Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Strategi Pembelajaran PAI

Tentang

Strategi Pembelajaran Kooperatif

Oleh

Kelompok 8

Anggota

Iman Asroa BS : 163 0101 100


Nella Nofrita : 163 0101 070
Mario Gelvani : 163 0101 064

Dosen Pengampu:
Dr. Fadriati, M.Ag.

Jurusan Pendidikan Agama Islam(B/4)


Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
2018
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A. Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran, guru sangat di tuntut untuk memiliki segala
kelebihan dibanding siswanya. Mulai dari penguasaan materi hingga kepada
berbagai variasi yang digunakannya dalam mengajar. Salah satu dari variasi itu
adalah variasi guru dalam menggunakan strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah suatu cara yang di gunakan seseorang untuk
memperoleh sesuatu. Sedangkan strategi pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Jadi, dalam mengajar guru
membutuhkan cara-cara agar apa yang disampakannya dapat di mengerti oleh
peserta didik.
Salah satu dari strategi pembelajaran yang sering digunakan oleh guru-
guru di sekolah adalah strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning).
Kooperatif learning ini adalah pembelajaran yang berbasis kerjasama kelompok
dan belajar kelompok. Untuk lebih jelasnya, telah di ulas dalam makalah berikut.

B. Strategi Pembelajaran Kooperatif


1. Konsep Dasar dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif
a. Konsep Dasar SPK
Falsafah dasar pembelajaran cooperative learning adalah homo
homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Dalam konteks keindonesiaan, falsafah ini mirip dengan falsafah “gotong
royong” atau kerja sama. Dengan kata lain, falsafah dasar pembelajaran
cooperative learning sangat mirip dengan falsafah pancasila, khususnya
gotong royong.
Model pembelajaran kooperatif adalah belajar kelompok.
Kelompok di sini merupakan rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan

1
2

oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai


tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Suyadi, 2013: 61).
Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif sebagai lingkungan
belajar dimana peserta didik dalam suatu kelompok kecil yang
kemampuannya berbeda-beda untuk menyelesaikan tugas-tugas
akademik. Sedangkan menurut Anita Lie, pembelajaran kooperatif
sebagai struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara
sesama anggota kelompok (Fadriati, 2014: 140).
Jadi kooperatif lerning adalah strategi pembelajaran yang
mengutamakan kerja siswa dalam kelompok yang terdiri dari bervariasi
karakteristik dan latar belakang untuk menunjang kemampuan individu
dan kemampuan kerjasama siswa.
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur
penting dalam SPK, yaitu: (1) Adanya peserta dalam kelompok; (2)
Adanya aturan kelompok; (3) Adanya upaya belajar setiap anggota
kelompok; dan (4) Adanya tujuan yang harus dicapai.
SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas
kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif kooperatif
(cooperative incetive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal
yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
kelompok; sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu
yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai
tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari
pembelajaran kooperatif, karena memulai struktur insentif setiap anggota
kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi
anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan
kelompok.
3

Jadi, hal yang menarik dari SPK adalah adanya harapan selain
memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi belajar
peserta didik (student achievement) juga mempunyai dampak pengiring
seperti relasi social, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap
lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan
suka memberi pertolongan pada yang lain.
Strategi pembelajaran ini bisa digunakan manakala:
1) Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha
individual dalam belajar.
2) Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar
saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.
3) Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman
lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.
4) Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan
komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.
5) Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah
tingkat partisipasi mereka.
6) Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan
(Sanjaya, 2006: 241-243).
b. Karakteristik SPK
1) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang
tinggi, sedang dan rendah.
2) Membentuk kelompok siswa yang didalamnya terdiri dari berbagai
macam ras, suku, budaya dan jenis kelamin yang berbeda.
3) Mengutamakan tanggung jawab individu
4) Menciptakan kemenangan bersama
5) Mengutamakan hubungan pribadi
6) Menitikberatkan kepada kepemimpinan
4

7) Menekankan penilaian dan penghargaan kelompok


8) Menekankan interaksi (Fadriati, 2014: 141-142)
9) Pembelajaran secara tim. Tim harus mampu membuat setiap siswa
belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling
membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
10) Didasarkan pada manajemen kooperatif. Dalam pembelajaran
kooperatif, fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran secara efektif.
11) Kemauan untuk bekerja sama
12) Keterampilan bekerja sama (Sanjaya, 2006: 244-246).

