Bab 123 Miqbal Edit
Bab 123 Miqbal Edit
PENDAHULUAN
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat para pengusaha
globalisasi dan pasar bebas, berbagai jenis barang dan jasa dengan ratusan merek
pilihan produk dan merek yang banyak. Konsumen bebas memilih produk dan
Salah satu bisnis yang sedang tumbuh pesat saat ini ialah bisnis di bidang
produk sejenis.
Gambar 1.1 Perkembangan industri tekstil dan pakaian jadi dari tahun 2020 - 2022
1
2
Berdasarkan gambar 1.1 bahwa produk domestik bruto (PDB) atas dasar
harga konstan (ADHK) di industri tekstil dan pakaian jadi sebesar Rp35,17 triliun
pada kuartal II/2022. Jumlah itu meningkat 13,74% dari periode yang sama tahun
konsumen. Dalam suasana bisnis seperti sekarang ini perusahaan harus mampu
menjadi mitra kerja yang handal bagi para konsumen ditengah persaingan yang
semakin ketat. Salah satu industri yang cepat berkembang adalah industri
saat ini semuanya beracuan pada biaya bahan baku sebagai pertimbangan untuk
Tabel 1.1 Laju pertumbuhan industry tekstil dan pakaian jadi di Kalimantan
dan peningkatan dimana pada tahun 2019 industri tekstil mengalami penuruan
sebesar
-37,52% dan industry pakaian jadi sebesar 1,2%, dibandingkan pada dua tahun
dalam penanaman modal membuka usaha konveksi sablon. Pada saat ini, usaha
yang banyak di minati para pelaku usaha yaitu industry pakaian jadi dan dapat
dilihat dari data pertumbuhan industry tekstil dan pakaian jadi menurut data BPS
Kalimantan Selatan. Salah satu industry pakaian jadi yang sedang berkembang
perkembangan yang semakin pesat dan hal inilah yang membuat para pebisnis
yang unggul instansi harus memiliki suatu strategi yang bagus dan banyak disukai
masyarakat atau customer. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang membuka
industri konveksi.
dengan produksi fashion dengan minimal quantity tertentu. Pada konveksi ini
4
juga biasanya berupa jasa pembuatan baju kaos dan sablon satuan, grup,
komunitas. Bisa juga berupa seragam, celana trainig, jaket, polo shirt, tas kanvas
dan lainnya yang berhubungan dengan jahit menjahit dan sablon, baik sablon
Banjarmasin, dalam kurun waktu yang singkat banyak pebisnis mencoba peluang
tersebut, sehingga tak jarang usaha konveksi sablon dapat ditemukan dari yang
kelurahan Banjarmasin Tengah. Hal ini juga di dukung dengan adanya data pra-
survey yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui konveksi sablon yang
kurun waktu yang singkat, banyak pebisnis mencoba peluang tersebut, sehingga
tak jarang usaha konveksi sablon dapat ditemukan mulai dari konveksi sablon
rumahan hingga berupa toko. Selain itu, kualitas yang dapat diterima oleh
5
Pernah
Tidak Pernah
98%
Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa pra survei yang dilakukan
sablon di Banjarmasin ada 49 orang dengan presentase 98%, dan yang tidak
memakai jasa konveksi sablon di Banjarmasin ada 1 orang dengan presentase 2%.
6
Yang artinya bisa dikatakan bahwa jasa konveksi sablon merupakan kebutuhan
Grafik 1.2 Diagram Persentase jasa konveksi sablon yang sering digunakan
di Banjarmasin
76%
Berdasarkan gambar 1.2 dapat dilihat bahwa pra survei yang dilakukan
presentase 4%, Ekky Sablon 1 orang dengan presentase 2%, dan Mongky Cloth 1
orang dengan persentase 2%. Dapat disimpulkan bahwa jasa konveksi sablon
Banjarisme Apparel lebih banyak dipilih dibanding dengan jasa konveksi sablon
yang lain.
7
strategi untuk dapat menarik konsumen dan menciptakan pelanggan yang loyal
kembali produk atau jasa yang disukai di masa yang akan mendatang meskipun
ada pengaruh situasional dan tindakan atau upaya pemasaran untuk beralih.
Loyalitas dalam arti secara harafiah berarti setia, atau dapat dikatakan sebagai
suatu kesetiaan. Kesetiaan ini pun timbul tanpa adanya paksaan melaikan timbul
karena kesadaran diri akan masa lalu. Konsep loyalitas konsumen atau pelanggan
loyalty atau loyalitas pelanggan adalah komitmen yang dipegang erat oleh
pelanggan untuk membeli atau mengedepankan suatu produk berupa barang atau
jasa secara konsisten, hal ini menyebabkan pembelian berulang pada brand yang
konsumen membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu.
