Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FASHAL DAN WASHAL

Dosen Pembimbing:Raihan ,M.Hum

Disusu oleh: Nuranjali (2021G1A006)

Semester : 3 (tiga)

Kelas: 3-B

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2022/2023


KATA PENGANTAR

Goresan cita bertabur bintang, hati merasakan dan lisan mengucapkan untaian
syukur Kepada Sang Maha Gofur yang mana nikmatnya tak pernah terukur, hembusan
nafas dihiasi lantunan ayat Illahi menikmati rajutan langkah kaki yang setiap hari diiringi
harmoni Dzikri. Sholawat bersenandung salam selalu tercurahkah kepada nabi
Muhammad SAW karena dengan irama dakwah indah islam menyebar dengan mudah
menerangi kaum jahilihiyah menduduki derajat aliyah dan tak akan pernah punah meski
datang yaumul qiyamah.
Atas izin dan kasih sayang-Nya sampai saat ini, kami mampu menyusun dan
Menyelesaikan makalah dengan berjudul “ FASHAL DAN WASHAL " , Makalah itu
tersusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Balaghoh, serta sebagai bahan presentasi
kami akan judul ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen Pengampu mata kuliah Balaghoh Ibu
Raihan,M.Hum, yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam proses
penyusunan makalah Balaghah sehingga makalah bisa selesai dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan di
dalamnya. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca agar
kami bisa berproses lebih baik lagi dalam penulisan dan penyusunan makalah.

Mataram,10 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

C0VER:
KATA PENGANTAR:……………………………………………………………..…i
DAFTA ISI :……………………………………………………………………..……ii
BAB I PENDAHULUAN:…………………………………………………………,,..4
A.LATAR BELAKANG :………………………………………………………….,,..4
B.RUMUSAN MASALAH:…………………………………………………………..4
C.TUJUAN MASALAH:……………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASA :……………………………………………………………….5
A.PENGERTIAN FASHAL DAN WASHAL………………………………………..5
B.TEMPAT-TEMPAT FASHAL DAN WASHAL…………………………………...7
BAB II PENUTUP :……………………………………………………………………8
KESIMPULAN:……………………………………………………………..................8
DAFTAR PUSTAKA:………………………………………………………………….9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Balaghah merupakan salah satu ilmu yang dikaji dalam pembelajaran bahasa arab.
Ilmu balaghah terbagi menjadi tiga pilar, yaitu badi’, ma’ani dan bayan. Didalam ilmu
ma’ani terdapat pembahasan tentang fash dan washl. Kita harusmengetahui keduanya
supaya dalam kita berbicara dapat memahamkan pendengar.Dalam kesempatan kali ini,
pemakalah akan memberikan gambaran mengenai pembahasan dalam ilmu ma’ãni
khusunya mengenai
fashl dan washl. Secara bahasafashl bermakna memisahkan, memotong,
memutuskan, dan menghilangkan.Sedangkan Washl menurut bahasa adalah
menghimpun. Sebagai pengantar tentunyamakalah ini tidak akan berbicara panjang lebar
mengenai pembasannya, namun hanya berisi gambaran umum berkenaan dengan fashl
dan washl dan tempat-tempatnya

B. Rumusan Masalah

1.Apa pengertian fashl dan Washl?

C.Tujuan

1.Untuk mengetahui pengertian Fashl dan Washl

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fashl dan Washl


1.Fashl
Secara bahasa fashl bermakna memisahkan, memotong, memutuskan, dan
menghilangkan keserupaan dalam kalam (Izalatu labsi fil kakam). Sedangkan secara
istilah fashl adalah menggabungkan dua buah kalimat dengan tidak menggunakan huruf
‘athaf 1
Menurut ulama ahli bayan:
"Fashl adalah tidak meng-athaf-kan suatu kalimat dengan kalimat lainnya,konsep ini
kebalikan dari washl yang mengharuskan adanya 'athaf”.
2. Washl
Dalam kitab Taisir al-Balaghah disebutkan bahwa washl adalah:washl menurut
bahasa adalah menghimpun.Sedangkan menurut istilah washl adalah penggunaan
wawu athof diantara dua kalimat.2
Dari pengertian diatas bawah washl adalah penggabungan dua kalimat dengan wawu
athof.

