Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN EMOSI

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Perkembangan Peserta Didik

Yang diampu oleh Ibu Rizka Apriani, S.Pd.,


M.Pd.

Anggota kelompok:
Mukhammad Miftakhul As’adi (190533646838)

Muhammad Ricky Perdana Putra

(190533646812) Nanang Agung Prayogo

(190533646874)

Putro Fajar Romadhon


(190533646897) Umi Lailatul
Khasanah (190533646851) Viananda
Salmaresty (190533646802)

UNIVERSITAS NEGERI

MALANG FAKULTAS TEKNIK

S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi


dengan memberikan idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian perkembangan emosi..........................................................................................6
2.2 Proses perkembangan emosi..................................................................................................6
2.3 Tahap-tahap perkembangan emosi.....................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................16
3.1 Implikasi perkembangan emosi peserta didik terhadap cara mengajar guru..........16
3.2 Permasalahan perkembangan emosi peserta didik SD, SMP/MTS,
SMA/MAN/SMK, Dewasa dan Lanjut Usia, dan ABK...............................................18
3.2.1 Permasalahan emosi peserta didik SD/MI........................................................18
3.2.2 Permasalahan emosi peserta didik SMP/MTS.................................................19
3.2.3 Permasalahan emosi peserta didik SMA/MA/SMK.......................................20
3.2.4 Permasalahan emosi orang dewasa....................................................................21
3.2.5 Permasalahan emosi orang lanjut usia............................................................... 22
3.2.6 Permasalahan emosi ABK...................................................................................22
3.3 Solusi permasalahan perkembangan emosi peserta didik SD, SMP/MTS,
SMA/MAN/SMK, Dewasa dan Lanjut Usia, dan ABK...............................................23
3.3.1 Solusi permasalahan emosi anak SD/MI..........................................................23
3.3.2 Solusi permasalahan emosi anak SMP/MTS...................................................24
3.3.3 Solusi permasalahan emosi anak SMA/MA/SMK......................................... 25
3.3.4 Solusi permasalahan emosi orang dewasa........................................................25
3.3.5 Solusi permasalahan emosi orang usia lanjut....................................................26
3.3.6 Solusi permasalahan emosi ABK.......................................................................27
BAB IV...............................................................................................................................................28
4.1 Simpulan..................................................................................................................................28
4.2 Saran.........................................................................................................................................28
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh
lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami
karena keunikannya. Dengan keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri
dan berbeda dengan makhluk apapun, juga dengan sesamanya. Pada masa ke
masa setiap orang akan mengalami perkembangan mulai dari bayi hingga usia
lanjut pasti banyak perkembangan-perkembangan yang akan mereka lalui.
Salah satunya adalah perkembangan emosi. Kadang mereka merasa marah,
sedih, malu,benci dan masih banyak lagi. Karena setiap manusia mempunyai
keunikan masing masing pastinya perkembangan semosi setiap individu
pastinya berbeda, dan cara mereka mengatasi permasalahan perkembangan
emosi juga pasti berbeda. Kadang peran kita sebagai guru, orang tua, bahkan
masyarakat pun sangat membantu dalam menghadapi perkembangan emosi
mereka.
Selanjutnya, latar belakang penulisan makalah ini untuk tugas mata
kuliah perkembangan peserta didik.

1.2 Rumusan masalah


Makalah ini membahas beberapa masalah berkaitan dengan
perkembangan emosi peserta didik hingga orang dewasa serta anak
berkebutuhan khusus (ABK). Maka, rumusan masalah sebagai berikut;

1. Bagaimana implikasi perkembangan emosi terhadap cara mengajar guru?


2. Apa saja permasalahan emosional yang dihadapi oleh peserta didik SD,
SMP/MTS, SMA/MAN/SMK, dewasa dan lanjut usia, dan ABK?
3. Bagaimana solusi permasalahan emosional peserta didik SD, SMP/MTS,
SMA/MAN/SMK, dewasa dan lanjut usia, dan ABK?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui implikasi perkembangan emosi terhadap cara mengajar guru
2. Mengetahui permasalahan emosional yang dihadapi oleh peserta didik SD,
SMP/MTS, SMA/MAN/SMK, dewasa dan lanjut usia, dan ABK?
3. Mengetahui solusi permasalahan emosional peserta didik SD, SMP/MTS,
SMA/MAN/SMK, dewasa dan lanjut usia, dan ABK?
BAB II
LANDASAN
TEORI

2.1 Pengertian perkembangan emosi


Setiap manusia pasti mengalami perkembangan emosional, semakin
bertambah usia maka semakin berkembang pula sisi emosionalnya. Emosi
yang biasa dialami oleh seseorang ialah berupa rasa senang, sedih, kesal,
frustasi, rasa bersalah, terharu, rasa cinta, cemburu, takut, dan rasa khawatir.