8
Apparel adalah salah satu bisnis yang memproduksi kaos serta jasa sablon di
pelanggan ketika ingin membeli atau menggunakan jasa yaitu harus sesuai dengan
Berikut merupakan pra survey lanjutan hasil dari responden yang menjawab
sering membeli maupun menggunakan produk dan jasa Banjarisme Apparel, pra
survey ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang membuat responden memilih
karena hasil yang sesuai harapan, dapat dipercaya, serta penyelesaian yang cepat
Seluruh pernyataan dari hasil pra survey ini merupakan bagian dari strategi
pelanggan baru ataupun pelanggan yang telah lama bertahan, ini termasuk dalam
Management.
Cara untuk menarik pelanggan adalah salah satunya butuh pendekatan atau
kedua belah pihak saling percaya (Simamora, 2001:127). Dari sudut pandang
perusahaan atau produk yang akan dibeli. Sedangkan dari sudut pemasar,
memberikan inspirasi pada setiap elemen bauran pemasaran. Cross & Smith
aspek, yaitu: (1) awareness bonding (perusahaan berusaha mendapat bagian dalam
10
(perusahaan memberikan satu atau lebih manfaat baik yang tidak nyata maupun
hubungan bisnis. Customer Bonding diartikan sebagai dimensi bisnis yang saling
hubungan yang telah terjalin baik dan saling menguntungkan kedua belah pihak
menciptakan hubungan yang baik dengan konsumen atau bisa disebut dengan
relationship marketing menjadi salah satu topik pemasaran yang menarik dan
memberikan dan mencapai nilai-nilai yang diharapkan oleh konsumen (Brink &
Ramainya pelanggan Banjarisme Apparel menjadi hal yang menarik untuk diteliti,
Apparel cukup banyak diminati oleh pelanggan, namun persaingan yang ketat di
penjualan dan jumlah pelanggan. Penjualan produk dan jasa konveksi sablon
Banjarisme Apparel tidak bersifat konstan, artinya terjadi naik turun terhadap
volume penjualan dan jumlah konsumen setiap bulannya di satu 2 tahun terakhir
ini, hal tersebut dapat dilihat pada data pelanggan dan data penjualan sebagai
berikut:
30
27
24
23
20
19
18
16
16
16
14
i i
et il ei i li us
r er er er
ar ar pr
n
Ju be
u ru ar A
M Ju st o b b b
n b M gu em kt em em
Ja Fe A p
t O o
v es
Se N D
12
36
33
31
30
29
27
26
22
19
16
14
13
i i
et il ei i li s r er r er
ar ar pr
n
Ju
u be be
ru ar M Ju st b b
n
u
b M A
gu em k to em em
Ja Fe A p
t O o
v es
Se N D
2020
25 22.7 21.85
18.88
20
15 11.9 11.8
10.23 9.755 10.646 10.6
8.95 8.12 9.5 2020
10
0
2 0 20 r-20 r-20 20 20 l-2
0 0
t-2 ep-2
0
t-2
0
02
0
s-2
0
n- b- a p ei- n- u s k 2 e
Ja Fe M A M Ju J u S O r D
Ag be
m
ve
No
13
2021
30
25.64 23.5 24.925
25 20.23 21.1219.755 22.8
20 17.9 19.95
15 10.7 11.85 10.88 2021
10
5
0
21 21 r-21 r-21 i-21 -21 l-21 t-21 -21 t-21 021 s-21
n- eb- e n Ju gus p
Ja F M
a Ap M Ju Se Ok er 2 De
A b
m
o ve
N
Berdasarkan data penjualan pada table diatas, dapat diketahui bahwa terjadi
fluktuasi penjualan dari bulan April 2020 smpai dengan Maret 2021. Ini juga
berasal dari dampak pandemi COVID-19 yang menjadi salah satu faktor terjadi
nya fluktuasi penjualan di dua tahun terakhir ini. Penjualan terendah terjadi pada
bulan Juli 2020 sebesar Rp. 8.120.000 dan penjualan tertinggi pada bulan Oktober
memberikan potongan harga dalam pesanan skala besar serta pelatihan sablon
14
untuk pelanggan yang ingin serius belajar, serta bonus bagi pelanggan yang telah
lama bertahan, sehingga dapat selalu mengikat pelanggan untuk tidak memilih
jasa konveksi sablon yang lain. Manajemen strategi ini sangat berkaitan dengan
pelanggan yang lama dari pada pelanggan baru. Karena proses mempertahankan
mengadakan diskon juga merupakan bagian dari strategi customer bonding dan
untuk tetap bertahan atau berpindah ke jasa konveksi sablon lainnya, banyak juga
pelanggan yang keinginannya tidak terpenuhi namun tetap bertahan hanya karena
pelanggan merupakan orang terdekat pemilik usaha. Maka perlu untuk diketahui
Adapun tujuan yang di ambil dari rumusan masalah penelitian ini adalah :
loyalitas pelanggan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pemasaran
tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan. Hal tersebut akan memberi
mengartikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila
dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas
membangun hubungan dengan pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari
suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan melalui
proses pertukaran.
