Anda di halaman 1dari 13

Pengertian , Tujuan ,

Karakteristik dan Ruang


lingkup Syariat
Kelompok 12 :
1. Maysa Amanda Alifia (22540064)
2. Relix Tobing ( 22540066)
3. Aisyah Nurhayati (22540071)

Dosen
Muh . Faruq Hanafi S.Pd. I, M. Pd
Pengertian Syariat
Kata Syariat berasal dari akar kata syara’a bermakna
“jalan menuju air”, “adat kebiasaan”, dan “agama”.

sedangkan menurut istilah, Syariat adalah jalan yang


jelas yang ditunjukkan Allah Swt kepada umat manusia.
Jalan ini berupa hukum dan ketentuan dalam agama
Islam, yang bersumber dari al-Quran, dan hadis Nabi
Muhammad SAW
Tujuan Syariat
1. MELINDUNGI JIWA
Syariat Islam sangat melindungi keselamatan jiwa seseorang dengan
menetapkan sanksi hukum yang sangat berat, contohnya hukum “qishash”.
2. MELINDUNGI HARTA
Yakni dengan membuat aturan yang jelas untuk bisa menjadi hak setiap orang
agar terlindungi hartanya di antaranya dengan menetapkan hukum potong tangan
bagi pencuri. “Laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Qs. Al Maa-
idah, 5:38).
3. PERLINDUNGAN TERHADAP KETURUNAN
Islam sangat melindungi keturunan di antaranya dengan
menetapkan hukum “Dera” seratus kali bagi pezina ghoiru
muhshon (perjaka atau gadis) dan rajam (lempar batu) bagi pezina
muhshon (suami/istri, duda/janda). Firman Allah SWT :
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan
hari akhirat dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman” (An
Nuur, 24:2).
4. MELINDUNGI AKAL
Permasalahan perlindungan akal ini sangat menjadi perhatian Islam. Bahkan dalam
sebuah hadits Rasulullah Saw menyatakan, “Agama adalah akal, siapa yang tiada
berakal (menggunakan akal), maka tiadalah agama baginya”. Oleh karenanya,
seseorang harus bisa dengan benar mempergunakan akalnya. Seseorang yang tidak
bisa atau belum bisa menggunakan akalnya atau bahkan tidak berakal, maka yang
bersangkutan bebas dari segala macam kewajiban-kewajiban dalam Islam.

5. MELINDUNG RASA AMAN SESEORANG


Dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang harus aman dari rasa lapar dan takut.
Sehingga seorang pemimpin dalam Islam harus bisa menciptakan lingkungan yang
kondusif agar masyarakat yang di bawah kepemimpinannya itu “tidak mengalami
kelaparan dan ketakutan”. Allah SWT berfirman: “Yang telah memberi makanan kepada
mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” (QS. Al
Quraisy, 106:4).
6. MELINDUNGI KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA
Islam menetapkan hukuman yang keras bagi mereka yang mencoba melakukan “kudeta”
terhadap pemerintahan yang sah yang dipilih oleh ummat Islam “dengan cara yang
Islami”. Bagi mereka yang tergolong Bughot ini, dihukum mati, disalib atau dipotong
secara bersilang supaya keamanan negara terjamin (QS. Al Maa-idah, 5:33). Juga
peringatan keras dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi Saw menyatakan,
“Apabila datang seorang yang mengkudeta khalifah yang sah maka penggallah lehernya”.

7. MELINDUNGI KEHORMATAN SESEORANG


Termasuk melindungi nama baik seseorang dan lain sebagainya, sehingga setiap orang
berhak dilindungi kehormatannya di mata orang lain dari upaya pihak-pihak lain
melemparkan fitnah, misalnya. Kecuali kalau mereka sendiri melakukan kejahatan.
Karena itu betapa luar biasa Islam menetapkan hukuman yang keras dalam bentuk
cambuk atau “Dera” delapan puluh kali bagi seorang yang tidak mampu membuktikan
kebenaran tuduhan zinanya kepada orang lain.
Karakteristik Syariat
1. BERASAL DARI ALLAH
Meski hal ini suatu yang sangat jelas, tapi kerap dilupakan. Hamzah
mengatakan syariat tidak dibuat oleh orang dan bukan pula
pengalaman orang. "Petunjuk, aturan, dan ajarannya berasal dari
Allah," kata Hamzah.

