Anda di halaman 1dari 41

Laporan

Praktek Kerja Lapangan I dan II

Teknis Budidaya Tanaman Tebu (Saccharum officinarum)

Di Pabrik Gula Wonolangan PT Perkebunan Nusantara XI

(persero)

Maulida Tandya Wijayanti 1904003


Radyan Gani Wisandrean 1904008
Dwimas Okta Ryanhadi 1904014
Dicki Anjas Fadri 1904025
Rachmad Farid A.M 1904035

PRAKTEK KERJA LAPANGAN I DAN II


BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
PROGRAM DIPLOMA III
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan karuniahnya kami selaku mahasiswa Politeknik LPP Yogyakarta,
dapat menyelesaikan praktek kerja lapangan I dan II dengan judul “Teknis Budidaya
Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) di Pabrik Gula Wonolangan PT Perkebunan
Nusantara XI (PERSERO) tepat pada waktunya.
Laporan ini menjadi bukti hasil praktek kerja lapangan kami selama 8 minggu
yang dimulai sejak 26 juli – 18 september 2021 dan juga untuk memenuhi
persyaratan akademik bagi mahasiswa/i Program Studi Budidaya ‘Tanaman
Perkebunan Diploma III Semester IV Politeknik LPP Yogyakarta.
Dengan demikian atas terselesaikannya Praktik Kerja Lapangan I dan II
beserta laporannya tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan serta doa
3. Bapak Ridwan Bayu Y. STP , MSM Selaku Manager Tanaman PG
Wonolangan.
4. Bapak Heri Kuntarto, SP Selaku Asisten Manager Tanaman PG Wonolangan.
5. Bapak Hariyadi Selaku kepala kantor Tanaman PG Wonolangan.
6. Bapak Fandik AK Selaku Pendamping Lapangan.
7. Bapak H. Imron Selaku Pendamping Lapangan.
8. Bapak Stefanus D, SP Selaku Pendamping Lapangan.
9. Bapak Suyono Selaku Pendamping Lapangan.
10. Bapak Ananda Citra G, SP Selaku Pendamping Lapangan.
11. Seluruh jajaran staff PG Wonolangan yang ikut serta dalam pembimbingan
Semoga laporan kegiatan ini dapat diterima semua pihak terutama
pihak Pabrik Gula Wonolangan dan kampus Politeknik LPP Yogyakarta kami
menyadari bahwa penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan I dan II ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran sangat
diharapkan, untuk memperbaiki dan mengembangkan isi laporan ini dimasa
yang akan datang, akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih

Probolinggo, 18 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
RINGKASAN...............................................................................................................vi
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Nama Tempat Pabrik..........................................................................................1
B. Jenis Komoditi Yang Dikelola Serta Luasan Lahan (Ha)..................................1
C. Organisasi Pabrik Gula Wonolangan.................................................................2
D. Organisasi Bagian Tanaman...............................................................................3
BAB II....................................................................................................................4
KEGIATAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN............................4
A. Kegiatan-Kegiatan Kebun di Afdeling Pada Saat PKL......................................4
B. Teknis budidaya tanaman tebu...........................................................................4
BAB III.................................................................................................................28
PEMBAHASAN..................................................................................................28
BAB IV................................................................................................................33
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................33
A. Kesimpulan.......................................................................................................33
B. Saran.................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................34

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Organisasi PG Wonolangan..............................................................2
Tabel 2. Struktur Organisasi Bagian Tanaman..............................................................3
Tabel 3. Kegiatan
PKL………………………………………………………………...4
Tabel 4. Rekomendasi Pupuk I dan
II………………………………………………..13
Tabel 5. Dosis Pupuk RC (Ratoon Cane)……………………………………………22

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembakaran Daduk.....................................................................................5


Gambar 2. Bajak I.........................................................................................................7
Gambar 3. Bajak II.......................................................................................................7
Gambar 4. Pembuatan Leng dan Kaer..........................................................................8
Gambar 5. Pembuatan Got Keliling.............................................................................8
Gambar 6. Bumbun I..................................................................................................19
Gambar 7. Proses TMA..............................................................................................27
Gambar 8. Proses TMA..............................................................................................27

v
RINGKASAN
Tebu merupakan tanaman perkebunan yang memiliki peran penting karena di
dalam batangnya terdapat cairan gula. sekitar 65% produksi gula di dunia berasal dari
tebu. Tebu juga dapat dimanfaatkan untuk industri farmasi, industri pangan dan
industri lain berbahan dasar gula. Dengan banyaknya produk produk yang
memanfaatkan gula maka secara langsung akan mengakibatkan naiknya permintaan
tebu yang signifikan. Menurut BPTP Lampung (2014) menyatakan bahwa sejak
pertengahan tahun 2013 hingga 2014 Indonesia mengimpor 3,7 juta ton gula atau
7,3% impor dunia.
Maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan gula yang semakin tahun semakin
meningkat sangat dibutuhkan SDA yang baik serta SDM tanaman tebu yang terdidik
serta unggul. salah satu cara untuk memenuhi SDM yang unggul sejak dini yaitu
dengan dilaksanakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan karena dengan adanya
Praktik Kerja Lapangan maka SDM akan mengerti permasalahan yang terjadi
dilapangan serta mampu bersosialisasi dengan kehidupan di lapangan.
Praktik Kerja Lapangan ini bertempat di PG Wonolangan yang meruapakan
pabrik gula yang memiliki produksi gula terbesar di daerah Probolinggo dan juga
merupakan salah satu unit usaha dari PT Perkebunan Nusantara XI yang berkantor di
Surabaya. Praktik Kerja Lapangan ini meliputi teknis budidaya tanaman tebu seperti :
1. Persiapan lahan (pembersihan lahan, bajak I, bajak II, pembuatan leng,
dan pembuatan got)
2. Pengadaan bibit dan bibitan (KBI, KBD pengadaan bibit lonjoran, seleksi
bibit)
3. Penanaman
4. Pemeliharaan tanaman tebu baru atau plant cane dan keprasan atau ratoon
cane (pengairan, pemupukan, pembumbunan, pendalamn dan
pemeliharaan got, serta pengendalian opt)
5. Pelaksanaan tebang muat angkut.
Dengan demikian pelaksanaan praktik kerja lapangan ini menjadi bekal dan
pembelajaran bagi pesertanya untuk menghadapi tantangan yang akan di hadapi
ketika sudah memasuki dunia kerja secara profesional dan mandiri.

vi
1 BAB I

PENDAHULUAN

1 Nama Tempat Pabrik

Praktik kerja lapangan (PKL) I dan II di Pabrik Gula Wonolangan PT


Perkebunan Nusantara XI (PERSERO) yang bertempat di:
Desa : Kedung Dalem
Kecamatan : Dringu
Kabupaten : Probolinggo
Kebun/afdeling : Afdeling V, Dawuhan Wetan
Kategori lahan : Tegalan

