Anda di halaman 1dari 22

“Checklist, Participation Charts, dan Rating Scales”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Observasi

Dosen Pengampu :

Ibu Anggi Anggraeni, M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh :

Adinda Utami Salsabiila 210207005

Firla Haifa Fauziah R 210207053

Muhammad Hanifan F 210207081

Nadianti Auliansya 210207085

Rifda Fawwaz Noor R 210207113

Santi Agustina 210207125

Shakila Zahra Fakhira 210207129

Tiara Nuur Syifa 210207145

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BANDUNG FAKULTAS SOSIAL HUMANIORA
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Checklist, Participation Charts, dan Rating
Scales”. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad
S.A.W yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus.

Tujuan pembuatan makalah yang berjudul “Checklist, Participation Charts, dan Rating
Scales” yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ Observasi” dan untuk
menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca makalah ini. Penulis tentu sangat
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, besar harapan
penulis untuk memberikan kritik dan juga saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penulis dan tentunya bagi para
pembaca.

Bandung, 10 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Pembahasan......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1. Checklist .......................................................................................................................... 2
2.1.1. Penggunaan Checklist yang Tepat ............................................................................ 3
2.1.2. Keunggulan Penggunaan Ceklis ............................................................................... 3
2.1.3. Mengembangkan Metode Ceklis .............................................................................. 4
2.2. Participation Charts ......................................................................................................... 6
2.2.1. Developing participation Charts ............................................................................... 8
2.3. Rating Scales ................................................................................................................. 10
2.3.1. Uses Rating Scale ................................................................................................... 10
2.3.2. Developing Rating Scales....................................................................................... 11
2.3.3. Constant Alternatives Scales .................................................................................. 12
2.3.4. Changing Alternative Scale .................................................................................... 13
2.3.5. Numerical Rating Scales ........................................................................................ 14
2.3.6. Simple Graphic Rating Scales ................................................................................ 15
2.3.7. Descriptive Graphic Rating Scales ......................................................................... 16
BAB III .................................................................................................................................... 18
PENUTUP................................................................................................................................ 18
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 18
3.2. Saran .............................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Observasi atau pengamatan adalah salah satu metode dalam pengumpulan data.
Tujuan dilakukannya observasi adalah memahami aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
menjelaskan siapa saja orang-orang yang terlibat di dalam suatu aktivitas, memahami
makna dari suatu kejadian, serta mendeskripsikan setting yang terjadi pada suatu
aktivitas. Namun pada dasarnya, observasi dilakukan untuk mengamati hal-hal yang
kurang disadari oleh orang lain. Observasi merupakan metode yang paling mudah dalam
pengumpulan data dan informasi bila dibandingkan dengan metode yang lain. Seorang
pengamat atau observer harus memiliki pengetahuan yang cukup atas objek observasi,
memahami tujuan tujuan dilaksanakannya suatu penelitian, melakukan pengamatan
secara kritis dan cermat, mencatat setiap gejala yang terjadi selama proses observasi,
serta harus memiliki pengetahuan terhadap alat-alat ilmiah yang digunakan selama
observasi. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini pemakalah akan mencoba
menjelaskan apa saja alat bantu pada metode observasi dan apa saja metode pencatatan
pada observasi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Checklist?

2. Apa yang dimaksud dengan Participation Chart?

3. Apa yang dimaksud dengan Rating Scales?

1.3. Tujuan Pembahasan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk membantu dan mempermudah pembaca


dalam mempelajari tentang Checklist, Participation Charts, dan Rating Scales Dalam
Observasi. Makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Observasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Checklist

Checklist adalah teknik pencatatan yang menyatakan keberadaan maupun


ketidakberadaan sesuatu. daftar periksa menyediakan cara yang efisien untuk merekam ada
atau tidak adanya perilaku tertentu dalam situasi tertentu. Checklist terdiri dari daftar
pernyataan tentang perilaku yang diharapkan untuk ditampilkan. Untuk setiap pernyataan
dalam daftar, ada tempat untuk menunjukkan apakah perilaku itu diamati atau tidak. Oleh
karena itu, checklist memerlukan penentuan ya-tidak sederhana dari pihak yang diamati. Pada
dasarnya, daftar periksa menyediakan sarana untuk mencatat apakah suatu perilaku ada atau
tidak, atau lebih tepatnya, apakah perilaku itu diamati atau tidak pada saat daftar periksa
digunakan. Biasanya tanda centang, atau indikator lainnya, ditempatkan ditempat yang sesuai
pada checklist tersebut.

