Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM ILMU PEMULIAAN TANAMAN


ACARA IV TEKNIK PERSILANGAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

Oleh:

Nama : Dianti Suciati Utami

Nim : C1M020034

Prodi : Agroekoteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MATARAM

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk lulus
dalam praktikum Ilmu Pemmuliaan Tanaman

Mataram, 14 juni 2022

Coasst Praktikan

Astri SulystyaW Dianti Suciati Utami


(C1M018017) (C1M020034)
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyerbukan sendiri merupakan sebuah proses penyerbukan atau berpindahnya serbuk sari
dari kepala sari menuju ke kepala putik,proses tersebut secara khusus terjadi pada bunga yang
sama atau antar bunga yang berbeda namun masih dalam satu tanaman.Proses penyerbukan yang
terjadi pada antar bunga atau tanaman yang berasal dari perkembangbiakan sebuah tanaman
yang sama akan menghasilkan sebuah hasil yang sama dengan proses penyerbukan antar bunga
dalam satu tanaman. Tanaman yang melakukan proses penyerbukan sendiri disebut dengan
tanaman yang menyerbuk sendiri. Biasanya proses penyerbukan tersebut terjadi saat bunga
belum mulai mekar atau masih dalam kondisi tertutup. Dimana kondisi tersebut seringkali
disebut sebagai penyerbukan tertutup atau kleistogami.

Penyerbukan sendiri adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada kepala putik
bunga itu sendiri. Penyerbukan sendiri tidak menghasilkan keturunan yang bervariasi.
Penyerbukan sendiri dapat dilakukan pada bunga sempurna yaitu tanaman yang memiliki bagian-
bagian bunga yaitu putik dan benang sari. Penyerbukan sendiri dapat dilakukan dengan mudah
oleh tanaman tersebut, akan tetapi tidak sering pula terjadi penyilangan silang akibat dari
jatuhnya tepung sari lain ke kepala putik sebelum terjadi penyerbukan oleh tepungsari tanaman
tersebut. Penyilangan silang dapat menggagalkan penyilangan sendiri, hal tersebut dikarenakan
te[ung sari tanaman lain dapat mudah terbawa dan menempel pada kepala putik dengan bantuan
serangga ataupun angin. Dengan hal tersebut, tanaman menyerbuk sendiri memiliki mekanisme
untuk menghalangi tepung sari tanaman menempel atau menyerbuki tanaman itu sendiri seperti
bunga tidak membuka sebelum terjadi penyerbukan, butir tepung sari luruh sebelum membuka
dan lain sebagainya.

Padi adalah tanaman menyerbuk sendiri sehingga secara alami kondisinya adalah
homozygot-homogen, sedangkan kondisi tanaman hibrida adalah heterozygot-homogen, atau
dalam individu tanaman yang sama konstruksi gen bersifat heterozigot, sedangkan antar individu
tanaman dalam populasi yang sama bersifat homogen. Hal ini yang membedakan antara padi
hibrida dengan padi inbrida. Pada padi inbrida, kondisi tanaman bersifat homozygot homogen
yang memang merupakan sifat alami padi pada umumnya. Padi merupakan komoditas penting
karena sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok. Jumlah
penduduk yang terus meningkat hasus diimbangi dengan peningkatan produksi padi. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi yaitu manajemen budidaya padi
hibrida yang tepat.
1.2 Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini yaitu untuk melatih mahasiswa agar
memahami teknik penyerbukan silang buatan pada tanaman menyerbuk sendiri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada bunga yang sama
atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon yang sama, Prinsip yang
memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri adalah kleistogami yaitu pada
waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai,
padi, tembakau dan lain-lain (Nasir, 2001).

Tanaman menyerbuk sendiri mempunyai arti ekonomi yang penting baik sebagai tanaman
pangan, hortikultura maupun tanaman industri. Tanaman- tanaman ini telah diusahakan petani
sejak ribuan tahun yang lalu dan telah banyak dilakukan usaha-usaha peningkatan produksi
maupun mutu, baik melalui cara bercocok tanam maupun seleksi. usaha perbaikan sifat tanaman
lebih berkembang pesat setelah diperkenalkannya Hukum Mendel, terutama melalui hibridisasi
dan di lanjutkan dengan seleksi. Usaha ini banyak mendatangkan hasil dengan diciptakannya
varietas-varietas unggul baru seperti harapan petani. Tetapi penciptaan varietas tersebut tidaklah
mudah, baik dalam pemilihan tetuamaupun seleksi pada keturunannya (Allard, 2015).

