Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN PEREMPUAN

(Hakikat, Tujuan Pendidikan dan Kewajiban Belajar)

Diajukan Untuk Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Pendidikan Perempuan

Dosen Pengampu : Vifi Nurhidayati, M.Pd

Disusun Oleh :

Fahmi Hasan B.

Muhammad Noval

Nurhayanah

Siti Rofatul Jannah

Semester : VII (Tujuh)

INSTITUT STUDI ISLAM FAHMINA (ISIF) CIREBON


Jl.Swasembada No.15 Majasem-Karyamulya-Kesambi Kota Cirebon Jawa Barat 4513
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan curahan Rahmat dan
pertolongan-Nya yang tak terhingga serta petunjuk yang memberikan jalan bagi penulis,
sehingga dapat dengan mudah menyelesaikan tulisan yang sulit ini, dengan judul "Konsep
Pendidikan Perempuan ".

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
mengubah dunia kegelapan menjadi terang benderang dan menuntun segenap manusia
menuju jalan kebenaran dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Juga kepada seluruh keluarga
dan sahabat-sahabatnya yang selalu membantu perjuangan dalam menegakkan Agama Islam
di muka bumi ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengalami berbagai kesulitan di saat menyusun
tentang konsep pendidikan perempuan untuk memajukan bangsa terutama kaum
perempuannya. Oleh karena itu, apa yang penulis sampaikan dalam makalah ini masih jauh
dari sempurna. Namun, meskipun begitu, penulis berharap, makalah ini dapat menjadi
sumbangsih tersendiri yang melengkapi pustaka tentang riwayat hidup dan memperjuangkan
hak-hak kaum perempuan dalam memperoleh pendidikan. Sehingga dapat bermanfaat, dan
memberi inspirasi bagi penerus bangsa agar berbuat dan berkarya yang lebih dari yang telah
dilakukan oleh kaum perempuan zaman dahulu.

Cirebon, 12 Oktober 2022

Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I....................................................................................................................................

1. Latar Belakang.............................................................................................................
2. Rumusan Masalah......................................................................................................
3. Tujuan .......................................................................................................................

BAN II.................................................................................................................................

1. Konsep Pendidikan Perempuan................................................................................


2. Hakikat Pendidikan................................................................................................

BAB III..............................................................................................................................

PENUTUP........................................................................................................................

KESIMPULAN............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pendidikan perempuan dalam Islam?
2. Bagaimana cara memahami hakikat pendidikan perempuan ?
3. Bagaimana tujuan pendidikan perempuan ?
4. Apa yang dinamakan dengan kewajiban belajar ?
Tujuan
1. Mendeskripsikan konsep pendidikan perempuan dalam Islam
2. Untuk memahami cara hakikat pendidikan perempuan
3. Untuk memahami tujuan pendidikan perempuan
4. Untuk mengetahui apa yang dinamakan dengan kewajiban belajar

BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Pendidikan Perempuan


Konsep ialah ide umum, pengertian, pemikiran, rancangan, rencana dasar.7 Mory
Cooper mendefinisikan konsep adalah suatu kumpulan teori, definisi, proposisi, dan variabel
yang berkaitan satu sama lain Puis A. Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer,
(Surabaya: ARKOLA Surabaya, 2001), 366. secara sistematis dan telah digeneralisasi
sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu.
Aristoteles dalam "The classical theory of concepts" menyatakan bahwa konsep merupakan
penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia.
Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu
kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun
dari berbagai macam karakteristik.

Pendidikan Perempuan Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan


atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.Hal ini dikarenakan proses pendidikan
bukan hanya untuk mengasah kemampuan jasmani saja namun juga paling penting adalah
memberikan arahan yang tepat untuk rohani sehingga akan terbentuk manusia-manusia yang
mulia dan berprilaku utama. Sedangkan perempuan, dalam kamus Bahasa Indonesia
disebutkan adalah orang (manusia) yang mempunyai vagina, dapat menstruasi,
http://www.sumberpengertian.com/pengertian-konsep-secara-umum-dan-menurut-para-ahli
diakses pada tanggal 13 November 2017 9 https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep diakses pada
tanggal 6 November 2017 10 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007), 84. hamil, melahirkan anak dan menyusui.

Perempuan secara etimologi berasal dari kata empu yang artinya dihargai. Sedang
dalam pengertian lain perempuan adalah lawan jenis dari laki-laki. Dari pengertian diatas,
adapun yang dimaksud pendidikan perempuan disini ialah adalah usaha sadar dan terencana
yang dilakukan oleh pendidik kepada perempuan yang dilakukan tidak semata-mata hanya
untuk meningkatkan intelektualitas namun juga unruk meningkatkan moralitas sehingga akan
tercipta tujuan kehidupan yang jelas dan berkelas. Dengan kata lain, pendidikan perempuan
yang dimaksud peneliti adalah proses transfer ilmu untuk menambah pengetahuan dan
wawasan perempuan sehingga akan terjamin tujuan hidupnya namun tidak meninggalkan
kodratnya sebagai perempuan. konsep pendidikan perempuan dibatasi mengeanai makna,
tujuan dan fungsi pendidikan bagi perempuan.

