Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN II

“Al Qur’anul Karim”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


Supirman (105731110021)
Achmad Zaenal (105731110121)
Aulya Muhammad S (105731111921)
Fira Marleyni (105731112521)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penyusun

sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

Makalah berjudul “Al Qur’anul Karim” disusun untuk memenuhi tugas mata

kuliah AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN II. Pada kesempatan ini penyusun

menyampaikan terima kasih kepada Ibu Mutahharah, S.Pd.I., M.Pd.I. sebagai dosen

pengampuh mata kuliah AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran kepada penyusun.

Penyusun telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

makalah ini, namun penyusun menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasanya. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Kiranya isi makalah ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Terima kasih.

Makassar, 20 Mei 2022

Penyusun
Daftar Isi
Hal
Halaman Judul ....................................................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2

Bab II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3


A. Pengertian Al Qur’anul Karim ................................................................................... 3
B. Keutamaan Al Qur’an ................................................................................................ 5
C. Adab Tilawatil Qur’an ............................................................................................... 7
D. Asbabun Nuzul........................................................................................................... 10
E. Hikmah Diturnkannya Al Qur’an .............................................................................. 12

Bab III PENUTUP ................................................................................................................. 15


A. Kesimpulan ................................................................................................................ 15
B. Saran .......................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 16


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut bahasa, Al Qur’an berasal dari kata Qara'a, Yaqra'u, Qiraatan, Wa


Qur'anan. yang artinya bacaan. Sedangkan menurut istilah Al Qur’an adalah Firman Allah swt
yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara
malaikat Jibril yang tertulis dalam mushhaf-mushaf dan disampaikan kepada manusia dengan jalan
mutawatir yang diperintahkan untuk mempelajarinya. Al-Qur’anul Karim merupakan kitab suci
ummat Islam yang sangat mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi dari kebahasaannya yang
mengagumkan tidak saja bagi orang-orang mukmin akan tetapi juga bagi orang-orang kafir. Hal
ini sesuai dengan pendapat Quraish Shihab dalam bukunya “Menumbuhkan AlQur’an“ yang
berbunyi: Al-Qur’an mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat
mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir.

Al Qur’anul karim merupakan firman Allah dan wahyu yang diberikan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam, yang apabila kita membacanya akan menjadi sebuah
nilai ibadah yang bernilai kebaikan untuk kita sendiri yang membacanya. Kata kalam yang
merupakan definisi dari alquran merupakan sebuah kelompok yang dapat mencakup keseluruhan
jenis kalam, dan merupakan penyandaran kepada Allah yang menjadikan Alquran sebagai
Kalamullah yang menujukan secara khusus bahwa Alquran merupakan firman Allah, bukan kalam
manusia maupun kalam Jin.1 Umat Islam di seluruh dunia meyakini bahwa Alquran merupakan
petunjuk bagi kehidupan (Way of life). Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk selalu
mengamalkan Alquran dalam kehidupan seharihari, dengan demikian kita akan memperoleh
kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang di angkat
adalah :
1. Menjelaskan pengertian Al Qur’anul Karim
2. Menjelaskan keutamaan Al Qur’an
3. Menjelaskan adab tilawatil Qur’an
4. Menjelaskan asbabun nuzul
5. Menjelaskan hikmah diturunkannya Al Qur’an

C. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas yang telah diuraikan, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian Al Qur’anul Karim


2. Untuk mengetahui keutamaan Al Qur’an
3. Untuk mengetahui adab tilawatil Qur’an
4. Untuk mengetahui asbabun nuzul
5. Untuk mengetahui hikmah diturunkannya Al Qur’an
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al Qur’anul Karim