17
18
di atas menunjukan bahwa pemasaran adalah segala sesuatu yang perlu ada
perencanaan terlebih dahulu agar segala sesuatu sesuai dengan yang di inginkan
dengan tujuan perusahaan. Supaya pengelolaan dapat berjalan dengan baik, maka
Menurut Kotler dan Keller (dalam panzy et all 2015:4), definisi manajemen
pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih,
menyusun, menentukan harga, serta menyalurkan suatu produk, jasa dan ide yang
19
tersebut.
manajemen pemasaran adalah suatu upaya untuk mencapai hasil pertukaran dan
dalam pemasaran yang digunakan oleh perusahan atau produsen secara terus
terdiri dari product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion
1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
Harga merupakan suatu nilai atau kualitas yang dapat ditukarkan konsumen
dengan suatu produk atau jasa untuk mendapatkan manfaat yang sama dengan
3. Tempat (Place)
Kegiatan dari suatu perusahaan untuk menyediakan suatu produk, dan untuk
sebagainya.
4. Promosi (Promotion)
antara konsep yang satu dengan lainnya, maka dari itu upaya untuk mendapatkan
suatu strategi pemasaran harus menuju pada layanan yang efektif dan kepuasan
pelanggannya.
2.1.4 Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang/ jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain makhluk
yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor,
agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan
adalah konsumen akhir memperoleh barang atau jasa bukan untuk dijual kembali,
makhluk hidup lain (Suryani,2003). Ada dua cara untuk memperoleh barang
yakni:
tersebut.
Untuk cara kedua ini, konsumen tidak terlibat dalam suatu hubungan
perlindungan hukum dari suatu perjanjian. Untuk itu diperlukan perlindungan dari
secara umum konsumen adalah setiap orang pemakai barang/jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak diperdagangkan. Jika tujuan pembelian
produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut penegecer atau distributor.
Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen
adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip hilistic
konsumen.
22
Kotler dan Keller (2016:179), perilaku konsumen yaitu sebagai studi tentang
dan menggunakan ide, produk maupun jasa dalam memuaskan kebutuhan dan
pemasar cenderung memiliki orientasi lebih kepada pelanggan dan bukan nhanya
memikirkan terlebih dahulu barang yang akan dibeli. Mulai dari harga, kualitas,
fungsi atau kegunaan barang tersebut, dan lain sebagainya. Kegiatan memikirkan,
atau termasuk ke dalam perilaku konsumen. Fokus dari perilaku konsumen adalah
juga akan melakukan evaluasi pasca pembelian berupa feedback yang dapat
aktivitas tersebut dipelajari oleh para pemasar untuk mengetahui alasan pelanggan
memilih salah satu merek diantara sejumlah alternatif merek serupa yang ada di
dan tipe dari proses keputusan yang akan mereka lalui merupakan tugas penting
bagi seorang pemasar. Disamping itu, pemasar juga perlu mengenal pelaku-pelaku
akan kesulitan bagi pemasar untuk mengetahui tingkah laku perilaku konsumen.
perilaku konsumen :
1. Faktor budaya
paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Faktor Kebudayaan,
geografis. Sub-budaya ini terbagi dari beberapa jenis yang dibagi untuk
anggota kasta yang berbeda dibesarkan dalam peran tertentu dan tidak
2. Faktor sosial
permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai
nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Faktor Sosial, terdiri dari : Kelompok,
paling penting dan masyarakat dan ia telah menjadi objek penelitian yang
luas.
3. Faktor Pribadi
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan Faktor Pribadi, terdiri dari :
Usia dan tahap siklus hidup, Pekerjaan dan lingkungan, Gaya hidup,
a. Usia dan tahap siklus hidup, Setiap orang membeli barang-barang yang
berbeda pada tingkat usia terntentu dan tingkat manusia terhadap pakaian,
kebutuhan setiap orang berbeda-beda baik itu anak kecil, remaja, dan
orang dewasa.
lingkungannya.
