Anda di halaman 1dari 4

3 MODEL PEMBELAJARAN YANG COCOK DITERAPKAN PADA

PEMBELAJARAN IPA DI SD
NAMA:
KELAS:
NPM:

1. NHT (NUMBERED HEAD TOGATHER)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam


pembelajaran IPA di SD adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) Trianto (2009:82) menyatakan bahwa,“Numbered Head
Together atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional”. Model pembelajaran NHT terdiri dari empat
fase yaitu fase penomoran, fase mengajukan pertanyaan, fase berpikir bersama,
dan fase menjawab. Model ini dapat dijadikan alternatif variasi model
pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen, setiap kelompok
beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor. Model
pembelajaran ini memiliki ciri khas dimana guru hanya menunjuk seorang siswa
untuk mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang
mewakili kelompoknya.
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN NHT
Langkah 1. Persiapan Dalam tahapan ini guru mempersiapkan rancangan
pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Membagi kelompok Kelompok yang dibentuk, harus sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT, yakni beberapa kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang siswa. Kemudian menomori serta memberi nama setiap
kelompok. Usahakan masing-masing kelompok terdiri dari beragam karakter
anak.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku panduan Lengkapi setiap
kelompok dengan buku panduan agar memudahkan mereka dalam mengerjakan
tugas yang diberikan.
Langkah 4. Memulai diskusi Memulailah memberikan tugas kepada siswa. Dan
dalam kerja kelompok tersebut, pastikan semua siswa mengerti dengan pertanyaan
serta jawaban yang hendak diberikan.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota Dalam tahap ini, guru menyebut satu
nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa dikelas.
Langkah 6. Mengakhiri dengan kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan
jawaban akhir dari semua pertanyaan yang telah didiskusikan tadi.

Ibrahim, (2000) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam


pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:
1) Hasil belajar akademik struktural Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik.
2) Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3) Pengembangan ketrampilan sosial Bertujuan untuk mengembangkan
ketrampilan sosial siswa.
CONTOH: CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
2. MIND MAPPING
Metode Mind Mapping dipelopori oleh Tony Buzan. Mind Mapping adalah
alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak dan cara termudah
untuk menempatkan informasi ke dalam otak serta mengambil informasi ke luar
otak. Selain itu, Mind Mapping juga merupakan cara mencatat yang kreatif,
efektif yang akan memetakan pikiran-pikiran kita.
Metode ini merupakan kegiatan mencatat yang efektif untuk memudahkan
mengingat berbagai informasi. Catatan dirangkum dan dibentuk sebuah pola,
dengan topik utama berada di tengah, sedangkan subtopik menjadi cabangnya.
Cabang tersebut juga dapat diuraikan kembali sampai ke materi yang lebih
khusus.
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING:
Langkah 1. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah
konsep.
Langkah 2. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep sekunder yang menunjang ide
utama.
Langkah 3. Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.
Langkah 4. Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara
visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Kemampuan membuat Mind Mapping sangat berperan dalam melatih otak siswa
berpikir dan mengelola informasi. Untuk membuat Mind Mapping, siswa dilatih
untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan
menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadangkadang peta konsep
merupakan diagram hierarki, kadang-kadang peta konsep itu menfokus pada
hubungan sebab-akibat.

Contoh: CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

3. MAKE A MATCH
Metode pembelajaran make a match (Membuat Pasangan) merupakan salah
satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif (Rusman: 2011). Metode ini
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan. Menurut Suprijono (2012), hal-hal yang perlu
dipersiapkan dalam jika pembelajaran dikembangkan dengan Make a Match
adalah kartu-kartu. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan
untuk semua tingkatan usia anak didik (Nana Sudjana, 2003:54).
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH:
Langkah 1. Guru menyiapkan 2 Kartu misalkan kartu merah dan kartu biru, kartu
merah adalah pertanyaan dan kartu biru adalah jawabannya.
Langkah 2. Guru membagi kartu merah dan kartu biru kepada semua siswa yang
ada di kelas.
Langkah 3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban).
Langkah 4. Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
Langkah 5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapatkan
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
Metode pembelajaran ini membutuhkan konsentrasi dan kerja sama antara
siswa yang membawa kartu soal dengan siswa yang membawa kartu jawaban.
Siswa dapat belajar secara aktif dan kreatif untuk mendapatkan poin dalam
kelompok. Guru dituntut untuk dapat mengendalikan kondisi dan suasana kelas
agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Terciptanya kondisi dan suasana
pembelajaran yang kondusif di dalam kelas akan dapat meningkatkan kreatifitas
dan peran aktif siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Contoh: Tata Surya

Anda mungkin juga menyukai