2. Tujuan Pendidikan Perempuan

Dengan merujuk kepada ayat 2 surat al-Jumu’ah yang artinya “Dialah yang mengutus kepada
kaum yang yang buta huruf seorang Rasul di aintara mereka, yang membacakan ayatayat-
Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kitab dan hikmah (al-Sunnah).
Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” 1M.

1
Al-Qur’an dan terjemahnya, QS. Al-Jumu’ah, 62:2 h. 932.
Quraish Shihab berpendapat bahwa Rasulullah SAW, yang dalam hal ini bertindak sebagi
penerima al-Qur’an, bertugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk kepada orang-orang
yang bertakwa sebagaimana tersebut dalam surat al-Baqarah ayat 2, mensucikan dan
mengajarkan manusia. Mensucikan dapat diidentikkan dengan mendidik, sedangkan
mengajar tidak lain kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaita
dengan alam metafisika serta fisika.2

Tujuan yang dicapai dengan pembacaan, pensucian dan pengajaran tersebut adalah
pengabdian kepada Allah sejalan dengan tujuan penciptaan manusia yang ditegaskan dalam
alQur’an dalam surat al-Dzariyat ayat 56 yang artinya “Aku tidak menciptakan manusia dan
jin kecuali unyuk menjadikan tujuan akhir atau hasil segala aktifitasnya sebagai pengabdi
kapadaku.”3Aktifitas yang dimaksud tersimpul dalam kandungan ayat 30 surat al-Baqarah
yang artinya “:Sesungguhnya aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi”, dan surat Hud
ayat 61 yang artinya “dan Dia yang menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menugaskan
kamu untuk memakmurkan”. Artinya, manusia yang dijadikan khalifah itu bertugas
memakmurkan atau membangun bumi ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh yang
menugaskan yaitu Allah.4Selanjutnya penulis dapat simpulkan bahwa pendidikan al-Qur’an
adalah membina manusia secara pribadi baik itu laki-laki atau perempuan dan kelompok
sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Karena
melalui pendidikan, al-Qur’an menginginkan terwujudnya manusia yang terbina seluruh
potensi dirinya, fisik, jiwa, dan akalnya sehingga terbentuk manusia yang seutuhnya. Oleh
karena itu, al-Qur’an tidak mendeskriminasikan laki -laki dan perempuan dalam bidang
pendidikan.

Ramaliyus mengungkapkan aspek-aspek tujuan pendidikan Islam dalam bukunya Ilmu


Pendidikan Islam.Menurut beliau, aspek tujuan pendidikan Islam itu meliputi 4 hal yakni
tujuan jasmaniyah, tujuan rohaniah, tujuan akal, dan tujuan sosial.

3. Kewajiban Belajar Perempuan


Nabi juga mengingatkan hambanya untuk mencari ilmu agar mendapatkan kebahagiaan baik
didunia dan diakhirat, sebagaimana hadistnya: Zaitunah dan Subhan, Al-Quran Perempuan:
Menuju Kesetaraan Gender dalam Penafsiran,(Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2015),
47. 164 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya al-Jumanatul Ali, (Jakarta: CV
Penerbit J-ART, 2004), 543. „Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib
baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib
2
M. Quraish Shihab, Wawasan al - Qur'an, h.172.
3
Al-Qur'an dan terjemahnya, h.862.
4
Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam, h.367.
baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya
memiliki ilmu”. (HR. Ahmad)
Dari dalil tersebut menjelaskan bahwa perempuan juga memiliki kewajiban dan hak untuk
menuntut ilmu. Seorang perempuan dengan ilmunya akan menjadi penting bukan hanya
untuk dirinya atau keluarganya, tapi juga bangsa dan negara.