26
4. Faktor Psikologis
dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau
atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Faktor Psikologis, terdiri
dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap objek
setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari beberapa segmen,
Richard Cross & Janet Smith dalam Mizana (2010:43) Customer Bonding
kedua belah pihak saling percaya. Dari sudut pandang pelanggan, Customer
produk yang akan dibeli. Sedangkan dari sudut pemasar, Customer Bonding atau
pelanggan yang unggul. Pelanggan yang puas akan menjadi pelanggan yang setia
dan memberikan pangsa bisnis yang lebih besar kepada perusahaan. Perusahaan
paling banyak digunakan adalah dengan menawarkan nilai dan kepuasan yang
kedua belah pihak antara pembeli dan penjual. Lain halnya menurut Gremler dan
Brown (2017:101) “customer bonding is just as the term implies, the process
adalah semua aktivitas pemasaran untuk mengikat pelanggan bahwa produk yang
the process of developing a relationship between the company and its customers
where the company tries to maintain a relationship that has been well established
and mutually beneficial to both parties.” Lain halnya menurut Richard Cross &
1. Awareness Bonding
penciptaan suatu pesan secara monolog yang bergerak satu arah dari
2. Identity Bonding
tindakan positif perusahan. Tentang proses ini, Cross dan Smith dalam
konsumen. Hal ini bergantung pada hasil awareness bonding, iklan dan
secara aktif terlibat dalam penggunaan produk”. Pada tahap ini konsumen
3. Relationship Bonding
Pada tahap ini, perusahaan mulai membentuk ikatan dan dialog antara
memberikan satu manfaat atau lebih yang tidak nyata (seperti informasi
4. Community Bonding
menjadi tatap muka atau face to face. Interaksi lebih dari sekedar dialog
5. Advocacy Bonding
konsumen. Pada tahap ini, perusahaan tidak lagi terlibat secara langsung.
hal tersebut hanya bisa terjadi pada konsumen yang memiliki loyalitas
tertinggi sebagai commited buyer. Orang yang puas, suka dan bangga
produk-produk baru.
memperoleh loyalitas.
konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Kesadaran ini
2018:126):
pelanggan.
media iklan, baik cetak maupun elektronik. Iklan tersebut dilakukan untuk
Sedangkan menurut Richard Cross dan Janet Smith (2007:1) dalam Damri
1. Database
2. Dialog
3. Direct Media
yang lebih baik atau bahkan erat hubungannya dengan perusahaan. Semakin
Menurut Kotler (2012:4), pemasaran itu tidak hanya sebagai fungsi bisnis
dari adanya customer relationship, yang memiliki tujuan untuk menarik konsumen
pemasaran yang menarik dan fokus untuk membangun hubungan jangka panjang
dengan konsumen.
umum dapat diartikan sebagai suatu cara atau strategi pemasaran yang digunakan
oleh perusahaan untuk menjaring dan mendapatkan pelanggan yang loyal dan
efisiensi dan efektivitas yang lebih besar dalam memberikan nilai pelanggan.
yang dilakukan secara hati-hati dan detil yang menyangkut pelanggan secara
pribadi dan hal-hal yang berkaitan erat dengan pelanggan (touch points) dengan
pelanggan sebagai inti bisnis dan bahwa kesuksesan perusahaan tergantung pada
relationship marketing.
35
management adalah strategi bisnis untuk memilih dan mengelola pelanggan agar
membutuhkan filosofi bisnis dan budaya yang berpusat pada pelanggan untuk
hubungan dengan pelanggan dan pihak lain yang saling berkaitan dalam proses
Perusahaan yang berhasil dan sukses adalah perusahaan yang mampu menjalin
secara lebih dekat, menciptakan komunikasi dua arah dengan konsumen dan
konsumen, pemasok dan perusahaan lain. Selain itu, konsep ini merupakan upaya
1. Bonding
2. Empathy
3. Reciprocity
4. Trust
Trust lebih dari sekadar believe, meskipun kedua kata tersebut memiliki
yang kuat, maka akan menciptakan rasa sangat percaya (trust) dan
memperkuat hubungan.
bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi CRM, antara lain keuntungan
relationship management dalam penelitian ini menurut Sorce dan Kotler dalam
1. Komitmen
saling percaya diantara pihak pihak yang menjalin hubungan, baik secara
ikatan emosional dan itikad untuk menjaga hubungan baik agar dapat
dan berkesinambungan.
2. Komunikasi
menjalankan CRM.
3. Kualitas pelayanan
dengan pelanggan.
