Anda di halaman 1dari 15

ASET ORGANISASI MANUSIA MENGGERAKKAN

PALING PENTING • TANPA MANUSIA SUMBER


DAYA YANG LAIN TIDAK
BERJALAN.

MANUSIA MENGELOLA
• TANPA ORANG ORGANISASI
TIDAK ADA
MANUSIA • MENGALOKASIKAN SUMBER
DAYA ORGANISASI
• MERANCANG DAN
MENGHASILKAN PRODUK
• MEMASARKAN

MEMBUAT AKTIVITAS /
KEGIATAN
• MEMBUAT TUJUAN.
ADALAH ASET ORGANISASI YANG PALING
PENTING DAN MEMBUAT SUMBER DAYA
ORGANISASI LAINNYA BEKERJA, SUMBER
DAYA MANUSIA PENTING KARENA
MEMPENGARUHI EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
ORGANISASI, SERTA MERUPAKAN
PENGELUARAN POKOK PERUSAHAAN DALAM
MENJALANKAN BISNIS
Sumarjino (2004:23) adalah titik imbas dari suatu
kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang atau
suatu perusahaan.

Risiko menurut Sadikin (2002:30) adalah tanggungan


atau efek yang ditimbulkan dalam suatu kegiatan yang
bersifat personal yang timbul baik dengan adanya
pengaruh dari luar maupun dari dalam kegiatan tersebut.

Menurut Darmawi (1990:v) risiko dapat dikatakan


merupakan akibat (atau penyimpangan realisasi dari
rencana) yang mungkin terjadi secara tak terduga.
Manajemen Sumberdaya Manusia adalah suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kerja, dengan maksud untuk mencapai tujuan organaisasi
perusahaan secara terpadu (Umar, Husein. 1997).

Menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia adalah


ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat.

Manajemen sumberdaya manusia menurut Griffin (2004) adalah rangkaian


aktivitas organisasi yang diarahkan untuk menarik, mengembangkan dan
mempertahankan tenaga kerja yang efektif.
TANJUNG (2005) SUMARJINO (2004:84) UMAR (1998:78)
apabila ada risiko sumber bagaimana potensi Beberapa perusahaan sangat
daya manusia yang dihadapi yang dimiliki (skill, bergantung kepada pegawai
maka dapat diwaspadai oleh pendidikan, kemauan utama atau para pekerja
serta kemampuan senior serta anggota direksi.
perusahaan tersebut dengan
dalam pengembangan Jika para pekerja inti/senior
pengendalian unit sumber kegiatan ) oleh orang- ini pindah ke perusahaan
daya manusia tersebut orang yang ada pesaing maka jelas
menurut aturan dan sehingga usaha yang perusahaan berada dalam
fungsinya serta kaitannya dilakukan dapat suatu risiko besar, seperti
dengan risiko-risiko atau berjalan dengan baik. pemberian informasi,
pelanggaran tersebut yang pencurian rencana-rencana
diberikan sehingga terjadi strategis perusahaan dan
membujuk konsumen untuk
pemberian sanksi oleh
pindah kepada perusahaan
pihak perusahaan bagi pesaing
pelanggar
RISIKO AKIBAT ADANYA KEMUNGKINAN
YANG DITIMBULKAN OLEH TENAGA KERJA
SEHINGGA BERDAMPAK NEGATIF BAGI
PERUSAHAAN.
1 Efisiensi biaya. Kegagalan mengelola SDM bukan saja berarti ketidakberhasilan
mencapai indikator keberhasilan pengelolaan SDM dengan baik, tetapi juga terjadi
pemborosan biaya.
2 Tanggung jawab perusahaan. Manajemen perlu menunjukan tanggung jawabnya
bagi karyawan sehingga mereka mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi.
3 Masalah legal. Persyaratan hukum juga menjadi pertimbangan penting. Peraturan
yang secara ketat mengatur perusahaan, antara lain, menyangkut kesehatan dan
keselamatan karyawan. Peraturan lain berurusan dengan kesejahteraan karyawan,
terutama upah minimum dan pensiun. Setiap wilayah di Indonesia mempunyai
standar upah minimum regional. Demikian juga dengan dana pensiun.
4 Imej korporat. Imej korporat (corporate image) yang baik sering kali merupakan
hasil dari pengelolaan SDM yang baik. Ada beberapa faktor selain kesejahteraan yang
bisa mengungkit imej korporat, misalnya kebebasan berinovasi, hubungan
antarkaryawan, dan nilai-nilai perusahaan yang dianut dan dikembangkan perusahaan
1. Rendahnya Tingkat Kesehatan
2. Tingkat Kematian
3. Pengaruh Usia
4. Sistem dan Sarana
5. Kondisi Pasar Tenaga Kerja
RISIKO YANG SERING DIHADAPI PERUSAHAAN ADALAH MULTI
KOMPLEK, MULAI DARI YANG SEDERHANA SAMPAI PADA YANG
RUMIT, SEPERTI :

