DI SUSUN OLEH:
2. PEMBAHASAN
A. Sejarah Tari Cangget Agung
Tarian Cangget agung merupakan wujud kegembiraan atas kemenangan betan
subing saat mengalahkan raja bajau. Tarian Cangget termasuk ke dalam tarian tua
yang hadir bahkan pada masa Hindu-Buddha di Lampung.
Tarian Cangget agung, yang
merupakan peninggalan
bersejarah dari Lampung sejak
tahun 1942. Tarian ini
merupakan kesenian yang
menceritakan kewibawaan dan
keanggunan dari gadis
Lampung.
Cangget agung merupakan sebuah tarian yang memiliki usia yang sangat tua. Tarian
ini salah satu tari tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun.
Cangget agung digunakan untuk mengiringi upacara perkawinan dan didalamnya
terdapat pula pemberian gelar adat atau naik pepadun. Secara keseluruhan cangget
agung dimainkan oleh para gadis-gadis yang penampilannya lengkap dengan tata
busana wanita adat Lampung yang disebut dengan muli.
Pola untuk penari wanita adalah berdiam diri dan menari pada barisannya masing-
masing. Sedangkan pria akan menari di depan penari wanita dan menunjukkan
keahlian menarinya untuk mendapatkan perhatiannya.
Cangget agung sebagai sebuah bentuk pertunjukan adalah tari wanita yang berpola
tertutup. Gerak yang terlihat hanyalah gerak lengan bagian bawah yang dibentangkan
dalam level rendah dan dalam ritme yang perlahan, menyerupai gerak Elang terbang,
ketika Elang tidak mengepakkan sayapnya, sehingga menampilkan kesan tenang,
anggun, dan terkontrol. Posisi tubuh tegak lurus dengan pandangan mata jauh kedepan.
Keagungan tari cangget agung terlihat dari persyaratan status peserta upacara,
kelengkapan peralatan, serta kaidah-kaidah dan tatakrama dalam mengikuti upacara
cangget agung.
Pelanggaran terhadap persyaratan serta tatakrama dalam mengikuti upacara cangget
agung akan menjadi aib bagi pelaku pelanggaran bahkan aib bagi keluarganya. Hal ini
dikarenakan setiap penari yang menjatuhkan busana tari terlebih siger, akan mendapat
cela dan denda adat akan dijatuhkan kepadanya.
Cangget agung adalah tarian yang dilakukan oleh seluruh putri punyimbang
(pemimpin adat) didalam sesat (balai pertemuan adat), sebagai wakil dari
kepunyimbangan ayahnya.
Pada upacara perkawinan cangget agung selalu dihadirkan bersama nigol (ada yang
menyebut igel atau tigel). Nigol adalah tari yang dilakukan oleh laki-laki sebagai
ekspresi kejantanan yang diungkapkan dengan gerak-gerak pencak dan gerakan
mengangkat tangan tinggi-tinggi sambil berputar-putar.
Tari cangget agung dilakukan oleh berpuluh-puluh muli (gadis). Para muli (gadis) yang
menari akan saling berhadapan. Muli yang saling berhadapan adalah muli yang
memiliki kedudukan tertinggi pada saat upacara dan harus memiliki kedudukan
seimbang dalam kepunyimbangan orang tuanya. Pada saat itu, akan menari pula dua
orang laki-laki (disebut nigol). Laki-laki yang menari ini juga harus memiliki
kedudukan yang seimbang pula.
Cangget agung dalam penyelenggaraanya dilaksanakan pada saat malam hari di sesat
sebagai acara puncak sebelum dilaksanakannya acara cakak pepadun (naik tahta
kepunyimbangan adat). Cangget agung dilaksanakan sekitar pukul 20.00, pada saat itu
musik talo balak akan mulai ditabuh untuk memberi tanda kepada seluruh muli dan
masyarakat untuk bersiap-siap.
E. Musik Pengiring
Untuk lagu-lagu yang mengiringi tari Cangget adalah tabuh mapak, tabuh tari, serliah
adak, mikhul bekekes, gupek,dan hujan turun.
F. Busana Penari
Busana yang digunakan oleh penari perempuan seperti:
1.Kain tapis 7.Buah jarum,
2.Kebaya panjang, warna putih, 8.Bulu seratai,
3.Siger, 9.Tanggai,
4.Gelang burung, 10.Peneken,
5.Gelang ruwi, 11.Anting-anting
6.Kalung papan jajar, 12.Kaos kaki warna putih.
4. DAFTAR PUSTAKA
https://genpi.id/tari-cangget-tarian-tradisional-lampung/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/07/160000069/tari-cangget-tarian-
tradisional-provinsi-lampung.