2. Prosedur Strategi Pembelajaran Kooperatif


Menurut sebuah pendapat, prosedur SPK itu ada empat, yaitu:
a. Penjelasan Materi
Pertama-tama, guru harus menjelaskan pokok materi pelajaran
terlebih dahulu secara menyeluruh sebelum peserta didik mulai belajar
kelompok. Guru dapat menggunakan metode ceramah, curah gagasan
atau tanya jawab. Tujuan utama penjelasan ini adalah pahamnya peserta
didik akan tugas-tugasnya dalam belajar kelompok. Di balik maksud
penjelasan ini, diharapkan guru mampu menanamkan nilai-nilai karakter,
seperti tanggung jawab dan belajar keras atau bekerja keras.
b. Belajar dalam Kelompok
Setelah pokok-pokok materi dijelaskan dan seluruh peserta didik
memahaminya dengan saksama, maka peserta didik diminta untuk belajar
dalam kelompok masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.
Pembentukan kelompok harus heterogen, baik dari sisi kemampuan
akademik, skill, perbedaan gender, suku, ras, agama, dan sebagainya.
Dengan demikian, dalam satu kelompok terdapat yang cerdas maupun
5

yang kurang cerdas, yang lemah lembut hingga yang kasar, yang berkulit
hitam maupun yang putih, islam maupun non islam, dan sebagainya. Di
balik maksud penjelasan ini, diharapkan guru mampu menanamkan nilai-
nilai karakter, seperti toleransi, cinta damai, bersahabat dan kemunikatif,
kepedulian sosial, belajar keras, dan sebagainya.
c. Penilaian
Penilaian dalam penerapan strategi pembelajaran kooperatif bisa
dilakukan melalui tes maupun kuis, baik secara individu maupun
kelompok. Tes individu akan memberikan informasi kemampuan suatu
kelompok. Hasil akhir penilaian adalah akumulasi diantara keduanya,
yakni nilai individu dan kelompok dijumlahkan kemudian dibagi dua. Di
balik maksud penilaian atau evaluasi ini, diharapkan guru mampu
menanamkan nilai-nilai karakter seperti kejujuran, penghargaan terhadap
prestasi, keadilan, dan tanggung jawab.
d. Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang
dianggap paling unggul atau tim yang tinggi prestasinya. Indikator tim
disebut unggul jika mampu mencapai target yang dicanangkan dengan
tetap menjaga kekompakan kelompok. Setelah terpilih tim yang paling
unggul, guru dapat memberikan hadiah, apresiasi, minimal pengakuan.
Pengakuan ini diharapkan dapat memotivasi kelompok yang lain untuk
bekerja sama dan belajar lebih keras. Demikian pula tim yang telah
dinyatakan unggul hendaknya dapat mempertahankan dan terus
meningkatkan prestasinya. Pengakuan ini dimaksudkan mampu
menanamkan nilai-nilai karakter seperti penghargaan terhadap prestasi,
tanggung jawab, kerja keras, cinta tanah air (bangga menjadi peserta
didik di sekolah “A”) dan sebagainya (Suyadi, 2013: 69-70).
6

Dan menurut sumber lainnya, prosedur dari strategi pembelajaran


kooperatif adalah adalah sebagai berikut:
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan dan pelajaran yang ingin dicapai pada
memotivasi siswa. pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
untuk belajar.
Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada
Menyajikan Informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
Fase-3 Guru menjelaskan kepada siswa
Mengorganisasikan siswa bagaimana caranya membentuk
kedalam kelompok kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
Fase-4 Guru membimbing kelompok belajar
Membimbing kelompok pada saat merea mengerjakan tugas
belajar dan belajar mereka.
Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Evaluasi materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempersentasikan
hasil karyanya.
Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk
Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
7

