Vernando Deprizon - 22021046 - Pendidikan Agama Islam
Vernando Deprizon - 22021046 - Pendidikan Agama Islam
DOSEN PENGAMPU
Alfi Syahri, M.Pd.I
DISUSUN OLEH
Vernando Deprizon
A. Pengertian Iman
Iman secara bahasa (etimologi) التصديقberarti (pembenaran), Kebanyakan orang menyatakan
bahwa kata iman berasal dari kata kerja amina-yu’manu-amanah yang berarti percaya.
“membenarkan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal
perbuatan.” Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku
perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.
B. Pengertian Taqwa
Secara bahasa (etimologi) Kata taqwa berasal dari waqa, yaqi, wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara, dan melindungi.
Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka kata taqwa secara istilah (terminologi) dapat
diartikan ; memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah Nya dan menjauhi segala
larangan Nya.
(MANUSIA)
HAKIKAT MANUSIA
A. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala
sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
Hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri.
B. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari ruh dan tanah yang dilengkapi dengan potensi hati,
akal dan jasad. Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 4 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan, al-nas, dan Bani Adam.
Kata basyar Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat,
atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuun : 33).
Kata insan Konsep insan selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai
makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzab : 72). Insan adalah makhluk yang
menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara
kolektif.
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip
kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu,
dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya.
Ditetapkanlah empat kelompok dasar a)Australophithecines b)Homo habilis c)Homo erectu d)Homo
sapiens
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang
asal-usul manusia, Malaikat seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi.
Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan.
"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-
Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
BAB III
(HUKUM)
PENGERTIAN HUKUM ISLAM
Secara sederhana hukum adalah “seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui
sekelompok masyarakat; disusun orang-orang yang diberi wewenang oleh masyarakat itu; berlaku
mengikat, untuk seluruh anggotanya”. Bila definisi ini dikaitkan dengan Islam atau syara’ maka hukum
Islam berarti: “seperangkat peraturan bedasarkan wahyu Allah SWT dan sunah Rasulullah SAW tentang
tingkah laku manusia yang dikenai hukum (mukallaf) yang diakui dan diyakini mengikat semua yang
beragama Islam ”.
A. Al Qur’an
Isi pokok Al Qur’an (ditinjau dari segi hukum) terbagi menjadi 3 (tiga) bagian: 1.)Hukum yang
berkaitan dengan aqidah 2.) Hukum yang berhubungan dengan Amaliyah 3.) Hukum yang
berkaitan dngan akhlak.
B. Hadits/Sunnah
Ditinjau dari kuantitas perawinya, hadits terbagi 2 : 1.)Hadits Mutawatir. 2.)Hadits Ahad
Hadits menurut kualitasnya mempunyai 3 klasifikasi sebagai berikut: 1.)Hadits Shohih 2.)Hadits Hasan
3.)Hadits Dhoif
C. Ijtihad
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada
ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan
jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukum yang telah ditentukan. Dalam
berijtihad seseorang dapat menempuhnya dengan 2 cara, yaitu: ijma’ dan qiyas.
(MORAL)
AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL
A. Pengertian Agama
A dan gama = tidak dan kacau atau teratur. Secara bahasa, dalam kamus bahasa Indonesia, agama
adalah prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan aturan-aturan syariat syariat tertentu. Secara
terminologis, Hasby as-Shiddiqi mendefinisikan agama sebagai undang-undang ilahi yang didatangkan
Allah untuk menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia di alam dunia untuk mencapai kerajaan
dunia dan kesentosaan di akhirat. Agama adalah peraturan Tuhan yang diberikan kepada manusia yang
berisi sistem kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Secara istilah
dapat disimpulkan, Agama ( )ال^^دينadalah hukum-hukum yang disyariat oleh Allah untuk hamba-
hambanya.
Moral juga berarti ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan
kewajiban (Kamus Besar, l990: 592). Dengan pengertian semacam ini moral berfungsi sebagai standar
ukuran suatu perbuatan itu baik atau buruk menurut adat istiadat atau pandangan umum suatu
masyarakat, jadi bersifat lokal.
2. Pengertian Etika
etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral
3. Pengertian Susila
Di dalam bahasa Jawa dikenal istilah susilo (dalam ejaan bahasa Indonesia menjadi susila) dan
berarti sopan, baik perilakunya, atau memiliki tatakrama (Mangun Suwito, 2002:142).
4. Pengertian Akhlak
Secara etimologis akhlak berarti kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan secara spontan tanpa
dipikirkan terlebih dulu (Ibnu Maskawaih, l329 H: l5).
Akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-
Nya.
Akhlak tercela ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya.
Bersyukur, Berdoa, Berdzikir, Tawakal, yaitu sikap pasrah kepada Allah atas ketentuannya sambil
berusaha, Mahabbah (cinta), yaitu merasa dekat dan ingat terus kepada Allah yang diwujudkan dengan
ketaatan kepada-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kreatif dan dinamis. Sabar. Benar. Amanah / Jujur. Iffah, yaitu menjaga diri dari perbuatan
yang dilarang oleh Allah. Tawadu, yaitu sikap rendah hati dan tidak sombong
Berbakti kepada kedua orang tua, Mendoakan orang tua, Adil terhadap saudara, Membina dan
mendidik keluarga, Memelihara keturunan
Membangun sikap ukhuwah atau persaudaraan, Melakukan silaturahmi. Ta’awun, yaitu saling
tolong menolong dalam hal kebajikan, Bersikap adil, Bersikap pemaaf dan penyayang, Bersikap
dermawan, Menahan amarah dan berkata yang baik (lemah lembut), Sikap musawah dalam arti
persamaan dalam hidup bermasyarakat maupun persamaan dalam hukum. Tasamuh, yaitu saling
menghormati, Bermusyawarah, Menjalin perdamaian.
• Memanfaatkan alam
BAB V
(SUMBER-SUMBER KEBENARAN)
AQIDAH
Secara etimologi, Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth ikatan). Secara
terminologi, Aqidah Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya,
sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan
kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang
yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau
prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada tingkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan
aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.
AKHLAK
Secara Etimologi, Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang
berarti perangai, kelakuan, tingkah laku, atau tabiat.
Secara termonologi, Akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan
secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Artinya: Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia (H.R. Al-Baihaqi)
SYARIAH
Secara etimologi, Syariah dalam bahasa arab adalah jalan air atau tempat berkumpulnya air. Jalan
air tidak di sebut syariah jika jalan itu tidak mudah di lalui air. Di namakan syariah karena kemudahan
dan tidak adanya rintangan yang menghalangi mengalirnya air.
Secara terminologi, Secara istilah, syariah mempunyai dua makna, pertama makna umum dan
kedua makna khusus.
Makna pertama adalah agama, yaitu apa-apa yang Allah tetapkan untuk hamba-hamba-Nya dan
mengutus utusan dengan kitab-kitab untuk menyampaikannya dan untuk menunjukkan manusia kepada
Makna kedua adalah makna yang khusus, yaitu hukum-hukum syariah amaliyah (fiqih).