Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BIAYA, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PEMASARAN

SERTA PROSPEK PASAR KOMODITI PERTANIAN

Disusun Oleh :

ADITYA ANANDITO PRATAMA (D31222695)

ALFIZZAINUN RIZKI HUDAIFI (D31222576)

DAMAR ISWAHYUDI (D31222716)

DONI GILANG SAPUTRA (D31222853)

RIZWAN EPENDI (D31222538)

PRODI MANAJEMEN AGRIBISNIS

JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “BIAYA,
KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PEMASARAN SERTA PROSPEK PASAR
KOMODITI PERTANIAN ” dapat kami selesaikan dengan baik. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran
yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Jember, 14 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tataniaga diartikan sebagai bagian dari kegiatan ekonomi yang memiliki


peranan penting dalam keberlanjutan suatu usaha, lebih jauh tataniaga pertanian
turut berperan dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Definisi umum
tataniaga adalah suatu proses penyaluran barang atau jasa dari produsen awal
sampai ke konsumen akhir. Dewasa ini tataniaga tidak hanya menyalurkan barang
dan jasa, namun juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan dengan tetap meningkatkan laba atau keuntungan
tertinggi. Tataniaga menjadi jembatan antara sektor produksi dan konsumsi,
artinya dengan aktivitas tataniaga produsen selaku pihak yang memproduksi
barang atau jasa mampu mengenalkan, menyalurkan, dan mendistribusikan barang
atau jasanya kepada konsumen sebagai pihak yang menggunakan atau menikmati.
Tataniaga pertanian menjadi aktivitas paling penting dan harus dilakukan dengan
cepat dan efisien mengingat produk pertanian memiliki ciri dan karakteristik
khusus yang membedakannya dengan produk dari sektor lain.

Produk pertanian yang bersifat mudah rusak, bulky, produksinya tergantung


cuaca dan iklim, kualitas yang bervariasi, bersifat musiman sehingga biaya
produksinya juga bervariasi, menyebabkan produk pertanian mengharuskan
penanganan tataniaga yang berbeda dengan produk dari sektor lain. Penanganan
yang keliru akan berimplikasi terhadap kelancaran proses tataniaga produk-
produk pertanian. Tataniaga sendiri merupakan salah satu cabang dari aspek
pemasaran yang menekankan tentang jalannya hasil produksi sampai ke tangan
konsumen. Tataniaga dapat dikatakan efisien jika mampu mendistribusikan hasil-
hasil produksi kepada konsumen dengan biaya seefisien mungkin.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tata niaga merupakan suatu istilah yang diartikan sama dengan pemasaran
atau distribusi, yaitu sebagai kegiatan ekonomi yang memiliki fungsi untuk
menyampaikan atau membawa barang maupun jasa dari produsen hingga
konsumen. Sistem tata niaga dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat, yaitu:

a. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen


dengan biaya semurah-murahnya, dan
b. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang
dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta di dalam
kegiatan produksi dan tata niaga barang itu (Mubyarto, 1989).

Biaya tataniaga terbentuk atau terjadi sebagai konsekuensi logis dari


pelaksanaan fungsi-fungsi tataniaga. Biaya tataniaga ini menjadi bagian tambahan
harga dari barang-barang yang harus ditanggung oleh konsumen. Oleh sebab itu,
biaya tataniaga yang tinggi akan membawa efek pada harga beli konsumen. Selain
hal tersebut, biaya tataniaga yang tinggi akan membuat sistem tataniaga kurang
atau tidak efisien (Gultom, 1996). Biaya tataniaga suatu produk diukur secara
kasar dengan margin dan spread (Soekartawi, 1984). Komponen biaya tataniaga
terdiri atas semua jenis pengeluaran yang dikorbankan setiap middleman dan
lembaga tataniaga yang berperan serta secara langsung dan tidak langsung dalam
proses perpindahan barang dan keuntungan yang diambil oleh middleman atau
lembaga tata niaga atas modalnya dan jasa tenaganya dalam menjalankan aktivitas
pemasaran tersebut.