Secara bahasa: Lafadzh qara`a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun,


sedangkan qira`ah bermakna menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang
lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih. Qur`an pada mulanya seperti qira`ah , yaitu
masdar (infinitif) dari kata qara` qira`atan, qur`anan. Sebagaimana dalam firman
Allah Ta’ala,
ُ‫علَ ْينَا َج ْمعَهُ َوقُ ْرآَنَهُ فَإِذَا قَ َرأْنَاهُ فَاﺗ ﱠ ِﺒ ْﻊ قُ ْرآَنَه‬
َ ‫ِإ ﱠن‬
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila
Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.” (QS. Al-Qiyamah :17-
18)

Qur`anah berarti qiraatun (bacaannya/cara membacanya). Jadi kata itu


adalah masdar menurut wazan (tashrif, konjugasi) ‘fu’lan’ dengan vokal `u`
seperti ‘gufran’ dan ‘syukran’. Kita dapat mengatakan qara’tuhu , qur’an, qira’atan wa
qur’anan, artinya sama saja. Di sini maqru (apa yang dibaca) diberi
nama Qur`an (bacaan); yakni penamaan maf’ul dengan masdar.

Secara Istilah: Para ulama menyebutkan definisi Qur’an yang mendekati maknanya
dan membedakannya dari yang lain,
‫القرآن هو كﻼم ﷲ المنزل علﻰ ﻣﺤمﺪ عليه السﻼم المتعﺒﺪ بتﻼوﺗه‬
“Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhamad saw. Yang
pembacanya merupakan suatu ibadah”.

Penjelasan Arti Qur’an secara istilah, adalah sebagai berikut :


1. Kalam artinya adalah ucapan yang mencakup seluruh jenis kalam. Namun, dengan
menghubungkannya dengan kata Allah—menjadi kalamullah—berarti kalam Qur’an
bukanlah kalam manusia, jin atau
2. Batasan dengan kata al–munazzal ‘yang diturunkan’ maka tidak termasuk di dalamnya
kalam Allah secara umum. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah,
‫ت َربِّي لَنَ ِﻔﺪَ ْالﺒَﺤْ ُر قَ ْﺒ َﻞ أَ ْن ﺗ َ ْنﻔَﺪَ َك ِل َماتُ َربِّي َولَ ْو ِجﺌْنَا بِ ِمثْ ِل ِه َﻣﺪَدًا‬
ِ ‫قُ ْﻞ لَ ْو َكانَ ْالﺒَﺤْ ُر ِﻣﺪَادًا ِل َك ِل َما‬
“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan
tambahan sebanyak itu.” (QS. Al-Kahfi, 18: 109).
3. Batasan dengan kata ‘ala Muhammad’ (kepada Muhammad saw), maka tidaklah termasuk
di dalamnya apa diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti taurat, injil dan yang
lain.
4. Sedangkan batasan kata al-muta’abbad bi tilawatihi (membacanya merupakan suatu
ibadah) adalah membedakan dengan kalam lain sepert hadis ahad dan hadis-hadis qudsi.

Al Qur'anul karim adalah wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW
untuk menjadi pedoman petunjuk dan sebagai sumber pertama hukum islam. Karena itu
manusia terutama islam harus berusaha untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
al qur'an. Mengingat al qur'an itu bahasa arab sedangkan semua orang tidak sama kemampuan
intelektualnya dan ilmu pengetahuannya, maka perlu bantuan antara satu dengan lainnya agar
bisa sama sama memahami ajaran al qur'an. Oleh karena para ulama dan cendikiawan islam
terdorong oleh rasa tanggung jawabnya untuk menyebarkan ajaran al qur'an kepada umat,
khususnya pada umat islam, maka mereka berusaha untuk menafsirkan / menterjemahkannya
ke dalam bahasan lain yang diperlukan oleh umat tersebut.

