1.1.1 Karel V (1500-1558) Karel V adalah kaisar Romawi, Raja Spanyol, Naples, Sisilia dan pengusasa wilayah Burgundia. Orang Spanyol kadang menjulukinya sebagai “El Dorado”. Pada Masa Karel V menjabat sebagai kaisar di wilayah Hapsburg Spanyol dan Austria, ia sangat memperhatikan aspek rohani atau religius di Diet of Worms, terutama dalam persatuan dan kesatuannya. Hal itu tampak dari relasinya dengan Luther yang tetap terjaga walaupun pada masa itu Luther terkesan membuat “kegaduhan” dalam Gereja Katolik. Ia memberi kebebasan kepada seluruh pangeran untuk menyelesaikan konflik agama di wilayah kekuasaannya masing-masing. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama, sebab pada saat ia mendapatkan kemenangan di Perancis pada tahun 1529, ia merubah pandangan awalnya, sehingga ia membatalkan toleransinya pada Diet Speyer. Situasi ternyata menampilkan kisah perdamaian Nuremberg tahun 1532 yang menghasilkan aktifnya kembali toleransi yang sempat “mati” tersebut. Karel V mencita-citakan kesatuan di seluruh daerahnya oleh karena itu ia memerintahkan untuk membuat suatu pemerintah pusat bagi propinsi-propinsi Belanda, yang bertempat di Brussel. Tak dapat tidak tatanegara yang baru itu segera berlawanan dengan kemerdekaan dan hak-hak lama propinsi-propinsi dan kota-kota Belanda. Hal menyebabkan pemerintah belanda sudah kehilangan kuasa dan pengaruhnya dalam pimpinan politik dan masyarakat di negerinya sendiri. Sehingga bangsa belanda takut kalau-kalau kemerdekaannya nanti sama sekali hilang. Karel V tidak membiarkan reformasi berkembang di Belanda, karena hal itu menghalangi kesatuan negara yang dicita-citakannya. Dan ia segera mengambil tindakan yang keras untuk menindas Gerakan yang berbahaya itu.1 Tetapi dalam pengamatan Karel V, ternyata ia melihat bahwa gerakan Lutheranisme sama sekali tidak berbau politik dan hanya bersifat religius semata. Berangkat dari pandangan tersebut, ia menerbitkan dokumen The Interim of Augsburg 1548 untuk menyatakan sikap perdamaian dan toleransi. Dokumen ini merupakan ajaran yang mengakui keagamaan Katolik dan Protestan, namun hanya berlaku hingga masa Konsili Trente. Melalui jalur perdamaian pada 25 September 1555 di Augsburg yang ditetapkan bahwa agama Katolik dan Protestan diakui keberadaannya. Pada tahun 1555 kaisar Karel V meletakkan jabatannya dan masuk biara lalu wafat pada taun 1588. Ia diganti oleh anaknya, Philips II, seorang raja yang tak kurang fanatik dalam agama Katolik Roma daripada bapaknya namun kurang cakap dan bijkasa.2
1 Hendrikuus Berkhof, Sejarah Gereja (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2009), hlm. 197-199. 2 Eddy Kristiyanto, Reformasi dari Dalam: Sejarah Gereja ..., hlm. 67-68.