B.Tempat-Tempat Fashl dan Washl

1.Tempat-Tempat Fashl

Penggabungan 2 jumlah (kalimat) menggunakan cara fashl apabilah telah memenuhi


syarat sebagai berikut:3

a.Antara kalimat yang pertama dan kedua terdapat hubungan yang sempurna
1
M.Zamroji dan Nailun Huda,Mutiara Balaghah Jaiuharu maknun,2014,Dalam ilmu ma’ani,bayan,dan
badi,kediri:Santri salaf press,hl.252
2
Muhammad Muqoyim,2017,Balaghah Praktis Jauharul Maknun Saku,Kediri:Santri salaf press,hl.269

3
Imam Akhdlori,1982,Ilmu balaghah,Bandung:PT.Alma’arif,hl130
(kalaamalul ittishal).Seperti halnya kalimat kedua,merupakan taukid (penguat} 4bagi
kalimat pertama atau sebagai bayan (penjelas).Dalam keadaan demikian dikatakan
bahwa diantara kedua kalimat tersebut dapat berkesinambungan yang sempurna.
b. Kalimaatul inqitha:Berbedanya dua jumlah (kalimat) dengan perbedaan yang
sempurna.Seperti keduanya berbeda khabar dan insya'nya atau tidak ada kesesuaian
sama sekali diantara ke dua kalimat tersebut.
-dua jumlah (kalimat) itu berbeda dalam bentuk kalam khabar dan
insya'nya.contohnya: ‫حق ا س ألتفت إىل كالمك‬:Sungguh aku akan memperhatikan
ucapanmu
-Kalimat yang kedua tidak ada kaitan langsung dengan kalimat pertama.Contohnya:
‫ احلمامة تطري‬، ‫زيد الكاتب‬
"Zaid adalah penulis, burung merpati terbang".
c. Kalimat5 kedua merupakan jawaban dari kalimat pertama {Syibkamalilal-ittishal}.
C. Tempat-Tempat Washl
Tempat-tempat Washl itu wajib dalam tiga keadaan, yaitu:
1. Ketika mempersekutukan dua jumlah dalam segi I’rab. Apabila jumlah
(kalimat) pertama mempunyai kedudukan mahal I‟rab,sedangkan kalimat
kedua hendak disertakan kepada kalimat pertama dalam hukum I’rabnya,
sekiranya tidak ada penghalang yang mencegah untuk washl.Contoh ‫يل عيق‬
‫ل‬kalimat:adalah ‫ يق ول‬mahal rafa‟ karena menjadi khobar mubtada’
Demikian juga kata ‫ يفغل‬di-athaf-kan pada jumlahnya lafadz ‫ يق ول‬dan
menyamainya karena dalam posisi mahal rafa‟ , sebagai khobar kedua dari
mubtada‟.
2.Ketika menyengaja menghilangkan kerancuan dalam jawaban.

3
Ketika dipisah fashl akan menyebabkan kesalahan makna yang di kehendaki.(kesalah
pahaman yang menyalahi makna semula).Seperti ucapan ketika memberikan jawaban kepada

