Mahasiswa berhak mengikuti pembelajaran di luar prodi dalam kampus dan luar
kampus dalam berbagai kegiatan seperti pertukaran pelajar, magang/praktik
kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, dan membangun desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT). Terlibatnya mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan tersebut dapat memberikan pengalaman belajar (experience learning) sebagai bekal menghadapi hidup dan kehidupan di masa depan. konsep merdeka belajar dipilih karena terinspirasi dengan filsafat K.H Dewantara dengan esensi pendidikannya bermakna kemerdekaan dan kemandirian. Merdeka belajar dianggap relevan dan tepat dilaksanakan di era demokrasi pendidikan saat ini. Makna merdeka ini dapat diberlakukan bagi pendidik di kelas untuk bebas memilih metode mengajar yang tepat untuk anak didiknya dan merdeka memilih elemen-elemen yang terbaik dalam kurikulum. Makna kemerdekaan dan kebebasan merupakan pendidikan yang menekankan pada demokrasi pendidikan. Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya. Kemandirian belajar setiap siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, kemandirian merupakan salah satu pilar yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kemandirian seorang siswa dapat dilihat dari kebiasaan yang mereka lalukan seperti merencanakan kegiatan belajar. Kemandirian belajar sangat lah penting karena berpengaruh terhadap terciptanya semangat diri untuk belajar. Ada banyak strategi, teknik, metode serta model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih meningkatkan keterampilan belajar mandiri siswa, salah satunya adalah model pembelajaran discovery learning yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Penerapan pembelajaran discovery learning ini mampu memotivasi siswa untuk belajar mandiri dan bisa menemukan jawaban sendiri. Pendekatan discovery learning ini menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan keaktifan, minat, serta kesadaran anak dalam belajar. Penyajian materi yang tidak secara utuh dapat merangsang anak untuk mencari tahu dan mengkonstruksi pemahaman anak terhadap suatu konsep berdasarkan pengalaman belajar. Kemudian, ada juga model Problem-Based Learning (PBL). dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, menyelesaikan masalah, keterampilan intelektual, serta keterampilan menjadi pelajar yang mandiri. PBL akan menciptakan situasi di mana siswa akan belajar untuk menyelesaikan tugasnya secara mandiri. Selanjutnya, model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara otonom dan mengkonstruk belajar mereka sendiri yang pada akhirnya menghasilkan produk nyata yang bernilai dan realistik yaitu Project based learning (PJBL) yang merupakan model pembelajaran dengan menekankan pada peningkatan kemampuan (skill) analitis dan berpikir siswa yang dilandasi dengan eksplorasi, kerja tim, dan kemampuan berkomunikasi untuk mewujudkan sebuah proyek yang disampaikan dalam bentuk dokumen atau presentasi sebagai long live learners.