Tafsir dan terjemah ala qur'an sangat berguna bagi umat islam, terutama bagi umat islam
non arab yang tidak atau belum menguasai bahasa arab dan kurang mengerti ajaran agama
islam. Perbedaan tafsir dan terjemah al qur'an terletak pada pengertian tapi pada hakekatnya
sama sama untuk memahami dan menggali isi kandungan al qur'an agar dimengerti maksud dan
tujuannya. Dilarang menerjemahkan al qur'an tanpa memperhatikan susunan kata dan rahasia
sastra, dan tiada larangan menerjemahkan al qur'an dengan memperhatikan susunan kata dan
rahasia sastra, yang demikian itu berarti menggubah atau mengganti redaksi al qur'an.
Kedudukan terjemah tidak sama dengan kedudukan al qur'an baik pada hakekatnya atau
hukumnya. Kedudukan terjemah al qur'an adalah identik dengan kedudukan tafsir baik dari segi
hukumnya maupun hakekatnya. Dalam menafsirkan dan menterjemahkan al qur'an
memerlukan keahlian khusus, menguasai ilmu agama islam dan menguasai bahasa dengan
sempurna dan memiliki ilmu pengetahuan umum yang relevan dengan ayat ayat yang
ditafsirkan/yang diterjemahkan, menguasai bahasa kitab yang akan diterjemahkan dan
menguasai bahasa yang ditulis.

B. Keutamaan Al Qur’an
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, ‘Bacalah Al-Qur’an. Sebab, ia
akan datang memberikan syafaat pada hari Kiamat kepada pemilik (pembaca, pengamal)-nya,”
(HR. Ahmad). Hari Kiamat merupakan sebuah kepastian yang akan datang. Kita tidak pernah
tahu kapan hari kiamat tersebut, bagaimana keadaan kita saat terjadinya, dan apa saja amal yang
sudah kita bawa untuk menghindarkan diri dari siksaan pedih di akhirat nanti. Jika dosa-dosa
kita aman banyak, tentu jaminan neraka jahannam sudah di pelupuk mata. Namun, sebaliknya
jika pahala dan amal kebajikan yang sangat banyak, meskipun hari kiamat tiba, kita sudah siap
karena ganjalannya Surga. Salah satu keutamaan dari membaca Al Qur’an sebagaimana sabda
Rosulullah adalah memberikan syafa’at ketika hari kiamat tiba. Al Quran bisa menjadi saksi di
depan Allah bahwasannya ketika hidup di dunia, kita sering membacanya. Tentunya itu bisa
menjadi penolong agar itu terbebas dari siksaan yang pedih.

1. Al-Qur’an adalah Cahaya


Cahaya yang akan menerangi perjalanan hidup seorang hamba dan menuntunnya
menuju keselamatan adalah cahaya al-Qur’an dan cahaya iman. Keduanya dipadukan oleh
Allah SWT di dalam firman-Nya (yang artinya), “Dahulu kamu -Muhammad- tidak mengetahui
apa itu al-Kitab dan apa pula iman, akan tetapi kemudian Kami jadikan hal itu sebagai cahaya
yang dengannya Kami akan memberikan petunjuk siapa saja di antara hamba-hamba Kami
yang Kami kehendaki.” (QS. asy-Syura: 52) Allah SWT berfirman (yang artinya), “Wahai
umat manusia, sungguh telah datang kepada kalian keterangan yang jelas dari Rabb kalian,
dan Kami turunkan kepada kalian cahaya yang terang-benderang.” (QS.an-Nisaa’:174)
2. Al-Qur’an adalah Petunjuk
Allah SWT berfirman (yang artinya), “Alif lam mim. Inilah Kitab yang tidak ada sedikit
pun keraguan padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 1-2).
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya al-Qur’an ini menunjukkan kepada urusan
yang lurus dan memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman yang mengerjakan
amal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan pahala yang sangat besar.” (QS. al-Israa’:
9). Oleh sebab itu merenungkan ayat-ayat al-Qur’an merupakan pintu gerbang hidayah bagi kaum yang
beriman. Allah SWT berfirman (yang artinya), “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan
kepadamu penuh dengan berkah, agar mereka merenungi ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29).

