MODUL 08
MODEL-MODEL
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
DISUSUN OLEH
SUMARTONO, S.Sos., M.Si
Setiap mahluk hidup, baik itu hewan, tumbuhan dan tentunya manusia perlu
berkomunikasi dengan indvidu atau kelompok individu lainnya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Manusia perlu berkomunikasi dengan sesamanya, untuk
menunjukkan eksistensi dirinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dilain pihak, kita
juga mengetahui bahwa masyarakat merupakan kumpulan individu yang memiliki
latar budaya yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian,
pada dasarnya komunikasi dan budaya tidak dapat dipisahkan.
Komunikasi antar budaya membicarakan metoda-metoda, variasi langkah
dan cara yang digunakan manusia untuk berkomunikasi lintas sosial dengan
sesamanya. Komunikasi antar budaya menyangkut komunikasi antar individu,
individu dengan kelompok, kelompok dengan individu atau antar kelompok yang
memiliki latar kebudayaan yang berbeda. Misalnya berbeda ras, suku, etnik,
ataupun kelas sosial
Kebudayaan yang berbeda menciptakan perbedaan pengalaman, nilai dan
cara pandang seseorang terhadap dunia. Hal tersebut akan mempengaruhi prilaku
komunikasi seseorang, menciptakan pola komunikasi yang berbeda antar suatu
kelompok budaya yang satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu komunikasi antar
budaya perlu dipelajari dengan tujuan agar dapat memahami perbedayaan budaya
yang mempengaruhi komunikasi, mengindentifikasi kesulitan yang muncul,
kemudian meningkatkan keterampilan verbal dan non verbal yang diperlukan agar
komunikasi dapat berjalan secara efektif.
Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan beberapa model komunikasi
antar budaya menurut para ahli sebagai referensi anda dalam mempelajari
komunikasi antar budaya.
Waktu Polikronik:
Konsep waktu Polikronik memandang bahwa waktu merupakan suatu putaran yang
akan kembali dan kembali lagi. Orang yang menganut konsep ini beranggapan
bahwa apa yang dilakukan di waktu ini, merupakan sesuatu yang bisa di perbaiki di
waktu atau kesempatan lain. Misalnya ketika tidak belajar dengan baik sehigga
Waktu Monokronik
Konsep waktu monokronik memandang bahwa waktu berjalan lurus dari masa
lsilam ke masa depan. Orang yang menganut konsep ini cenderung lebih
menghargai waktu itu sendiri, sehingga tidak ingin melewatkan waktu dengan hal
yang sia-sia atau tidak berguna. Misalnya seorang pelajar yang menganut konsep
waktu monokronik akan terus belajar dengan baik, agar dapat memperoleh nilai
yang baik disetiap kesempatan. Atau seorang mahasiswa yang menganut konsep
monokronik akan berusaha keras (terburu-buru berlari) agar tidak terlambat masuk
kelas saat kuliah.
Daftar Pustaka
Hanafi Abdillah, 1984, Memahami Komunikasi Antar Manusia (Surabaya: Usaha
Nasional).
Kitley Philip, Konstruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca (Jakarta: Institutv Studi
Arus Informasi).
Leach Edmund. Culture and Communication, The Logic by which symbols are
connected. (Cambridge, University Press).
Porter dan Larry A Richard E.. Samovar, 2003, “Suatu Pendekatan terhadap
Komunikasi Lintas Budaya”, dalam Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat
(eds.), Komunikasi Lintas Budaya, Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang
Berbeda Budaya (Bandung: Rosdakarya)
Susanto, Eko Harry, 2016, Komunikasi & Gerakan Perubahan: Kemajemukan dan
Kontelasi Sosial, Ekonomi, Politik, Mitra Wacana Media, Jakarta.