1. Ekonomis
2. Sosial
dapat membangun preferensi konsumen, namun hal ini dapet mudah ditiru
40
oleh para pesaing satu badan usaha dengan yang lainnya. Sehingga dalam
3. Ikatan struktural
minat konsumen untuk mau terlibat menjadi anggota yang bergabung dalam
istimewa.
konsumen, tidak ada brand equity, tidak ada pembelian ulang, tidak
2. Ada berita dari mulut ke mulut (word of mouth) yang positif dari
karena ada peluang yang cukup besar untuk adanya konfirmasi atas
kebutuhan pribadi.
ditunjang dengan sejumlah alat dan proses spesifik yaitu customer portofolio
sejarah, kebutuhan, ekspektasi dan preferensi pelanggan yang telah dipilih untuk
menjalin dan mengelola relasi dengan para anggota jejaring pelanggan, baik pihak
proposisi nilai dan pengalaman yang bisa memenuhi kebutuhan, ekspektasi dan
Adapun dalam aplikasi konsep CRM ada lima (Tjiptono 2014:427), yaitu:
pelanggan sembari berusaha mendapatkan laba melalui penjualan produk dan jasa
pada mereka. Karakteristik sosial pada relasi dan realitas dan komersial
seterusnya. Banyak pula pelanggan yang memang tidak bersedia menjalin relasi
khusus dengan produk dan jasa (serta perusahaan) yang mereka beli. Mereka tidak
punya cukup waktu, minat dan energi emosional untuk menjalin relasi dengan
begitu banyak produk dan jasa yang tersedia di pasar. Ini semua menyiratkan
bahwa CRM hanya bisa terjalin secara efektif dalam situasi-situasi tertentu.
Sedangkan menurut Lovelock (2013: 104) ada beberapa hal yang perlu perlu
1. Pengembangan strategi
2. Penciptaan nilai
dan retensi pelanggan serta peningkatan share of-wallet. Inti dari CRM
pelanggan.
3. Integrasi multisaluran
4. Manajemen informasi
dan lunak IT, perangakat analisis yang meliputi data mining, perangkat
lunak dan aplikasi yang lebih spesifik, aplikasi front office yang
call center dan aplikasi back office yang mendukung proses yang terkait
finansial.
5. Penilaian kinerja
tingkat resolusi awal) telah dicapai? . Ketiga, apakah proses CRM itu
sendiri.
komitmen yang dipegang untuk membeli atau menggunakan kembali produk atau
jasa yang disukai di masa yang akan mendatang meskipun ada pengaruh
situasional dan tindakan atau upaya pemasaran untuk beralih. Loyalitas dalam arti
secara harafiah berarti setia, atau dapat dikatakan sebagai suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini pun timbul tanpa adanya paksaan melaikan timbul karena kesadaran
diri akan masa lalu. Konsep loyalitas konsumen atau pelanggan lebih menekankan
pengalaman sebelumnya.
loyalty atau loyalitas pelanggan adalah komitmen yang dipegang erat oleh
pelanggan untuk membeli atau mengedepankan suatu produk berupa barang atau
jasa secara konsisten, hal ini menyebabkan pembelian berulang pada brand yang
dalam mengkonsumsi barang atau jasa”. Sedangkan menurut Tjiptono dan Candra
pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang tercermin dari sikap (attitude)
yang sangat positif dan wujud perilaku (behavior) pembelian ulang yang
dilakukan oleh pelanggan tersebut secara konsisten dalam jangka waktu yang
lama.
pada pengulangan pembelian, dan menandakan suatu pilihan untuk suatu merek
atau suatu jasa dalam waktu ke waktu. Dimensi Attitude, pada sisi lain, mengacu
merekomendasikan, hal ini adalah indikator yang paling baik dalam kesetiaan
pelanggan. Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan, hal ini
loyalitas pelanggan merupakan hal yang penting dalam perusahaan karena bentuk
terhadap produk atau merek yang disukai nya dan enggan berpindah merek
lines)
Selain itu, Hasan (2016) menyatakan bahwa pelanggan yang loyal itu paling
pembelian.
2. Tingkat atau ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah produk atau jasa.
pembelian, tingkat atau ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah produk atau
jasa, adanya perasaan positif terhadap produk atau jasa, penggunaan produk atau
Pelanggan yang loyal merupakan aset bagi perusahaan, hal ini dapat
1. Satisfaction (Kepuasan)
konsumen tersebut. Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah ketika
3. Trust (Kepercayaan)
Jika konsumen akan merasa nyaman dengan sebuah merek ketika situasi
Perusahaan/Produk)
terjadi ketika konsumen mendapatkan apa yang diharapkan dari produk yang
pelanggan adalah :
lain-lain.