3. Al-Qur’an adalah Rahmat dan Obat


Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia! Sungguh telah datang
kepada kalian nasehat dari Rabb kalian (yaitu al-Qur’an), obat bagi penyakit yang ada di dalam
dada, hidayah, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57).
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan dari al-Qur’an itu obat dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman. Akan tetapi ia tidaklah menambah bagi orang-orang yang
zalim selain kerugian.” (QS.al-Israa’:82)

4. Al-Qur’an adalah Perniagaan Yang Tidak Akan Merugi


Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman maukah Aku
tunjukkan kepada kalian suatu perniagaan yang akan menyelamatkan kalian dari siksaan yang
sangat pedih. Yaitu kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kalian pun berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Hal itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.
Maka niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam
surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan tempat tinggal yang baik di surga-
surga ‘and. Itulah kemenangan yang sangat besar. Dan juga balasan lain yang kalian cintai
berupa pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat. Maka berikanlah kabar gembira
bagi orang-orang yang beriman.” (QS. ash-Shaff: 10-13)
5. Al-Qur’an Menentramkan Hati
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan hati mereka bisa
merasa tentram dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah
maka hati akan merasa tentram.” (QS. ar-Ra’d: 28). Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan
bahwa pendapat terpilih mengenai makna ‘mengingat Allah’ di sini adalah
mengingat/merenungkan al-Qur’an. Hal itu disebabkan hati manusia tidak akan bisa merasakan
ketentraman kecuali dengan iman dan keyakinan yang tertanam di dalam hatinya. Sementara
iman dan keyakinan tidak bisa diperoleh kecuali dengan menyerap bimbingan al-Qur’an
(lihat Tafsir al-Qayyim, hal. 324)

6. Al-Qur’an dan Syafaat


Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Bacalah al-Qur’an! Sesungguhnya kelak ia akan datang pada hari kiamat
untuk memberikan syafa’at bagi penganutnya.” (HR. Muslim dalam Kitab Sholat al-
Musafirin [804])

C. Adab Tilawatil Qur’an


Dengan berbagai kemuliaan Al – Quran, kita sebagai umat muslim harus meyakini
bahwa Al-Quran adalah sebaik baik pedoman kita untuk menuntun kita menuju syurgaNya Allah
SWT di hari akhir nanti. Kemudian, bagaimana kita umat muslim dalam melakukan tilawah Al-
Quran? Berikut ini terdapat Adab Tilawatil Quran yang berdasarkan dari Al-Quran itu sendiri.

1. Membersihkan Mulut

Sebelum membaca Al-Quran ada baiknya membersihkan mulut terlebih dahulu agar
nafas lebih segar. Membersihkan mulut bisa dilakukan dengan cara bersiwak atau melakukan
gosok gigi.

2. Bersuci
Sebelum membaca Al-Quran juga dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan wudhu agar
kita bersih dan suci saat memegang Al-Quran. Namun ini tidak berlaku bagi kita yang membaca
Al – Quran melalui smartphone. Karena yang dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu adalah
mereka yang membaca Al – Quran melalui mushaf.
3. Menghadap Kiblat
Ada baiknya bagi kita saat ingin membaca Al – Quran adalah dengan menghadap kiblat.
Sekalipun kita tidak sedang lagi shalat, namun diusahakan untuk mencari kiblat dan membaca
dengan menghadapnya.

4. Mengucapkan Taawudz
Ucapan Taawudz sebelum mengucap lafadz basmallah merupakan adab tilawah Al – Quran
yang baik. Terdapat banyak kebaikan dalam lafal Taawudz, salah satu diantaranya adalah kita
sedang memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah SWT dan semoga Allah SWT
mendengarkannya.

5. Membaca Basmallah
Selain Taawudz, Basmallah juga merupakan bagian dari adab tilawah Al – Quran. Kita
dianjurkan membaca Basmallah disetiap awal surah kecuali saat membaca surah At –Taubah.
Mengapa? Dari sahabat Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu, penjelasan
mengenai mengapa tidak dibacakan lafadz basmalah dalam surat At – Taubah adalah dikarenakan
Basmalah adalah lafadz penuh rahmat Allah SWT, penuh kedamaian dan keamanan. Arti ini
bertolak belakang dengan surat At – Taubah yang berisikan seruan kepada orang musyrikin,
dimana Allah SWT dan Rasulullah SAW memusuhi dan menentang mereka.

