Anda di halaman 1dari 3

Nama : Trisna Ratnasari

Nim : 20190100031

Kelas :SD19A

BAHASA

1. LARANGAN
Setiap makhluk hidup di dunia, mempunyai Bahasa masing-masing. Apabila kita
melihat anak ayam kedinginan, tentu saja dia akan memanggil (ciak) ibunya. Begitu
juga apabila anak kucing kurang susu akan berteriak (mengeong). Itu menandakan
bahwa Bahasa bukan hanya dimiliki manusia saja, hewanpun memiliki system aturan
bahasanya.
Bahasa yang dipakai manusia, bukan ciak atau mengeong, tetapi memiliki aturan
yang khusus berdasarkan konsep kebiasaan pertumbuhan masyarakatnya. Karena
manusia memiliki rasa, fikiran dan keinginan lebih unggul dibandingkan hewan,
tentu saja dalam menggunakan bahasanya pun akan lebih baik, dalam arti memiliki
aturan yang sistematis dan digunakan oleh masyarakat yang memakai Bahasa
tersebut.
Apabila kita amati, anak ayam memanggil (ciak) karena memiliki tujuan agar tidak
kedinginan. Begitu juga dengan anak kucing (mengeong) bermaksud agar diberi susu
oleh ibunya. Dari dua contoh tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa Bahasa berupa
alat untuk menyampaikan maksud kepada orang lain.
Kita sudah menonton bulu tangkis. Ditanya oleh teman-teman bagus atau tidaknya
yang bermain bulu tangkis, apabila bagus kita bisa memberikan ibu jari. Itu juga
merupakan usaha menyampikan maksud melewati Bahasa isyarat. Begitu juga kita
bisa menyampaikan maksud dengan cara tulisan, misalnya mengirimkan SMS
(pesan) ke saudara atau kakak di pangumbaraan memberitahukan bahwa adik sakit.
Mengenai apa yang kita maksud, sebenernya jika diamati tidak selalu
dikomunikasikan kepada orang lain, dan kepada diri kita sendiri kita sering
mempertanyakan komunikasi menggunakan Bahasa. Begitu juga jika kita diperintah
orang tua lalu kita menolak, terkadang suka menggerutu. Begitu juga jika kita
membuat satu barang dan tidak cepat selesai, kita menggerutu sendiri dan bahkan
terkadang menjatuhkannya. Maka dari itu kesimpulan yang dimaksud Bahasa yaitu
alat yang dipakai manusia untuk menyampaikan maksud ke orang lain atau ke diri
sendiri baik secara lisan, tulisan ataupun isyarat.
2. BAHASA UTAMA
Dikatakan bahwa peran utama Bahasa adalah untuk menyampaikan maksud kepada
orang lain. Tetapi jika kita bahas lebih dalam lagi akan ditemukan petunjuk bahas
lain, diantaranya adalah:
a. Sebagai Alat Pertumbuhan
Dalam kehidupan regeneratif di masyarakat, kita menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi.
b. Sebagai Keindahan
kita dapat mengolah bahasa menjadi alat yang luar biasa untuk tujuan estetika.
Misalnya membuat puisi, dangding dan lain-lain.
c. Sebagai Ilmu Pengetahuan
Dalam upaya untuk menanamkan dan memperkaya dirinya dengan saniskara
pengetahuan, manusia menggunakan Bahasa sebagai alat untuk mengungkap rahasia
ilmu pemgetahuan. Begitu juga dalam upaya menyampaikan ilmu kepada orang lain,
Bahasa dipakai sebagai alat yang utama. Misalnya menulis buku-buku pelajaran,
buku-buku ilmiah dan sebagainya.
d. Sebagai Penelitian
untuk mengetahui latar belakang kehidupan manusia berdasarkan urutan kejadian
sejarah, bersedia melakukan upaya penelitian yang meliputi sejarah budaya dan adat
istiadat serta tumbuh kembang masyarakat. Dalam praktiknya melakukan penelitian
berdasarkan sisa masyarakat terdahulu, kita harus mampu menggunakan bahasa
sebagai alat penelitian. Misalnya kita mampu membaca dan mengerti Bahasa sunda
kuno yang ditemukan dalam prasasti-prasasti atau babad-babad yang ditulid dalam
daun lontar.

3. BAHASA UTAMA DAN BAHASA DAERAH


Bahasa sunda yang biasa digunakan dalam perkembangan masyarakat sunda
sekarang ada dua macam, yaitu yanhg disebut bahasa utama dan bahasa daerah.
Yang dimaksud bahasa sunda utama adalah bahasa sunda yang dijadikan standar
pemakaian oleh masyarakat. Dibandingkan dengan bahasa sunda daerah, bahasa
sunda utama lebih banyak yang memakainya. Selain itu juga bahasa sunda utama
mempunyai ikatan yang erat dengan bahasa sunda terdahulu yang sekarang hanya
ada pada naskah-naskah kuno atau prasasti-prasasti. Karena bahasa sunda utma
dijadikan standar pemakaian bahasa sunda, buku-buku, kamus, surat kabar, majalah,
surat resmi, berita dalam radio dan beberapa media komunikasi lainnya ditulis atau
ucapkan menggunakan bahasa sunda utama.
Yang dimaksud bahasa sunda daerah atau dialek yaitu variasi bahasa sunda yang
dipakai masyarakat daerahnya sendiri. Misalnya bahasa sunda daerah Ciamis, bahasa
sunda daerah Banten, bahasa sunda daerah Cirebon, dan sebagainya.
Karena lebih menekankan bedanya bahasa sunda utama dengan bahasa sunda daerah,
berikut ada beberapara contohnya.
a. Bahasa Sunda Daerah Banten
Dia (kamu), orok (anak-anak), angkak (peci), méong (kucing), kotok (ayam), bacang
(buah limus), mokla (darah), cepil gemlok (ulen), daun roko (daun kawung),
geureung (cacing), gebéd (golok), kolompong (ikan peda), kaléci (sérok), menyé
(celemes), cawéné (perempuan), gembla (domba), béwa (jelek).
b. Bahasa Sunda Daerah Cirebon
Kasapeu (padamu), gambuh (dalang), warang (mertua), gandéla (jendela), dekung
(lutut), gendéng (kentéeng), jejengkok (tempat duduk kecil), muhara (muara)
c. Bahasa Sunda Daerah Ciamis
Amrin (habis), pasaragén (Api), mantang (ubi ungu), pané (dulang), sanaon (berapa),
tipagut (tidak sengaja menendang), gebog (telebug), sangu wadang (nasi hasil
dijemur), séréd (tarik), bélékétébé (rejen).

Anda mungkin juga menyukai