Anda di halaman 1dari 2

TAQWA

Maasyirol muslimin rohimakumulloh !


Pertama, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah Ta’ala. Dengan takwa yang sebenar-
benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua
laranganNya. Karena apabila kita bertakwa dengan sebenar-benar takwa, maka Allah telah
menjanjikan untuk memberi jalan keluar dari kesulitan yang kita hadapi dan Allah
menganugerahkan rizki yang tidak terduga.
‫ب‬ ِ ُ ‫ َو َم ْن َيت َِّق اهللَ يَ ْج َع ْل لَهُ َم ْخ َر َجا َو َي ْر ُزقْهُ ِم ْن َح ْي‬ 
ُ ‫ث الَ يَ ْحتَس‬
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan baginya jalan
keluar dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

Kedua, marilah kita bersyukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah memberikan kepada kita
berbagai macam kenikmatan. Bersyukur dalam arti yang sebenarnya adalah memanfaatkan atau
menggunakan semua nikmat yang Allah berikan untuk mendekatkan diri atau beribadah kepada-
Nya.

Apa itu taqwa?


Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dasar dari "taqwa" adalah menaati Allah SWT dan tidak
bermaksiat kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah SWT serta bersyukur kepada-Nya
tanpa ada pengingkaran di dalamnya. Mengutip Imam Nawawi, taqwa adalah ‘’menaati
perintah dan larangan-Nya’’. Atau dalam bahasa Imam Al Jurjani: ‘’Taqwa yaitu menjaga
diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau
meninggalkannya.’’
Bagi seorang muslim, ketaqwaan menjadi sesuatu yang sangat penting, karena taqwa
menjadi ukuran kehormatan seseorang di hadapan Allah SWT Sebagaimana firmanNya:
ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِمنْ َذ َك ٍر َوُأ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬
‫ش ُعوبًا َوقَبَاِئ َل لِتَ َعا َرفُوا ۚ ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم ۚ ِإنَّ هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬ ُ َّ‫يَا َأيُّ َها الن‬
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah SWT ialah orang yang
paling taqwa diantarakamu. Sesungguhnya Allah SWT Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS al-Hujurat: 13).
Ayat ke-177 Surat Al Baqarah merinci setidaknya 17 ciri orang yang bertaqwa. Lima
yang pertama adalah aspek keyakinan atau aqidah (Beriman kepada Allah, Hari Kiamat,
Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi). Empat lainnya amalan fardhiyah (shalat, sabar
dalam penderitaan, sabar dalam peperangan), sedangkan 8 berikutnya berupa amalan
sosial (berinfak kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, peminta-
minta, hamba sahaya, menunaikan zakat, dan menepati janji)
Ketaqwaan yang dinyatakan dalam bentuk amal perbuatan jasmaniah yang dapat
disaksikan secara lahiriah merupakan perwujudan keimanan seseorang kepada Allah
SWT. Iman yang terdapat di dalam dada diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan
jasmaniah. Oleh sebab itu, kata taqwa di dalam Al-Qur’an sering dihubungkan dengan
kata iman. Orang-orang yang bertaqwa diberi berbagai kelebihan oleh Allah SWT, tidak
hanya ketika mereka di akhirat nanti, tetapi juga ketika mereka berada di dunia
ini. Setiap kesulitan yang dihadapinya akan dimudahkan segala urusannya, dilimpahkan
kepadanya berkah dari langit dan bumi, dianugerahi petunjuk untuk dapat membedakan
mana yang hak dan mana yang batil dan diampuni segala kesalahannya dan dihapus
segala dosanya.
Salah satu hikmah dibulan suci ramadhan adalah dapat meningkatkan ketaqwaan
seorang hamba kepada Allah SWT. Menjalankan ibadah puasa adalah hal yang wajib,
seperti yang tertera dalam ayat Al-Quran berikut ini;
ِّ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا ُكتِ َب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
َ‫صيَا ُم َك َما ُكتِ َب َعلَى الَّ ِذينَ ِمنْ قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqkwa. (QS. Al Baqarah: 183).
Ayat diatas menunjukkan salah satu hikmah puasa di bulan suci ramadhan agar umat
Islam dapat menggapai derajat taqwa yang mulia. Ketika melaksanakan ibadah puasa,
berarti umat Islam telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-
Nya. Hal ini adalah pengertian taqwa. Bentuk taqwa dalam ibadah puasa dapat dilihat
dari hal-hal berikut;
 Orang yang melaksanakan ibadah puasa akan meninggalkan setiap larangan
seperti makan, minum, berjima dengan istri dan sebagainya. Berpuasa di bulan
suci ramadhan berarti mengontrol hawa nafsunya, sesuai dengan perintah Allah
SWT. Hal ini dilakukan demi mendekatkan diri pada Allah SWT dan mendapatkan
pahala dari-Nya.
 Orang yang melaksanakan ibadah puasa sebenarnya mampu untuk melakukan
segala kesenangan duniawi yang dilarang selama sedang puasa. Namun, karena
menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui, maka ia menekan segala keinginan itu
secara sadar dan ikhlas.

 Orang yang melaksanakan ibadah puasa juga akan merasa senang melakukan
berbagai amalan yang menunjukkan ketaatan. Dan ketaatan adalah jalan
menggapai taqwa.

Demikian artikel singkat ini, semoga kita semua menjadi orang yang bertaqwa seperti
diinginkan Allah, Sang Pencipta kita, aamiin. Selamat menunaikan ibadah puasa 1441 H.
 
 

Anda mungkin juga menyukai