6. Merenungkan Maknanya
Saat kita sudah mulai membacanya, ada baiknya membaca dalam kondisi tenang dan
khusyu, serta merenungi makna – makna dari lafadz Ayat Al – Quran yang telah kita baca
tersebut. Hal ini tertulis dalam Quran surah An – Nissa ayat 82 yang berbunyi:

ً ‫اخت َِﻼفًا َكث‬


‫ِيرا‬ َ ‫أَفَ َﻼ َيتَﺪَب ُﱠرونَ ْالقُ ْرآنَ ۚ َولَ ْو َكانَ ﻣِ ْن ِع ْن ِﺪ‬
ْ ‫غي ِْر ﱠ ِ لَ َو َجﺪُوا فِي ِه‬

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari
sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
7. Menangis ketika Membaca Al –Quran
Ada baiknya disaat kita membaca Al – Quran, dan merenungkan lafadznya , kita tenggelam
dan menangis membayangkan betapa Allah SWT menyayangi kita hingga menurunkan Al –
Quran sebagai pedoman hidup kita agar kita tidak lalai dengan perintahNya.

8. Membaca Al – Quran dengan Sartil atau Tafsir


Kita sebagai umat muslim khususnya yang tinggal di Indonesia dianjurkan untuk membaca
Al –Quran yang sudah dilengkapi dengan tafsir. Hal ini bertujuan untuk membuat kita memahami
dalam melakukan perenungan atas ayat – ayat Al – Quran dan mengerti arti dari ayat tersebut.
Hal ini tertulis dalam Quran surah Al – Muzzammil ayat 4 yang berbunyi:

ً ‫علَ ْي ِه َو َر ِﺗّ ِﻞ ْالقُ ْرآنَ ﺗ َْرﺗ‬


‫ِيﻼ‬ َ ْ‫أ َ ْو ِزد‬

atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.

9. Mengulang – ulang ayat untuk direnungkan


Banyak Ayat Allah SWT yang berisikan larangan. Namun bila diperhatikan lebih dalam,
Allah SWT tidak menurunkan ayat larangan tersebut dengan tidak disertai alasan. Perhatikan di
setiap ayat larangan, Allah SWT selalu menambahkan ‘Agar Supaya’. Ini menunjukkan betapa
sayangnya Allah SWT kepada umatNya.

10. Memuliakan Al – Quran


Kita harus memuliakan Al – Quran sebagai pedoman hidup kita kejalan yang Allah SWT
ridhai. Jangan sampai Al – Quran kita perlakukan dengan semena – mena sebagaimana yang
dilakukan non muslim. Dimana Al – Quran diinjak – diinjak hingga dinodai oleh orang – orang
yang mengabaikan Al – Quran. Hal ini tertulis dalam firman Allah SWT dalam Quran Surah Al
–Araf ayat 204 yang berbunyi:

ِ ‫ئ ْالقُ ْرآ ُن فَا ْستَمِ عُوا لَهُ َوأَ ْن‬


َ‫صتُوا َلعَلﱠ ُك ْم ﺗ ُ ْر َح ُمون‬ َ ‫َو ِإذَا قُ ِر‬
Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat.

D. Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul artinya diambil dari bahasa Arab. Di mana asbabun nuzul artinya adalah
sebab-sebab turunnya dalam hal ini yang dimaksudkan adalah ayat Alquran. Sementara itu,
asbabun nuzul artinya juga termasuk dari latar belakang atau sebab-sebab turunnya surat atau
ayat Alquran. Pasalnya setiap ayat Alquran memiliki latar belakang sebab turunnya ayat tersebut
dari Allah SWT untuk Rasulullah SAW sampaikan kepada umatnya. Ada beberapa bentuk
asbabun nuzul, misalnya saja mengandung kisah-kisah Nabi, peristiwa atau kejadian tertentu,
ataupun berawal dari sebuah pertanyaan sahabat Nabi atau seseorang yang hidup di zaman
Rasulullah SAW. Sehingga dengan adanya asbabun nuzul tersebut bisa menjawab apa yang
hendak dicari dengan diturunkannya ayat Alquran. Itulah asbabun nuzul artinya yang merupakan
sebab-sebab turunnya ayat Alquran. Karena itu bisa jadi turunnya ayat Alquran terjadi karena
beberapa hal baik sebuah peristiwa, kisah tertentu, atau pertanyaan sahabat Nabi.

Berikut fungsi dari asbabun nuzul :


- Memudahkan memahami ayat Alquran termasuk sebab turunnya ayat Alquran.
- Mengambil hikmah atau pelajaran dibalik kejadian atau peristiwa turunnya ayat Alquran.
- Mengetahui hikmah tentang pensyariatan terhadap hukum dalam ayat Alquran.
- Meningkatkan keimanan dan menghilangkan rasa ragu terhadap suatu ayat Alquran sebab sudah
jelas hukumnya yang ditetapkan Alalh SWT.
- Menentukan hukum dengan sebab dan mengkhususkan hukum bersifat umum.
- Memudahkan penafsiran ayat Alquran.
- Menghafal Alquran termasuk sebab-sebab turunnya ayat Alquran tersebut dan kejadian yang
terjadi dalam Alquran.
Itulah beberapa penjelasan mengenai fungsi asbabun nuzul artinya adalah latar belakang
diturunkannya ayat Alquran. Sehingga dapat memudahkan kalian memahami makna sebenarnya
dari arti asbabun nuzul.
Ada banyak sekali contoh asbabun nuzul artinya adalah latar belakang turunnya ayat
Alquran. Sebab setiap ayat dalam Alquran memiliki sebab-sebab tersendiri mengapa ayat tersebut
diturunkan oleh Allah SWT. Contoh dari asbabun nuzul dan penjelasan mengenai contoh asbabun
nuzul yang perlu diketahui adalah sebagai berikut :
1. Asbabun Nuzul Berkaitan dengan Peristiwa
Surat Al Fil yang memiliki arti Gajah ini memiliki asbabun nuzul yang penting diketahui umat
muslim. Sebab asbabun nuzul surat Al Fil berkaitan dengan peristiwa ketika pasukan gajah yang
dipimpin Abrahah menyerang Ka'bah. Di mana pasukan gajah tersebut berusaha menghancurkan
Ka'bah. Allah SWT kemudian menurunkan burung ababil yang membantu kaum muslimin
mengalahkan pasukan gajah. Selain itu turunnya surat Al Fil juga bertepatan dengan tahun
kelahiran Rasulullah SAW.

2. Asbabun Nuzul Berkaitan dengan Bentuk Pertanyaan


Selain itu ada juga contoh asbabun nuzul yang berkaitan dengan bentuk pertanyaan. Seperti telah
dijelaskan ulasan sebelumnya, kalau ada beberapa bentuk asbabun nuzul salah satunya berisi
tentang pertanyaan. Nah, salah satu contoh dari asbabun nuzul bentuk pertanyaan misalnya saja
surat Al-Kahfi. Di mana dalam surat Al Kahfi memiliki asbabun nuzul pertanyaan tentang Ashabul
kahfi, Zulkarnain, dan ruh. Pada ayat 83-85 asbabun nuzul menjelaskan tentang siapakah
Zulkarnain itu.
"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain, Katakanlah, 'Aku akan bacakan
pada kalian sebagian dari berita tentangnya.' Kami itu sungguh telah memberikan kekuasaan
kepadanya di muka bumi, dan Kami pun telah menganugerahkan kepadanya jalan untuk
(mencapai) segala sesuatu. Maka dia pun menempuh suatu jalan."

