung pendengaran dipakai dimana tingkat kebisingan disangsikan atau
menunjukkan tingkat yang melebihi 85 dBA.
5.7.1 Tujuan
Sebelum aktivitas kerja dimulai, pelatihan K3L Akan direncanakan guna
menyediakan keperluan bagi karyawan baru, karyawan yang dikontrak lagi,
atau pengawas untuk memenuhi tujuan-tujuan Dari prosedur K3L. Orientasi K3L
bagi pengawas Akan merupakan sebuah pengenalan khusus terhadap
tanggung-jawab Dan bagi karyawan Akan merupakan sosialisasi program K3L.
Sarana yang dikubur (dibawah tanah), apakah yang sudah lama atau yang baru
dipasang selalu menjadi perhatian utama pada proyek konstruksi, mempunyai
risiko yang tinggi terhadap kecelakaan, pemadaman pabrik dan terganggunya
jadwal pekerjaan bila standar prosedur keselamatan tidak diikuti dan terjadi
kerusakan.
Sarana yang dikubur yang paling umum:
• Supplai utama air pemadam
• Kabel tegangan rendah & tinggi
• Drainase
• Jalur pipa (Minyak & gas)
• Jalur telepon & instrumentas
Kerusakan sering terjadi selama pekerjaan penggalian, atau oleh pergerakan
alat-a/at berat pabrik. Sarana yang dikubur, dipagari maupun di barikade dan
ditandai guna memudahkan identifikasi.
Sebelum penggalian tanah, Ijin untuk bekerja akan diterapkan.
5.12 Kelistrikan
Sengatan listrik adalah penyebab umum kematian dilapangan konstruksi.
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
Kematian bisa terjadi baik pada suplai tegangan tinggi maupun tegangan
rendah, penyebab utamanya adalah:
• Kerusakan / kesalahan pada peralatan
• Pengisolasian yang buruk.
• Metoda pembumian yang tidak memadai
• Tidak mengikuti prosedur pengisolasian.
• Orang yang tidak berwenang / terlatih. Hanya orang yang memenuhi
persyaratan (Teknisi Listrik) akan diperbolehkan untuk menghidupkan /
memutuskan sumber Iistrik. Bekerja pada daerah sistem / operasi
bertegangan dan pada instalasi permanen, akan tercakup dalam Ijin untuk
Bekerja
• Hanya teknisi yang memenuhi persyaratan "yang berkompeten" yang
akan melaksanakan seluruh inspeksi dan perbaikan perkakas lisirik di
lapangan.
• Ketidaksempumaan / kerusakan peralatan harus segera dipindahkan dari
lapangan.
• Pemutus daya bocor bumi harus terpasang di panel distribusi lapangan
konstruksi.
Pemadam Kebakaran:
• Pemadam kebakaran harus disediakan pada masing-masing dan setiap
pekerjaan panas yang dilaksanakan.
• Pemadam kebakaran harus tersedia setiap saat dan dipelihara dengan
baik. Pemadam yang sudah terpakai atau kosong harus segera diganti.
• Penggunaan dari pemadam kebakaran dilaporkan kepada Safety Officer
PT.Dermaga Kencana Indonesia.
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
Merokok:
• Merokok dilarang keras diseluruh area lapangan konstruksi, kecuali
disetujui atau di area khusus merokok.
Tindakan Kedisiplinan:
Tindakan yang tidak bertanggung-jawab dalam pelanggaran akan ditindak
balik dengan peringatan tertulis dan atau tindakan kedisiplinan.
Pelatihan:
Karyawan yang sesuai yang dinominasikan akan dilatih dalam penggunaan
alat pemadam kebakaran.
Perkakas tangan adalah salah satu alat yang paling umum menyebabkan
luka, sehingga cukup penting bahwa pekerja diberitahu untuk
mengembalikan alat-alat yang rusak ke gudang guna perbaikan. Pengawas
dan Petugas keselamatan memeriksa lapangan secara berkala dan
menjamin bahwa hanya perkakas tangan bermutu baik yang sedang
dipergunakan.
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
Kerusakan Umum:
• Palu dengan kepala yang hampir lepas / pegangan yang rusak.
• Pahat dengan kepala tumpul.
• Berkas-berkas yang dipakai penanganan.
• Pemakaian pipa ungkit.
• Obeng tanpa isolasi untuk penanganan listrik.
• Mata / pisau gergaji tumpul untuk pemotongan.
• Mata bor yang tumpul, rusak / cangkul dan beliung yang retak.
Pekerja yang tidak terampil akan dilatih untuk memakai perkakas tangan secara
benar dan memakai perlengkapan APD yang sesuai.