Dalam psikologi, ketika mengamati perilaku manusia checklist digunakan untuk


mencatat atau merekam kejadian mengenai specific behavior in a given context. Kata
kuncinya “specific behavior” serta “given context”. Yang dimaksud dengan specific behavior
yaitu perilaku spesifik yang akan dilihat. Hal ini mengidentifikasikan bahwa checklist dibuat
terlebih dahulu jauh sebelum kegiatan observasi dilakukan. Observasi tidak dapat menyusun
suatu checklist sampai observer mengetahui hal apa saja yang observer inginkan ada dalam
daftar. Contohnya: kita ingin melihat kemampuan motorik halus anak usia 5 tahun. Untuk itu
kita perlu melihat dahulu konsep teori dahulu. Dalam teori psikologi perkembangan anak,
kita akan mengetahui bahwa yang dimaksud motorik halus ini adalah gerakan yang
melibatkan otot-otot kecil halus anak usia 5 tahun meliputi gerakan tangan dan jari-jari
tangan yang digunakan untuk menulis, menggambar, mewarnai, melipat kertas dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, kita kemudian memasukkan perilaku atau aktivitas-aktivitas di
atas kedalam checklist yang mengukur motorik halus.

Given context adalah konteks dimana tingkah laku yang dimaksud akan muncul.
Beberapa perilaku yang ada dalam daftar besar peluangnya akan muncul dalam situasi
tertentu, yaitu situasi belajar sambil bermain dengan menggunakan tangan di kelas-kelas TK
karena dalam setting kelas tersebutlah kemampuan motorik halus anak besar peluangnya
akan muncul.

2
Melihat penjelasan di atas, alat ukur ceklis digunakan apabila jenis tingkah laku yang
akan muncul telah diketahui dan tidak dibutuhkan informasi tentang frekuensi atau kualitas
lain dari tingkah laku tersebut. checklist diatur sedemikian rupa sehingga tidak adanya tanda
menunjukkan perilaku tidak diamati. Dalam jenis lain dari daftar periksa, ada ruang untuk
menunjukkan ada dan tidak ada. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

2.1.1. Penggunaan Checklist yang Tepat

Daftar periksa harus digunakan bila perilaku yang akan ditampilkan telah diketahui
sebelumnya dan bila tidak perlu memberikan indikasi tentang frekuensi dan karakteristik
kualitas pertunjukan. Jika diperlukan karakteristik frekuensi atau kualitas, maka jenis
rekaman yang berbeda akan menjadi kualitas ulang untuk pengamatan. Seperti yang akan
Anda lihat nanti, ketika tidak ada kemungkinan atau mengantisipasi perilaku sebelumnya,
perlu menggunakan anekdot untuk mengantisipasi perilaku sebelumnya. Tetapi untuk situasi
di mana perilaku yang akan ditampilkan diantisipasi atau dapat diantisipasi sebelumnya, dan
ketika kebutuhan hanya untuk memberikan informasi tentang ada atau tidak adanya perilaku,
maka daftar periksa menyediakan yang paling berguna yang harus dan objektif. perangkat
pencatatan untuk situasi itu.

2.1.2. Keunggulan Penggunaan Ceklis

Salah satu keuntungan menggunakan ceklis adalah banyaknya informasi perilaku

3
yang dapat direkam dengan sangat cepat. Hal ini sebagian disebabkan oleh perencanaan awal
yang telah dilakukan dalam pengembangan ceklis. Efisiensi penggunaan ceklis dapat
difasilitasi dengan mengatur pernyataan pada ceklis dengan cara tertentu.