51
5. Kepercayaan (trust)
proporsionalitas rasio biaya dan manfaat, rasio biaya dan keuntungan dalam
8. Dependabilitas ( reliability)
lain:
1. Kepuasan pelanggan
2. Kepercayaan pelanggan
pelanggan dalam melakukan proses pembelian. Hal ini muncul sebagai hasil
keseluruhan dengan produk atau jasa perusahaan, dan terdapat atribut yang
3. Komitmen pelanggan
pelanggan.
adanya interaksi lanjutan yang terjadi antara penyedia jasa dan pelanggan
terdiri dari atribut yang berwujud dan yang tidak berwujud. Kualitas layanan
Emphaty (Empati).
layanan ( Service quality), emosional, citra merek (Brand Image), nilai yang
keuntungan bagi perusahaan tersebut. Menurut Griffin yang dikutip oleh Sangadji
lebih mahal.
perusahaan.
5. Mendorong getok tular (word of mouth) yang lebih positif dengan asumsi
Sedangkan menurut Hawkins dan Coney yang dikutip oleh Sangadji dan
sebagai berikut :
lebih besar.
55
pelanggan yang sudah ada lebih kecil dibandingkan dengan biaya untuk
akan membawa dampak, mereka juga akan percaya pada bisnis yang lain.
Jika kesetiaan terhadap suatu produk sudah terbentuk, maka akan timbul
kali membeli produk perusahaan yang sama dalam jangka waktu panjang. Dengan
volume penjualannya secara terus menerus. Selain itu, kesetiaan pelanggan juga
sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam hal mengurangi aktivitas dan biaya
tanpa perlu kerja keras untuk meyakinkan konsumen agar mau membeli dan
Customer Bonding menjadi salah satu cara untuk mengikat calon pelanggan
maupun pelanggan lama dengan menawarkan nilai dan kepuasan yang tinggi
mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan konsumen. Pelanggan yang puas
akan menjadi pelanggan yang setia dan memberikan pangsa bisnis yang lebih
besar kepada perusahaan. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh
pelanggan Matahari Card Club (MCC), berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan bahwa hasil dari uji F Test diperoleh F hitung sebesar 40,883 dengan
taraf signifikasi 0,000. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05),
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Elsa Nur Aini (2020) penelitian ini
sampel t-test dengan nilai signifikan 0,05. Uji parsial telah dilakukan dan
Pelanggan
Menurut Kotler (2012:4), pemasaran itu tidak hanya sebagai fungsi bisnis
dari adanya customer relationship, yang memiliki tujuan untuk menarik konsumen
pemasaran yang menarik dan fokus untuk membangun hubungan jangka panjang
dengan konsumen.
hubungan yang baik dengan pelanggan dalam baik jangka pendek maupun jangka
Panjang sehingga perusahaan harusnya memiliki salah satu strategi ini agar dapat
mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Hal ini di dukung oleh penelitian
program dengan hasil Nilai t hitung continuity marketing (X1) yang termasuk
58
dalam Customer Relationship Marketing sebesar 4,429 dengan sig adalah 0,000<
Pelanggan.
Juga penelitian dilakukan oleh Restu Nugroho (2020) dengan hasil analisis
regresi ordinal simultan pada bagian parameter estimates baris location kolom
signifikan dengan nilai 0,031, 0,030 dan 0,000 < α (0,05). Kemudian, beberapa
berpengaruh signifikan dengan nilai 0.002 dan 0,002 < α (0,05), tetapi pada
dengan nilai 0,545 > α (0,05). Sehingga terdapat pengaruh signifikan antara
Relationship Marketing (X) yang terdiri dari customer service programs, loyalty
Loyalitas Pelanggan
langsung serta menjalin kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua
produk akan terpenuhi serta penting juga membangun ikatan pelanggan dalam
59
pelayanan agar menimbulkan kesan yang baik secara personal kepada pelanggan.