4. HAKIKAT PENDIDIKAN

a. Memahami Hakikat Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Hakikat adalah berarti inti sari, atau
dasar. Seperti contoh beribadah adalah hakikat manusia diciptakan oleh Allah Swt di muka
bumi ini. Sedangkan pengertian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.5 Usaha sadar dan terencana yang
dimaksud adalah bahwa pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang,
mantap, jelas, lengkap, menyeluruh berdasarkan pemikiran rasional objektif, bukan
diselenggarakan secara tidak sengaja atau bersifat insidental.6
Memahami hakikat pendidikan ini sangat penting untuk diketahui oleh peserta didik,
karena hakikat pendidikan merupakan modal dasar bagi mereka dalam proses pendidikan.
Jika mereka buta tentang hakikat pendidikan, kemungkinan mereka akan sulit
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Sehingga nantinya manfaat memahami
hakikat pendidikan tidak hanya dirasakan oleh dirinya saja, tetapi warga masyarakat juga
ikut merasakannya. Menurut John Dewey seorang tokoh Progresivisme dalam bidang
pendidikan dan sosial mengatakan Tujuan umum pendidikan adalah warga masyarakat yang
demokratis.7 Dengan demikian diharapkan bahwa bangsa Indonesia yang terkenal sangat
religius ini akan menjadi bangsa yang kuat dan maju serta makmur dan sejahtera, terutama
maju dalam dunia pendidikan sebagai basis pembangunan suatu bangsa.8

b. Pendidikan Dan Perempuan

Agama islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Menghargai setiap


makhluk Allah Swt yang tercipta di muka bumi ini, agama islam tidak pernah membeda-
bedakan antara jenis kelamin seseorang,baik itu laki-laki ataupun perempuan, dalam hal
melakukan kebaikan. Keduanya sama disisi Allah Swt. Siapa yang paling taqwa kepada Allah
Swt maka dialah yang berhak mendapatkan anugerah besar dari-Nya. Inilah sejatinya ajaran
agama islam.

5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
6
Satrijo B. dan Sudarmiani, Manajemen Pendidikan, cet. I, (Yogyakarta: ANDI, 2018), hlm. 12.
7
Muiz Sad Iman, Pendidikan Partisipatif, cet. II, (Yogyakarta: Safina Insania Press, 2004), hlm. 55
8
Said Agil Husin Al Munawwar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani: Dalam Sistem Pendidikan Islam, Cet. I,
(Jakarta Selatan, 2003), hlm. 15
Perempuan kerap kali menjadi sosok yang tidak pernah habis untuk diperbincangkan.
Banyak yang membencinya dan menganggap mereka sebagai makhluk kelas dua, banyak juga
yang memujinya sehingga seakan hidup tanpanya adalah kehampaan yang menderitakan.
Perempuan bukan musuh kaum laki-laki, laki-laki pula bukan menjadi musuh kaum
perempuan, keduanya bersifat resiprokal ( saling membutuhkan ). Coba kita perhatikan Hadits
Rasulullah tentang perempuan berikut ini ;
“perempuan adalah tiang negara, jika baik perempuannya baik pula negara itu, tetapi jika
rusak perempuannya maka rusak pula negara itu”. ( HR. Ahmad ).9
Para pujangga pun pernah mengatakan, “perempuan adalah keajaiban ke 8 setelah 7 keajaiban
dunia”.10
Dari Hadits dan kata-kata pujangga diatas menunjukkan bahwa keberadaan perempuan tidak
bisa dipandang sebelah mata. Mereka makhluk yang istimewa dan tidak boleh dipandang
dengan pandangan yang merendahkan.
Agar perempuan dapat berperan optimal sebagai tiang negara dan keajaiban dunia,
tentu saja perempuan harus melengkapi dirinya dengan berbagai perangkat, salah satunya
adalah dengan memiliki pendidikan. Berikut adalah ke istimewaan perempuan yang memiliki
ilmu ;
1. Diangkat derajatnya oleh Allah Swt.
Allah Berfirman didalam Q.S Al Mujadalah (8):11 yang artinya “wahai orang-orang
yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,”
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan
“berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa
yang kamu kerjakan.”
2. Memiliki masa depan yang cerah.
Perempuan yang memiliki pendidikan atau ilmu yang tinggi pastilah ia akan menatap
masa depannya dengan penuh optimis. dia tidak akan diperdaya oleh orang lain, yang dapat
merugikan terhadap kehidupannya.
3. Mencetak generasi yang berkualitas.
Ilmu pengetahuan semakin penting bagi perempuan ketika ia akan tampil menjadi ibu
bagi anak-anaknya. Agar mampu melahirkan generasi yang berkualitas perempuan (ibu) pun
harus berkualitas terlebih dahulu. Bukankah dari bibit unggul akan lahir tanaman yang bagus ?.
4. Mengharumkan nama baik keluarga.
Semua perempuan pasti sama-sama memiliki keinginan untuk mengharumkan nama
baik keluarganya. Prestasi yang diraih oleh seorang anak perempuan bisa membuat nama
keluarganya menjadi harum. Pendidikan yang tinggi dengan tetap rendah hati juga bisa
membuat nama keluarganya menjadi harum.
5. Dicintai oleh Allah dan Makhluk-Nya