3. Asbabun Nuzul Berkaitan dengan Suatu Hukum Tertentu


Ada juga asbabun nuzul yang berisi mengenai suatu hukum. Salah satu contohnya adalah Surat
Al-Maidah ayat 90 yang mengharamkan khamr, judi, berkurban untuk berhala. Asbabun nuzul
ayat tersebut berkaitan dengan peristiwa yang terjadi ketika dua kabilah golongan Anshar dalam
perjamuan mereka disuguhi khamr (minuman keras). Peristiwa tersebut memicu adanya
perkelahian saat mabuk hingga memunculkan permusuhan. Selanjutnya turunlah surat Al-Maidah
ayat.
E. Hikmah Diturunkannya Al Qur’an
Sebagai pedoman hidup untuk umat manusia, hikmah diturunkannya Al-quran adalah
untuk menjadi petunjuk manusia selama hidup di dunia dan agar selamat di akhirat. Allah SWT
menurunkan Al-quran secara bertahap. Proses penurunan wahyu yang bertahap dan tidak sekaligus
ini memiliki hikmah agar penetapan hukum Islam mudah diterima, dihapal, dan dimengerti .
Berikut hikmah diturunkannya Al Qur’an secara berangsur-angsur :

1. Menguatkan Hati Nabi Muhammad SAW dalam Menyampaikan Dakwah


Pada saat Nabi Muhammad dan para sahabat berdakwah era Makkiyah kerapkali mendapatkan
banyak penentang, dijauhi bahkan dicemooh dan disiksa. Sebagaimana diisyaratkan oleh firman
Allah yang artinya:
“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali
turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya
secara tartil (teratur dan benar).” (QS. al-Furqan :32)
Selain itu, dukungan agar semakin kukuh dan kuat atas kedzoliman orang kafir, Allah
mencoba menenangkan hati Nabi Muhammad SAW dengan turunnya Surat Al-An’am ayat 34
yang artinya:
“Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, tetapi mereka sabar
terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang
pertolongan Kami kepada mereka.” (QS. Al-An’am: 34)

2. Menantang Orang-orang Kafir yang Mendustakan Al-Qur’an


Pada dasarnya tujuan kaum musyrik ingin sekali melemahkan Nabi Muhammad SAW dalam
dorongan berdakwah, sehingga berbagai cara akan dilakukan oleh kaum Kafir. Seperti
memberikan pertanyaan-pertanyaan sulit dan tidak masuk akal, seperti hari kiamat yang
dilontarkan orang-orang musyrik dengan tujuan melemahkan Nabi Muhammad SAW. Maka
turunnya wahyu yang secara berangsur-angsur itu tidak saja menjawab pertanyaan itu, namun bisa
juga menantang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Qur-an. Kemudian ketika
mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu, maka hal itu sekaligus merupakan salah satu
mu`jizat Al-Qur-an yang datang dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
3. Menyesuaikan dengan Peristiwa-Peristiwa dengan Penetapan Hukum
Al-Qur’an diturunkan mengikuti setiap kejadian dan melakukan pentahapan dalam penetapan
aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan akhlak mulia. Misalnya, dalam menentukan ke
haraman khamar, ia tidak diharamkan secara mutlak namun melalui penahapan.
Pertama, Al Quran menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya, dalam Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah Ayat 219 menjelaskan:
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”.
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari
keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.”
(QS. 2 : 219)
Kedua, Alquran melarang orang yang mabuk karena khamr dari salat, tercantum dalam Al-
Qur’an Surat An-Nisa Ayat 43 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu
dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit
atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang
baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun.” (QS. 4 : 43)
Ketiga, baru diharamkan secara tegas dalam Surat al-Maidah Ayat 90-91 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. 5 : 90-91)