1. Keselamatan kesehatan & kerja.


2. Penurunan produktifitas karyawan
dari sisi SDM.
3. Kecurangan (korupsi, pemalsuan,
penyimpangan aset).
Menghadapi risiko SDM harus melakukan upaya-upaya yang
efektif, upaya-upaya tersebut antara lain :
1. Memiliki tim manajemen yang kuat.
2. Menyiapkan SDM untuk suksesi.
3. Melarang para eksekutif bekerja rangkap.
4. Sistem insentif/penghargaan dan punishment yang
efektif.
5. Menyiapkan job description, job specification, performance
appraisal yang baik.
6. Komunikasi yang efektif antara pimpinan dengan
bawahan.
7. Pelayanan kesehatan dan sistem keselamatan kerja yang
memadai.
8. Sistem Pengendalian Intern.
Perusahaan perlu menetapkan ukuran eksposur dari setiap eksposur
seperti kemungkinan atau probabilitas kejadian risiko yang meliputi kondisi
SDM yang bersangkutan, kondisi sistem dan sarana dan kondisi pasar
tenaga kerja diukur berdasarkan dimensi potensi kerugian, tambahan biaya
dan pemenuhan kebutuhan sehingga perusahaan dapat mengukur besarnya
dampak bila risiko benar-benar terjadi. Perusahaan lebih suka menggunakan
ukuran eksposur dalam bentuk Rupiah selama bisa dirupiahkan.

Sebagai alternatif, ada tiga pendekatan dalam merupiahkan risiko yaitu :


1. Perusahaan dapat menggunakan ukuran besarnya kehilangan
pendapatan bila suatu risiko terjadi.
2. Perusahaan dapat menggunakan ukuran biaya yang harus dikeluarkan
untuk mengembalikan kondisi akibat risiko.
3. Perusahaan dapat menggunakan premi asuransi sebagai ukuran. Yang ini
dapat digunakan untuk risiko-risiko yang dapat diasuransikan.
Dengan adanya manajemen resiko maka akan:
a) Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-
masalah yang rumit.
b) Memudahkan estimasi biaya.
c) Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang
dihasilkan dalam cara yang benar.
d) Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko
dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
e) Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan
berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
masalah.
f) Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat
keputusan.
g) Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
h) Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
1. Dari sisi Pegawai diharapkan tidak hanya memiliki
pengetahuan, pendidikan, pengalaman dan keterampilan
sesuai dengan fungsi kerjanya, namun juga memiliki integritas
dan etika yang tinggi agar tidak membuat penyelewengan.
2. Untuk Perusahaan lebih baik meningkatan keterampilan
melalui program pendidikan dan latihan yang
berkesinambungan yang nantinya dapat mendapatkan
pegawai yang cukup cakap. Selain itu, melakukan penyaringan
penerimaan pegawai secara teliti, dengan perencanaan yang
memadai, akan memudahkan perusahaan mengetahui
beberapa orang karyawan, dan dimana posisinya serta
persyaratan apa yang dibutuhkan perusahaan sehingga
nantinya akan mendapakan bibit-bibit yang baik untuk
menempati jabatan didalam perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai