NPM : 2004104010121
Arsitek memiliki kewenangan untuk mendesain sebuah bangunan dan memaksimalkan kegunaan
ruangan secara fleksibel dengan biaya yang efektif dan dapat menekan pemanasan global. Pemilihan
peletakan ruangan dalam sebuah bangunan juga berpengaruh ketika seorang arsitek hendak mendesain
sesuatu. Contoh perilaku yang meningkatkan tingkat pemanasan global adalah pemakaian AC. Dengan
mengoptimalkan keadaan alam dan memperhatikan site ketika hendak mendesain, arsitek mampu
meminimalisir penggunaan AC dalam sebuah bangunan dengan memanfaatkan sirkulasi udara dari
alam.
Dalam merancang sebuah bangunan, seorang arsitek harus menyadari perubahan iklim karena hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap bangunan yang akan dibuat. Banyak cara yang dapat dilakukan
sebagai pendekatan terhadap perubahan iklim. Salah satunya adalah menciptakan iklim mikro (dalam
daerah tertentu) dengan cara menanam pohon sehingga terciptanya vegetasi dan mengurangi suhu
dengan memberi tempat berteduh. Ruang hijau terbuka pun penting karena selain menjadi penyerap
karbon, ruang terbuka juga berfungsi sebagai tempat interaksi sosial bagi pengguna bangunan.
Penghawaan dan pencahayaan alami dapat mengurangi penggunaan alat elektronik yang dapat
meningkatkan tingkatan pemanasan global. Penyinaran berlebih dari matahari pun bisa diminimalisir
dengan adanya vegetasi di sekitar bangunan ataupun ruang hijau terbuka. Ada beberapa tipe arsitektur
yang dapat meminimalisir pemanasan global, yaitu Green Architecture dan Sustainable Architecture.
Dengan pemanfaatan kemajuan teknologi yang baik dalam pergerakan arsitektur global, isu-isu
pemanasan global bisa diminimalisir.
Peran arsitek yaitu menyesuaikan pembangunan dengan iklim dimana bangunan itu berada. Karena
sebuah bangunan berfungsi sebagai wadah aktivitas manusia di dalamnya. Dalam menghadapi
perubahan iklim yang drastic, tidak hanya membutuhkan bangunan yang nyaman namun sustainable
yang mampu mengurangi efek pemanasan global dan juga berperan menjadikan bumi semakin baik