Perlu dipahami bahwa proses tataniaga yang meliputi kegiatan


pengangkutan, pengepakan, standarisasi hingga sistem pemasaran memerlukan
biaya serta para pelaku kegiatan tataniaga perlu memperoleh persentase
keuntungan atas kegiatan yang dilakukannya. Marjin tataniaga didefinisikan
sebagai perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar konsumen dengan harga
yang diterima petani produsen atau dapat pula dinyatakan sebagai nilai dari jasa-
jasa pelaksanaan kegiatan tataniaga sejak dari tingkat produsen sampai ke titik
konsumen akhir. Hammond dan Dahl (1977) menyatakan bahwa marjin tataniaga
menggambarkan perbedaan harga di tingkat konsumen (Pr) dengan harga di
tingkat produsen (Pf).

Salah satu indikator bahwa sistem pemasaran dikatakan efisien adalah


efisiensi pemasaran. Efisiensi pemasaran secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai optimalisasi dari nisbah output dan nisbah input. Suatu perubahan yang
dapat mengurangi biaya input dalam melakukan kegiatan pemasaran tanpa
mengurangi kepuasan konsumen dan output menunjukkan perbaikan tingkat
efisiensi pemasaran (Tomek dalam Nugroho, 1991). DowTiey dan Erickson
(1992) menjelaskan bahwa efisiensi pemasaran adalah penilaian proses
pemasaran, yang dapat diukur dari peningkatan rasio keluaran-masukan dalam
proses pemasaran. Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin
dicapai sistem pemasaran.

Sektor pertanian sangat menjanjikan untuk dijadikan usaha atau bisnis.


Potensi sumberdaya alam yang luar biasa, jumlah permintaan yang sangat banyak
dan terus meningkat baik digunakan untuk pangan, pakan, energi maupun untuk
industri lainnya, merupakan peluang usaha yang sangat menggiurkan, mulai dari
produk pertanian pangan, peternakan, perikanan, kehutanan dan perkebunan. Ada
beberapa cara untuk mengetahui peluang usaha. Minimal ada lima hal yang bisa
dijadikan instrumen untuk mengetahui peluang usaha pertanian, yaitu aspek
permintaan (demand), penawaran (supply), distribusi, harga dan teknologi.
Masing-masing aspek tadi dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai prospek
tidaknya sektor pertanian.
METODE PELAKSANAAN

A. Waktu Penyusunan : Senin, 14 November 2022


B. Metode Pengumpulan Materi : Referensi dari situs web, google scholar,
BKPM, dan jurnal.
C. Metode Pembagian Tugas :
 Pendahuluan (Doni Gilang Saputra D31222853)
 Tinjauan Pustaka (Rizwan Ependi D31222538)
 Metode Pelaksanaan (Aditya Anandito P. D31222695)
 Pembahasan (Damar Iswahyudi D31222716)
 Kesimpulan dan Daftar Pustaka (Alfizzainun Rizki Hudaifi D31222576)

Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, metode kualitatif


yang membuat deskripsi kegiatan dari gejala-gejala sosial secara ilmiah atau
sewajarnya. Metode kualitatif ini dipakai karena mampu menemukan gejala sosial
dari subjek, definisi, motif, perasaan dan emosi-emosi dari orang yang diamati.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penyusunan makalah ini menggunakan


teknik secara kolektif, yaitu penyusun mengumpulkan data-data yang berkaitan
dengan tema makalah yang akan disusun, sumber ataupun referensi yang
digunakan dalam penyusunan ini bersumber pada jurnal ataupun situs web yang
baik atau telah diuji secara teoritis dan eksperimental sehingga keabsahan dari
makalah ini tidak perlu diragukan.
BAB III

PEMBAHASAN

Tataniaga pertanian merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-subsistem


dari fungsi-fungsi tataniaga. Rangkaian fungsi fungsi tersebut merupakan aktivitas
bisnis dan merupakan kegiatan yang produktif, karena merupakan proses
meningkatkan atau menciptakan nilai. Biaya tataniaga adalah biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Biaya meliputi biaya angkut, biaya
pengeringan, pungutan retribusi dan lain-lain. Besarnya biaya pemasaran ini
berbeda satu sama lain disebabkan karena, a) macam komoditi, b) lokasi
pemasaran, c) macam lembaga pemasaran dan efektivitas pemasaran yang
dilakukan. Keuntungan tataniaga didefinisikan sebagai selisih harga yang
dibayarkan produsen dan harga yang diberikan oleh konsumen. Masing-masing
lembaga ingin mendapatkan keuntungan, maka harga yang dibayarkan oleh
masing-masing lembaga pemasaran juga berbeda. Efisiensi tataniaga adalah
kemampuan jasa-jasa tataniaga untuk menyampaikan suatu produk dari produsen
ke konsumen secara adil dengan memberikan kepuasan pada semua produk yang
terlibat untuk satu produk yang sama. Secara teoritis, tataniaga yang efisien adalah
pemasaran pada pasar persaingan sempurna di mana keuntungan yang dimiliki
oleh pelaku kegiatan ekonomi baik itu produsen maupun lembaga pemasar adalah
normal profit. Akan tetapi, realitanya pasar ini tidak ditemukan. Ukuran efisiensi
adalah kepuasan dari konsumen, produsen maupun lembaga-lembaga yang terlibat
dalam mengalirkan barang dan jasa mulai dari petani sampai ke konsumen akhir,
ukuran untuk menentukan tingkat kepuasan tersebut adalah sulit dan sangat relatif.

Tidak bisa disangkal pertanian merupakan bidang yang banyak


dimanfaatkan sebagai mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sektor pertanian
sangat memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Selain secara
konsisten berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapaan devisa,
sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja untuk lebih dari 13 juta
penduduk di Indonesia. Daya keanekaragaman hayati yang melimpah dan tersebar
di wilayah Indonesia merupakan potensi usaha pertanian terhadap perekonomian
Indonesia. Prospek pasar komoditi pertanian antara lain :

 Tanaman pangan
Tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang
mempunyai mutu ekonomi dan nilai tambah yang dapat jauh dikembangkan
karena lebih besar dibandingkan komoditas lainnya. Komoditas tanaman
berupaya dalam pemenuhan ketersediaan pangan untuk menaikkan
ketenteraman para petani dan memberikan peluang kerja
 Perkebunan
Berbisnis dalam dunia perkebunan merupakan bisnis yang juga
memiliki peluang besar seperti berbisnis tanaman pangan. Sektor perkebunan
memiliki peran besar di dalam mengembangkan sektor pertanian. Sekarang
ini, sektor perkebunan menjadi pendorong pembangunan nasional karena
memiliki dukungan komponen impor yang rendah, sumber daya yang banyak
dan orientasi ekspor yang dapat mengeluarkan devisa non migas dalam
jumlah yang besar. Banyak sekali komoditas perkebunan yang unggul di
Indonesia, seperti kelapa sawit, aren, kopi, teh, kakao dan masih banyak
lainnya. Dan hasil perkebunan di Indonesia sudah banyak di ekspor ke
berbagai macam negara. Oleh sebab itu, berbisnis perkebunan juga
mempunyai untung yang besar apabila bisa melakukan dan mengerti
bagaimana cara memanfaatkan lahan yang ada.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari materi yang telah dibahas di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
tataniaga secara keseluruhan dapat meningkatan efisiensi ekonomi, peningkatan
keuntungan produsen dan peningkatan kepuasan konsumen akhir. Tujuan
dilakukan tataniaga adalah menjembatani apa yang diinginkan produsen dan
konsumen yaitu dalam memahami keinginan konsumen. Tataniaga produk
pertanian merupakan keragaman dari semua aktivitas bisnis dalam mengalirkan
produk dan jasa yang menjembatani jarak antara produsen dan konsumen dengan
melibatkan banyak rumah tangga petani, pedagang, pengolahan, dan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Baladina, Nur. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian: Sistem Pemasaran Hasil


Pertanian.

http//rosihan.lecture.ub.ac.id. Diakses pada tanggal 24 Januari 2012.

Boediono. 1999. Ekonomi Mikro Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Gumbira, E dan Sa’id A. Haritz Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Kusnadi, Nunung dkk. 2009. Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. Bogor:
IPB Press.

Miftah, Himmatul. 2009. Potensi Perbaikan Pemasaran Pertanian dan Peranan


Pelaku dalam Kegiatan Pemasaran. Diktat Mata Kuliah Tataniaga Produk
Agribisnis. Disampaikan pada tanggal 07 Desember 2012. Bogor: Universitas
Djuanda.

Anda mungkin juga menyukai