2 Jenis Komoditi Yang Dikelola Serta Luasan Lahan (Ha)

Komoditi yang dibudidayakan di Pabrik Gula Wonolangan yaitu tebu


(Saccharum officinarum) dengan varietas yang digunakan antara lain:
1. Masak awal : PS862, NXI
2. Masak tengah : -
3. Masak Akhir : Bulu lawang (BL),

Dengan rencana luas area tanaman untuk tahun giling 2020/2021 dengan
HGU 6 Ha, dan kerja sama dengan petani 3393,51ha

1
3 Organisasi Pabrik Gula Wonolangan

Tabel 1. Struktur Organisasi PG Wonolangan

2
4 Organisasi Bagian Tanaman
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN TANAMAN
TAHUN 2021
MANAGER TANAMAN
RIDWAN BAYU Y. STP, MSM

ASISTEN MAN. TANAMAN


HERI KUNTARTO,SP

KKW KKW KKW KKW KKW


TS/BIBITAN TS/BIBITAN TS/BIBITAN TS/BIBITAN TS/BIBITAN
TR LOKAL TR LOKAL TR LOKAL TR LUMAJANG TR LUMAJANG
AFD 1 AFD 2 AFD 3 AFD 4 AFD 5
FANDIK AK H IMRON STEFANUS D, SP SUYONO ANANDA CITRA
PTA/PTR PTA/PTR PTA/PTR PTA/PTR PTA/PTR
FAKIR PONIMAN UKIK SUSONO ARIF K SIGIT HANDOKO

MANDOR KEBUN MANDOR KEBUN MANDOR KEBUN MANDOR KEBUN MANDOR KEBUN
JURTUL TAN & TEB RAIL BAN
RAPIK AL ROHIM SUHER SULASMANTO M HARIS
HARIYADI Koordinator Kantor ATMARI RAJAK SUPRIYADI
WENING N Juru Tulis TS SAIFUL HADI
DADANG S Juru Tulis TR LOKAL WIL KECAMATAN WIL KECAMATAN WIL KECAMATAN WIL KECAMATAN WIL KECAMATAN
MUKTIWIYONO Juru Tulis TR LUMAJANG SUMBER ASIH WONOMERTO DRINGU LUMAJANG UTARA LUMAJANG SELATAN
DEDI R Juru Tulis SAP/Tebangan TONGAS BANTARAN TEGALSIWALAN WATES KUNIR
SUPRIANTO Kebersihan Kantor PASURUAN SUKAPURA WONOASIH KLAKAH KUDUS
LUMBANG KANIGARAN RANUYOSO PADANG
KURIPAN KEDOPOK RANDUANGUNG CANDIPURO
SUMBER KADEMANGAN KEDUNGJAJANG TEMEPEH
LECES GENDING PASIRIAN
BANYUANYAR PASRUJAMBE
MARON TEKUNG
PAJARAKAN YOSOWILANGUN
KRAKSAN

KETERANGAN :SDR H SENIDI MEMASUKI MASA MBT PER 1 MARET 2021


Wonolangan : 26 Pebruari 2021
Mengetahui
MANAGER TANAMAN

RIDWAN BAYU Y. STP, MSM

Tabel 2. Struktur Organisasi Bagian Tanaman

3
2 BAB II

KEGIATAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

A. Kegiatan-Kegiatan Kebun di Afdeling Pada Saat PKL

No. Kegiatan Ada Tidak Ada


1 Pembersihan lahan 
2 Pengholahan lahan 
 Bajak I 
 Bajak II 
 Harrowing 

 Pembuatan leng/kaeran

 Pembuatan got
3 Pembibitan 
 Pengadaan bibit KBI 
 Pengadaan bibit KBD (bibit bagal) 
4 Penanamn 
5 Pemeliharaan 
 Pemupukan 
 Pengairan 
 Penyulaman 
 Pembumbunan 

 Pengelentekan 
 Pengendalian gulma 
 Pengendalian hama dan penyakit 
 Pengeprasan 
 Aubsoiler fertilizer aplicator 
6 Taksasi produksi 
7 Tebang muat angkut 

Tabel 3. Kegiatan PKL


B. Teknis budidaya tanaman tebu

1. Pembersihan lahan

a. Definisi kegiatan
Pembersihan lahan merupakan kegiatan yang wajib dilakukan,
contohnya pemabakaran daduk, sisa pucuk, dan sogolan pada lahan
yang sudah dilakukan tebang.
b. Target/tujuan /sasaran
4
Tujuan dari kegiatan pembersihan lahan ini yaitu bertujuan untuk
membersihkan sisa sisa daduk, sisa pucuk dan sogolan ahar
mempermudah pekerjaan selanjutnya.
c. Waktu pelaksanna dan rotasi
Pada proses pembersihan daduk dilakukan pada saat setelah
dilakukannya kegiatan tebang muat angkut, waktunya menyesuaikan
dengn rencana pengolahan lahan.
d. Pelaksanaan kegiatan
Pembersihan daduk yang dilaksanakan untuk lahan tanaman baru
(plant cane) maupun kegiatan keprasan (ratoon cane). Pelaksanaannya
dilakukan siang hari.
e. Urutan pelaksanaan kegiatan
Urutan pelaksanaan pembakaran daduk dimulai dengan
mengumpulkan atau menumpuk daduk yang tersebar di beberapa titik
kemudian membakar dan menjaga arah kobaran api agar tidak
merambat pada lahan lain.

Gambar 1. Pembakaran Daduk


2. Pengolahan Lahan
a. Definisi kegiatan
Pengolahan lahan adalah kegiatan dalam mengolah tanah pada suatu
daerah atau wilayah yang akan ditanami dengan cara memotong tanah,
memecah lapisan tanah, membelah tanah, dan menghaluskan tanah pada
lahan tersbut.
5
b. Target/tujuan /sasaran
Tujuan dari pengolahan tanah yaitu untuk memastikan dan
menciptakan tempat atau media tumbuh yang baik bagi tanaman.
c. Waktu pelaksanaan dan riotasi
Waktu pelaksanaan yang tepat yaitu pada saat lahan selesai
dibersihkan dari sisa-sisa kotoran tebang.
d. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh pihak 3 atau pihak kontraktor
yang sudah di kontrak untuk pengolahan lahan.
e. Urutan pelaksanaan kegiatan
Terdapat 2 cara pengolahan yang dilakukan di PG wonolangan , yaitu:
1) Mekanisasi
Pengolahan lahan yang dengn cara full mekanisasi biasanya
dilakukan pada lahan yang mempunyai kondisi fisik yang
memungkinkan traktor untuk beroprasi, biasanya pekerjaannya
meliputi bajak I, bajak II, pembuatan juringan dan pembuatan got.
2) Manual
Pengolahan lahan secara manual biasanya dilkuka pada
lahan yang memiliki pkp 90 cm, pengolahan lahan manual
dilakukan kaeran jika dilakukan dengan mekanisasi dikhawatirkan
tidak efektif.
Adapun urutan pelaksanaan kegiatan pengolahan lahan ialah
sebagai berikut:
1) Bajak I
Bajak I merupakan kegiatan mengolah tanah dengn cara
memotong dan membalikkan tanah dengan arah yang searah dengan
arah juringan, dengan kedalaman berkisar 35-40 cm menggunakan
traktor 90-150 HP dengn implement disc plow yang berdiameter 28-
32 inc. hasil dari bajak I ini berupa bongkahan bongkahan besar.