2. KOMPREHENSIF
Hamzah mengatakan syariat adalah pedoman komprehensif yang
mempertimbangkan semua aspek kehidupan manusia. Syariat
memberikan kita bimbingan sejak hari kelahiran hingga hari kematian.
3. SEIMBANG DAN MODERAT
Syariat memberikan pedoman yang menyimbangkan antara tubuh dan jiwa, antara
akal dan emosi, antara kehidupan sekarang dan kehidupan akhirat. Syariat
menyeimbangkan antara teori dan kenyataan, antara berpikir dan bertindak, antara
yang tak terlihat dan yang tampak. Syariat juga mempromosikan kebebasan, namun
memerintahkan tanggung jawab.
4. MEMBEBASKAN DARI BEBAN
Salah satu atribut penting dari syariat adalah ia datang untuk mempermudah dan
menghilangkan beban. Nabi digambarkan dalam Alquran sebagai orang yang:
"Menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang
menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk
bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka." (Al-A'raf 7:157).
5. SINERGIS
Syariat menciptakan sinergi antara orang-orang, di mana mereka saling membantu
untuk mempromosikan yang baik dan menghapus yang jahat. Syariat juga
membangun sinergi antara orang dan kepemimpinan mereka di semua tingkatan.
Ruang lingkup Syariat

1. Ibadah yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan


Allah SWT (ritual), yang terdiri dari :
a. Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat, puasa, dan
haji.
b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam
--Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudlu, mandi, tayamum, pengaturan
menghilangkan najis, peraturan air, istinja, adzan, qomat, I‟tikaf, do‟a, sholawat,
umroh, tasbih, istighfar, khitan, pengurusan mayit, dan lain-lain.
-Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah, wakaf, fidyah, hibbah,
dan lain-lain.
2. Muamalah, yaitu
peraturan yang mengatur hubungan
seseorang dengan yang lainnya dalam hal tukar-menukar harta
(َjual beliَ), diantaranya : dagang, pinjam-meminjam, sewa-
menyewa, kerja sama dagang, simpanan, penemuan,
pengupahan, rampasan perang, utang-piutang, pungutan,
warisan, wasiat, nafkah, titipan, jizah, pesanan,dan lain-lain.

3. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan


seseorang dengan orang lain dalam hubungan berkeluarga
(nikah, dan yang berhubungan dengannya), diantaranya :
perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusunan,
memelihara anak, pergaulan suami istri, mas kawin, berkabung
dari suami yang wafat, meminang, khulu‟, li‟am dzilar, ilam
walimah, wasiyat, dan lain-lain.
4. Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya :
qishsash, diyat, kifarat, pembunuhan, zinah, minuman keras, murtad,
khianat dalam perjuangan, kesaksian dan lain- lain.

5. Siyasat, yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan


(politik), diantaranya : ukhuwa (persaudaraan) musyawarah
(persamaan), 'adalah (keadilan), ta‟awun (tolong menolong), tasamu
(toleransi), takafulul ijtimah (tanggung jawab sosial), zi‟amah
(kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.
6. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi,
diantaranya : syukur, sabar, tawadlu, (rendah hati), pemaaf,
tawakal, istiqomah (konsekwen), syaja‟ah (berani), birrul
walidain (berbuat baik pada ayah ibu), dan lain-lain.

7. Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan, minuman,


sembelihan, berburu, nazar, pemberantasan kemiskinan,
pemeliharaan anak yatim, mesjid, dakwah, perang, dan lain-
lain.
Sekian terimakasih

Anda mungkin juga menyukai