Menurut English and English emosi adalah “a complex feeling state


accompained by characteristic motor and glandular activities” artinya suatu
keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar
dan motoris.

Sarlito Wirawan berpendapat bahwa emosi adalah setiap keadaan pada


diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal)
maupun pada tingkat yang luas (mendalam).

Sedangkan perkembangan menurut Reni Akbar Hawadi, perkembangan


adalah proses perubahan dari potensi yang dimiliki oleh individu dan tampil
dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru, mencakup saat
pembuahan sampai pada kematian.

Menurut Aliyah B. Purwakania, perkembangan menunjukkan adanya


tahapan, pola, prinsip, aspek, dan faktor yang terlibat dalam perkembangan
manusia.

Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa


perkembangan emosional adalah proses perubahan dari potensi yang dimiliki
oleh manusia yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal)
maupun pada tingkat yang luas (mendalam).

2.2 Proses perkembangan emosi


Dalam KBBI, definisi proses adalah runtunan perubahan (peristiwa)
dalam perkembangan sesuatu. Perkembangan emosi juga memerlukan waktu
untuk berkembang dan menuju pada kesempurnaan. Berikut ini adalah proses
perkembangan emosi dalam menuju kematangan :

a. Infant (Masa Bayi) - Usia 0-2 Tahun


Pada fase bayi, mereka akan membutuhkan belajar banyak hal
dan mengetahui lingkungannya dengan familiar. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, perlakuan yang di dapat pada usia ini akan
memiliki peran penting dalam pembentukan rasa percaya diri
mereka. Pada minggu 3-4 usia anak, mereka akan mulai
menunjukkan senyumnya ketika merasa nyaman berada di
lingkungannya. Dan di minggu ke-8, mereka akan selalu tersenyum
pada orang-orang disekitarnya. Pada bulan ke-4 hingga ke-8. anak
akan mulai belajar untuk mengekspresikan emosi di dalam diri
mereka seperti marah, takut, gembira, hingga takut.
Pada usia 12-15 bulan, anak akan merasakan ketergantungan
yang semakin besar pada orang-orang yang merawatnya. Mereka
akan merasa tidak nyaman bila ada orang asing yang
menghampirinya. Pada usia mencapai 2 tahun, anak mulai pandai
meniru reaksi emosi yang diperlihatkan oleh orang-orang di
sekitarnya.
b. Masa Balita – Usia 2-5 Tahun
Pada usia antara 2 sampai 3 tahun anak mulai mampu
mengekspresikan emosinya dengan bahasa verbal. Anak mulai
beradaptasi dengan kegagalan, anak mulai mengendalikan prilaku
dan menguasai diri. Usia 3-5 tahun anak mulai mempelajari
kemampuan untuk mengambil inisiatif sendiri. Anak mulai belajar
dan menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan anak lain,
bergurau dan melucu serta mulai mampu merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain. Pada fase ini untuk pertama kali anak
mampu memahami bahwa satu peristiwa bisa menimbulkan reaksi
emosional yang berbeda pada beberapa orang. Misalnya suatu
pertandingan akan membuat pemenang merasa senang, sementara
yang kalah akan sedih.
• Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun
kepakaan dirinya.

• Anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana


mereka nantinya, dan kemana mereka menuju dalam
kehidupannya (menuju tahap kedewasaan).

• Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan


status sebagai orang dewasa –pekerjaan dan romantisme,
misalnya, orangtua harus mengizinkan remaja menjelajahi
banyak peran dan jalan yang berbeda dalam suatu peran khusus.

• Jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara


yang sehat dan positif untuk diikuti dalam kehidupan, identitas
positif akan dicapai.

• Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja


tidak secara memadai menjajaki banyak peran, jika jalan masa
depan positif tidak dijelaskan, maka kebingungan identitas
merajalela.

• Namun bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka


eksplorasi personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan control
dirinya akan muncul dalam tahap ini.

• Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan


hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap
diri dan masa depannya.

f) Tahap 6. I ntimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan)

• Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun)

• Erikson percaya tahap ini penting, yaitu tahap seseorang


membangun hubungan yang dekat dan siap berkomitmen
dengan orang lain.

• Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan


hubungan yang komit dan aman.
• Erikson percaya bahwa identitas personal yang kuat penting
untuk mengembangkan hubungan yang intim. Penelitian telah
menunjukkan bahwa mereka yang memiliki sedikit kepakaan
diri cenderung memiliki kekurangan komitemen dalam menjalin
suatu hubungan dan lebih sering terisolasi secara emosional,
kesendirian dan depresi.

• Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan


dan jarak dalam interaksi dengan orang.

g) Tahap 7. Generativity vs Stagnation (bangkit vs stagnan)


• Terjadi selama masa pertengahan dewasa ( 40an s/d 50an tahun).

• Selama masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya


berfokus terhadap karir dan keluarga.

• Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa
mereka berkontribusi terhadap dunia dengan partisipasinya di
dalam rumah serta komunitas.

• Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak


produktif dan tidak terlibat di dunia ini.

h) Tahap 8. I ntegr ity vs depair (integritas vs putus asa)


• Terjadi selama masa akhir dewasa (60an tahun)

• Selama fase ini cenderung melakukan cerminan diri terhadap


masa lalu.

• Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa
hidupnya percuma dan mengalami banyak penyesalan.

• Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa

• Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat


mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah
dialami.

• Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat


menghadapi kematian.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Implikasi perkembangan emosi peserta didik terhadap cara mengajar


guru
Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik dituntut
untuk benar-benar memahami mengenai segala bentuk perilaku, baik itu
perilakunya sendiri ataupun perilaku orang-orang yang terlibat dalam tugasnya
termasuk perilaku peserta didik. Hal ini dimaksudakan agar guru mampu
menerapkan kewajiban dan perannya dengan efektif, efisien dan bermanfaat
nyata dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah sebagai tempat dia
mengajar.
Berikut adalah beberapa peran guru dalam psikologi perkembangan:
1. Membuat konsep yang tepat
Konsep seperti apa yang dimaksud? Konsep disini adalah be
rarti konsep perkembangan dalam mewujudkan tujuan pendidikan
dan pengajaran di masing-masing kelas.
2. Strategi yang tepat
Guru harus memahami psikologi pendidikan atau psikologi
perkembangan, tepat mengambil strategi aau cara pengajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik, segala bentuk metode be
lajar dan gaya belajar yang sedang dihadapi siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau konseling
Seorang guru mampu memberikan saran psikologis yang te
pat dan benar yakni dengan menumbuhkan hubungan interprsonal
Anda dalam suasan keakraban antar individu satu dengan individu
lainnya.
4. Memberikan fasilitas dan mendorong motivasi belajar
Memfasilitasi merupakan usahan untuk meningkatkan segal
a bentuk potensi yang dimiliki oleh siswa antara lain bakat, intele
gensi dan minat. Lain halnya dnegan memotivasi berarti usaha gur
u untuk memberikan pacuan semangat kepada siswanya dalam me
ncapai sesuatu seperti prestasi dalam belajar.
5. Suasana belajar kondusif
Belajar akan lebih efektif jika terjadi di dalam suasana yang
kondusif.
6. Lebih cepat tanggap dan berinteraksi
Guru dengan memiliki pemahaman psikologi yang baik aka
n lebih bisa membaca segala sesuatu yang terjadi pada peserta didi
k.
7. Menilai dengan adil
Psikologi yang baik juga akan mengarahkan guru dalam me
mberikan penilaian secara adil baik itu dari segi teknis penilaian, b
entuk-bentuk prinsip penilaian guru terhadap siswa hingga pada p
enentuan hasil-hasil pendidikan.
8. Menguasai bahan materi
Dengan memiliki pemahaman psikologi yang baik, guru aka
n lebih bertanggung jawab untuk mempersiapkan segala bentuk m
ateri sehingga peserta didik dapat lebih mudah untuk menerima da
n memahami materi yang disampaikan.
9. Memiliki pengetahuan yang luas
Guru seyogyanya juga harus memiliki pengetahuan yang lu
as dalam segala topik permasalahan terbaru atau terupdate pada sa
at itu. Sebab, siswa yang memiliki pemikiran kritis tidak segan ak
an lebih banyak bertanya apalagi yang berkaitan dengan ilmu peng
etahuan yang baru.
10. Sebagai mediator yang baik
Selain pengetahuan yang luas akan segala hal, guru yang me
miliki pemaham psikologi yang baik juga akan menguasai media p
endidikan. Media pendidikan adalah alat bantu komunikasi agar p
roses pembelajaran lebih efektif dan peserta didik dapat menangka
p dengan jelas maksud dari materi yang diajarkan.