Dari produk yang di hasilkan oleh perusahaan yang telah eksis dan dikenal luas
Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sindy Asrika Putri
Kepuasan Pelanggan masing-masing sebesar 0,024 dan 0,000 pada α = 10%. Hal
Pelanggan yang mendapatkan rata-rata score 4,03 dikategorikan baik dan hasilnya
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Elsa Nur Aini (2020) menggunakan
test dengan nilai signifikan 0,05. Uji parsial telah dilakukan dan dihasilkan
Customer
Relationship Loyalitas
Management
(Continuity Marketing X1)
Pelanggan
(One to One Marketing X2) (Y)
(Partnnering Program X3)
2. Sindy Pengaruh
Asrika Customer
Putri Relationship
(2019) Management
terhadap
Loyalitas Hasil penelitian menytakan bahwa Customer
Pelanggan Relationship Management berpengarung
dengan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dan
Kepuasan kepuasan pelanggan menjadi variabel intervening
Pelanggan yang memediasi antara Customer Relationship
sebagai Management dan Loyalitas Pelanggan.
variabel
intervening di
Hotel Islami
Aceh House
Customer
Relationship
Management
(X1)
Loyalitas
Pelanggan
(Y)
Kepuasan
Pelanggan
(Z)
61
Pengaruh
Relationship
Marketing
terhadap Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
Loyalitas bahwa Relationship Marketing memiliki dampak
Nasabah pada positif yang signifikan terhadap loyalitas nasabah.
PT. Pegadaian
Cabang
Bumiayu
Restu Customer
Service
3. Nugroho Programs
(X1)
(2020)
Loyalty Loyalitas
Programs
(X2) Nasabah
(Y)
Community
Building
(X2)
Pengaruh
Customer
Bonding
terhadap Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
Loyalitas bahwa melalui uji parsial dan simultan, dari
Pelanggan kedua pengujian tersebut dapat diketahui bahwa
Zoya variabel yang digunakan berpengaruh pada
Lamongan loyalitas pelanggan.
Elsa
Nur
4.
Aini
(2020)
Customer Loyalitas
Bonding Pelanggan
Customer Loyalitas
Bonding Nasabah
Customer Loyalitas
Bonding Pelanggan
7. Afifi, Iqbal Factors Affect The results from the research mean that six
Dan to hypotheses are accepted as research models, and
Amini, Ahdia Relationship one hypothesis is rejected. High cost problem can
(2021) Marketing for be explained by the fact that hospital staff give
Journal Creating better service experience, including medical
International Customer services, facility services, and building
Loyalty in relationships with customers for long-term
Hospital benefit.
63
Services
Business
Service Quality
H6
Interaction Quality
H1
H4
Physical
H2 Customer
Trust
Customer Customer
H5
Environment Value Loyalty
Quality
Outcome Quality
H3
The ability to
The Important bind customers (customer bonding capability) has
Role of a significant impact on marketing performance
Customer compared to other marketing performance
Bonding antecedents such as relational capital, integrated
Capability to marketing communication, and equal marketing
Increase information.
Marketing The role of customer bonding capability to
Ida Bagus Performance improve marketing performance is crucial. It due
Nyoman in Small and to an increase in customer bonding capability
Udayana, Naili Medium provides an increase in marketing performance,
Farida, Ambar Enterprises even relational capital does not have a direct
Lukitaningsih, significant effect on marketing performance.
Heru Kurnianto
8.
Tjahjono, and
Nuryakin Integrated
Marketing
H5
(2021) Communication
Journal H3
International H1 H6
Relational Customer Marketing
Capital Bonding Performance
Capability
H4 H7
Adequate
Marketing
Information
H2
9. Muchtar Rizka Customer The results confirm the research model, service
(2013) Loyalty the quality is found to act on service loyalty via
Effects of customer relationship marketing. The results also
Service show a major customer speedy is bachelor, 21-30
Quality and years with speedy 6-12 month as user. The
The Mediating research contributes to our knowledge by support
Role of that CRM perform a mediating role in the link
Customer between service quality and service loyalty.
Relationship However, the main focus of management
64
Share
Information
Trust in Honesty
Say Positive
Things
Trust in Benevolen Recommend
Friends
Customer
Affective Relationship
Commitment Marketing Continue
Purchasing
Customer
Satisfaction Loyalty Purchase
Additional
Service
Service
Quality Test New
Service
Service
Quality (X1)
Customer Customer
Satisfaction Loyalty (Y2)
(Y1)
Service
Quality (X2)
65
Experiental
Marketing H4
Sensation Experience
Association Experience
H1
Customer
Satisfaction H3 Customer
Loyalty
Personnel Service Value
H2 Attitude Loyalty
Behavior Loyalty
Experiental
Marketing
Sensation Experience
Association Experience
H5
12. Hanifati, Lidya The Effect of To summarize, the goal of this study was to show
Nur and Perceived how brand personality, perceived product quality,
Salehudin, Product customer brand identification, and loyalty affect
Imam (2021) Quality, Brand switching intention. First, brand personality had a
66
Perceived
Loyalty
(Jurnal Product
Quality
Internasional)
Customer
Satisfaction
Customer Switching
Brand Itention
Identification
Brand
Personality
Children
Well Being
CSR
Customer
Loyalty
Customer Bonding
Loyalitas Pelanggan
Customer
Relationship
Marketing
Marketing) dan satu variabel terikat ( Loyalitas Pelanggan ). Model Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kedua variabel bebas terhadap satu variabel
sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan,
Banjarisme Apparel
70
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
2.