Misalnya, daftar perilaku pada ceklis dapat dibuat dalam beberapa urutan logis, Dan
Bahan ceklis yang tersedia adalah salah satu item yang disusun menurut abjad. Dan Setiap
tujuan dapat dimasukkan dalam kolom berlabel "tujuan" Setiap tujuan yang berbeda akan
dimasukkan pada terpisah dari. Dalam mode ceklis, kondisi spesifik di mana tujuan dapat
dilakukan. Misalnya, jika anak menyelesaikan tugas menumpuk tiga balok tetapi tidak dapat
melakukannya kecuali orang dewasa memegang tangannya dengan stabil saat dia meletakkan
setiap balok, tanda centang akan ditempatkan di kolom berlabel "panduan fisik" Anda dapat
melihat bahwa generik ini jenis ceklis memiliki banyak kegunaan di lingkungan sekolah
maupun nonsekolah. Ceklis biasanya digunakan ketika Observer memiliki kesempatan untuk
mengamati dan menyiapkan catatan ceklis untuk observe pada satu waktu. Dengan cara ini
pengamat dapat segera menandai hal penting yang diharapkan timbul terjadi. Dan
kemungkinan kemungkinan perilaku yang sudah ditulis dalam metode ceklis itu muncul
maka hal ini dapat merekam informasi perilaku dari observe. Serta pengamat mungkin tidak
akan mengabaikan beberapa perilaku penting yang terjadi.

Ketika Anda mempertimbangkan perilaku yang sangat banyak dan beragam, mungkin
jika ditampilkan dalam pengaturan apa pun Misalnya oleh sekelompok anak muda selama
satu hari, mungkin dapat dengan mudah untuk mengabaikan banyak perilaku penting jika
ceklis tidak digunakan sebagai media pencatatan data itu.

2.1.3. Mengembangkan Metode Ceklis

Langkah pertama yang harus diikuti dalam pengembangan metode ceklis adalah
mempertimbangkan tujuan pengumpulan informasi. Ini berarti bahwa titik awal untuk ceklis
adalah tujuan dan perilaku. Tujuan itu sendiri dapat secara sederhana diterjemahkan ke dalam
pernyataan yang akan dimasukkan pada tabel ceklis. Misalnya, seorang anak dapat memilih
barang secara mandiri atau memeriksa peralatan olahraga, maka pernyataan yang jelas
untuk dimasukkan ke dalam tabel ceklis adalah

4
1. Pernyataan tentang memeriksa peralatan barang.

2. Pilih peralatan secara mandiri

3. Mengikuti prosedur yang benar untuk memeriksa peralatan.

B. Reabilitas dan Validitas Checklist

Dalam mencapai reabilitas yang relevan perlu diperhatikan 2 hal penting :

1. Intra Observer Reliability

Intra Observer Reliability ini adalah penggunaan teknik pencatatan teknik yang sama oleh
observer yang sama dalam rentang waktu yang berbeda dan memberikan hasil yang sama
akurat. Contoh melakukan metode ceklis tentang perilaku agresi anak. Tingkah laku agresi
harus di definisikan secara jelas dan perilaku agresi harus mencakup perilaku agresi apa saja
yang tampil serta observer mudah mengenali nya dan kemudian memberi tanda pada form
ceklis. Dan pengambilan data dilakukan dalam waktu yang berbeda, Misalkan pengambilan
data dilakukan di hari senin dan sabtu. Dan pengambilan format data ceklis observer
dilakukan pada orang yang sama.

2. Inter Observer Reliability

Inter Observer Reliability adalah adanya konsistensi atau stabilitas pencatatan. Pengambilan
data observasi dilakukan oleh lebih dari 1 observer serta mengamati observe yang sama dan
menggunakan ceklis yang sama. Dengan kata lain Observer mengamati seseorang observe
dengan format ceklis yang sama persis.

3. Validitas ceklis

Validitas adalah bagaimana format ceklis dapat mengukur perilaku, keterampilan, atau
karakteristik yang sesuai dengan tujuan ceklis tersebut. Dalam pelaksanaan metode ini
seringkali sulit untuk mencapai validitas dari ceklis.