9
Amirullah Syarbini, ISLAM AGAMA RAMAH PEREMPUAN : Memahami Tafsir Agama dengan
Perspektif Keadilan Gender, Cet. I, (Jakarta; as@prima pustaka, 2013), hlm. 7
10
Ibid, hlm.116
Pendidikan yang tinggi kemudian dibarengi dengan Akhlaqul Karimah akan membuat
orang yang berada disekitarnya mencintainya dan banyak yang mendoakannya, sehingga
Allah pun mencintai hambanya tersebut.

c. Suri Tauladan Ulama Perempuan


Sejarah perempuan sudah lama tenggelam atau ditenggelamkan dan dibawah kabut pikiran
publik.11 Padahal banyak sekali hikmah yang bisa diambil dari para cendekiawan dari kaum
perempuan untuk generasi muda saat ini. Berikut adalah nama-nama ulama perempuan yang
memiliki kecerdasan tinggi dan peduli terhadap dunia pendidikan :
1. Sayyidah ‘Aisyah dan para Ummahat al-Mu’minin.
Adalah guru besar para sahabat laki-laki 12. Sayyidah ‘Aisyah dipercaya memiliki
ribuan Hadits yang diterima langsung oleh Nabi Saw dan sampai pada hari ini tetap
dinilai memiliki otoritas yang tinggi dalam yurisprudensi islam.13
2. Sukainah Cicit Nabi.
Adalah sastrawan dan kritikus sastra terkemuka pada zamannya.14
3. Nafisah
Adalah keturunan Ali, yang menjadi ahli hukum dan ahli teologi terkemuka.
4. Shuhdah
Merupakan nama termuda dalam keilmuan tradisional, terutama hadits, yang
merupakan sebuah disiplin ilmu orang islam yang diajarkan secara eksklusif kepada
kaum laki-laki.
5. Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid.
Terkenal sebagai komisaris perusahaan. Pendamping setia Nabi dalam proses
dakwah.
6. Al Shifa
Sebagai sekretaris Hisbah dan pernah ditugasi oleh Umar Bin Khattab mengelola
pasar Kota Madinah.15
7. Di bidang kedokteran ada Rufayda Al Aslamiyah.
Ia merupakan perawat pertama dalam sejarah islam. Ia hidup pada masa Nabi
Muhammad Saw. peranannya dalam dunia medis sangat penting untuk merawat prajurit
yang terluka dalam perang Badar.
8. Di bidang matematika, ada Sutayta Al Mahamli.
Pakar matematika ini hidup pada paruh kedua abad ke-10, ia berasal dari keluarga
berpendidikan tinggi di Baghdad, Irak.
9. Labana Cordoba.
11
Husein Muhammad, Spiritualitas Kemanusiaan: Perspektif Islam Pesantren, Cet. I, (Yogyakarta,
Pustaka Rihlah), hlm. 283.
12
Ibid.
13
Amirullah Syarbini, ISLAM AGAMA RAMAH PEREMPUAN : Memahami Tafsir Agama dengan
Perspektif Keadilan Gender, Cet. I, (Jakarta; as@prima pustaka, 2013), hlm. 49
14
Husein Muhammad, Spiritualitas Kemanusiaan: Perspektif Islam Pesantren, Cet. I, (Yogyakarta,
Pustaka Rihlah), hlm. 283.
15
Amirullah Syarbini, ISLAM AGAMA RAMAH PEREMPUAN : Memahami Tafsir Agama dengan
Perspektif Keadilan Gender, Cet. I, (Jakarta; as@prima pustaka, 2013), hlm. 49
Perempuan cerdas yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan, terutama
matematika. Labana dikenal dengan kemampuannya menyelesaikan beragam masalah
matematika yang sangat pelik, baik aritmatika, geometri, maupun aljabar.
10. Dhayfa Khatun.
Istri penguasa Aleppo, Suriah. Keponakan Salahuddin Al-Ayyubi. Dengan kekuasaan
dan kekayaannya, ia menjadi orang yang dermawan. Mendirikan berbagai lembaga
pendidikan, diantaranya adalah AL-Ridous, lembaga khusus yang mengkaji studi islam
dan hukum islam. Lembaga pendidikan lainnya adalah Al-Khankah yang digunakan untuk
studi syari’ah dan bidang lainnya.16
Itulah beberapa nama perempuan masa dahulu yang terkenal akan kecerdasan otaknya
dan peranannya dalam membangun peradaban islam. Masih banyak lagi perempuan-
perempuan yang bisa menjadi suri tauladan untuk membangun semangat belajar kita. Dengan
demikian semoga bisa menjadi bahan renungan bersama untuk kemajuan perempuan-
perempuan Indonesia.

BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

16
Ibid., hlm. 57.

Anda mungkin juga menyukai