Gambar Sederhana
Interior tergantung suspensi perancah terdiri dari platform yang tergantung dari langit-
langit atau atap truktur dengan penunjangnya
Persyaratan Umum:
Interior perancah gantung harus digantung dari struktur atap (misalnya, langit-
langit balok)
Struktur atap harus diperiksa untuk kekuatannya sebelum perancah yang akan
didirikan
CATATAN: Persyaratan di halaman ini khusus untuk perancah gantung pada interior
saja. Untuk persyaratan yang berlaku untuk semua jenis perancah yang tergantung,
PENCEGAHAN KECELAKAAN
Prosedur meliputi penyediaan full body harness dan penyediaan 2 lanyard untuk
memungkinkan pengguna untuk mengikat semua tanpa gangguan ketika bergerak
dari satu titik anchor ke titik lainnya
Pengawas harus memberitahu pengguna tentang aturan 100% Tie-Off dan prinsip
lanyard ganda dan risikonya
Personil harus menerapkan Prosedur lanyard ganda dan 100% Tie-Off sebagai
langkah minimal dalam kasus berikut:
5.18 lIIuminasi
lIIuminasi yang sesuai dan mencukupi akan disediakan selama periode
konstruksi, PT. Petroliz Energy Persada akan menyediakan lampu
sementara yang memadai untuk lingkup Electrical, bila lighting diperlukan.
5.19 Kebersihan
Lapangan dijaga dalam keadaan teratur dan bebas dari sampah bekas-
bekas konstruksi seperti besi dan scrap dikumpulkan dan dibuang
ketempat yang aman. Seluruh buangan yang tidak berbahaya dibuang
sesuai dengan rencana manajemen pembuangan dilapangan yang
dipersiapkan oleh PT.Dermaga Kencana Indonesia.
5.20.1 Tujuan
Tujuan daripada rencana kerja dan analisa keselamatan kerja adalah untuk
membentuk analisa bahaya awal pada operasi pekerjaan seperti potensi
kecelakaan atau potensi kerusakan atau keduanya. Sekali potensi bahaya
dapat diidentifikasikan, prosedur dapat dikembangkan guna mengurangi /
menghilangkan potensi terjadinya kecelakaan. Keuntungan-keuntungan
langsung adalah:
• Potensi kecelakaan atau kerusakan harta benda dapat dihilangkan.
• Pengidentifikasian bahaya-bahaya.
• Memperbaiki keselamatan.
• Mendefinisikan prosedur pekerjaan.
• Penyediaan pelatihan.
• Meningkatkan kesadaran akan bahaya.
• Memberikan perbaikan dalam metode bekerja.
5.20.2 Persyaratan
Para pengawas melaksanakan JSA pada seluruh operasi pekerjaan
utama, operasi pekerjaan yang biasanya menyebabkan bahaya dan
semua operasi yang memerlukan perencanaan khusus. Aktivitas-aktivitas
berikut biasa dipergunakan sebagai patokan untuk membantu
menentukan kapan sebuah JSA diperlukan. Daftar aktivitas ini tidak
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
5.20.3 Personil
Sebelum memulai operasi pekerjaan yang memerlukan JSA, orang-orang
yang tepat harus tersedia. Orang-orang yang melengkapi JSA harus
bergantung kepada kerumitan pekerjaan yang sedang dievaluasi. Sebagai
prakteknya, orang- orang yang dilibatkan harus mempunyai pengetahuan
dalam bidang sebagai berikut, tetapi minimum paling tidak saiah satu dari
manajemen dan salah satu dari karyawan dilibatkan dalam proses.
• Bahaya yang diasosiasikan dengan operasi pekerjaan
• Pengetahuan pada perkakas dan peralatan sangat diperlukan guna
peiaksanaan pekerjaan yang aman
• Prosedur untuk melaksanakan pekerjaan
• Standar-standar K3L yang berlaku
• Persyaratan program K3L PT.Dermaga Kencana Indonesia
• Proses-proses yang terlibat
5.20.4 Prosedur
Formulir JSA dipergunakan sebagai panduan untuk meiengkapi JSA.
Formulir dipecah dalam tiga area : urutan pekerjaan, potensi bahaya, dan
tindakan yang direkomendasikan untuk prosedur yang aman. Sebelum
memulai pekerjaan yang memerlukan JSA, orang-orang yang tepat harus
tersedia. Hal-hal berikut ini dipertimbangkan untuk melengkapi masing-
masing bagian urutan pekerjaan. Pekerjaan harus dipecah kedalam
langkah- Iangkah yang mudah diatur dengan detail yang cukup guna
mencakup secara menyeluruh pekerjaan yang sedang dievaiuasi.
