Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM

SATUAN OPERASI
Satuan Operasi Pemisahan Secara Mekanik :
Sortasi dan Grading

Disusun Oleh :
Nama : Tiara Putri Rahayu Lubis
NPM : E1G021008
Kelompok : 1 (satu)
Hari/Tanggal : Selasa/ 4 Oktober 2022
Shift : Selasa 08.00-10.00
Dosen :1. Ir. Marniza, M.Si
2. Bosman Sidebang, Drs.M.P
Co-Ass : Trio Putra Setiawan S.TP
Acara : Acara 1

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FALKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan hasil pertanian yang telah dipanen akan mendapatkan perlakuan  pascapanen, baik
itu berupa pengolahan secara langsung untuk menjadi produk olahan atau untuk langsung dapat
dipasarkan, maupun disimpan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengolahan. Bahan hasil
pertanian yang dipasarkan langsung  baik itu di pasar tradisional ataupun di pasar modern
memiliki kualitas dan juga harga yang berbeda.
Bahan hasil pertanian yang disimpan terlebih dahulu sebelum diolah menjadi produk
olahan kemungkinan akan mengalami kerusakan karena proses  penyimpanan yang kurang baik.
Oleh karena itu, sebelum disimpan bahan hasil  pertanian sebaiknya disortasi dan dipisahkan
berdasarkan  grade-nya agar dapat ditentukan metode penyimpanan mana yang baik untuk bahan
tersebut.
Sortasi merupakan pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai fraksi kualitas
berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/
kotoran), kimia (komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan) dan biologis (jenis dan jumlah
kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian
berbentuk bijian).
Sortasi juga dapat dimanfaatkan untuk mempercepat proses input bahan dalam sebuah proses
pengolahan, seperti misalnya ketika bahan yang harus diinput adalah bahan dengan kategori
memiliki karakteristik fisik tertentu. Proses  produksi tersebut akan berjalan lebih cepat karena
sortasi akan mengurangi risiko  penolakan oleh mesin yang secara otomatis hanya dapat
memproses atau menerima bahan dengan kategori tertentu

1.2 Tujuan
1. Pengenalan bermacam-macam satuan operasi sortasi dan grading, khususnya untuk bahan
buah sayuran sortasi berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna.
2. Melakukan tingkat pengawasan mutu bahan dengan cara uji fisik dan kimia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses sortasi basah umumnya dilakukan secara manual dan dilakukan oleh pekerja
dengan menggunakan baju khusus untuk produksi, kaca mata, masker dan sarung tangan. Area
sortasi basah dibuat jadi satu dengan area pencucian dan penirisan. Material yang digunakan
adalah aluminium 304 yang anti karat dan mudah dibersihkan. Proses selanjutnya adalah
pencucian, yang bertujuan untuk menghilangkan tanah dan pengotor, menghilangkan sisa
pestisida, mengurangi adanya bakteri ataupun jamur yang menempel sebelum proses berlanjut.
Pencucian dilakukan dengan menggunakan air mengalir sesuai dengan rekomendasi WHO
(WHO, 2018).
Grading adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen atau
berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait erat dengan  tingkat  selera  konsumen
suatu produk  atau  segmen pasar yang akan dituju dalam pemasaran suatu produk. Terlebih apabila
yang akan dituju adalah segmen pasar tingkat menengah ke atas dan atau segmen pasar luar
negeri. Kegiatan sortasi dan grading sangat menentukan apakah suatu produk laku pasar atau
tidak.Pada kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkanpada kebersihan
produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk, kematangan, kesegaran, ada atau tidak
adanya serangan/ kerusakan oleh penyakit, adanya kerusakan oleh serangga, dan luka/ lecet oleh
faktor mekanis. Pada usaha budidaya tanaman, penyortiran produk hasil panenan dilakukan
secara manual, yaitu menggunakan tangan. Sedang grading dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan mesin penyortir. Grading secara manual memerlukan tenaga yang terampil dan
terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar akan memerlukan lebih banyak tenaga kerja
(Muchtadi,dkk. 2019).
Dalam teori telah disebutkan bahwa sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah
dibersihkan ke dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk,
ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/ kotoran), kimia  (komposisi bahan, bau dan rasa
ketengikan) dan biologis ( jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya
tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian) (Patmawati,2020). 
Tujuan dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih ( harga yang lebih
tinggi) untuk kualitas yang lebih baik.  Standard yang digunakan  untuk pemilahan  (kriteria )
dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi merupakan ketentuan
mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran
tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara konsumen dan
produsen, dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah / negara / daerah pemasaran tertentu
(Mutiarawati, 2007).
Ada dua macam proses sortasi, yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi basah
dilakukan pada saat bahan masih segar. Proses ini untuk memisahkan kotoran-kotoran atau
bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya dari simplisia yang dibuat dari akar
suatu tanaman obat, maka bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar
yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang. Hal tersebut dikarenakan tanah
merupakan salah satu sumber mikroba yang potensial. Sehingga, pembersihan tanah dapat
mengurangi kontaminasi mikroba pada bahan obat. Sedangkan sortasi kering pada dasarnya
merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuannya untuk memisahkan benda-benda asing
seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran lain yang masih tertinggal
pada simplisia kering (Arsia, 2011).
BAB III
METODOLOGI