5
C. Penggunaan Ceklis

Penggunaan teknik pencatatan ceklis dalam psikologi adalah sebagai berikut.

1. Digunakan untuk mencatat ada tidaknya tingkah laku berdasarkan kriteria yang akan
dinilai.

2. Memperlihatkan kemajuan dalam suatu rangkaian perkembangan.

3. Mengukur kemajuan sebuah progresivitas contohnya Kemajuan dalam terapi tertentu.

4. Dapat digunakan sebagai suatu screening untuk melihat adanya hambatan/ keterlambatan
dalam suatu perkembangan.

5. Dapat digunakan sebagai a curriculum planning tool untuk menyusun kurikulum individu.

E. Keuntungan Ceklis

1. Efisiens dalam hal waktu dan pengerjaannya.

2. Komprehensif ( Mencakup beberapa perkembangan dalam 1 ceklis )

3. Mendokumentasikan perkembangan.

4. Merupakan dokumentasi individual untuk setiap anak.

5. Merupakan suatu ilustrasi yang jelas mengenai kontinum perkembangan.

F. Kerugian Ceklis

1. Tidak mencatat detail/rincian dari suatu kejadian.

2. Bergantung pada kriteria yang observable

3. Memiliki banyak item hingga mungkin menghabiskan banyak waktu.

2.2. Participation Charts

6
Selanjutnya akan dibahas teknik pencatatan observasi porticipation charts yang
merupakan model pencatatan observasi yang hampir serupa dengan checklist. Kemiripan
fungsi dari kedua teknik pencatatan tersebut terletak pada pencatatan observasi mengenai
kemunculan suatu perilaku dan hanya nerdata ada atau tidak adanya perilaku tertentu.

Berbeda dengan checklist yang hanya terbatas pada satu atau dua orang subjek
yang diobservasi maka porticipation charts dapat digunakan untuk mengobservasi sejumlah
individu secara simultan mengenai partisipasi m pada suatu aktivitas tertentu. Teknik
pencatatan ini biasanya digunakan dalam aktivitas yang memancing keterlibatan partisipasi
antarindividu sebaga bagian penting dari tingkah laku yang harus diobservasi. Contoh yang
paling tepat untuk penggunaan teknik pencatatan ini adalah partisipasi individu dalam
kegiatan diskusi kelompok atau kegiatan rapat. Dalam kegiatan diskusi kelompok, observer
dapat memperoleh banyak informasi mengenai partisipasi anggota diskusi dalam membahas
tema tertentu yang dijadikan bahan diskusi. Penggunaan participation charts dalam diskusi
berkaitan dengan sejauh mana keterlibatan anggota rapat yang mampu memberikan dan
menanggapi pendapat sepanjang diskusi; anggota yang berbicara tanpa arah yang jelas ketika
menyampaikan pendapat; kemampuan melakukan negosiasi, dan sebagainya.

Jadi, Participation chart, meskipun mirip dengan checklist di mana pengamat


biasanya mencatat ada atau tidak adanya perilaku tertentu, digunakan Ketika jumlah anak
yang diamati secara bersamaan dan ketika partisipasi mereka dalam beberapa kegiatan
membentuk tujuan untuk melakukan pengamatan. Contoh nyata dari situasi di mana akan
tepat untuk menggunakan bagan partisipasi adalah diskusi kelompok. Kegiatan lain yang
mungkin di mana bagan partisipasi berguna sebagai alat pencatatan disertakan dalam diskusi
berikut dan contoh participation chart-sekali lagi, digunakan dalam pengamatan sejumlah
siswa pada saat yang bersamaan.

7
2.2.1. Developing participation Charts

Bagan partisipasi dikembangkan yaitu dengan mencantumkan nama-nama peserta


didik dan menyediakan ruang untuk menghitung partisipasi pada setiap peserta didik (lihat
bagan partisi halaman 96). Salah satu format yang mengatur ke dalam bagan.

