DISUSUN OLEH:
Sapril / 911420062
FAKULTAS EKONOMI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
SAPRIL
( 911420062 )
Menyetujui :
Mengetahui :
DINDRA MA RUF
DAFTAR PUSTAKA
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................10
A. KAJIAN TEORITIS......................................................................................10
B. KERANGKA BERFIKIR..............................................................................17
C. HIPOTESIS...................................................................................................18
BAB III..................................................................................................................20
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................20
A. TUJUAN PENELITIAN...............................................................................20
C. METODE PENELITIAN..............................................................................22
1. Populasi Penelitian......................................................................................22
2. Sampel Penelitian.......................................................................................23
1. Pengumpulan Data......................................................................................24
a. Observasi.....................................................................................................24
b. Studi Pustaka..............................................................................................25
1. Uji Prasyarat...............................................................................................25
2. Uji Hipotesis...............................................................................................26
G. HIPOTESIS STATISTIK..............................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara dengan tingkat Sumber Daya Alam (SDA) yang
sangat melimpah. Maka dari itu diperlukan sumber daya manusia yang unggul
untuk bisa mengelola sumber daya alam yang tersedia. Oleh karena itu, itu
memajukan suatu sumber daya manusia yang unggul diperlukan pendidikan yang
begitu bagus untuk suatu bangsa dan negara.
Pendidikan dan manusia, diakui atau tidak antara keduanya tidak bisa di
pisahkan. Hal ini dapat dipahami dari UU RI No.20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang
sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk bisa memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperbadian, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, lingkungan masyarakat, serta bangsa dan
negara.
Aktivitas suatu kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang.
Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran dinamakan
dengan akvitas belajar siswa yang tidak hanya dilakukan dalam lingkungan
sekolah tetapi juga di rumah. Aktivitas belajar di sekolah bisa berlangsung di
dalam kelas maupun luar kelas dan yang akan diteliti adalah aktivitas belajar di
kelas. Sedangkan aktivitas belajar di rumah juga bisa berlangsung di dalam
ruangan maupun di luar ruangan rumah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara toeri dan
praktis sebagai berikut.
1. Manfaat Teori
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dalam menerapkan
model pembelajaran kontesktual dalam proses belajar untuk peningkatan
aktivitas belajar siswa
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan model pembelajaran kontesktual
dalam proses belajar untuk peningkatan aktivitas belajar siswa
b. Bagi Guru
1) Sebagai bahan informasi kepada guru tentang pentingnya model pembelajaran
kontesktual dalam peningkatan aktivitas belajar siswa.
2) Sebagai bahan pertimbangan dan acuan guru dalam usaha meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran.
c. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatan aktivitas belajar siswa
dengan adanya model pembelajan kontesktual
d. Bagi peneliti
Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam tahap proses
pembinaan diri sebagai calon pendidik masa depan.
BAB II
A. KAJIAN TEORITIS.
Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) diartikan sebagai pola
dari sesuatu yang akan dihasilkan atau dibuat secara kaffah model diartikan
sebagai suatu obyek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu
hal yang nyata dan dikonversi menjadi sebuah bentuk yang lebih komprehensif.
Berikutnya yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang isitematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Oleh karena itu,
sebagai calon guru atau guru yang sekaligus sebagai perancang dan pelaksana
aktivitas pembelajaran harus mampu memahami model-model pembelajaran
dengan baik agar pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif dan efesien.11
Menurut joyce & well model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya
para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk
mencapai tujuan pendidikannya.12
Dari definisi di atas dapat di artikan bahwa model pembelajaran adalah
rencana atau pola yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pendidikan dalam
proses belajar mengajar.
2). Inkuiri.
5). Pemodelan
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir
kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Siswa
mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebgai struktur pengetahuan yang
baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya
1). Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan real artinya siswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi
itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya
akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak mudah dimudah
dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena metode pembelajaran kontekstual menganut aliran
kontruktivisme, dimana seorang siswa dituntut untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa
diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”
3) Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa
secara penuh, baik fisik maupun mental
4) Kelas dalam pembelajaraan kontekstual bukan sebagai tempat untuk
memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil
temuan mereka dilapangan
5) Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa bukan hasil pemberian
6) Penerapan kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
bermakna
1) Setiap peserta didik harus mencari jawaban secara mandiri kemudian hasil
pencariannya didiskusikan dengan kelompoknya hasil pencarian individu
dari kelompok dikumpulkan sebagai bukti
2) Pendidik memberikan pertanyaan atau melakukan Tanya jawab kepada
peserta didik
3) Guru memantau jalannya diskusi sabil memberikan solusi bagi kelompok
yang merasa kesulitan.
B. KERANGKA BERFIKIR.
2. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata.
Keterangan :
= Pengaruh
C. HIPOTESIS.
METODOLOGI PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN.
Dari hasil penelitian diatas, terdapat suatu tujun yaitu berupa Pembelajaran
kontekstual memungkinkan siswa untuk memperkuat dan menerapkan
pengetahuannya di dunia nyata. Prosesnya menekankan pada pemikiran kritis,
pengumpulan, penganalisaan, serta penafsiran informasi dari berbagai sumber dan
pandangan.