3.1.Alat dan Bahan


Alat: Bahan :
1. Timbangan dan alat pengumpul 1. Cabe
2. Pisau 2. Kunyit
3. Nampan 3. Jahe
4. bawang putih
3.2.Cara Kerja
1. Menghitung rendemen bahan
2. Berat bahan awal 250 gr
3. Memisahkan bagian menjadi beberapa bagian : bahan utuh, bahan bagus, bahan
jelek, dan bahan dari bagian yang tidak terpakai dengan menggunakan panca indra
(lihat pegang/raba)
4. Menimbang berat masing-masing bagian
5. Menghitung rendemen setiap bagian bahan
Menghitung untuk berat :
Persen utuh = berat bahan utuh X 100 %
berat awal

Persen bagus = berat bahan bagus X 100 %


berat awal

Persen jelek = berat bahan jelek X 100 %


berat awal

Persen tidak terpakai = berat bahan tidak terpakai X 100 %


berat awal
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini, kami melakukan pratikum dengan judul sortasi dan grading. Objek
pratikum yang kami gunakan kali ini adalah bawang putih seberat 500 gram. Pratikum ini
bertujuan untuk memisahkan kulit bawang putih dan bawang putih utuh yang kemudian di
klasifikasikan dalam beberapa kelas seperti bahan utuh, bahan bagus, bahan jelek, dan bahan
tidak terpakai. Kegiatan yang kami lakukan ini sejalan dengan literatur yang ada ( Dies,N. 2018)
menyatakan bahwa sortasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memisahkan kotoran/benda
asing dari suatu produk, sedangkan grading adalah kegiatan setelah sortasi yang dilakukan untuk
mengelompokkan produk sesuai dengan bentuk, warna atau jenis yang dimiliki.
Berdasarkan klasifikasi yang kami kelompokkan tersebut, bahan utuh yaitu berupa
bawang putih utuh tanpa cacat dan telah dipisahkan dari kulitnya. Bahan bagus adalah bawang
putih yang masih bagus dan sudah dipisahkan dari bagian kulitnya. Untuk bahan jelek yaitu
bagian bawang putih yang sudah tidak layak pakai atau yang sudah busuk dan sudah dipisahkan
dari bagian lainnya yang masih bagus.
Proses yang kami lakukan ini sesuai dengan literatur yang kami dapat yaitu seperti yang
diungkapkan oleh Iftitah. (2017). Grading adalah mengelompokkan produk berdasarkan ukuran
(besar, kecil dan sedang). Grading bisa dilakukan bersamaan dengan penyortiran atau dilakukan
secara terpisah. Jadi Grading merupakan proses pengklasifikasian bahan berdasarkan mutu
produk. Grading, misalnya memisahkan yang tua dan muda, karena pengeringan akan lebih cepat
kering, bahan yang tua karena berhubungan dengan sifat fisiologis dan morfologis bahan yaitu
poripori bahan yang lebih besar dan sifat jaringan bahan yang tua lebih renggang sehingga
mempermudah kehilangan air dari jaringan bahan. Grading juga merupakan pemisahan bahan
kedalam beberapa katagori berdasarkan mutu. Standard grade bahan meliputi tiga hal atau
parameter yaitu: Nama komoditas, Kelas grade mutu dan Atribut yang digunakan dalam
penetapan standard grade, seperti: warna, ukuran, kemasakan, tekstur dan bebas dari kerusakan
seperti: busuk, penyakit, rusak akibat benturan fisik, fungsi, bebas dari kontaminan, bebas dari
bagian yang tidak perlu sesuai standar/kode.
Tujuan dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih ( harga yang lebih