4. Memperkuat Bukti dan Keyakinan Bahwa Al Qur’an Adalah Benar dari Allah SWT

Walaupun Al-Qur-an turun secara berangsur-angsur dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari dan
dengan banyak sekali perselisihan serta ujian dari kaum kafir atau musyrik. Akan tetapi secara
keseluruhan terdapat keserasian di antara satu bagian al-Qur-an dengan bagian lainnya. Hal ini
tentunya hanya dapat dilakukan Allah yang Maha Bijaksana.
5. Mempermudah dalam Menghafal Serta Memahami Al-Qur’an

Dengan Al-Qur’an diturunkan secara bertahap, tentu hal ini akan mempermudah umat muslim
dalam membaca serta menghafal tulisan. Karena tidak semua masyarakat Arab saat itu pandai
membaca dan menulis, sehingga pengetahuan mereka adalah daya hafalan dan ingatan. Pada saat
itu Nabi Muhammad SAW memberi petunjuk kepada para sahabatnya untuk mempelajari dan
menghafalkan setiap ayat-ayat Al-Qur’an yang turun agar tidak ada yang terlewatkan. Terlebih,
ketika ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu atau yang biasa disebut Asbabun
Nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman dan ingatan para sahabat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Al Qur'anul karim adalah wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW
untuk menjadi pedoman petunjuk dan sebagai sumber pertama hukum islam. Karena itu
manusia terutama islam harus berusaha untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
al qur'an. Salah satu keutamaan dari membaca Al Qur’an sebagaimana sabda Rosulullah adalah
memberikan syafa’at ketika hari kiamat tiba. Al Quran bisa menjadi saksi di depan Allah
bahwasannya ketika hidup di dunia, kita sering membacanya. Tentunya itu bisa menjadi
penolong agar itu terbebas dari siksaan yang pedih. Dengan berbagai kemuliaan Al – Quran,
kita sebagai umat muslim harus meyakini bahwa Al-Quran adalah sebaik baik pedoman kita
untuk menuntun kita menuju syurgaNya Allah SWT di hari akhir nanti.

Asbabun nuzul artinya diambil dari bahasa Arab. Di mana asbabun nuzul artinya adalah
sebab-sebab turunnya dalam hal ini yang dimaksudkan adalah ayat Alquran. Sementara itu,
asbabun nuzul artinya juga termasuk dari latar belakang atau sebab-sebab turunnya surat atau
ayat Alquran. Pasalnya setiap ayat Alquran memiliki latar belakang sebab turunnya ayat
tersebut dari Allah SWT untuk Rasulullah SAW sampaikan kepada umatnya.

Sebagai pedoman hidup untuk umat manusia, hikmah diturunkannya Al-quran adalah
untuk menjadi petunjuk manusia selama hidup di dunia dan agar selamat di akhirat. Allah SWT
menurunkan Al-quran secara bertahap. Proses penurunan wahyu yang bertahap dan tidak
sekaligus ini memiliki hikmah agar penetapan hukum Islam mudah diterima, dihapal, dan
dimengerti.
B. Saran
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis rasa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan yang diharapkan, karena masih banyak kekurangan dan kelemahan. Maka dari itu,
guna menyempurnakan hasil karya tulisan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun penyempurnaan makalah ini bagi para pembaca. Dan akhirnya penulis
mengucapkan ucapan rasa syukur kepada Allah dan Rasul-Nya, karena berkat taufik dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://ulumulislam.blogspot.com/2014/05/pengertian-dan-kedudukan-alquranul-karim.html

https://tarbawiyah.com/al-quranul-karim/

http://digilib.uinsby.ac.id/14644/2/Abstrak.pdf
https://muslim.or.id/9030-keutamaan-keutamaan-al-quran.html

https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/adab-tilawatil-quran

https://plus.kapanlagi.com/asbabun-nuzul-artinya-sebab-sebab-turunnya-ayat-alquran-ketahui-
fungsinya-154c4d.html

https://tirto.id/sejarah-al-quran-isi-pokok-keistimewaan-dan-hikmah-diturunkannya-gcev

https://zakat.or.id/hikmah-turunnya-al-quran-secara-berangsur-angsur/

Anda mungkin juga menyukai