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
Ketersediaan
Rencana Tanggap Darurat (ERP) memberikan prosedur-prosedur terpisah
yang didesain untuk memandu personil lapangan meliputi Pelaporan
Kecelakaan, Evakuasi, Perawatan Medis Darurat, Cuaca yang
membahayakan, Kebakaran dan Pembuangan Material gas.
Material berbahaya yang mungkin terjadi selama waktu operasi konstruksi
lapangan. Maksud daripada prosedur-prosedur ini harus menjamin bahwa
masyarakat, lingkungan, karyawan sedikit mungkin terpengaruh oleh operasi
tanggap darurat yang berkaitan dengan proyek ini.
Rencana ini harus tersedia bagi seluruh karyawan untuk evaluasi di kantor
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
lapangan selama waktu kerja. Sebuah salinan dari ERP juga disediakan
diarea lapangan proyek dan harus selaras dengan Rencana Tanggap
Darurat Pelanggan apabila area tersebut sudah memiliki ERP.
5.25.1 Tanggung-Jawab
Sebagai kontraktor utama, PT. Petroliz Energy Persada:
• Manajemen PT. Petroliz Energy Persada menjamin bahwa peralatan,
alat perkakas, material-material, penyediaan dan. karyawan terlatih yang
sesuai tersedia di lapangan guna menanggulangi bila diperlukan pada
keadaan darurat yang telah diprediksi.
• Petugas Keselamatan dari PT. Petroliz Energy Persada akan
mengkoordinasikan dengan manajer HSE dari PT.Dermaga
Kencana Indonesia dalam seluruh keadaan darurat yang
berkenaan dengan personil mereka.
• PT. Petroliz Energy Persada akan memberitahukan dengan segera
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
5.26.1 Definisi
Jam Kerja:
Jadwal kerja yang direncanakan untuk pekerjaan lapangan. (Senin -
Sabtu 08.00 sampai 17.00) Setelah Jam Kerja :
Semua waktu selain Jadwal Kerja yang direncanakan. Sebagai contoh :
• Selama masa pemantauan dan pemeliharaan
• Selama jam kerja yang tidak direncanakan dilapangan.
Karyawan:
Orang yang ditugaskan menghadiri di kantor PT.Dermaga Kencana
Indonesia dan PT. Petroliz Energy Persada.
5.26.2 Tanggung-Jawab
Tanggap Awal
Karyawan pertama di tempat kejadian harus:
• Meminta bantuan dengan radio.
• Kontak radio dengan menyatakan dengan jelas "Mohon telah terjadi
keadaan darurat”.
• Tidak mempergunakan jalur radio kecuali pesan penting.
• Mengidentifikasi bahaya utama dan kedua.
• Memberitahukan kepada PT.Dermaga Kencana Indonesia Informasi
berikut:
1. Lokasi secara pasti kejadian.
2. Jenis, keadaan dan kondisi darurat kecelakaan.
3. Berapa orang yang terluka atau sakit
• Peralatan atau layanan yang diperlukan.
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
Tanggap Kedua:
• Selama pemberitahuan terhadap kecelakaan berat dan sakit serius,
seluruh penindak kedua yang ditugaskan harus menangani kejadian.
• Koordinator kecelakaan perlama yang ditugaskan, tanpa keterkaitan
dengan afiliasi perusahaan, tiba di tempat kejadian akan
mengkoordinasikan tugas-tugas dan
• Bila mobil ambulan telah dipanggil, Koordinator kecelakaan akan
mengatur seseorang guna memandu ambulan untuk menuju tempat
kejadian.
Tanggap Pendukung:
Karyawan-karyawan disekitar lapangan, Pemberi pertolongan pertama
menyediakan kit pertolongan pertama, peregang, selimut, dll. Akan
menyediakan bahan-bahan tersebut dan melaporkannya. Manajemen
harus diinformasikan bahwa bahan-bahan tersebut berkenaan dengan
kejadian.
5.27.1Pengenalan
Evakuasi personil dari lapangan kerja diperiukan setiap saat bila kebakaran
besar atau keadaan cuaca yang mengancam jiwa atau kesehatan. Personil
lapangan harus diberitahukan akan evakuasi yang diperiukan oleh
pengawas mereka atau Site Manager dari PT.Dermaga Kencana Indonesia,
Pengawas utama atau Site Manager dari PT. Petroliz Energy Persada atau
Pengawas utama lapangan.
