2. A. Segmentasi pasar adalah proses mengelompokkan pasar ke dalam segmen yang berbeda-
beda.
Secara ringkas, Kotler dan Keller (2012) menyatakan bahwa apapun variabel yang dipakai,
mau satu atau banyak sekaligus, dinyatakan sebagai variabel yang tepat kalau segmen yang
dihasilkan memiliki karakteristik berikut:
a. Berbeda (distinctive). Sebuah segmen memiliki karakteristik dan perilaku pembelian yang
berbeda dari segmen lain. Namun, karakteristik dan perilaku dalam segmen haruslah sama.
b. Dapat diukur (measurable). Ukuran, daya beli, dan profil segmen yang dihasilkan harus
jelas. Misalnya, tidak ada gunanya kita bagi pasar kita menjadi tiga kelas: kelas bawah, kelas
menengah, dan kelas atas. Tetapi, saat ditanya berapa jumlah konsumen, seberapa banyak
permintaan mereka, dan bagaimana profil setiap kelas, apakah dapat dijawab? Kalau tidak,
dari kriteria ini, segmen yang kita hasilkan belmulah efektif.
c. Dapat dijangkau (accessible). Scgmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
Misalnya, kita adalah produsen sepeda motor. Kita bagi pasar berdasarkan geografi,
khususnya subvariabel tempat tinggal,
menjadi perkotaan dan pedesaan. Pertanyaannya, dapatkah segmen pedesaan yang belum
memiliki sarana transportasi dijangkau? Kalau tidak, dari kriteria ini, segmen ini tidak efektif.
Yang efektif hanya segmen perkotaan.
d. Cukup besar (substantial). Segmen pasar yang dihasilkan cukup besar dan cukup
menguntungkan apabila digarap. Katakanlah kita ingin mengelompokkan pemakai sepeda
motor besar di Jakarta, yang berjumlah kurang lebih 10.000 orang. Kita menggunakan tiga
variabel segmentasi, yaitu usia, pendidikan, dan tingkat pendapatan. Usia dibagi menjadi : di
bawah 30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, dan di atas 60 tahun (enam level).
Pendidikan : SMA, Diploma, S1, S2, dan S3 (lima level). Tingkat pendapatan per bulan : di
bawah 10 juta, 11-15 juta, 16-20 juta, 21-25 juta, 26-30 juta, 31-35 juta, 36-40 juta, 41-45
juta, 46-50 juta dan di atas 50 juta (10 level). Kombinasi ketiga variabel menghasilkan 6 x 5 x
10 = 300 segmen. Apabila dirata-ratakan, maka setiap segmen berisikan 33.33 orang
(dibulatkan menjadi 33 orang). Mungkin tidak merata, ada segmen yang lebih besar dari
angka itu, tetapi tidak menutup kemungkinan ada yang lebih rendah. Dengan jumlah sebesar
itu tentu segmen tidak cukup besar. Dengan demikian, variabel perlu diganti lagi agar
memenuhi kriteria ini.
e. Dapat digarap (actionable). Program yang efektif dapat didesain untuk menarik dan
melayani segmen. Oleh Yamaha, skutik Mio pertamanya ditujukan untuk perempuan. Sadar
bahwa pembeli Mio 604 adalah lakilaki, Yamaha merasa positining Mio gagal. Untuk
mempertegas Mio sebagai tunggangan perempuan, dibuatlah Mio Soul sebagai skutiknya
lelaki. Apa yang terjadi? Penjualan Mio Soul tidak sebagus Mio. Artinya, laki-laki pembeli Mio
tidak beralih sepenuhnya ke Mio Soul. Artinya, segmen laki-laki tidak berhasil digarap
dengan program khusus. Karena itulah, Honda Vario tidak membatasi pasar berdasarkan
jenis kelamin.
Ada tiga strategi pemasaran (lihat Gambar 3.2), yaitu undifferentiated marketing strategy,
differentiated marketing strategy, dan concentrated marketing strategy.
Perusahaan hanya membuat satu paket bauran pemasaran untuk seluruh pasar. Perusahaan
mengabaikan perbedaan setiap segmen, bahkan memperlakukan semua segmen sebagai
satu pasar. Fokus perhatian diarahkan bukan pada apa yang membedakan, melainkan yang
menyamakan semua | segmen. Dengan kata lain, perusahaan memanfaatkan perilaku yang
bersifat umum (universal) pada semua segmen. Dibanding pemasaran massal praktik
strategi ini sama, yaitu menawarkan satu produk untuk seluruh pasar (Gambar 3.3). Yang
membedakan, kalau dalam pemasaran massal perusahaan menganggap pasar homogen,
dalam undifferentiated marketing strategy, perusahaan menganggap pasar heterogen,
tetapi mengidentifikasi perilaku yang bersifat umum, lalu mendesain produk yang paling
mendekati perilaku tersebut.
Keuntungan strategi ini adalah biaya yang lebih rendah. Sebab, dengan menerapkan sistem
produksi massal (bukan pemasaran massal lho!), biaya produksi, inventori, dan transportasi
lebih rendah. Karena hanya ada satu . produk, biaya-biaya iklan, manajemen produk, dan
riset pemasaran, juga dapat diperkecil.
Kekurangan strategi ini, pertama, tidak mungkin memuaskan seluruh pasar dengan hanya
satu produk. Produk memang dapat memenuhi kebutuhan universal, tetapi kebutuhan
spesifik terlewatkan. Kedua, dalam merumuskan bauran pemasaran, perusahaan
menjadikan segmen paling besar sebagai patokan. Dalam segmen demikian, tingkat
persaingan juga tinggi. Dalam jangka panjang, apabila persaingan meningkat terus, strategi
ini tidak bisa lagi dipertahankan.
c. Conentrated Marketing Strategy Strategi ini menarik kalau sumber daya perusahaan
terbatas. Kalau tidak mampu memasuki banyak segmen, perusahaan dapat memusatkan diri
pada satu segmen saja. Dengan demikian, perusahaan dapat memahami kebutuhan
pelanggan lebih baik. Namun, bergantung pada satu segmen saja memiliki risiko besar. Kalau
pesaing lebih kuat melink segmen kita dan berniat memasukinya, kita bisa kehilangan pasar.
Sekali hilang, kelangsungan hidup perusahaan terancam karena hanya bertumpu pada satu
segmen saja.