4
Al-Khotib al-Qozwaini,2010,al-Idhof fi Ulum al-Balaghah:Libanon:Dar al-Kotob al-Ilmiyah,hl 118

5
Imil Badi’Ya’qub,al-Mu’ayyin fi al-Balaghah,2002,Beirut,hl.208
seseorang dengan nafi.contoh:‫ال‬, belum, dan semoga Allah menyembuhkannya. Ucapan tersebut

untuk menjawab pertanyaan yang diperuntukkan bagi orang yang bertanya kepada kamu : ‫هل‬
‫ تع اىف علي من املرض‬apakah Ali sudah sembuh dari sakit.Ketika tidak di-athof-kan ‫الش فاه ااهلل‬
akan bias menimbulkan kesalahan asumsi pemahaman yaitu: mendoakanagar Ali tidak diberi
kesembuhan oleh Allah.Padahal tujuan aslinya adalah mendoakan kepada Ali. Jadi kalau saja
tidakada kekhawatiran akan kesalahan asumsi ini, niscaya kedua jumlah itu diwashl, sebab jenis
nya benar-benar berbeda antara kalam insya’ dan khabar.6
3.Ketika antara kedua jumlah itu terdapat keserasian disertai kesinambungan,
baik menurut akal, dugaan atau khayalan. Kedua kalimat tersebut sama-samakalam khabar atau
sama-sama kalam insya’ dan memiliki keserasian maknayang sempurna baik secara lafadz dan
makna atau makna saja. Namun tidakada hal-hal yang mengharuskan di-fashl-kan.Contoh: ‫إين‬ ‫قال‬
‫ أش دااهلل واش هدواأين ب ر ىءمماتش ركون‬menjawab sesungguhnya Aku bersaksi kepada Allah
dansaksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya Aku terlepas 7dari apa yangkamu
persekutukan (Q.S. Hud:54) Contoh diatas ditafsiri dengan ‫ قال إين أشدااهلل واشهدو‬maka jumlah
yang keduadalam ayat tersebut adalah kalam insyaiyyah secara lafadz tetapi kalamkhabariyyah
secara makna.

BAB III

6
Ali al-Jarim dan Musthafa Amin,2007,al-Balaghah al-Wadhihah,Jakarta:Raudhoh press,hl 324

7
M.Zamroji dan Nailun Huda,Mutiara Balaghah Jaiuharu maknun,2014,Dalam ilmu ma,ani,bayan,dan
badi’;Kediri:Santri Salaf press,hl.265
PANUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa fashl adalah menggabungkan
dua buah kalimat dengan tidak menggunakan huruf ‘athaf. Dan washl adalah
penggabungan duakalimat dengan huruf athaf. Wajib washl diantara dua kalimat dalam
tiga tempat yaitu Jika sama dalam hukum I’robnya, Kedua jumlah sama-sama khabar
atau insyai dan mempunyaiketerkaitan yang sempurna. Kedua jumlah harus diwashalkan
ketika dikhawatirkan akanterjadi kekeliruan jawaban. Kalimat-kalimat yang sebiknya di
washl apabila Sama-sama jumlah ismiyah, Sama-sama jumlahfi’liyah dengan fi’il madly
dan Sama-sama jumlah fi’liyah dengan fi’il mudlori’.

DAFTAR PUSTAKA
Ali al-Jarim dan Musthafa Amin,2007,al-Balaghah al-Wadhihah,Jakarta:Raudhoh press

Al-Khotib al-Qozwaini,2010,al-Idhof fi Ulum al-Balaghah:Libanon:Dar al-Kotob al-Ilmiyah

Imam Akhdlori,1982,Ilmu balaghah,Bandung:PT.Alma’arif

Imil Badi’Ya’qub,al-Mu’ayyin fi al-Balaghah,2002,Beirut

M.Zamroji dan Nailun Huda,Mutiara Balaghah Jaiuharu maknun,2014,Dalam ilmu


ma,ani,bayan,dan badi’;Kediri:Santri Salaf press

M.Zamroji dan Nailun Huda,Mutiara Balaghah Jaiuharu maknun,2014,Dalam ilmu


ma’ani,bayan,dan badi,kediri:Santri salaf press

Muhammad Muqoyim,2017,Balaghah Praktis Jauharul Maknun Saku,Kediri:Santri salaf press

Anda mungkin juga menyukai