Anda di halaman 1dari 2

Nama : Janiah Husen

Mata Kuliah : Ilmu Filsafat

Bidang studi : Produk Kaleng

Topik : Pengaruh Suhu Retort Pada Pengalengan Makanan Tradisional Maluku Utara

Ringkasan Masalah :

Trubuk atau di Maluku Utara dikenal dengan nama sayur lilin adalah salah
satu sayuran utama yang dikonsumsi sejak lama oleh masyarakat lokal. Sayuran ini
sudah dikultivasi secara intra generasi dibeberapa wilayah seperti di Kota tidore,
Sula, dan beberapa wilayah lainnya dipulau Halmahera. Masyarakat lokal mengenal
dan membudidayakan tiga jenis sayut lilin yaitu sayur lilin putih, sayur lilin kuning,
dan sayur lilin pendek. Sayur lilin merupakan suatu bentuk tanaman tebu dengan
pertumbuhan bunga tak normal atau mungkin merupakan dari tanaman tebu. Sayur
lilin juga dikenal sayur yang enak dan digemari oleh masyarakat. Tanamn ini juga
dapat mencegah erosi tanah dipematangan sawah karena dapat menahan tanah untuk
tidak mudah roboh dan longsor (Reni Sukmawati et al, 2019).

Pengalengan makanan adalah suatu cara pengawetan bahan pangan yang


dikemas secara hermetis kemudian disterilkan. Pengemasan secara hermitis
mengandung arti penutupan dilakukan dengan sangat rapat, sehingga tidak dapat
ditembus oleh udara, air, dan mikroba. Metode ini dapat diterapkan hampir pada
semua makanan seperti sayuran buah, daging, ikan, ungags, susu, telur, dan
berbbagai jenis minuman. Teknologi pengalengan bukan merupakan teknologi baru
tetapi masih banyak hal yang belum dikuasai terutama tahapan proses untuk bahan
bsaku yang berbeda.

Salah satu proses yang paling penting dalam proses pengalengan makanan
adalah sterilisasi. Proses ini bertujuan untuk menghancurkan mikroba pembusuk dan
pathogen, membuat produk menjadi matang dan tekstur dan cita rasa sesuai dengan
yang diinginkan.

Pertanyaan penelitian :

Umum : apakah suhu pada retort yang dihasilkan bisa mempengaruhi umur simpan makanan
pengalengan ?

Khusus : manakah suhu yang terbaik yang digunakan pada retort pengalengan makanan?
Dalil ata teori :

Pengalengan merupakan salah satu cara pengawetan makanan dengan dikemas steril.
Sterilisasi dilakukan dalam waktu dan suhu tertentu sehingga bisa mencegah kerusakan
makanan karena pembusukan (Nurhikmat et al, 2016). Pengalengan merupakan pengemasan
secara hermetis (ditutup rapat sehingga tidak tembus air, udara, mikroorganisme, dan bahan
asing) dengan wadah kaleng (Ndahawali et al, 2016). Makanan yang dikemas dengan
pengemasan kaleng bisa bertahan sampai 1 tahun bahkan lebih.

Hipotesis :

Dengan menggunakan suhu 121℃ dan waktu 20 menit bisa menghasilkan produk terhindar
dari bakteri dan produk menjadi steril optimal.

Anda mungkin juga menyukai