3. Macam-Macam Metode Pembelajaran Kooperatif


a. Metode STAD
1) Siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri 4-5 orang. Anggota kelompok terdiri dari bermacam-
macam anggota.
2) Setiap anggota mempelajari materi dan saling membantu menguasai
bahan ajar.
3) Secara individual masing-masing anggota saling mengevaluasi satu
sama lain untuk mengetahui penguasaan materi akademik yang telah
dipelajari.
4) Siswa diberikan penilaian berdasarkan tingkat penguasaan materi dan
juga skor yang tertinggi. Terkadang penilaian didasarkan pada kriteria
tertentu.
b. Metode Jigsaw
1) Siswa di dalam kelas dibagi dalam kelompok yang berisikan 4-5
orang dan heterogen.
2) Bahan materi diberikan pada masing-masing kelompok secara teks,
dan mereka diminta untuk mempelajari materi tersebut.
3) Setiap keompok mempelajari bahan yang sama dan kemudian dibahas
dalam kelompok besar. Setiap kelompok kecil membahas materi yang
dipelajarinya.
4) Kemudian di akhir, dilakukan evaluasi setiap individu mengenai
bahas yang dipelajari.
c. Metode Group Investation
1) Buat group
2) Seleksi topik
3) Membuat perencanaan
4) Implementasi
5) Analisis dan sintesis
8

6) Pelaporan hasil diskusi


7) Evaluasi (http://dosenpsikologi.com/metode-pembelajaran-kooperatif)

4. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif


a. Keunggulan
1) Akademik
a) Dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b) Membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
c) Membantu siswa menumbuhkan kemampuan berfikir yang kritis.
d) Dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok
bawahan maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2) Penerimaan terhadap keragaman
a) Memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang
dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas
tugas-tugas bersama.
b) Membuat siswa untuk belajar saling menghargai satu sama
lainnya.
3) Pengembangan keterampilan social
a) Dapat melatih keterampilan-keterampilan kerja sama dan
kolaborasi antara siswa.
b) Dapat melatih keterampilan-keterampilan Tanya jawab siswa
(Fadriati, 2014: 143).
4) Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa
yang lain.
9

5) SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau


gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
6) SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
7) SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
8) SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan social,
termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal
yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-
manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
9) Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab
kelompoknya.
10) SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi
dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil)
11) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi
dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk
proses pendidikan jangka panjang (Sanjaya, 2006: 249-250).

b. Kelemahan
1) Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa
terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.
Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama
dalam kelompok.
10

2) Ciri utama SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh


karena itu, jika kita peer teaching yang efektif, maka dibandingkan
dengan pelajaran langusng dari guru, bisa terjadi cara belajar yang
demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah
dicapai oleh siswa.
3) Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya
asil atau prestasi yang diharapkan adlah prestasi setiap individu siswa
(Fadriati, 2014: 144).

C. Penutup
Strategi pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang
menuntut peran aktif seluruh siswa dalam kelompok belajar. Mereka akan
bekerja sama dan belajar bersama dalam kelompok tersebut. Pembelajaran
kooperatif ini biasanya dilakukan dalam sebuah kelompok yang maa dalam
kelompok itu terdiri dari siswa yang heterogen dari berbagai segi.
Strategi pembelajaran kooperatif ini dapat dilakukan dengan beberapa
model pembelajaran seperti STAD, jigsaw learnign, dan group investigation (GI),
dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya, kooperatif learning kempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan bagi siswa, maupun bagi gurunya sendiri.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Fadriati. 2014. Strategi dan Teknik Pembelajaran PAI. Batusangkar: STAIN


Batusangkar Press.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Ed. 1 Cet. 5. Jakarta: Kencana.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Cet. 1. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

http://dosenpsikologi.com/metode-pembelajaran-kooperatif

Anda mungkin juga menyukai