tinggi) untuk kualitas yang lebih baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria ) dari
masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi merupakan ketentuan
mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran
tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara konsumen dan
produsen, dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah / negara / daerah pemasaran tertentu.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, didapati bahwa dari 500 gram bawang putih
dikelompokan menjadi 199,06 gram bahan utuh dengan presentase 70% gram bawang putih
utuh , 16,33 gram kulit bawang putih dengan presentase 5,4% dan 10,72 gram bawang putih
busuk dengan presentase 4,8%. Berdasarkan pengelompokan tersebut, kami menarik kesimpulan
bahwa bawang putih yang kami amati tersebut tergolong kedalam mutu kelas II berdasarkan
literature SNI yang kami cari, dengan tingkat kerusakan 10% dari jumlah termasuk bagian bahan
tidak terpakai.
Beberapa kendala yang kami alami dalam pengamatan kali ini, yaitu kuantitas cabe yang
sangat banyak sedangkan proses hanya dilakukan secara manual, sehingga hal tersebut memakan
waktu yang sangat lama. Selain itu, ketelitian dalam mengelompokkan cabe juga harus benar-
benar diperhatikan dengan tujuan supaya meminimalisir bagia bagus yang terbuang ataupun
bagian jelek yang tercampur.
BAB IV
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Sortasi merupakan suatu proses pemisahan produk yang telah dibersihkan ke dalam
beberapa kategori berdasarkan karakteristik fisiknya seperti bentuk, ukuran, warna,
tekstur, dan lain sebagainya namun belum sampai ke  penggolongan mutunya. Operasi
sortasi atau penyortiran sering dilakukan di awal  proses setelah pembersihan untuk
memisahkan mana bahan yang layak diproses selanjutnya atau mana yang harus
dipisahkan ( off  - grade). Namun, bahan yang dipisahkan tidak harus berupa kotoran atau
kontaminan yang harus dibuang. Bisa jadi produk “off grade” bisa dimanfaatkan untuk
keperluan lain atau dijual dengan harga yang lebih murah
2. Pengawasan mutu bahan dengan cara uji fisik dan kimia. Mutu bahan secara fisik (kadar
air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna,benda asing/kotoran) dan mutu bahan
secara kimia (komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan).
6.2 Saran
1. Praktikan sebaiknya memerhatikan arahan asisten untuk meminimalisir kesalahan yang
terjadi.
2. Praktikan seharusnya lebih teliti lagi ketika melakukan penyortiran beras sehingga hasil
perhitungan akan leih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Arsia, T. 2011. Alat-alat Pasca Panen. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


Muchtadi, T; Sugiyono, Ayustaningearno, F. 2019. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta
Mutiarawati, T. 2007. Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian. Academia.
Patmawati. 2020. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Balai Informasi dan Penyuluhan
Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Barabai.Kalimatan Tengah
WHO. 2018. Annex 1 WHO guidelines on good herbal processing practices for
herbal medicines.

Anda mungkin juga menyukai