6
Gambar 2. Bajak I

2) Bajak II
Bajak II merupakan tahapan selanjutnya setelah bajak I yang
bertujuan sebagai memecah tanah yang berupakan bongkahan
bongkahan besar sisa bajak I menjadi lebih kecil dan lebih halus
lagi dan dengan arah bajakan memotong arah bajak I , sama
seperti bajak I, bajak II juga menggunakan traktor dengan
tenaga berkapasitas 90-150 HP dengan implement disc plow
berdiameter 28-32 inc.

Gambar 3. Bajak II
3) Pembuatan leng dan kaeran
Leng atau kaeran adalah tempat ditanamnya tanaman tebu
yang dibuat dengan traktor dengan tenaga berkapasitas 90-150
HP furrower dengn kedalaman leng 35-40 cm.

7
Gambar 4. Pembuatan Leng dan Kaer
4) Pembuatan got
Pembutan got merupakan kegaiatan yanhg dilakukan untuk
membuat saluran pembuangan dan masuknya air pada lahan
dengan maksud agar tanaman tebu memiliki kesediaan air yang
cukup tidak kurang dan tidak lebih, pembuatan got dilakukan
dengan menggunakan traktor bertenaga 90-150 HP berimplemen
furrower. Terdapat beberapa macam got yang di buat di lahan
tebu diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Got keliling
Got keliling merupakan got yang berfungsi untuk
menampung kelebihan air dari got-got di dalam kebun
dengan ukuran standar dalam 80 cm dan lebar 70 cm

Gambar 5. Pembuatan Got Keliling

8
b. Got mujur
Got mujur merupakan got yang arahnya tegak lurus
dengan arah juringan yang berfungsi sebagai
menampung kelebihan air dari got malang dengan
ukuran standar 70 cm untuk kedalaman dan 60 cm untuk
lebar.
c. Got malang
Got malang merupakan got yang arahnya malang
melintang dari arah got mujur yang berfungsi sebagai
menampung lebih air dari juringan. got malang memiliki
ukuran standar 60 untuk kedalaman dan 50 cm untuk
lebar.
3. Pembibitan
a. Definisi kegitan
Pembibitan adalah kegiatan penyediaan bahan tanam berupa bibit
yang terencana untuk mrncapai kualitas dan kuantitas yang telah di
targetkan, sistem pembibitan yang dilakukan di dalam PG Wonolangan
yaitu penjenjangan bibit yang dimulai dari (KBI) Kebun Bibit Induk
dan (KBD) Kebun Bibit Dasar dengan bahan tanam berupa bibit bagal.
b. Target/tujuan/sasarn
Tujuan dari pembibitan adalah menyediakan bahan tanam yang
memiliki sifat unggul yaitu sehat, bebas dari hama dan penyakit
memiliki randemen tinggi dan produksi yang tinggi.
c. Waktu plaksanaan dan rotasi
Waktu pelaksanaan pembibitan untuk penjenjangan biasanya
berkisar antara 6-7 bulan sebelum penanaman.
d. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan pembibitan ini biasanya dilakukan oleh pihak kebun
yang diawasi langsung oleh KKW kepala kebun wilayah pembibitan.
e. Urutan pelaksanaan kegiatan
1) Penjenjngan bibit
Penjenjangan bibit atau tingkatan penangkaran bibit yang
ditujukan untuk menjaga kemurnian bibit adapun urutan
9
pelaksanaan kegiatan penjenjangan di PG wonolangan ialah sebagai
berikut:
a. KBI
KBI (Kebin Bibit Induk) adalah kebun bibit yang bahan
tanam yang berasal dari KBN untuk memenuhi bahan tanam di
KBD. Ditanam pada bulan Februari/Maret/April dengan luasan
2.5% dari luas areal tanaman plant cane tebu giling.
b. KBD
KBD merupakan Kebun Bibitan Terakhir yang bahan
tanamnya berasal dari KBI untuk memenuhi bahan tanam di
KTG dengan luasan 1/7 dari luasan KTG ditanam pada bulan
Oktober/November/Desember untuk tanam tebu giling pola A
dan untuk pola B di tanam pada bulan Februari/Maret/April.
4. Penanaman
a. Definisi kegiatan
Penanaman merupakan kegiatan menempatkan bahan tanam ke
dalam lahan yang telah dipersiapkan.
b. Target/tujuan/sasaran
Tujuan dari penanaman adalah agar bahan tanam tersebut
melakukan proses tumbuh agar menjadi tanaman baru serta berkembang
dengan baik.
c. Waktu pelaksanaan dan rotasi
Waktu penanaman dilaksanakan setelah pengolahan lahan dan
persiapan bahan tanam atau bibit telah selesai serta ketersediaan air dan
pupuk dasar telah siap.
d. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan dilakukan oleh pihak kebun yang dilaksanakan oleh
tenaga kerja yang telah disiapkan dan diawasi secar langsung oleh
mandor lapangan.
e. Urutan kegiatan
1) Menggunakan bibit bagal
Urutan pelaksanaan penanaman bibit bagal ialah sebagai
berikut:
10
a. Penebangan bibit dilakukan pada kebun KBD kemudian
diangkut menuju kebun lahan yang telah siap di tanam
b. Bibit diklentek kemudian di potong 2-3 mata tunas sekaligus
penyeleksian bibit
c. Dilakukan pemupukan dasar sebelum bahan tanam di tanam
dengan pupuk ZA 3 kuintal serta SP36 2 kuintal pada
leng/kairan yang telah dibuat
d. Bibit yang telah melalui proses pemotongan dan penyeleksian
kemudian di bagi menuju masing-masing leng
e. Bibit di tanam dengan cara end to end
f. Kemudian dilakukan pengairan setelah penanaman selesai
dilaksanakan dengan bantuan pompa air
5. Pemeliharaan
a. Definisi kegiatan
Pemeliharaan merupakan kegiatan merawat tanaman dengan baik
dan benar, seperti menyediakan air yang cukup, unsur hara, mencegah
penyakit dan hama yang menyerang.
b. Target/tujuan/sasaran
Tujuan dari kegiatan pemeliharaan yaitu untuk mempersiapkan dan
menyediakan segala yang dibutuhkan oleh tanaman agar dapat tumbuh
dengan optimal dan memiliki produksi yang tinggi.
c. Waktu pelaksanaan dan rotasi
Waktu dari pelaksanaan dari pemeliharaan untuk tanaman plant
cane (tanaman baru) pemeliharaan dimulai dari sebelum penanaman,
dan untuk ratoon cane (keprasan) dilakukan pada saat setelah
pengeparasan
d. Pelaksanaan kegiatan
Pemeliharaan dilaksanakan oleh tenaga kerja yang sudah di kontak
oleh pihak kebun yang diawasi secara langsung oleh mandor tanaman
e. Urutan kegiatan
1) Pemeliharaan tanaman baru (plant cane)
Pemeliharaan tanaman baru (plant cane) meliputi kegiatan sebagai
berikut:
11
a. Pengairan
b. Pemupukan
c. Penyulaman
d. Pengendalian gulma
e. Pengendalian hama dan penyakit
f. Pembumbunan
g. Pemeliharaan dan pendalaman got
Kegiatan pemeliharaan dilakukan dengan manual ada juga
dengan menggunakan mekanisasi, akan tetapi lebih banyak yang
dilakukan secara manual, berikut adalah penjelasan mengenai
beberapa kegiatan-kegiatan pemeliharaan pada tanaman terbaru
(plant cane)
a) Pengairan
Pengairan adalah kegitan untuk mencukupi air yang
dibutuhkan oleh tanaman tebu, karena tanaman tebu
sebagian besar batangnya terdiri dari air (± 70%).adapun
beberapa manfaat air bagi tanaman tebu ialah sebagai
berikut:
a. Metabolisme terutama bagi proses perkecambahan dan
pembiakan sel
b. Pertumbuhn terutama bagi proses perkecambahan
mendorong keluarnya anakan dan perpanjangan batang
c. Proses pembentukan rendemen dan jumlah kristal
d. Pelarut agar zat hara di dalam tanah dapat diserap akar
akar tanaman
e. Memperbaiki kondisi sirkulasi udara dalam tanah
f. Memudahkan pekerjaan kebun
Pengairan di PG wonolangan menggunakan irigasi
dan pompa air. Ada pun waktu pengerjaan pengairan
ialah sebagai berikut:
(1) Pengairan 1 dilaksanakan pada pada saat tanam dan
pupuk 1
(2) Pengairan 2 dilaksanakan setelah pupuk 2
12
(3) Pengairan 3 dilakukan pada saat sebelum bumbun
b) Pemupukan
Pemupuka ialah kegiatan penambahan zat unsur hara pada
tanah dengan tujuan agar tanah dapat menyediakan
menyiapkan unsur hara yang dibutuhkan pada tanaman.
dalam pemupukan diharapkan memperhatikan kaidah
pemupukan yang telah dikenal dngn 5T, yaitu:
(1) Tepat dosis
Jumlah pupuk yang digunkan hendaknya sesuai dengan
apa yang dibutuhkn tanaman yang diketahui
berdasarkan dengan analisa tanah, analisa daun dengan
dilakukannya analisa yang tepat maka unsur hara yang di
butuhkan tanaman dapat berfungsi dengan sangat efisien
oleh tanaman, dngan adanya penyimpangan atau dosis
yang salah bagi tanaman maka pupuk yang biasanya
berfungsi bebagai penambah undur hara maka akan
menjadi toxic/racun bagi tanaman yang jistru akan
membahayakan tanaman, berikut adalah rekomendasi
pupuk bagi tanaman tebu.