Jadi, pembelajaran tidak hanya fokus pada pemberian pengetahuan teoritis, tapi
juga pada proses keterlibatannya untuk menemukan materi serta
menghubungkannya dengan situasi di kehidupan nyata.
Selain itu juga agar siswa SMAN 1 TOLI TOLI UTARA dapat lebih senang di
dalam proses pembelajar. Dan menegtahui komponen komponen utama dari
model pembelajarn kontekstual tersebut. Seperti :
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir dalam pembelajaran kontekstual, di
mana pengetahuan dibangun oleh manusia secara perlahan dan hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas. Karena itu, strategi dalam pembelajaran
kontekstual lebih menekankan siswa untuk mencari sendiri pengetahuannya lewat
keterlibatan aktif di kelas dan menemukan cara untuk menghubungkan konsep
dengan kenyataan.
2. Menemukan
Proses menemukan adalah kegiatan inti dari pembelajaran kontekstual. Lewat
proses ini, siswa akan mengetahui bahwa pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan lainnya bukan hanya hasil dari mengingat, tapi juga hasil dari
menemukan sendiri.
3. Bertanya
Pada dasarnya, pengetahuan seseorang dimulai dari pertanyaan. Dalam
penerapannya, kita harus memfasilitasi siswa untuk bertanya dan menggunakan
pertanyaan yang diberikan untuk mendorong peningkatan kualitas dan
produktivitaspembelajaran.
4. Masyarakat Belajar
Konsep masyarakat belajar artinya membiasakan siswa untuk mendapatkan
pengetahuan melalui proses kerjasama dengan orang lain. Dengan berbagi
pengalaman antar teman atau kelompok, siswa akan terbiasa untuk saling
memberi dan menerima pendapat, gagasan, serta umpan balik.
5. Pemodelan
Dalam pembelajaran, perlu adanya model yang bisa ditiru oleh siswa contohnya
guru yang memodelkan langkah-langkah penggunaan neraca. Sebenarnya, model
tidak hanya datang dari kita tapi bisa juga dirancang dengan melibatkan siswa.
Misalnya, minta seorang siswa untuk memodelkan sesuatu berdasarkan
pengalaman yang diketahuinya.
6. Refleksi
Refleksi adalah cara berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan,
dikerjakan, atau dipelajari sebelumnya. Pada saat refleksi, siswa diberi
kesempatan untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati, dan
melakukan diskusi dengan dirinya sendiri. Dengan begitu, siswa bisa mengetahui
sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajari.
7. Penilaian Sebenarnya
Komponen terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah penilaian yang
berfungsi untuk mendapatkan informasi dari proses dan hasil pembelajaran. Lewat
penilaian, kita bisa mengetahui kemajuan, kemunduran, dan kesulitan siswa dalam
belajar, serta nantinya mempunyai kemudahan untuk melakukan perbaikan dan
penyempurnaan proses belajar selanjutnya.
Di sekolah ini terdapat 34 tenaga pengajar yang merupakan guru kelas, guru
mata pelajaran , dan karyawan, serta terdapat 510 siswa yang terdaftar di tahun
ajaran 2021/2022.
C. METODE PENELITIAN.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di sekolah SMAN
1 TOLI TOLI UTARA dengan jumlah sebanyak 112 siswa.
TABEL.
POPULASI PENELITIAN
NO KELAS JUMLAH
1. XI IPS 112
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk
sumber data. Apabila populasi berjumlah di bawah seratus, sebaiknya semua
subjek digunakan sehingga penelitiannya populasi.
Sampel adalah sebagian dari populasi. Adapun dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random
Sampling, Teknik Proportionate Stratified Random Sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi Apabila
subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah sampel besarnya lebih
dari 100 maka dapat diambil antara 5%-10% atau 20%-25% atau 30-35% atau
lebih.
Bila populasinya besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi misal karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti
menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Dalam penelitian ini
terdapat 112 siswa dan akan diambil 35% siswa dari keseluruhan siswa, jadi siswa
yang akan dijadikan sampel sebanyak 39 siswa.
TABEL.
SAMPEL PENELITIAN
1 112 39
JUMLAH 112 39
1. Pengumpulan Data.
a. Observasi.
Menurut Arikunto (2014, hlm. 199) mengatakan bahwa, “observasi
sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan
menggunakan mata.” Dalam hal ini, penulis melakukan observasi dengan
mengamati situasi dan keadaan pembelajaran berupa minat belajar siswa ketika
guru mengajar menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL).
b. Studi Pustaka.
1. Uji Prasyarat
Uji normalitas data adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan
dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil merupakan
data terdistribusi normal atau bukan. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah sampel yang diteliti normal atau tidak.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah penguji mengenai sama tidaknya variasivariasi dua buah
distribusi atau lebih. Uji homogenitas berfungsi apakah kedua kelompok populasi
itu bersifat homogen atau hetrogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji fisher
c. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk menguji apakah keterkaitan antara dua variabel
yang bersifat linier. Perhitungan linieritas digunakan untuk mengetahui prediktor
data variabel bebas berpengaruh secara linier atau tidak terhadap variabel terikat.
2. Uji Hipotesis
Y = a + bx Keterangan:
G. HIPOTESIS STATISTIK.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMPLB. Jakarta.