Penyerbukan sendiri terjadi apabila putik dan benangsari berasal dari satu bunga yang sama.
Penyerbukan sendiri dapat dilakukan dengan cara buatan yaitu dengan cara mengumpulkan
serbuk sari dari kepala sari suatu tanaman dan kemudian mengoleskannya atau menaruhnya pada
putik bunga yang sejenis atau bunga pada tanaman yang sama namun belum diserbuki.
Penyerbukan dengan rekayasa manusia sering disebut dengan persilangan sendiri atau selfing
(Welsh, 2001).

Pengetahuan menggenai tanaman menyerbuk sendiri sangat penting bagi seorang pemulia
tanaman karena diperlukan saat perakitan varietas. Perakitan varietas sangat ditentukan oleh
sistem penyerbukan ataupun cara perkembangbiakan tanaman. Metode untuk tanaman
menyerbuk sendiri berbeda dengan metode untuk tanaman menyerbuk silang. Metode yang
dikembangkan secara seksual berbeda dengan yang dikembangkan secara aseksual (Matondang,
2013).

Hibridisasi adalah persilangan antar tanaman (dalam spesies sama) yang memiliki sifat-sifat
genetik yang berbeda. Tujuan diadakannya proses hibridisasi adalah agar menghasilkan
perpaduan genetik antara kedua tanaman sehingga diharapkan akan menghasilkan rekombinasi
baru. Secara genetik, persilangan akan menaikkan persentase heterosigositas dan variansi
genetik. Tujuan lain persilangan adalah pembentukan bangsa baru, grading up, dan pemanfaatan
heterosis. Melakukan persilangan harus betul-betul diperhatikan keunggulan dan kelemahan dari
kedua tetua yang akan disilangkan serta tujuan yang ingin dicapai. Selain itu hal penting dalam
melakukan persilangan yaitu menjaga kelestarian plasma nutfah (James, 2011).
Hibridisasi termasuk salah satu metode yang ada dalam pemuliaan tanaman dengan tujuan
memperoleh kombinasi genetik yang diinginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua yang
berbeda genotipenya. Hibridisasi merupakan perkawinan antara berbagai varietas atau spesies
diharapkan dapat menghasilkan kombinasi baru genetika dari tanaman tetua yang diharapkan
sifat unggulnya. Salah satu macam hibridisasi yaitu hibridisasi menyerbuk sendiri. Hibridisasi
jenis ini dilakukan pada tanaman yang memiliki tipe penyerbukan sendiri. Penyerbukan yang
terjadi pada tanaman dapat digunakan sebagai dasar untuk dilakukannya proses hibridisasi.
Penyerbukan merupakan proses bertemunya antara serbuk sari dengan kepala putik, jika proses
ini berhasil maka akan menghasilkan biji (Novitasari, 2017)

Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan antara lain melalui polinasi, polinasi atau
persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua atau induknya sedemikian
rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki keturunannya, Sebagai dari hasil polinasi adalah
timbulnya keragaman geneti. yang tinggi inilah pemuliaa tanaman yang akan memilih tanaman
yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan,'ersilangan merupakan salah satu cara
untuk menghasilkan rek/mbinasi gen, secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara
memindahkan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua baik pada
tanaman yang menyerbuk sendiri ataupun pada tanaman yang menyerbuk silang (Darjanto,
2014).
BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan pada hari sabtu 28 mei 2022 pukul 07.00 WITA, yang
dilaksanakan di green house, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu beberapa varietas tanaman padi yang
siap disilangkan, dan adapun alat yang digunakan dalam praktikum yaitu pinset, gunting,
steples, bulu ayam, alat tulis menulis, dan kertas pembungkus/kantung.