No. Uraian Pupuk I Pupuk 2

ZA/kg Sp36/kg ZA/kg KCL/kg


1 Plant cane (pc) 300 200 500 200
2 Ratoon cane 300 300 500 100
(rc)
3 Bibitan 200 200 300 0
Tabel 4. Rekomendasi Pupuk I dan II
(2) Tepat waktu
Pada dasarnya pelaksanaan pemupukan ialah untuk
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
tersedia, maka dari itu pelaksanaan dari pemupukan
harus tepat waktu, pada pemupukan I dilakukan pasa

13
saat penanaman bibit, sedangkan pada pemupukan kedua
dilaksanakan pada umur tanaman kurang lebih 45 hari.
(3) Tepat cara
Dalam pelaksanaan pemupukan hendaknya
dilakukan dengan cara yang tepat, cara yang tepat untuk
pemupukan ini yaitu dengan cara 5 antara lain,
broadcasting/disebar, ring placemant, spot placemant,
folliar aplication, injection dan fertigasi, dan yang cara
yang dilakukan PG wonolangan yaitu dengan cara spot
placemant.
(4) Pemberian pupuk harus tepat jenis, agar pupuk dapat
diserap tanaman dengan efektif dan efisien. Salah satu
contohnya ialah pupuk yang diberikan untuk pupuk I
pupuk dasar ialah ZA dan SP36
(5) Tepat tempat
Peletakan tempat untuk pupuk harus pada tempat
yang tepat, karena cara yang digunaka di PG
wonolangan itu menggunakan spot placemant jadi pupuk
di letakkan di satu titik di samping tanaman tebu.
c) Penyulaman
Penyulaman merukapan kegiatan tanam susul bibit pada
barisan tebu yang terdapat gap/ barisan yang tidak ditumbuhi
tanaman tebu sebab kematian bibit. dilakukan apabila bibit
yang ditanam memiliki presentase kematian 10%/juring
pada lahan tersebut penyulaman ada 2 yaitu.
(1) Sulam I
Sulam I yaitu bibit yang berasal dari bagal, waktu
penyulaman paling lambat umur 15 hari sebelum keluar
daun. Untuk cara sulam tronjol yaitu:
i. Membuat lubang tanam disebelah bibit yang tidak
tumbuh mengunkan cangkul kecil.
ii. Memotong bagal 2-3 mata tunas.
iii. Bibit dimasukan kemudian ditutup dengan ketebalan
14
tanah ± 1-2 cm.
iv. Disiram dengan air
(2) Sulam II
Sulam seblangan yaitu bibit yang berasal dari
tanaman tebu yang berumur 2 bulan yang sudah
mempunyai anakan. Untuk cara sulam seblangan yaitu:
i. Membuat cuwak’an atau lubang tanam
menggunakan cangkul.
ii. Lubang tanam disiram dengan air.
iii. Mengabil bibit dengan cangkul 1-2 rumpun.
iv. Daun diroges untuk mengurangi penguapan.
v. Bibit dimasukan lubang tanam dan ditutup dengan
tanah sambil dipadatkan.
vi. Disiram dengan air.
d) Pengendalian Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki untuk
tumbuh disekitar tanaman pokok karena akan menyebabkan
terjadinya persaingan antar tanaman yang akan menyebabkan
kerugian secara ekonomis. Jenis herbisida yang dipakai untuk
Pra-tumbuh yaitu Devatrin bahan aktif Ametrin 500 g/l dosis
2 lt/ha herbisida warna putih dan Amandy 865 g/l bahan aktif
2,4D Dimetil amina 865 g/l dosis 1,5 lt/ha herbisida warna
hitam dan herbisida Pasca-tumbuh Paraquat dosis 1,5 lt/ha
dan Deuron dosis 1,5 lt/ha dengan mengunakan alat tangki
semprot/hand sprayer Adapun waktu pelaksanaan
pengendalian gulma yaitu:
a. Pra-tumbuh (Pre-Emergence)
Herbisida pra-tumbuh bertujuan untuk mencegah
biji gulma dan anakan gulma tumbuh, dilakukan setelah
pelaksanaan leb 2, dengan herbisida yang digunakan
adalah Ametryn 500 g/l dosis 2 lt/ha, Amandy 865 g/l
bahan aktif 2,4D Dimetil amina 865 g/l dosis 1,5
lt/haPasca-tumbuh (Post-Emergence)
15
Herbisida pasca-tumbuh bertujuan untuk
mengendalikan rumput yang tumbuh, dilakukan setelah
pelaksanaan bumbun 3. Dengan menggunakan Paraquat
bahan aktif Primakson dosis 1,5 lt/ha dan Deuron
dengan dosis 1,5 L/ha.
Adapun untuk cara mempersiapkan larutan
herbisidanya ialah sebagai berikut.
(1) Siapkan drum 200 liter dan herbisida.
(2) Drum diisi air sebanyak 180 liter
(3) Herbisida dimasukan lalu diaduk dengan tongkat
sampai tercampur dengan air.
(4) Tuangkan air herbisida kedalam tangki semprot.