Demikian peran guru dalam psikologi perkembangan. Kita dapat menyi


mpulkan bahwa guru bukan hanya sekedar memberikan pelajaran atau materi
namun guru dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkan faktor-faktor d
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Manusia yang selalu bertumbuh dan berkembang sejak masa prenatal
merupakan suatu anugerah Sang Mahakuasa. Kita sebagai makhluk yang
lemah sudah semestinya selalu bersyukur kepada-Nya.

Perkembangan emosi adalah momen dimana setiap manusia pasti


mengalami. Setiap tahapan perkembangan emosi memiliki beberapa masalah.
Hal itu wajar karena logikanya ketika kita akan naik kelas maka aka nada ujian
terlebih dahulu. Hal ini juga berlaku pada perkembangan emosi. Tapi, setiap
masalah yang ada didunia ini pasti ada solusinya. Jadi, tinggal bagaimana cara
kita menyikapi.

Masalah dalam perkembangan emosi yang dialami ketika menjadi anak,


remaja, usia lanjut, serta ABK membuat seseorang yang memiliki kematangan
yaitu orang dewasa harus mengerti dan mau membantu.

4.2 Saran
Setiap tahapan perkembangan sebaiknya harus ada pendampingan dan
seorang penasehat yaitu orang tua dan guru. Keduanya merupakan kunci
seorang anak dalam meraih kematangan emosi, maka dari itu mereka harus
peduli dan peka dalam mengamati perkembangan emosi anak.

Dengan makalah ini setidaknya kita dapat mengetahui gambaran umum


dan sederhana bagaimana perkembangan emosi seseorang sehingga kita dapat
mengatasi serta menemukan bagaimana cara yang terbaik dalam
menghadapinya.
DAFTAR RUJUKAN

Harari, Yuval Noah. 2011. Sapiens. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Martani, Wisnu. 2012. Metode Stimulasi dan Perkembangan Emosi Anak Usia
Dini. Jurnal Psikologi, 39, 112 – 120.

Mulyana, Edi Hendri., dkk. 2017. Kemampuan Anak Usia Dini Mengelola
Emosi Diri Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi Dwp Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya. Jurnal PAUD Agapedia, 1, 214-232.

Prawitasari, Johana E. 1994. Aspek Sosio-Psikologis Lansia di Indonesia. Jurnal


UGM. 1, 27-34.

Amin, Saiful. (2012). ”Perkembangan Emosi Siswa SMP”.

Dalam https://pakgurusaiful.blogspot.com/

Dra. Sri Winarsih, DKK. (2013). “Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan


Khusus Bagi Pendamping”.

Dalam https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/b3401-panduan-
penanganan-abk-bagi-pendamping-_orang-tua-keluarga-dan-
masyarakat.pdf

Elvinov, Anhar. (2015). “ Perkembangan Emosi Anak SD”.


Dalam http://anharelvinov.blogspot.com/

Febri, Fitri. (2017). “10 Peran Guru Dalam Psikologi Perkembangan”.


Dalam https://dosenpsikologi.com/

Hesti Gustina, DKK. (2014). “Masalah Perkembangan Anak SMA”.


Dalam http://hertigustin.blogspot.com/

Malik, Muhammad Abdul. (2014). “Perkembangan Emosi Remaja”.


Dalam https://imammalik11.wordpress.com/

Mares, Barnet. (2018). “Perkembangan Emosi Usia Dewasa Dalam Tahap


Perkembangan”.
Dalam https://dosenpsikologi.com/
Rento, Devinta. (2018). “15 Cara Mengatasi Gangguan Sosial Emosional Anak
Usia Dini”.
Dalam https://dosenpsikologi.com/

Ryannie, Surya. (2010). “Masalah-Masalah Siswa Di SD”.


Dalam https://suryannie.wordpress.com/

Savitra, Khanza. (2017). “Psikologi Lansia – Perkembangan – Faktor”.


Dalam https://dosenpsikologi.com/

Suharyanto, Arby. (2018). “13 Gangguan Emosi Pada Anak Berkebutuhan


Khusus yang Wajib Diketahui”.
Dalam https://dosenpsikologi.com/

Anda mungkin juga menyukai