Anda di halaman 1dari 5

RESUME

PANCASILA

Tentang

PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR


NEGARA RI

Oleh :

Kelompok 3

1. Rahmat Afif (2213010144)


2. Aryanda Rachmad Wahyudi (2213010145)
3. Fuad Fasha (2213010146)
4. Wellya Mustika (2213010147)
5. Muthia Hasanah Bakhtiar Lubis (2213010152)

Dosen Pembimbing:

Dra. Darwianis M.H

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang maha agung, maha kasih dan penyayang
kepada segenap mahkluknya, sehingga dengan rahmat dan izinnya kami bisa menyelesaikan
resume ini.

Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, teladan sepanjang zaman yang telah
membawa umat manusia kepada jalan yang benar. Penulisan resume ini bertujuan untuk
menyelesaikan resume mata kuliah Pancasila. Selain untuk menyelesaikan resume ini, tujuan
kami dalam penulisan resume ini adalah untuk mempersentasikan materi ini dengan jelas dan
dapat dipahami.

Kami menyadari kemampuan kami sebagai mahasiswa yang pengetahuan nya masih
belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan resume ini, bahwa resume ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan ada kritik dan saran yang
positif agar resume ini menjadi baik dan berguna dimasa depan.
PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA

1. Proses Perumusan Pancasila


Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara berlangsung dalam sidang-sidang
BPUKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaaan Indonesia) yang diketuai oleh Radjiman
Widyodiningrat. Secara garis besar, tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan menyusun rencana
mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia.BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali
sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945 dan sidang kedua pada tanggal 10
sampai 16 Juni 1945.

a. Sidang BPUPKI I (29 Mei-1 Juni 1945)


Pada 29 Mei 1945, sidang pertama BPUPKI pertama kali diadakan dan dibuka oleh
Dr.Radjiman Widyodiningrat sebagai ketuanya. Sidang pertama ini berlanjut hingga 1 Juni.
Disidang pertama ini,ada 3 pembicara yang mengemukakan pendapatnya terkait perumusan
dasar negara. Pembicara pertama adalah Mohammad Yamin,dalam sidang BPUPKI tanggal 29
Mei 1945 Yamin menerangkan tentang “Azaz dan Dasar Negara Indonesia Merdeka” ia
mengemukakan bahwa dasar negara terdiri dari 5 asas yaitu ;
1) Peri kebangsaan
2) Peri kemanusiaan
3) Peri ketuhanan
4) Peri kerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat
Kemudiaan pada tanggal 31 Mei 1945 Soepomo mengemukakan pendapat dalam pidatonya yang
menyatakan bahwa negara Indonesia merdeka adalah dengan mengatasi segala golongan dan
pemahaman untuk mempersatukan lapisan masyaraka Indonesia. Ia merumuskan dalam 5 poin
yaitu :
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseeimbangan lahir bathin
4) Musyawarah
5) Keadilan rakyat
Pada hari terakhir sidang pertama,1 juni 1945 Soekarno turut mengemukakan pendapatnya dalam
sebuah pidato mengenai dasar negara. Dasar negara yang diushulkan Soekarno yaitu :
1) Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme
2) Peri kemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan
Lima dasar tersebut soekarno kemudian menyebutnya sebagai Pancasila.Panca artinya lima dan
sila berarti asas atau dasar.
Setelah Soekarno berpidato mengajukan usul tentang dasar negara pada tanggal 1 Juni
1945, sidang BPUPKI pertama berakhir. Setelah sidang ini berakhir Indoseia belum mencapai
kesepakatan akhir. Karena itu,BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 9
orang,dibawah pimpinan Soekarno dengan anggota Ki Bagoes Hadikoesoemo, Wachid Hasyim,
Muhammad yamin, Abdulkahar Muzakkir, Soetarjo Kartihadikoesomo, AA Maramis, Otto
Iskandardinata , dan Moh Hatta. Panitia ini diberi nama panitia Sembilan,dengan tugas
merumuskan rumusa- rumusan yang telah dibicarakan agar menjadi kesepakatan yang lebih
jelas. Dan untuk mewujudkan hal tersebut diadakan sidang BPUPKI II

b. Sidang BPUPKI II (10-16 Juli 1945)


Dalam sidang kedua ini Soekarno melaporkan baahwa panitia Sembilan telah berhasil
merumuskan dasar negara ysng dikenal sebagai Piagam Jakarta(Djakarta Center).Bunyi dari
Piagam Jakarta ini yaitu
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Walaupun sudah dirumuskan ,bukan berarti rumusan ini mendapatkan kesepakatan final
karena banyak muncul keberatan terhadap rumusan dasar yang pertama.

Pengesahan Rumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara Tanggal 18 Agustus ini


merupakan perjalanan sejarah paling menentukan bagi rumusan Pancasila. Hari itu akan
disahkan Undang-Undang Dasar untuk negara Indonesia merdeka. Sementara rumusan
Pancasila menjadi bagian dari preambul (pembukaan) Undang-Undang Dasar negara
tersebut. Namun demikian sehari sebelum tanggal ini ada peristiwa penting.

Peristiwa penting yang dimaksud adalah seperti ini. Sore hari setelah kemerdekaan
Negara Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima Nisyijima (pembantu Laksamana
Mayda/Angkatan Laut Jepang) yang memberitahukan bahwa ada pesan berkaitan dengan
Indonesia Merdeka.

Pesan tersebut, kaitannya berasal dari wakil-wakil Indonesia bagian Timur di bawah
penguasaan Angkatan Laut Jepang. Isi pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil Protestan
dan Katolik dari daerah-daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang keberatan dengan
rumusan sila pertama (Piagam Jakarta) “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”

Sikap Moh. Hatta menyadari bahwa penolakan terhadap pesan tersebut akan
mengakibatkan pecahnya negara Indonesia Merdeka yang baru saja dicapai. Oleh karena itu,
Hatta mengatakan kepada opsir pembawa pesan tersebut, bahwa pesan penting itu akan
disampaikan dalam sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) esok hari
(tanggal 18 agustus 1945).

Keesokan harinya, sebelum sidang BPUPKI dimulai, Hatta mengajak Ki Bagus


Hadikusumo, Wakhid Hasyim, Kasman Singodimejo dan Teuku Hasan untuk rapat
pendahuluan. Mereka membicarakan pesan penting tentang keberatan terhadap rumusan
Pancasila Piagam Jakarta. Hasilnya, mereka sepakat agar Indonesia tidak pecah, maka sila
pertama (dalam rumusan Piagam Jakarta) diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Anda mungkin juga menyukai