e) Pengendalian hama dan penyakit


Pengendalian hama bertujuan untuk mengurangi
serangan dan mencegah terjadinya penurunan produktifatas.
Untuk di PG wonolangan jenis hama yang sering menyerang
tanaman tebu yaitu.

(1) Hama Penggerek Pucuk (Tryporiza nivella intacta F)


Tanda serangan ditandai dengan adanya deretan
lubang berwarna pada daun yang ditembus larva,
apabila serangan mencapai titik mencapai titik tumbuh
mengakibatkan kematian pada tanaman yang ditandai
dengan mengeringnya daun-daun muda yang masih
menggulung. Penggerek pucuk dapat dikendalikan
dengan cara menggunakan bibit yang bebas dari
penggerek pucuk, menjaga kondisi lingkungan sekitar
tanaman, pengaplikasian telur Trichogramma sp, dan
penaburan Carbofuran melalui tanah maupun dengan
penyemprotan insektisida.

(2) Penggerek Batang (Chillo spp.)


Tanda serangan ditandai dengan bercak-bercak
putih bekas gerekan tidak teratur, adanya lubang
16
gerekan pada batang dimana gerekan dapat membuat
titik tumbuh mati, daun muda layu ataupun kering.
(3) Uret (Lipidiota stigma F)
Serangan uret ditandai dengan daun yang
menguning, yang kemudian melayu dan mati, hamaini
menyerang pada area perakaran. Adapun cara
mengendalikannyaialah dengan pengolahan tanah yang
optimal, masa tanam yang tepat, menjaga kondisi
lingkungan sekitar tanaman ataupun dengan
pengaplikasian jamur Fusarium sp.
(4) Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala serangan dapat terlihat dengan adanya
luka-luka bekas gerekan pada daun muda maupun tua,
arah gerekan dari tepi daun, sedangkan tulang daun
tidak digrerek. Pada tingkat serangan yang berat, helai
daun habis dimakan dan hanya menyisakan tulang
daun. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara
pelakukan pemantauan terhadap tingkat serangan agar
populasinya dalam jumlah yang dibawah ambang
ekonomi.
(5) Tikus (Rattus argentiventer)
Gejala serangan pada tanaman muda ialah daun-
daun terlihat seperti dipotong dengan pisau rumput,
sedangkan pada tanaman tua terdapat kerusakan di
bagian batang dalam tanah, perakaran, dan batang
diatas tanah maupun pucukan. Adapun cara
mengendalikannyaialah dengan cara menjaga
kebersihan kebun, melakukan pemantauan populasi
tikus, menggunakan agen hayati seperti burung hantu,
penggropyokan, pengasapan, maupun dengan
menggunakan racun tikus.
(6) Belalang
Gejala serangan ditandai dengan adanya gerekan
17
pada daun muda ataupun tua, dan pada serangan tingkat
lanjut helai daun habis dengan menyisakan tulang daun.
Adapun cara pengendaliannya ialah dengan cara
pemantauan populasi belalang dan aplikasi insektisida
seecara pengkabutan (Fogging system).
(7) Penyakit Pembuluh
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Clavibacter
xylisub sp. Gejala yang ditimbulkan ialah pertumbuhan
tanaman yang tidak sempurna terutama pada tanaman
keprasan yang tampak kerdil. Penyakit ini dapat dilihat
dengan adanya warna jingga kemerah-merahan pada
berkas-berkas pembuluh batang tebu menjelang
masaknya tebu. Adapun cara mengendalikannya ialah
dengan menanam bibit yang sehat serta sterilisasi alat
pemotong dengan lisol 20%.
(8) Penyakit Mosaik
Penyebab penyakit ini adalah virus Mosaic.
Gejala serangan dapat dilihat dari terdapatnya gambar
mosaik berupa garis-garis noda berwarna kecoklatan
hingga kuning. Cara pencegahannya ialah dengan
penanaman menggunakan varietas yang tahan dengan
serangan mosaik seperti PS 56, F154, dan F156.

(9) Penyakit Luka Api


Penyebab penyakit ini adalah Usatilago
scitaminea Syd. Gejala yang ditimbulkan berupa
cambuk hitam di bagian pucuk tebu. Cara
pencegahannya ialah dengan menggunakan varieas
yang tahan dan bibit yang sehat, serta disinfeksi bibit
menggunakan 0,5 gram tradimefon.
(10) Penyakit Blendok
Disebabkan oleh bakteri. Gejala serangan
ditandai dengan ketika batang dibelah akan tampak

18
pembuluh-pembuluh berwarna kuning tua sampai
merah tua. Cara pencegahannya ialah dengan disinfeksi
pisau pemotong dengan Lisol.
(11) Penyakit Pokahbung
Disebabkan oleh sejenis jamur yang timbul saat
musim hujan. Gejala dari serangan pokahbung ialah pada
daun muda terlihat memutih (Chlorosis). Pada tingkat
serangan lanjut pucuk tanaman menjadi busuk serta
pembuluh tanaman menjadi tidak normal bentuknya
(bengkok dan luka). Cara pencegahannya ialah dengan
menyemprotkan bubur bordo 1% per minggunya
f) Pembumbunan

Pembumbunan ialah kegiatan menaikan sebagian


tanah ke area rumpun tanaman yang bertujuan untuk
memberikan kesempatan anakan untuk tumbuh, perbaikan
drainase, memperkokoh tegakan batang dan menekan
pertumbuhan gulma. Adapun waktu pelaksanaannya ialah
sebagai berikut.

(1) Bumbun 1

Bumbun 1 bertujuan untuk menggemburkan tanah


disekitar tanaman, memberikan makananan pada
tanaman dan untuk menekan pertumbuhan gulma,
bumbun 1 dilakukan pada saat tanaman berumur 30-45
hari, pada PG Wonolangan untuk bumbun 1 dilakukan
dengan cara manual yaitu dengan cara menggunakan
cangkul.