3.
akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji perhitungan dan berkaitan
dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Metode yang
berlandaskan pada filsafat positivisme ini dapat digunakan untuk meneliti suatu
hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain melalui pengujian hipotesis
71
Lokasi penelitian ini berada di Banjarisme Apparel (UD. Banjar Karya Lestari)
1.1
1.2
1.3
3.4.1 Populasi
kesimpulannya. Pada penelitian ini, populasi yang digunakan oleh peneliti adalah
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2019:127) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
n = (5 x 12 item) = 60 Responden
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel yang akan di teliti yaitu
sebesar 60 responden.
Probability Sampling adalah Teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
73
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
penelitian ini ada 3 variabel yaitu 2 variabel independen dan 1 variabel dependen.
Variabel independen penelitian ini adalah Customer Bonding (X1) dan Customer
adalah Loyalitas Pelanggan (Y). Berikut penjelasan variabel dalam penelitian ini :
menghantarkan nilai dan kepuasan pelanggan yang unggul. Pelanggan yang puas
74
akan menjadi pelanggan yang setia dan memberikan pangsa bisnis yang lebih
1. Awareness Bonding
pembelian.
2. Identity Bonding
Hal ini bergantung pada hasil awareness bonding, iklan dan publisitas.
Tidak ada interaksi atau hubungan antara pemasar dan konsumen atau
3. Relationship Bonding
dengan pemasar.
4. Community Bonding
Interaksi lebih dari sekedar dialog dasar antara pemasar dengan pelanggan
pelanggan lain”
75
5. Advocacy Bonding
Orang yang puas, suka dan bangga terhadap sebuah merek, otomatis
produk-produk baru.
memperoleh loyalitas.
Menurut Kotler (2012:4), pemasaran itu tidak hanya sebagai fungsi bisnis
dari adanya customer relationship, yang memiliki tujuan untuk menarik konsumen
1. Komitmen
76
Komitmen adalah rasa saling percaya diantara pihak pihak yang menjalin
2. Komunikasi
3. Kualitas pelayanan
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas. Dalam hal ini
variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah 1. Loyalitas
Pelanggan
komitmen yang dipegang untuk membeli atau menggunakan kembali produk atau
jasa yang disukai di masa yang akan mendatang meskipun ada pengaruh
77
situasional dan tindakan atau upaya pemasaran untuk beralih. Loyalitas dalam arti
secara harafiah berarti setia, atau dapat dikatakan sebagai suatu kesetiaan.
terhadap produk atau merek yang disukai nya dan enggan berpindah merek
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
sebagai berikut:
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian dilakukan.
yang dibagikan secara langsung kepada responden yaitu sampel yang telah
dijawabnya.
melalui orang lain atau lewat dokumen. Sumber data sekunder merupakan
data primer.
yang menunjukan data penjualan dua tahun terakhir dari Januari 2020
hingga Desember 2021 dan ada juga yang berasal dari buku referensi
81
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2016:93). Dengan skala Likert maka variabel
akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel. Jawaban setiap instrumen
3.4
3.5
3.6
3.6.1
Melalui uji validitas, peneliti dapat mengetahui item mana saja yang
valid dan gugur dengan cara membandingkan nilai validitas tiap item
dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) , suatu konstruk atau variabel
(Ghozali, 2011:48)
Y= α + β1 X1 +β2 X2 + e
Keterangan :
Y = Loyalitas Pelanggan
α = Konstanta
X1 = Customer Bonding
e = Standard Error
3.9.3 Uji Asumsi Klasik
Unbiased Estimation (BLUE) atau tidak bias. Uji asumsi klasik dapat
normal.
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
87
3.7
3.8
3.9
3.9.1
3.9.2
3.9.3
3.9.3.1
berikut ini:
multikolonearitas.
(Ghozali,2009):
heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas
heteroskedastisitas.
89
apabila:
dengan nilai durbin watson tabel, yaitu batas atas (du) dan
marketing).
pembelian (Y).
ditolak,
diterima.
Keterangan :
93
Kd = Koefisien determinasi
β = Koefisien Beta
dan satu
variabel dependen
Keterangan :
Kd = Kode Koefisien
2
r = Koefisien Determinasi
dependen.