Baris dan kolom. Nama anak-anak dapat dimasukkan di setiap baris dan tanda penghitungan
dicatat di kolom sebagai partisipasi ditunjukkan oleh masing-masing anak. Harus ada ruang
pada formulir catatan untuk menunjukkan jenis kegiatan di mana partisipasi diinginkan,
bersama dengan waktu dan nama pengamat, seperti yang ditunjukkan dalam contoh bagan
partisipasi yang diberikan di sini.

8
Untuk kegiatan di mana anak-anak memiliki pengaturan tempat duduk khusus,
dimungkinkan untuk merancang formulir partisipasi seperti peta di sepanjang garis bagan
tempat duduk. Contoh dari jenis formulir ini, Bagan Partisipasi B, ditunjukkan pada halaman
97. Pada kedua bagan partisipasi, pengamat hanya menghitung berapa kali anak berpartisipasi
dengan membuat satu tanda penghitungan setiap kali dia mengamati partisipasi. Tanda
penghitungan nantinya dapat ditambahkan untuk menentukan jumlah total partisipasi selama
kegiatan.

Jika beberapa indikasi kualitas partisipasi diperlukan, kategori sederhana atau sistem
pengkodean dapat dikembangkan beserta dengan jumlahnya. "Lihat Lampiran A untuk
kategori deskripsi dan sistem tanda.

Partisipasi, kualitas setiap partisipasi dapat dicatat secara bersamaan. Dalam kasus ini, tidak
mungkin menggunakan tanda penghitungan sederhana karena tanda pengkodean yang
berbeda akan diperlukan untuk menunjukkan berbagai tingkat kualitas partisipasi. Jenis
pengkodean dan pencatatan pada bagan partisipasi ini tentunya hanya diperlukan pada saat
ketika kualitas serta partisipasi itu sendiri dilibatkan dalam tujuan melakukan observasi.
Dalam situasi diskusi kelompok, misalnya, tiga kategori kontribusi dapat dijelaskan: (1)
kontribusi yang relevan; (2) kontribusi yang tidak relevan; atau (3) kontribusi netral. Simbol
untuk kontribusi yang relevan dapat berupa garis miring (/) untuk kontribusi yang tidak
relevan lingkaran kecil (o), dan untuk kontribusi netral garis horizontal pendek (-). Grafik
partisipasi yang dihasilkan mungkin terlihat seperti Grafik Partisipasi C dan D pada halaman
98 dan 99.

9
Untuk menambah efisiensi pada proses observasi, perlu dikembangkan skema
pengkodean yang menggunakan simbol-simbol yang dapat ditulis dengan cepat. Sebuah kode
yang harus direkam dengan menggunakan titik di dalam segitiga ( ) akan menjadi sains
yang kurang tepat, itu akan memakan banyak waktu bagi pengamat. Dibandingkan dengan
waktu yang dibutuhkan untuk membuat tanda penghitungan untuk membuat rekaman. Tentu
dalam kasus di mana skema pengkodean sederhana dikembangkan untuk menunjukkan
kualitas partisipasi, menjadi sedikit variasi dari skala penilaian.

2.3. Rating Scales

Skala peringkat serupa dengan daftar periksa karena digunakan ketika perilaku yang
akan diperlihatkan telah diketahui sebelumnya, tetapi melebihi batas daftar periksa ketika ada
kebutuhan tambahan untuk mencatat frekuensi dan/atau karakteristik kualitas perilaku.
Seperti halnya daftar periksa, skala peringkat membantu memusatkan perhatian pengamat
pada perilaku tertentu, dan cenderung mendorong ketelitian dalam proses pengamatan.

2.3.1. Uses Rating Scale

Kapan pun sesuai dengan tujuan pengamatan dilakukan dan jika memungkinkan untuk
menentukan sejauh mana kualitas tertentu ada, skala peringkat dapat digunakan. Biasanya,
skala peringkat digunakan dalam situasi dimana kinerja yang akan diamati memiliki beberapa
aspek atau komponen yang berbeda dan dimana setiap komponen akan dinilai pada skala atau
dimensi yang terpisah. Skala peringkat adalah, dengan cara, perpanjangan dari daftar periksa

10
di mana perilaku yang akan diamati terdaftar dan kesempatan diberikan untuk menunjukkan
sejauh mana perilaku terjadi frekuensi perilaku-dan, juga, ada kesempatan untuk
menunjukkan karakteristik kualitas kinerja.