19
Gambar 6. Bumbun I

(2) Bumbun 2

Bumbun 2 bertujuan untuk menggemburkan tanah


dan untuk memperkuat sistem perakaran tanaman dan
menambah jumlah anakan, bumbun 2 dilakukan pada
saat tanaman berumur 60 hari.

g) Pemeliharaan Tanaman Keprasan (Ratoon Cane)

Pemeliharaan Tanaman Beru (Ratoon Cane)


meliputi kegiatan sebagai berikut.

(1) Pengeprasan

(2) Putus Akar dan Pemupukan

(3) Pengairan

(4) Penyulaman

(5) Pengendalian Gulma

(6) Pengendalian Hama dan Penyakit

(7) Pembumbunan

(8) Pemeliharaan dan Pendalaman Got

(9) Pengklentekan
20
Kegiatan tersebut dilaksanakan ada yang secara manual
dan ada juga yang secara mekanisasi. Berikut ini adalah
pemeliharaan tanaman baru (Ratoon Cane) secara manual.

(1) Pengeprasan Manual

(2) Pengairan

(3) Penyulaman

(4) Pengklentekan

(5) Pemeliharaan dan Pendalaman Got

(6) Pengendalian Hama dan Penyakit

Dan ada pun pemeiharaan pada tanaman baru secara


mekanisasi diantaranya ialah sebagai berikut.

(1) Pengeprasan Mekanisasi

(2) Putus akar dan Pemupukan

(3) Pembumbunan

(4) Pengendalian Gulma

(5) Pengendalian Hama dan Penyakit


Berikut ini adalah penjelasan mengenai kegiatan-
kegiatan pemeliharaan pada tanaman keprasan (Ratoon Cane)

a. Pengeprasan

Kepras bertujuan untuk menumbuhkan mata tunas dari


pangkal paling bawah supaya batang besar, tinggi, kokoh dan
tidak mudah roboh. Kepras dilakukan paling lambat 1
minggu setelah tebang, dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

(1) Manual

Menggunakan cangkul bentuk keprasan seperti huruf


W, V, ataupun U. Ttanah dicangkul sisi kanan dan kiri

21
guludan, tanah bekas keprasan diletakan diantara 2 barisan
tanaman sehingga terlihat seperti huruf W, V, ataupun U.

i. Bentuk V

Keprasan bentuk V adalah mengepras


tunggal tanah yang ada di guludan d dilakukan
pada saat musim penghujan dengan membentuk
huruf W antara juringan dan guludan. Kerpas
bentuk ini bertujuan agar ketika terjadi hujan tidak
terjadi genangan

ii. Bentuk U

Keprasan bentuk U merupakan kegiatan


pengeprasan tunggal yang membentuk bedengan
dan guludan membentuk huruf U. Bentuk ini
dilakukan dengan tujuan pada saat musim kemarau
menjadi penadah hujan ketika terjadi hujan.

(2) Mekanisasi
Menggunakan traktor 150 HP dengan implement
Stubble Shaver, implement diturunkan sampai kedalam
guludan tanah atau dibawah pangkal permukaan batang tebu
kemudian pisau berputar memotong pangkal sisa tebu
sehingga bentuk keprasan terlihat rata dan dalam.

b. Putus akar dan pemupukan

Putus akar bertujuan untuk memutus akar lama (tua)


sehingga dapat memacu pertumbuhan akar yang baru,
sehingga pertumbuhan mata tunas yang baru dapat terjadi.
Putus akar dilakukan bersamaan dengan pempupukan
menggunakan traktor 90-150 HP berimplemen Furrower,
karena memiliki fungsi yang sama selain untuk pemupukan,
pekerjaan dengan juga berfungsi untuk memutus akar,
memecah dan membuka tanah disekitar barisan tebu,

22
sehingga tanah menjadi gembur. Pekerjaaan putus dilakukan
1 minggu setelah kegiatan kepras atau lebih cepat lebih baik.
Adapun dosis pupuk yang digunakan ialah sebagai berikut.
Pelaksanaan Rekomendasi dosis pupuk
ZA / kg SP36 / kg Za / kg KCL / kg

Ratoon cane 300 300 500 100

Tabel 5. Dosis Pupuk RC (Ratoon Cane)


c. Pengairan

Pengairan adalah kegiatan mencukupi kebutuhan air


bagi tanaman tebu, dimana kita ketahui bahwa sebagian besar
bagian tanaman tebu 70% terdiri dari air. Pengairan di Pabrik
Gula Wonolangan menggunakan irigasi dan pompa air
dengan sisem leb. Adapun waktu pengerjaan pengairan ialah
sebagai berikut.

 Pengairan 1 dilaksanakan setelah putus akar

 Pengairan 2 dilaksanakan sebelum dilaksanakan


bumbun 3.

6. Taksasi Produksi
a. Definisi Kegiatan
Taksasi merupakan kegiatan menduga atau memperkirakan potensi
produksi tebu (bobot tanaman) yang akan diperoleh ketika proses
tebangan.
b. Target/Tujuan/Sasaran
Tujuan dari taksasi produksi adalah mengetahui perkiraan nilai
produksi yang akan diperoleh sehingga dapat menentukan sarana
penunjang pada pada proses tebangan dan paca tebang.
c. Waktu Pelaksanaan dan Rotasi
Pelaksanaan taksasi produksi dilakukan sebelum kegiatan tebang
muat angkut yang dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu pada
Bulan Desember, Bulan Maret, dan Taksasi Ulang.

23
d. Pelaksana Kegiatan
Taksasi Produksi dilaksanakan oleh pihak kebun yang dalam hal ini
adalah setiap Mandor kebun yang bertanggung jawab kepada Kepala
Wilayah masing-masing afdeling.
e. Urutan Kegiatan
Adapun urutan pelaksanaan taksasi produksi ialah sebagai berikut ini.
2. Menentukan titik sampel 1/100 Ha

3.Menghitung jumlah batang pada setiap petak Diambil ± 5 % dari


total juringan. Juring yang dihitung adalah juringan ke 15, 30, dan
45 kanan kiri got mujur.
4.Mengukur tinggi batang per meter (3 rumpun/juring) diukur dari
atas permukaan tanah guludan hingga uncen/titik tumbuh. Tiap
petak minimal 10 sampel.

5.Mengukur berat batang per meter (3 rumpun/juring) dengan cara


mengukur diameter bagian tengah batang. Untuk menentukan
hubungan diameter dengan berat tebu diambil analisa pendahuluan.

6. Menghitung hasil pengukuran

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung hasil pengukuran


taksasi.

Produksi = Faktor Juring x jumlah batang x tinggi batang x


berat batang/m

Contoh Perhitungan Produksi Pada kebun KTG.

