I. IDENTITAS UMUM
a. Data Pasien
Nama : By. Ny. R
Nomer RM : 112xxx
Tanggal Lahir : 28-12-21
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Gondong Rejo
Pendidikan :-
Suku : Jawa
Diagnose : Keracunan ASI basi
Tanggal masuk : 28/12/21
Tanggal pengkajian : 29/12/21
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: tinggal serumah
IV. RIWAYAT IMUNISASI
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah
Pemberian
1 HB0 1 hari setelah lahir -
m. Genital
Lengkap tidak ada kelainan, daerah sekitar genital lembab dan popok /
pengalas tidak basah.
n. Ekstremitas
Tonus otot baik, akral teraba hangat, tidak ada sianosis terpasang infus di
tangan kiri.
o. Kulit
Bersih namun seperti terkelupas-kelupas khususnya bagian wajah, tidak ada
laserasi, turgor baik.
XIII. TARAPI
Kaen 3A (Dx+ NS + K 10 mq/L + Laktat20 mEq/L
Ceftriaxone 1x50mg/KgBB
ANALISA DATA
SYMTOM (DS/DO) ETIOLOGI PROBLEM
Ds Suara nafas abnormal Bersihan jalan nafas tidak
Pasien menangis efektiv
DO
-pasien rewel
-suara nafas agak ronchi
Muntah 2x
DS Hyperventilasi Pola pola nafas tidak efektiv
-
DO
RR 61x/menit
DS Kerentanan Resiko infeksi
-
DO
-imunitas bayi belum
terbentuk sempurna
-riwayat minum air ketuban
saat lahir
DIOGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d suara nafas abnormal
2. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi
3. Resiko infeksi b.d kerentanan
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Bersihan jalan nafas tidak setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Managemen Jalan Nafas
efektif b.d suara nafas diharapkan jalan nafas bersih tidak ada hambatan -Monitor status pernafasan dan oksigenasi
abnormal dengan kriteria hasil: sebagaimana mestinya
Status Pernafasan: Kepatenan Jalan Nafas -Identifikasi kebutuhan pasien dalam pembukaan
-Frekuensi pernafasan dalam batas normal (30- jalan nafas tambahan jika diperlukan
60x/menit) -Auskultasi suara nafas
-Bayi tenang tidak rewel -Lakukan penghisapan lender baik endotrakeal
-Mampu menyusu dana tau nasofaring
-Tidak ditemukan suara nafas tambahan -Kolaborasi dengan nakes lain terkait perawatan
-Tidak ada nafas cuping hidung dan pengobatan
Pencegahan Aspirasi
-monitor tingkat kesadaran
-Pertahankan kepatenan jalan nafas
-Pasang NGO
-Lakukan bilas lambung
2 Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Monitor Pernafasan
hiperventilasi diharapkan pola nafas normal dengan kriteria hasil: -Monitor frekunsi Nafas
Status Pernafasan -monitor suara nafas tambahan
-Frekuensi pernafasan dalam batas normal (30- -Monitor pola nafas
60x/menit) -Kaji perlunya perlunya penyedotan ulang jalan
-Jalan nafas paten nafas ulang jika diperlukan
-Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
-tidak ada demam Terapi Oksigen
-Tidak ada batuk -Monitor aliran O2
-Tidak mendengkur -Pasang CPAP
-Tidak sianosi Monitor Tanda-Tanda Vital
-Tidak rewel -Monitor TTV
-Monitor warna kulit, suhu dan kelembaban
-Monitor sianosi
-Periksa secara bekala instrument yang digunakan
3 Resiko infeksi b.d kerentanan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Perlindungan Infeksi
diharapkan resiko menurun dengan kriteria hasil: -Monitr tanda adanya gejala infeksi
Kontrol Resiko: -Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
-Mampu mengidentifikasi factor resiko -Berikan agen imunisasi yang tepat
-Mampu memonitor factor resiko -Edukasi keluarga terkain kondisi pasein
-Mampu menontrol resiko -Kolaborasi pemberian antibiotic dengan
-Mampu mengenali perubahan perilaku kesehatan bijaksana
pasien
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Pencegahan Aspirasi
09.40 WIB -Memonitor tingkat kesadaran
11.30 WIB DO: kompos mentis GCS 13
13.15 WIB -Membantu mempertahankan kepatenan jalan nafas
13.20 WIB -Mengobservasi pemasang NGO oleh perawat senior
-Membantu melakukan bilas lambung pada pasien
-Memonitor sianosi
DO: Monitor Tanda-Tanda Vital
13.50 WIB -Monitor TTV
Tidak ditemukan sianosis
-Memeriksa secara bekala instrument yang digunakan -Monitor warna kulit, suhu dan
kelembaban
-Monitor sianosi
-Periksa secara bekala instrument
yang digunakan
30/12/21 Resiko infeksi b.d kerentanan Perlindungan Infeksi S:- keluarga mengatakan anaknya
08.30 WIB -Memonitor tanda adanya gejala infeksi agar mendapat perawatan terbaik
DO: tidak ditemukan gejala infeksi
12.30 WIB -Teningkatkan asupan nutrisi yang cukup O:
Memberikan ASI 25-20cc setiap 2 jam dengan sendok - tidak ditemukan gejala infeksi
09.00 WIB -Memberikan agen imunisasi HB0
Ds: pasien menangis A: intervensi tercapai
13.50 WIB -Mengedukasi keluarga terkain kondisi pasein bayi
DS: keluarga mengatakan anaknya agar mendapat P: lanjutkan intervensi:
perawatan terbaik Perlindungan Infeksi
P: hentikan/lamjutkan intervensi
sesuai advice dokter
Perlindungan Infeksi
-Monitor tanda adanya gejala
infeksi
-Tingkatkan asupan nutrisi yang
cukup
-Kolaborasi pemberian antibiotic
dengan bijaksana