3.3. Prosedur Kerja:


Adapun langka-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:

1. Ditanam dan pelihara berbagai varietas padi yang memiliki perbedaan sifat antar
varietas tinggi
2. Ditentukan varitas yang berfungsi sebagai jantan dan betina
3. Dipilih bunga betina pada beberapa tingkat perkembangan
4. Dilakukan emaskulasi/kastrasi pada tetua /bunga betina pada sore hari dimulai sekitar
pukul 15.00 dengan memilih bunga yang telah keluar sepertiga bagian, malai yang
terpilih sebagai tetua betina dijarangkan bunganya, ditinggalkan 15 – 20 bungan pada
bagian tengah malai. Kastrasi dapat juga dilakukan pada pagi hari ketika akan
dilaksanakan persilangan.
5. Kemudian kastrasi dilakukan pada bunga yang benang sarinya berada pada bagian tengah
bunga
6. Bunga (sekam) dipotong sepertiga bagian diujung dengan arah miring
7. Kemudian benang sari yang berjumlah 6 buah dikeluarkan dengan pinset
8. Selajutnya malai yang masih dalam sekam (lema dan palea) dikerodong dengan kertas
minyak untuk menghindari terjadinya penyerbukan dengan tanaman yang tidak
dikehendaki.
9. Penyerbukan dilakukan keesokan harinya (mulai pukaul 6.30 sampai pukul 11.00)
dengan cara mengambil malai dari tetua jantan yang di letakan pada cawan , kemudian
dari malai tersebut dikeluarkan tepungsarinya kemudian dilakukan penyerbukan kepada
tetua betina (Tanaman yang telah dikastrasi
10. Malai yang telah diserbuki ditutup kembali dengan kertas minyak untuk menghindari
penyerbukan dari bunga lain. Diberi tulisan pada kertas pembungkus berupa tanggal
penyerbukan dan nama tetua jantannya.
11. Keberhasilan penyerbukan akan tampak setelah satu minggu dengan munculnya
tonjolan beras pada lema dan palea, dan panen dapat dilakukan pada umur 3 –4 setelah
penyerbukan dilakukan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel pengamatan : Tanaman padi menyerbuk sendiri


Tetua Tetua Tanggal Jumlah bunga Persentase Tangal panen
jantan betina hibridisa yang keberhasilan
si disilangkan

R DN 28, mei 15 0% 9
2022

a. Tetua jantan yang digunakan : R


b. Tetua Betina yang digunakan: DN
c. Kapan emaskulasi dilakukan : Pada saat setelah buah padi dipotong sedikit bagian atas
d. Jelaskan cara emaskulasi : Setelah buah padi dipotong sedikit bagian atasnya maka
selanjutnya dilakukan estimasi yaitu pengangkatan serbuk sari dari padi dengan
mengunakan jarum pentul, jarum pentul tadi basahi sedikit dengan air atau tempelkan
jarum pentul pada air agar serbuk sari mudah diangkat atau dikeluarkan, kemudian lakukan
pengangkatan sermbuk sari secara hati-hari agar mencegah terbelahnya kedua sisi padi
e. Kapan penyerbukan dilakukan : Penyerbukan dilakukan pada saat pagi hari
f. Jelaskan cara pelaksanaannya : Pelaksanaanya dilakukan pada pagi hari dengan
mengunakan tanaman padi yang belum terisi bulir atau belum melakukan penyerbukan,
Persilangan dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti pinset, gunting, steples, bulu
ayam, alat tulis menulis, kertas pembungkus/kantung dan tanaman padi, kemudian gunting
malai padi yang belum dibuahi tersebut lalu keluarkan benang sari dengan pinset,
kemudian dilakukan penyerbukan dengan mengambil malai dari tetua jantan yang akan di
letakan pada cawan , kemudian dari malai tersebut dikeluarkan tepungsarinya, setelah itu
dilakukan penyerbukan kepada tetua betina (Tanaman yang telah dikastrasi) , lalu setelah
itu padi ditutup dengan kertas minyak dan ditandai dengan mengikatkan benang.
4.2. Pembahasan

Pada praktikum ini dari 15 percobaan persilangan yang dilakukan tidak ada yang berhasil
berkembang, hal itu dapat dilihat dari tidak terisinya lemma dan palea atau tidak terdapat bulir
pada padi yang dicoba silangkan. Hal tersebut dikarenakan oleh minimnya pengalaman praktikan
sehingga terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi dan menyebabkan persilangan gagal.