(1) Faktor Juring per Hektar (PKP 1.35m dan panjang juring 16 m)
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 = Luas Lahan
10.000 𝑚2
=
( PKP X Panjang juring) (1.35 m X 16 m)

24
2
= 10.000 𝑚 = 463 juringan
21.6 𝑚2

(2) Jumlah Batang per Juring


= 160 batang

(3) Tinggi batang sampai saat tebang


= 3,25 m

(4) Berat batang/m


= 0.5 Kg/m

Dari data-data diatas maka:

Produksi = Faktor Juring x jumlah batang x tinggi batang x


berat batang/m= 463 juringan x 160
Batang/juringan x 3.25 m/batang x 0,5 Kg/m

= 120.380 Kg/Hektar KTG

= 1.204 Ku/Hektar KTG

7. Tebang Muat angkut

a. Definisi Kegiatan

Tebang Muat Angkut (TMA) adalah kegiatan tahap akhir atau


pemanenan hasil produksi tebu dengan cara memotong bagian batang,
memuat dalam armada pengangkut, dan menghantarkan ke pabrik
pengolahan.

b. Target/Tujuan/Sasaran

Tujuan dari Tebang Muat Angkut ini adalah menyediakan bahan


baku pembuatan gula berupa batang tebu yang manis, bersih, dan segar
(MBS).

c. Waktu Pelaksanaan dan Rotasi

25
Pelaksanaan Tebang Muat Angkut dilakukan setelah tanaman
mencapai tingkat kemasakan yang optimal berdasarkan masing-
masing jenis varietas. Untuk tebu giling umumnya ditebang saat
tanaman berusia 12-14 bulan, sedangkan untuk tebu bibit tebanga
dilaksanakan saat tanaman berumur 6-7 bulan.

d. Pelaksana Kegiatan

Tebang dilaksanakan oleh pihak kebun dengan bantuan tenaga


penebang, yang kemudian untuk proses muat dan angkut menggunakan
bantuan pihak ke-3 seperti penyediaan armada dan alat bantu muat
Grabber.

e. Urutan Kegiatan

Berikut ini adalah urutan pelaksanaan kegiatan tebang muat angkut.

1. Penentuan awal giling dengan memperhatikan kesiapan semua


faktor pendukung kegiatan giling tebu, antara lain kesiapan
bagian instalasi, bagian pabrikasi, dan ketersediaan bahan baku
tebu oleh bagian tanaman.
2. Mempersiapkan tenaga tebang (kontrak), yaitu:
- Mandor tebang dan penebang
- Juru tulis tebang
3. Mempersiapkan alat-alat tebang
4. Mempersiapkan sarana tebang dan angkut
- Truk dan lori
- Sarana jalan, jembatan dan rel lori
- Kesiapan emplasemen dan timbangan
5. Mempersiapkan arana administrasi, berupa Surat Perintah
Angkut (SPA). Selain itu juga dipersiapkan administrasi
penggajian penebang, mandor tebang, dan truk angkutan.
6. Melaksanakan proses tebang muat angkut.

26
Dalam melaksanakan proses tebang muat angkut harus
memperhatikan standar dari langkah operasional tebang (LOT).
Adapun standar operasional tersebut diantaranya aialah sebagai
berikut.
1) Kebersihan tempat lasahan.
2) Dongkelan/acohan pangkal tebu dan sisikan.
3) Ditebang lonjoran.
4) Memotong pucukan tebu ± 3 ruas dari pucuk
5) Tebang bersih/srongsongan blabat.
6) Sortasi tebu/sogolan selektif.
7) Tebu dimuat dengan lori/truk harus sehat/rapi.
8) Tebu harus segar.

Gambar 7. Proses TMA

Gambar 8. Proses TMA

27
3 BAB III

4 PEMBAHASAN
Tebu merupakan salah satu komoditas strategis utama yang telah ditetapkan
pemerintah untuk dijadikan produk swasembada. Swasembada merupakan
tantangan besar karena masih ada permasalahan usaha tani di hulu maupun
permasalahan industri di hilir, di samping masalah administrasi birokrasi yang
belum mendukung. Masalah lainnya adalah ketersediaan lahan, kualitas bibit tebu
unggul, dan manajemen usaha tani tebu yang masih belum dapat dipenuhi oleh
pelaku usaha. Hal ini berkontribusi pada rendahnya produktivitas dan kualitas
rendemen gula yang berdampak pada tingginya biaya produksi. Dengan demikian,
perlu adanya pemahaman tentang teknis budidaya tebu dan manajemen usaha tani
yang baik dengan tujuan produksi dan produktivitas yang dihasilkan tercapai
dengan optimal.

Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini bertempat di PT Perkebunan


Nusantara (Persero) Unit Usaha Pabrik Gula Wonolangan yang bertempat di
Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Penggunaan lahan di
Pabrik Gula Wonolangan ini dikategorikan menjadi Tebu Sendiri Tegalan (TST),
Tebu Sendiri Sawah (TSS), Tebu Rakyat Tegalan (TRT), dan Tebu Rakyat Sawah
(TRS). Untuk kebun yang menjadi lokasi praktik berlokasi Dawuhan wetan,
afdeling 5 dengan kategori lahannya ialah Tebu Sendiri Tegalan (TST) yang terdiri
dari lahan tanam baru atau plant cane (PC).

Adapun Pelaksanaan budidaya yang dilakukan pada saat PKL ialah sebagai
berikut ini.

Budidaya Tebu Plant Cane (PC) Tegalan

1) Pengolahan Tanah
Tahapan pelaksanaan pengolahan tanah ialah sebagai berikut ini.
a. Bajak I dan II

28
Bajak I merupakan kegiatan memotong dan membalikkan
tanah dengan arah bajakan searah dengan juringan sedangkan bajak
II ialah kegiatan lanjutan dari bajak I yang bertujuan untuk
mengcancurkan bongkahan tanah hasil dari bajak I, memiliki
kedalaman 35-40 cm menggunakan traktor 90 HP-150 HP dengan
implement Disc Plow 28-32 inci dengan kemampuan 3,5 Ha/hari.

b. Pembuatan Juringan atau Kairan


Juringan atau kairan merupakan tempat ditanamnya tanaman
tebu. Dibuat dengan menggunakan traktor 90-150 HP berimplemen
Furrower kedalaman juring 35-40 cm, PKP minimal 115 cm guna
memberikan ruang bagi traktor dalam kegiatan pemeliharaan
tanaman, terdapat juga variasi lainnya seperti 120 cm, 130 cm dan
135 cm. Untuk kebun bibit umumnya memiliki PKP lebih kecil dari
kebun giling. Adapun panjang juring untuk kategori TST 16 m dan
32 m dengan arah kairan menyesuaikan sumber air dan kemiringan
lahan.