Bentuk catatan skala peringkat tipikal terdiri dari daftar perilaku, dan komponen atau
aspek dari perilaku ini yang akan dinilai oleh pengamat, dan beberapa jenis skala untuk
menunjukkan sejauh mana perilaku itu ada. Dengan kata lain, skala peringkat hanyalah
sebuah perangkat untuk sistematis merekam penilaian pengamat tentang pertunjukan. Karena
penilaian harus dibuat, ada banyak kemungkinan kesalahan. Perbedaan utama antara daftar
periksa dan skala peringkat adalah bahwa pengamat hanya menunjukkan ada atau tidaknya
suatu perilaku dengan daftar periksa, dan dia menunjukkan penilaiannya tentang frekuensi
dan/atau karakteristik kualitas kinerja ketika dia menggunakan skala peringkat.

Aspek atau dimensi kinerja yang digunakan dalam skala peringkat harus diturunkan
dari tujuan pengamatan dan sedemikian rupa sehingga dapat diamati secara langsung. Karena
tampaknya ada kecenderungan untuk mengembangkan skala peringkat untuk area di mana
tidak ada banyak kesempatan untuk melakukan pengamatan yang diperlukan, penggunaan
skala penilaian harus dibatasi pada situasi di mana pengamat cukup terlepas dari aktivitas di
mana subjeknya berada. pengamatan terlibat sehingga pengamat dapat berkonsentrasi dan
mengendalikan penilaiannya.

Ketika dikembangkan dengan benar, skala peringkat memiliki beberapa keunggulan


penting. Mereka dapat mengarahkan pengamatan terhadap dimensi perilaku yang spesifik dan
dinyatakan dengan jelas. Mereka dapat memberikan landasan bersama untuk membandingkan
anak-anak pada perilaku serupa jika perbandingan adalah bagian dari tujuan pengamat untuk
pengambilan keputusan. Skala penilaian juga menyediakan cara yang nyaman untuk
merekam penilaian pengamat. Karena beberapa pengamat dapat menggunakan formulir yang
sama dan membuat catatan untuk anak tertentu secara bersamaan, ada kemungkinan
mengumpulkan peringkat dan memperoleh peringkat rata-rata untuk kinerja anak. Penyatuan
ini cenderung mengurangi bias pengamat individu dan meningkatkan objektivitas. Namun,
dalam analisis terakhir, harus diingat bahwa sifat skala penilaian sedemikian rupa sehingga
pengamat harus membuat penilaian.

2.3.2. Developing Rating Scales

Skala penilaian merupakan salah satu bentuk pedoman observasi yang digunakan
untuk mengumpulkan data individu. Dua komponen utama dalam skala penilaian adalah

11
daftar dimensi perilaku yang akan dinilai dan skala yang akan digunakan untuk menilai setiap
perilaku.

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam memilih jenis skala penilaian adalah
menyiapkan daftar fitur penting yang akan dinilai atau yang disebut juga sebagai komponen
atau dimensi perilaku. Jenis skala yang akan digunakan untuk menilai perilaku harus
ditentukan berdasarkan tujuan pengamatannya. Skala harus diterjemahkan ke dalam sebuah
kontinum yang diwakili berbagai tingkat kualitas, lalu kontinum dibagi menjadi beberapa
bagian yang berbeda sehingga individu dapat memilih titik atau peringkat tertentu mengenai
dirinya disepanjang kontinum. Setiap kategori yang ada dalam kontinum harus di definisikan
sespesifik mungkin agar individu mudah memahami dan harus sesuai dengan tujuan
pengamatan.

Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan saat akan membuat skala penilaian
yaitu memastikan bahwa daftar dimensi perilaku mewakili item yang unidimensional yang
dimana hanya satu komponen perilaku yang terlibat untuk setiap peringkat yang digunakan.
Lalu yang berikutnya yaitu memberikan ruang individu untuk memberi ulasan disetiap
dimensi perilaku, hal ini dilakukan agar individu bisa memberi alasan mengapa individu
memilih penilaian tertentu.

2.3.3. Constant Alternatives Scales

Jenis skala yang tersedia dan jenis skala yang akan digunakan dalam situasi tertentu
harus dipilih sesuai dengan tujuan pengamatannya sendiri. Salah satu jenis skala yangs sering
digunakan dalam observasi yaitu skala alternatif konstant yang dimana skala alternatif
konstant digunakan untuk menilai setiap dimensi perilaku. Dalam skala ini pengamat dapat
menggunakan bentuk deskriptor yang berbeda seperti, sangat suka, suka, kurang suka, dan
tidak suka, atau bisa juga menggunakan numerik atau nomor seperti dari 1 sampai 5.

Berikut contoh dari skala ini :

12
2.3.4. Changing Alternative Scale
Skala penilaian di mana rangkaian pilihan yang berbeda digunakan untuk menilai
dimensi perilaku yang berbeda disebut Changing Alternative Scale. Dalam hal ini, tentu saja,
Changing Alternative Scale memiliki keterbalikan dari skala alternatif konstan. Untuk
dimensi perilaku tertentu yang tercantum pada skala penilaian, satu jenis pilihan dapat
digunakan, dimensi perilaku mencangkupkan penilaian kualitas. setiap kali kita mencampur
pilihan yang digunakan untuk menggambarkan kontinum peringkat dalam skala peringkat
yang sama, kami telah mengembangkan jenis skala peringkat yang disebut Changing
Alternative Scale. skala peringkat kinerja bahasa, di bawah ini, dikembangkan untuk
digunakan pada tingkat kelas menengah, adalah contoh perubahan jenis skala peringkat
alternatif; hanya sampel item yang diperlukan untuk penilaian lengkap yang ditunjukkan
dalam contoh

13
2.3.5. Numerical Rating Scales
Beberapa skala penilaian disebut skala penilaian numerik. Biasanya skala peringkat
numerik juga tipe alternatif konstan adalah mungkin untuk mengubah alternatif dan
menghasilkan skala peringkat numerik yang merupakan jenis alternatif yang berubah. Dalam
menggunakan skala peringkat numerik, penilai atau pengamat hanya mencentang atau
melingkari angka untuk menunjukkan sejauh mana suatu perilaku ada atau untuk
menunjukkan tingkat kualitas yang ada dalam kinerja perilaku. Biasanya setiap angka dalam
deret diberi keterangan secara lisan agar penilai yakin akan arti dari kode-kode angka tersebut.
Kadang-kadang, bagaimanapun, pengamat hanya diberi tahu bahwa angka tertinggi mengacu
pada peringkat tinggi, angka terendah mengacu pada peringkat rendah, dan angka lainnya
mewakili nilai menengah. Dalam contoh dibawah ini,

14
2.3.6. Simple Graphic Rating Scales
Grafik sederhana adalah skala di mana garis ditarik dan titik-titik sepanjang garis
diidentifikasi. Penilai diperbolehkan menandai di mana saja di sepanjang garis, bahkan di
antara titik-titik yang telah diidentifikasi. Ada kemungkinan bahwa hanya titik akhir grafik
atau garis yang akan dijelaskan. Dalam hal ini, pengamat hanya diberi sedikit panduan dalam
membuat peringkatnya. Deskriptor titik akhir pada grafik menunjukkan kepada pengamat apa
yang harus dia pertimbangkan, tetapi menyerahkan keputusan mengenai apa yang merupakan
tingkat menengah dari kinerja kepada pengamat. Bagian "grafis" dari skala peringkat grafik
sederhana terdiri dari garis horizontal sederhana.

