Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGEMBANGAN ALSINTAN DI BIDANG PENANGKAPAN

IKAN DAN KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI

Disusun Oleh :

ADITYA ANANDITO PRATAMA (D31222695)

ALFIZZAINUN RIZKI HUDAIFI (D31222576)

DAMAR ISWAHYUDI (D31222716)

DONI GILANG SAPUTRA (D31222853)

RIZWAN EPENDI (D31222538)

PRODI MANAJEMEN AGRIBISNIS

JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “PENGEMBANGAN
ALSINTAN DI BIDANG PENANGKAPAN IKAN DAN KENDALA-
KENDALA YANG DIHADAPI” dapat kami selesaikan dengan baik. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran
yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Jember, 07 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan alsintan di bidang penangkapan ikan baik itu para nelayan


pesisir pantai maupun yang meggunakan kapal-kapal besar harus ada peningkatan
agar dalam menangkap ikan lebih banyak (lebih efektif dan efisien). Saat ini
masih banyak para nelayan terutama di bagian pesisir pantai masih banyak yang
menggunakan cara tradisional dalam menangkap ikan, seperti menggunakan
jaring yang dimana memakan waktu yang lama karena harus ditinggal biasanya
satu hari kemudian pada pagi hari diambil hasil tangkapannya, itu memakan
banyak waktu, tidak efisien dan rawan terjadi kerusakan pada jaring seperti
berlubang. Maka dari itu, harus adanya peningkatan alsintan (alat dan mesin
pertanian) terutama di bidang penangkapan ikan yang dibahas pada pembahasan
kali ini.

Berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan di atas yaitu


pengembangan alsintan di bidang penangkapan ikan terdapat pula kendala-
kendala yang akan dihadapi dalam pengembangan alsintan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas, maka dapat disimpulkan


rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari alsintan?


2. Bagaimana cara pengembangan alsintan di bidang penangkapan ikan?
3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pengembangannya?
4. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapannya?
1.3 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat
memberitahukan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Menciptakan alsintan yang lebih efektif dan efisien dalam menangkap ikan.
2. Mengetahui langkah apa yang harus diambil pada saat terjadi kendala dalam
pengembangan dan penerapannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Permasalahan pembangunan perikanan dalam hal ini, didefinisikan sebagai


segenap perbedaan (kesenjangan) antara kondisi yang diinginkan dengan
kenyataan yang terjadi. Kondisi pembangunan perikanan Indonesia yang
diinginkan adalah suatu pembangunan perikanan yang dapat memanfaatkan
sumber daya perikanan beserta ekosistem perairannya untuk kesejahteraan umat
manusia, terutama nelayan dan petani ikan secara berkelanjutan (on
sustainablebasis). Perikanan adalah suatu bentuk sumberdaya alam, tepatnya
sumberdaya perairan (ikan) yang bernilai ekonomis dan dapat dikelola dengan
suatu usaha atau kegiatan. Usaha perikanan tangkap adalah suatu usaha yang
menghasilkan, yaitu usaha mengeksploitasikan seluruh benda-benda yang hidup
dan atau berada di suatu perairan, dalam hal ini adalah ikan. Awalnya masyarakat
hanya melakukan penangkapan saja, selanjutnya baru ada handling, procesing,
marketing, dll. (Arifin 2012).

Beberapa faktor yang mendukung peningkatan produksi perikanan tangkap


adalah ketersediaan sumberdaya ikan, alat tangkap, perahu ikan dan nelayan.
Faktor-faktor tersebut memberikan efek yang signifikan terhadap keberhasilan
operasional perikanan tangkap. Peningkatan produksi perikanan tangkap juga
dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas beberapa faktor-faktor penunjang, namun
juga diakui bahwa tidak semua faktor penunjang memiliki pengaruh positif
terhadap peningkatan produksi perikanan tangkap. Mahalnya harga BBM
mempengaruhi jumlah trip penangkapan, terutama di laut, sehingga cakupan
daerah penangkapan (fishing ground) menjadi terbatas.
METODE PELAKSANAAN

A. Waktu Penyusunan : Senin, 07 November 2022


B. Metode Pengumpulan Materi : Referensi dari situs web, google schooler,
BKPM, dan jurnal.
C. Metode Pembagian Tugas :

❖ Pendahuluan (Damar Iswahyudi D31222716)

❖ Tinjauan Pustaka (Alfizzainun Rizki Hudaifi D31222576)

❖ Metode Pelaksanaan (Aditya Anandito P. D31222695)

❖ Pembahasan (Doni Gilang Saputra D31222853)

❖ Kesimpulan dan Daftar Pustaka (Rizwan Ependi D31222538)

Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, metode kualitatif


yang membuat deskripsi kegiatan dari gejala-gejala sosial secara ilmiah atau
sewajarnya. Metode kualitatif ini dipakai karena mampu menemukan gejala sosial
dari subjek, definisi, motif, perasaan dan emosi-emosi dari orang yang diamati.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penyusunan makalah ini menggunakan


teknik secara kolektif, yaitu penyusun mengumpulkan data-data yang berkaitan
dengan tema makalah yang akan disusun, sumber ataupun referensi yang
digunakan dalam penyusunan ini bersumber pada jurnal ataupun situs web yang
baik atau telah diuji secara teoritis dan eksperimental sehingga keabsahan dari
makalah ini tidak perlu diragukan.
BAB III