5.27.3 Tanggung-Jawab
Tanggap awal:
Manajemen personil di lapangan akan memberitahukan secara lisan
kepada seluruh karyawan untuk secara cepat menuju tempat berkumpul
darurat yang ditentukan. Tempat berkumpul darurat yang telah
ditentukan guna mengumpulkan seluruh personil lapangan dalam
keadaan seaman mungkin (lihat denah tempat berkumpul darurat yang
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
Tanggap kedua:
Manajemen lapangan akan membentuk operasi pencarian dan
penyelamatan bagi karyawan yang hilang segera setelah dirasa aman.
5.28.1 Pengenalan
Prosedur ini menugaskan tanggung-jawab, membentuk komunikasi dan
men-set up parameter-parameter guna menentukan bila ada keperluan
memanggil layanan ambulan untuk membantu dalam situasi tersebut.
Prosedur ini juga menyediakan bagi personil lapangan dengan panduan
praktis guna menjamin karyawan yang terluka atau sakit menerima
perhatian medis yang mencukupi secepat mungkin.
5.28.2 Definisi
Medis Darurat :
Setiap cidera atau sakit yang sedang dialami atau yang berpotensi
mengancam jiwa. Ini bisa termasuk, tetapi tidak dibatasi pada, cidera
pada kepala / wajah, cidera leher, amputasi, patah tulang, luka besar,
terkoyak, digigit atau tersengat, terbakar, luka panas atau terkena bahan
kimia.
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
Tanggap Awal:
Orang pertama di tempat kejadian bertanggung-jawab pada Prosedur
Pelaporan Kecelakaan Awal dengan menghubungi kantor PT. Petroliz
Energy Persada dan PT.Dermaga Kencana Indonesia serta melaporkan
kecelakaan.
Koordinator Insiden:
Kedua tim manajemen baik dari PT.Dermaga Kencana Indonesia dan
PT. Petroliz Energy Persada menugaskan koordinator insiden. Orang-
orang ini bertanggung-jawab untuk seluruh manajemen keadaan
darurat.
5.28.3 Tanggung-Jawab
Lihat tanggung-jawab dalam Prosedur Pelaporan Kecelakaan.
Badai Petir:
Gangguan atmosfer yang menghasilkan petir.
Hujan Lebat:
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
Hujan yang sangat lebat dalam jumlah dan waktu yang cukup untuk
membahayakan kesehatan karyawan atau keselamatan.
5.29.2 Tanggung-Jawab
• Supervisor / SO PT. Petroliz Energy Persada akan menjamin bahwa
kondisi cuaca yang berubah secara tepat di pantau. pengawas utama
akan menghentikan pekerjaan bila dianggap perlu.
• Supervisor PT. Petroliz Energy Persada / SO akan memantau
bagaimana kondisi harian dan melaporkan kondisi yang membahayakan
kepada Project Manager PT. Petroliz Energy Persada.
• Para pengawas PT. Petroliz Energy Persada menjamin bahwa personil
mereka akan secara tepat diberitahukan selama kondisi cuaca
mengancam. Ditambah pula, pengawas bertanggung-jawab atas
personil dan melaporkan pertanggung jawabannya kepada Site
Manager PT. Petroliz Energy Persada.
• Seluruh karyawan akan berhenti bekerja dan mencari tempat berlindung
yang sesuai ketika cuaca buruk mengancam jiwa atau kesehatan, atau
ketika diperintahkan untuk melakukannya. Lebih jauh lagi, para
karyawan akan menginformasikan pada pengawas tentang status
mereka ketika ancaman telah bersih di lokasi.
5.29.3 Prosedur
Mendekati pada cuaca yang mengancam adalah potensi penyebab luka
yang serius pada karyawan. Seringkali kondisi-kondisi ini terjadi secara
terus-menerus sebagai, contoh: angin kencang dan petir atau hujan lebat.
Karakteristik yang berlipat-Iipat ini meningkatkan bahaya pada karyawan.
Panduan dibawah berikut akan mengurangi bahaya dan membantu
mencegah luka pada karyawan.
Angin Kencang:
PT. PETROLIZ
Document
HSE PLAN
Personil diatas ujung tiang harus segera turun dan meninggalkan area
ketika kondisi menjadi sangat berangin. Personil yang sedang bekerja di
struktur terbuka harus memindahkan semua peralatan, alat bantu, dan
material serta turun ke permukaan tanah.
Petir:
Ketika badai petir mendekati pada jarak lokasi di lapangan, personil harus
meninggalkan area yang tidak terlindungi dan mencari tempat perlindungan
yang tepat. Untuk menentukan jarak petir dengan lapangan. Berikan waktu
yang mencukupi untuk memasuki tempat perlindungan.
Hujan Lebat:
Personil harus mengambil tempat berlindung atau kembali ke kantor dan
menunggu perintah lebih lanjut.