Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Idham Kamal

E1A020122 – Kelas MBKM


Soal
Saat ini di Indonesia masih berlaku UU Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen.
1. Apakah kelemahan UU tersebut
2. Bagaimana kaitan dengan upaya Indonesia yang melakukan submisi Landas Kontinen
Ekstensi
Jawab
1. Dasar hukum tentang Landas Kontinen (“LK”) di Indonesia adalah UU No. 1 Tahun 1973
sehingga kepastian hukum serta dasar bagi pelaksanaan hak-hak eksploitasi pada LK. Akan
tetapi, masih ada kelemahan dari UU ini sebab dari segi hukum terutama tentang definisi
LK UNCLOS 1982 telah berlaku efektif sejak tanggal 16 November 1994, tetapi masih
banyak negara pantai yang belum menerapkan ketentuan ini dan masih menerapkan
ketentuan pada UNCLOS 1958.
Terdapat perbedaan yang mendasar antara definisi LK antara UNCLOS 1958 dengan
UNCLOS 1982. Pada UNCLOS 1958, definisi yang diberikan pada LK masih mengacu
pada definisi dari segi geologis, sedangkan pada UNCLOS 1982 definisi LK berubah
menjadi istilah hukum yang diseiringkan dengan perkembangan teknologi eksplorasi dan
eksploitasi. Oleh sebab itu, batas LK menurut UNCLOS 1958 telah tidak berlaku dan
digantikan dengan UNCLOS 1982.
Hukum positif nasional yang berlaku sekarang berkaitan tentang LK Indonesia adalah UU
No. 1 Tahun 1973, tetapi UU ini masih merujuk definisi LK berdasarkan UNCLOS 1958.
Padahal, Indonesia sendiri telah meratifikasi UNCLOS 1982 dengan UU No. 17 Tahun
2985. Oleh sebab itu, Indonesia seharusnya mencabut UU No. 1 Tahun 1973 dan mengganti
dengan UU yang baru dan sesuai dengan UNCLOS 1982 agar Indonesia mempunyai dasar
hukum yang kuat mengatur LK Indonesia.
2. Penentuaan batas terluar LK melebihi 200 mil dari garis pangkal adalah salah satu agenda
yang dikemukakan dalam Laporan Kinerja Dua Tahun Pemerintahan Indonesia.
Pemerintah juga telah membentuk tiga organisasi terkait pengajuan Landas Kontinen
Ekstensi (“LKE”). Ketiganya adalah Technical Core Group (TCG), National Steering
Committee (NSC), dan Legal Group (LG).
Para ilmuan Indonesia dari instansi terkait telah memulai persiapan pengajuan LKE sejak
tahun 2001. Dari kajian awal, disimpulakn bahwa ada peluang pengajuan LKE untuk di
daerah sebelah barat Sumatera, selatan Pulau Sumba, dan utara Papua. Selain itu, secara
1
institusi, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (“Bakorsurtanal”) telah
melakukan delineasi dan persiapan pengajuan LKE bekerja sama dengan BPPT, LIPI,
DKP, P3GL, Jawatan Hidro-Oseanografi TNI AL, dan Kementerian Luar Negeri. Menurut
Bakorsurtanal, Indonesia berpeluang mengajukan LKE di sebelah berat Aceh, sebelah
selatan Jawa dan Nusa Tenggara serta sebelah utara Papua. Dari ketiganya, kawasan
sebelah utara Papua belum diverifikasi dan rencanaya akan disurvei oleh Bakorsurtanal.

Anda mungkin juga menyukai