PEMBAHASAN

Penangkapan ikan merupakan salah satu aktivitas perikanan yang telah ada
sejak lama. Penangkapan ikan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Berdasarkan data yang ada konsumsi masyarakat Indonesia terhadap
ikan rata-rata mencapai 41 kilogram per kapita per tahun dengan kata lain masih
sangat rendah. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya produktivitas hasil
tangkapan ikan. Tangkapan ikan didominasi oleh oleh kapal-kapal besar dengan
peralatan yang modern, sehingga daya penangkapan ikan nelayan tradisional
sangat rendah. Kementrian kelautan dan perikanan berupaya untuk meningkatkan
produktivitas penangkapan ikan salah satunya dengan memberikan bantuan alat
bantu penangkap ikan (fishing deck machinery) kepada nelayan kecil.
Permasalahan yang ada alat bantu bantu tangkap ikan merupakan produk impor
dan membutuhkan perawatan yang tidak mudah dan tidak murah. Berdasarkan hal
tersebut, maka dilakukan perancangan alat bantu penangkap ikan yang lebih
efisien, serta mudah perawatan dan pengoperasian. Proses alat bantu penangkap
ikan menggunakan metode Ulrich and Eppinger dengan misi produk alat bantu
penangkap ikan dapat di buat oleh industri local. Berdasarkan hasil perancangan
konsep produk alat bantu penangkap ikan dipilih konsep varian ke 1 (satu) dengan
spesifikasi, yaitu:

a) dimensi alat 500 mm x 150mm x 225 mm


b) system penggerak dengan dengan tenaga daya listrik rendah dengan
menggunakan putaran reducer yang besar;
c) memiliki 2 (dua) fungsi manual dan fungsi.

Kendala-kendala dalam alat penangkapan ikan:


Gangguan mesin pada kapal, kerap kali terjadi saat nelayan berlayar di
tengah laut. Namun, tak banyak nelayan yang dapat memperbaiki mesin kapal
secara mandiri. Hal inilah yang membuat para nelayan kewalahan saat berlayar.
Sering kali, nelayan mengalami kendala saat diatas kapal. Tentunya agar nelayan
dapat berlayar menangkap ikan, dibutuhkan mesin diesel sebagai alat bantu
penggerak kapal penangkap ikan dalam kondisi yang prima. Oleh karena itu,
adanya pelatihan ini saya mengharapkan para pelaku utama khususnya nelayan
dalam menjaga mesin kapal secara mandiri perlu ditingkatkan, agar kendala dalam
penangkapan ikan teratasi. Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan
Perikanan (BP3) Bitung, kegiatan ini diikuti oleh 201 peserta yang berasal dari
seluruh Indonesia dengan rincian sebanyak 177 merupakan masyarakat umum dan
24 peserta lain merupakan penyuluh perikanan yang mengikuti kegiatan pelatihan
bersama pelaku utama binaannya. Pada pelatihan ini, Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Perikanan Kelautan dan Perikanan, Lilly Aprilia Pregiwati
mengharapkan kegiatan pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk
meningkatkan keterampilan dalam memperbaiki mesin diesel secara mandiri.

Penerapan pada penangkapan ikan:

Penerapan penangkapan ikan secara terukur merupakan program dari KKP


dengan tujuan untuk menjaga sumber daya terutama ikan, di perairan Indonesia
agar tidak terlalu di eksploitasi. Program penangkapan ikan secara terukur
memberikan kesempatan kepada para nelayan dan pelaku usaha perikanan, untuk
mengambil ikan di perairan Indonesia sesuai dengan kuota yang tertulis di
kontrak. Dalam program tersebut, wilayah penangkapan ikan juga sudah
ditentukan, yaitu terdiri dari lima zona, perairan Natuna, Laut Jawa, Laut Arafura,
Samudra Hindia, dan perairan Samudra Pasifik. Bukan tanpa sebab, KKP
menetapkan ke-5 perairan tersebut dalam menjalankan program penangkapan ikan
terukur, namun hal itu didasari karena wilayah tersebut kaya akan sumber daya
ikan.Disamping itu, ke-5 zona tersebut juga ditetapkan menjadi zona industri
perikanan, baik untuk perikanan tangkap maupun pasca produksi dari perikanan
tangkap. Selain menangkap ikan sesuai kuota, Pemerintah juga mewajibkan setiap
kapal yang mencari ikan di sekitar zona tersebut, agar menyiapkan logistik dan
mendaratkan ikannya di wilayah tersebut, agar perekonomian turut tumbuh.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan


alsintan sangat bermanfaat di bidang pertanian khususnya dalam penangkapan
ikan. Karena sekarang ini para nelayan masih menggunakan peralatan tangkap
ikan yang masih sederhana, sehingga produktivitas penangkapan ikan masih
sangat kurang. Dengan adanya pengembangan alsintan diharapkan para nelayan
dapat lebih memanfaatkan teknologi dalam penangkapan ikan sehingga hasil dan
juga produktivitasnya dapat meningkat. Namun dalam penerapan alsintan masih
terdapat kendala-kendala yang dapat mengganggu sehingga dalam penerapannya
belum bisa maksimal. Dalam hal itu, diharapkan pemerintah dan juga penyuluh
pertanian agar dapat berkontribusi dalam pengembangan dan penerapan alsintan
sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

https://kebumentalk.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1273523757/penerapan-
penangkapan-ikan-terukur-di-laut-arafura-kkp-kick-off-pada-bulan-maret?
_gl=1%2A16vj8n4%2A_ga
%2AMXQ0ZS1QdEJvM1lzdXZybGs3bG1vSHJlb05OOEJvdFd4Q0hEei03elNF
OWItS2JlTWdZQzE1cHROMUZUOU9UYg..&page=2

https://123dok.com/article/strategi-pengembangan-perikanan-tangkap-
metodologi-penelitian.yr15o4oq

https://kkp.go.id/artikel/9708-dorong-geliat-sektor-kelautan-perikanan-dan-
pertanian-pemerintah-gelontorkan-bantuan-di-sulawesi-utara

Anda mungkin juga menyukai