2) Penanaman
Penaman merupakan kegiatan teknis budidaya yang sangat
berpengaruh dalam produktifitas yang ingin dicapai. Adapun urutan
kegiata yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Bibit diklentek, diseleksi, dan dipotong.


b. Dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk ZA, SP36 dan NPK.
c. Ecer bibit.
d. Bibit ditanam dengan overlap
e. Bagal ditutup dengan tanah setebal ± 5 cm.
f. Pengairan dengan cara dileb.
Pada saat dilapangan, penanaman dengan menggunakan bibit
bagal pemotongannya lebih dari 2-3 mata, mata tunas tidak dalam
posisi atas bawah kiri-kanan melainkan kiri-kanan, kurangnya seleksi

29
bibit yang kurang sehat dengan yang sehat seperti adanya bibit yang
berjamur, terdapat penggerek batang bahkan mata tunas yang sudah
rusak. Hal tersebut tentu akan menjadi salah satu penyebab
produktivitas tidak optimal. Selain itu, dipengaruhi oleh ketersediaan
air dan tenaga tanam di lapangan maka proses penanaman dilakukan
secara bertahap, ada yang lahan dan bibit telah diecer, namun belum
juga ditanam karena kurangnya air, terdapat juga jadwal penanaman
yang tertunda akibat ketersediaan tenaga kerja, bahkan terdapat juga
antara yang telah tertanam dengan yang akan ditanam selanjutnya
memiliki interval 2-3 hari.

3) Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan penambahan unsur hara dalam tanah
dengan tujuan menyediakan dan menyiapkan unsur hara agar tersedia
bagi tanaman. Untuk tanaman baru atau Plant Cane dilakukan
sebanyak 2 kali, pupuk I sebagai pupuk dasar bagi tanaman yang
diaplikasikan sebelum penanaman dengan dosis ZA 300 kg/Ha dan SP-
36 200 kg/Ha, dan. Kemudian dilakukan pemupukan II saat tanaman
berumur ± 45 hari dengan dosis ZA 500 kg/Ha dan KCl 200 kg/Ha.

Sedangkan untuk tanaman keprasan atau Ratoon Cane dilakukan


sebanyak dua kali yaitu bersamaan dengan pekerjaan putus akar
ataupun dipupuk secara manual dengan dosis ZA 300 kg/Ha dan SP-36
300 kg/Ha. Kemudian dilakukan pemupukan II dengan dosis ZA 500
kg/Ha dan KCL 100 kg/Ha.

4) Pengairan
Pengairan atau leb adalah kegiatan memberikan air pada area
pertanaman guna menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman tebu,
yang dilakukan setalah pupuk I dan tanam, serta pada saat setelah
pemupukan II. Penyediaan air didapat dari aliran sungai maupun
menggunakan bantuan pompa air, dengan kemampuan leb 5 bak/hari.

30
Namun, dengan adanya keterbatasan waktu pengambilan air setempat,
penyediaan bahan bakar pompa air, dan tenaga leb, maka kemampuan
leb menjadi 3 bak/hari.

5) Pembumbunan
Bumbun 1 bertujuan untuk menggemburkan tanah disekitar
tanaman, memberikan makananan pada tanaman dan untuk menekan
pertumbuhan gulma, bumbun 1 dilakukan pada saat tanaman berumur
30-45 hari menggunakan cara manual yaitu dengan menggunakan
cangul.

6) Pengandalian Hama dan Penyakit

Penyakit Luka Api (Sporisorium scitaminrum) dan hama Tikus


(Rattus argentiventer). Luka api pada tanaman tebu menyerang pada
bagian tunas daun baru. Ciri-ciri tanaman tebu yang terserang luka api
biasanya pada tusan daun baru berwarna hitam, berubah menjadi
seperti cambuk dan berukuran kurang lebih sebesar pensil yang
disebabkan oleh jamur Ustilago scitaminea sydow. Penyakit luka api
mudah tersebar apabila saat musim panas dan angin berhembus
kencang, selain itu apabila saat perawatan (pemupukan atau
pembumbunan) tanaman tebu yang terserang luka api tersenggol, spora
akan terbawa oleh tenaga kerja dan akan tersebar dengan mudah. Untuk
penanganan penyakit luka api harus dilakukan dengan perlahan, yaitu
dengan cara membungkus dengan plastik tanaman tebu yang terkena
luka api lalu tanaman tebu tersebut dicabut, setelah itu dibawa keluar
lahan tebu dan bisa langsung dibakar denga plastiknya.

31
Gambar 9. Penanganan Luka Api

Hama tikus pada tanaman tebu biasanya menyerang pada bagian


batang tebu, yang dimana tikus menggerogoti batang tebu. Untuk
pengendalian hama tikus bisa dengan menggunakan jebak tikus, obat
tikus. Untuk obat tikus biasanya hama tikus yang memakan obat
tersebut langsung cepat bereaksi.

7) Tebang
Tebang merupakan kegiatan memotong batang tanaman yang
sudah mencapai tingkat kemasakan yang optimal. Jumlah tebu yang
ditebang setiap hari ditentukan oleh taksasi maret, luas kebun baik TR
maupun TS dan kapasitas giling yang dimiliki pabrik. Dari data
tersebut akan diketahui lamanya hari giling.

Pelaksanaan tebangan hendaknya memperhatikan standar dari


Langkah Operasional Tebangan (LOT) yang pada intinya ialah
menghendaki hasil tebangan yang bersih dan rata dengan tanah. Alat

32
yang digunakan ialah arit dengan armada angkut berupa truk.
Kemampuan tebangan 1-1,5 ku/orang dengan pelaksanaan tebang
antara tebu dan daduk dipisahkan tempat peletakannya dengan maksud
untuk memudahkan saat memuat kedalam truk.

Pada Pelaksanaannya, tebangan ini masih menyisakan tunggul


yang cukup tinggi, muatan tebu yang kurang bersih dari daduk, serta
masuknya armada angkutan truk ke dalam lahan yang tentunya hal ini
dikhawatirkan akan menurunkan hasil produktivitas menurun.

33
5 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Praktek Kerja Lapang I dan II di Pabrik Gula
Wonolanagan dapat disimpulkan bahwa.

1. Pengolahan lahan di PG Wonolanagan secara semi-mekanisasi


2. Pembersihan daduk dari sisa tebangan di PG Wonolanagan dengan cara
dibakar.

3. Jenis bibit yang digunakan berdasarkan dengan tingkat kemasakan tebu.


Untuk masak awal PS 862, masak tengah HW Merah dan PS 864, serta
masak lambat mengguakan BL.
4. Penanaman bibit di PG Wonolanagan menggunakan bibit pucuk, tengah
dan bagal.
5. Pemeliharaan tanaman di PG Wonolanagan dibedakan menjadi 2 yaitu
PC (Plant cane) dan RC (Ratoon Cane).
6. Untuk hasil tebangan di PG Wonolanagan dimuat dengan armada truk.

B. Saran
1. Untuk MBK disesuaikan dengan kondisi lahan.

2. Harga tebu harus berani bersaing dengan PG lainnya.

3. Untuk pelaksanaan pembibitan bagal harus lebih diperhatikan.

33
6 DAFTAR PUSTAKA

PTPN XI. 2010. Panduan Teknik Budidaya Tebu. Surabaya

Rivae, A. 2014. Petunjuk Tenis Budidaya Tebu. BPTP Lampung. Lampung

34

Anda mungkin juga menyukai