Abstraksi
Di jaman modern ini, masuknya peradaban dan kebudayaan barat ke
Indonesia lambat tapi pasti kebudayaan yang ada di Indonesia akan tergeser
oleh kebudayaan barat. Begitu juga dengan nilai-nilai agama Islam yang
banyak di anut oleh bangsa Indonesia. Keimanan serta dasar yang tidak kuat,
pemahanan dan penghayatan terhadap agama yang kurang akan menyeret
seseorang kedalam lembah kenistaan. Tulisan ini mengulas tentang cara dan
tujuan pembentukan akhlak mulia dalam menginternalisasikan nilai-nilai
agama Islam, sehingga nilai-nilai agama Islam tersebut dapat diambil oleh
insan muslim untuk dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
mampu mempengaruhi dan mewarnai pola kepribadian dan perilaku mereka.
Dalam penginternalisasian nilai-nilai agama Islam dalam pembinaan akhlak
mulia menurut para ahli pendidikan pembiasaan dan keteladanan merupakan
cara yang paling efektif dalam penginternalisasian nilai-nilai agama Islam.
Karena kedua metode tersebut secara psikologis sangat dibutuhkan seorang
anak di masa perkembangannya. Ditinjau dari segi perkembangan anak,
pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan akan membantu anak
bertumbuh dan berkembang secara seimbang. Sedangkan metode keteladanan
dipakai karena secara psikologis, anak senang meniru, tidak saja hal baik yang
jelekpun ditirunya, dan secara psikologis pula manusia membutuhkan tokoh
teladan dalam hidupnya.
PENDAHULUAN
Seiring pesatnya laju teknologi, globalisasi di segala bidang dan
kemajemukan, kompleksitas persoalan manusia pun semakin
bermunculan. Rose Pole, seperti yang dikutip dalam tafsir bukunya
menyatakan: It is that the modern world call into existence certain
conception of morality, but also destroys the ground for taking them
seriously. Modernity both needs morality, and makes of impossible. (Dunia
modern ini memunculkan konsep-konsep moralitas tertentu, namun
1Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Raden Qosim Lamongan (STAIRA) Prodi Pendidikan
Bahasa Arab.
Jurnal Ummul Qura Vol V, No. 1, Maret 2015 2
4 Ibid, 93
5 Muhaimin, dkk. Dimensi-dimensi Studi Islam (Surabaya: Karya Abditama, 1994), 111.
6 Ibid, 111
12 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu
Katsir, Jilid 8 (Kairo: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2004), 481.
13 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, Cet. 5, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), 107.
Jurnal Ummul Qura Vol V, No. 1, Maret 2015 7
“Dari Abu Hurairah r.a: Nabi SAW bersabda: tiada bayi yang
dilahirkan melainkan lahir di atas fitrah, maka ayah bundanya yang
mendidiknya menjadi yahudi, nasrani atau majusi sebagaimana
lahirnya binatang yang lengkap sempurna".16
shahih yang disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim Terj. H. Salim Buhreisy
(Surabaya: Bina Ilmu, 1996), 1010.
Jurnal Ummul Qura Vol V, No. 1, Maret 2015 9
SIMPULAN
Internalisasi merupakan sentral proses perubahan kepribadian
yang merupakan dimensi kritis pada perolehan atau perubahan diri
manusia, termasuk di dalamnya pempribadian makna (nilai) atau
implikasi respon terhadap makna.
Tujuan utama pembinaan akhlak mulia dalam Islam adalah
agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan
yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Inilah yang
akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Pembinaan akhlak mulia dalam islam memang berbeda
dengan pembinaan-pembinaan moral lainnya. Karena pembinaan
akhlak mulia dalam islam lebih menitik beratkan pada hari esok, yaitu
hari kiamat beserta hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti
perhitungan amal, pahala, dan dosa. Akhlak seseorang akan dianggap
mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Teori dari L. Kohlberg mendasarkan pada tahap-tahap
perkembangan usia anak, yang terdiri dari tiga tahap yaitu
Proconventional level, Conventional level, Principle level. Teori tersebut
akan sangat membantu dalam menentukan strategi internalisasi nilai-
nilai agama Islam dalam pembinaan akhlak mulia anak untuk usia
tertentu. Penentuan strategi hanya berdasarkan pada segi usia saja
belum cukup, tetapi diperlukan cara atau metode yaitu pembiasaan
dan keteladanan dari orang tua dan masyarakat.
Jurnal Ummul Qura Vol V, No. 1, Maret 2015 10
DAFTAR PUSTAKA