Keberhasilan dan ketidak berhasilan suatu persilangan disebabkan oleh self incompability,
intensitas polinasi serta cuaca saat melakukan polinasi, keberhasilan persilangan merupakan
indicator dalam menentukan kompabilias antara tetua persilangan. Terdapat kecendrungan
bunga yang dihasilkan akan gugur dan tidak dapat membentuk buah. Kemudian juga jumlah
polen yang digunakan sangat mempengaruhi keberhasilan proses polinasi.
Penyerbukan silang buatan sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena pada pagi hari
merupakan kondisi yang optimum untuk melakukan penyerbukan serta untuk menghindari
kepala putik masak sehingga putik sari tidak masuk kekepala putik, jika kepala putik masak
maka penyerbukan yang akan kita lakukan tidak akan berhasil oleh karena itu dipilihlah untuk
penyerbukan itu pada pagi hari.
Iklim merupakan salah satu komponen ekosistim dan factor produksi yang sangat dinamik
dan sulit untuk dikendalikan. Bahkan, iklim/cuaca sering menjadi factor pembatas produksi
pertanian, karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka, cuaca tidak menentu antara panas
dan hujan saat ini dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman misalnya saja pada tanaman padi
di sawah, pada saat memasuki masa penyerbukan kondisi cuaca yang banyak turun hujan hingga
petengahan tahun, sangat memengaruhi proses penyerbukan. Jika penyerbukan gagal maka
tanaman padinya akan hampa atau tidak ada isinya. Tingginya curah hujan juga membuat
tanaman padi yang siap memasuki masa penyerbukan roboh sehingga mengganggu proses
penyerbukan. Pada saat hujan juga seringkali tidak terdapat sinar matahari yang cukup untuk
fotosintesis dan hal itu akan menghambat proses fotosintesis dan membuat buah hasil
penyerbukan gagal.
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada pelaksanaan praktikum ini yaitu sebagai
berikut :

1. Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada bunga yang
sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon yang sama.
2. Penyerbukan sendiri pada tanaman padi dapat dilakukan dengan cara buatan yaitu dengan
cara mengumpulkan serbuk sari dari tanaman padi varietas lain kemudian menaruhnya
pada putik varietas padi yang berbeda.
3. Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pengetahuan pemulia mengenai struktur
bunga, waktu berbunga, saat bunga mekar, kapan bunga betina siap menerima bunga
jantan(tepung sari), dan tipe penyerbukan(sendiri atau silang).
4. Keberhasilan persilangan akan meningkat apabila tetua yang digunakan dan kombinasi
persilangannya tepat.

5.2. Saran
Untuk mendapatkan keberhasilan pada praktikum penyerbukan ini sebaiknya praktikan
lebih hati-hati dalam melakukan pengerbukan agar tidak merusak tanaman dan lebih mengenal
lagi cara pelaksanaan serta struktur praktikum yang baik agar tidak terjadi kegagalan.
DAFTAR PUSTAKA

Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi


Departemen Pendidikan Nasional. Jakarata

Allard, R. 2015. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta

Welsh, R. 2001 Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Erlangga. Jakarta

Lubis. 2013. Pembungaan, Penyerbukan dan Pembuahan Tanaman..

James. 2011. Pembentukan dan produksi Varietas Hibrida. Puslitbangtan, Bogor.

Novitasari, L. 2017. Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman. Acara III Hibridisasi Tanaman
Menyerbuk Sendiri.

Darjanto. 2014. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan.
Gramedia, Jakarta
LAMPIRAN

Gambar 1.1. Tanaman padi yang belum Gambar 1.2. Proses pemotongan
menyerbuk lemma dan palea

Gambar 1.3. Proses pengeluaran Gambar 1.4. Proses pemasukan serbuk


serbuk sari (emaskulasi) sari dari varietas jantan R

Gambar 1.5. Hasil persilangan tanaman


padi menyerbuk sendiri yang gagal

Anda mungkin juga menyukai