Setiap kali kategori yang ditandai di sepanjang kontinum atau grafik adalah sama
untuk setiap dimensi perilaku, skala penilaian - meskipun itu adalah skala peringkat grafik -
akan disebut alternatif skala peringkat alternatif konstan. Cukup mudah untuk mengubah
skala deskriptif atau numerik sederhana menjadi skala grafik sederhana dengan
menambahkan garis horizontal, atau grafik, ke skala yang ada. Contoh skala grafis sederhana.
Contoh skala grafik sederhana yang ditampilkan pada halaman 105 dan 106 sebenarnya
merupakan modifikasi (penyisipan garis horizontal) dari Skala Penilaian Kegiatan Proyek
yang digunakan sebelumnya (lihat halaman 102).

15
2.3.7. Descriptive Graphic Rating Scales
Suatu jenis skala penilaian di mana masing-masing derajat kualitas atau frekuensi
secara khusus dijelaskan dalam istilah perilaku yang luas disebut skala peringkat deskriptif
spesifik. Jenis skala peringkat ini hampir selalu merupakan jenis skala peringkat alternatif

16
yang berubah. Salah satu masalah yang terkait dengan penggunaan skala peringkat deskriptif
khusus adalah bahwa tidak ada cara untuk menunjukkan peringkat yang mungkin berada di
antara dua deskripsi perilaku yang berdekatan. Dimungkinkan untuk menggabungkan skala
peringkat deskriptif spesifik dengan skala peringkat grafis untuk menghasilkan jenis skala
peringkat yang disebut skala peringkat grafis deskriptif, karena skala peringkat grafis
deskriptif menangani masalah tidak mampu menandai antara dua perilaku yang berdekatan.
deskripsi. Secara umum, skala grafik deskriptif adalah jenis skala yang paling diinginkan
untuk digunakan karena deskripsi khusus yang diperlukan untuk mengembangkannya
umumnya mengarah pada pernyataan perilaku yang lebih jelas dan lebih satu dimensi.
(contoh item skala peringkat grafis deskriptif disertakan pada halaman 107) Hasil yang
dihasilkan melalui penggunaan skala peringkat grafik deskriptif umumnya adalah

17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Checklist adalah teknik pencatatan yang menyatakan keberadaan maupun
ketidakberadaan sesuatu. Checklist terdiri dari daftar pernyataan tentang perilaku yang
diharapkan tampil. Checklist memerlukan penentuan yang tidak sederhana dari pihak yang
diamati. Berikut keuntungan keuntungan Ceklis diantaranya Efisiensi waktu; Komprehensif;
Mengumpulkan perkembangan individu; ilustrasi perkembangan jelas dan Kerugian Ceklis
diantaranya adalah Tidak mencatat secara detail; Bergantung pada kriteria observable;
Memiliki banyak item dan menghabiskan banyak waktu.

Participation charts, mirip dengan checklist yang biasanya digunakan untuk mencatat
ada atau tidaknya perilaku tertentu, digunakan ketika subjek sedang diamati secara bersamaan
dan ketika partisipasi mereka dalam beberapa kegiatan membentuk tujuan untuk melakukan
pengamatan.

Rating Scales adalah teknik pencatatan observasi yang berisi daftar pertanyaan atau
tingkah laku dan alternatif jawaban dalam bentuk skala. Ada beberapa macam format
pecatatan dalam rating scales seperti developing rating scales, constant alternatif scales,
changing alternatif scales, numerical rating scales, simple graphic rating scales, dan
descriptive graphic scales.

3.2. Saran
Tentunya penulis menyadari dalam penyusunan makalan ini masih terdapat banyak
kekurangan, penulis akan terus berusaha memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang lebih banyak dan lebih detail yang bisa dipertanggung jawabkan.penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca mengenai pembahasan makalah
“Checklist, Participation Charts, dan Rating scales”.

18
DAFTAR PUSTAKA

Cartwright, C., & Cartwright, G. (1984). Developing Observation Skills. New York:
McGraw-Hill.

Sulisworo Kusdiyati, I. F. (2015). Observasi Psikologi. Bandung: PT Remaja Rosda.

19

Anda mungkin juga menyukai