Anda di halaman 1dari 2

Kesalahan tipe alfa, hasil positif palsu – ada hubungan atau ada perbedaan tapi sebenernya

tidak ada
Kelasahan tipe 2, negative palsu. Harusnya ada hubungan tapi ternayata gaada hubungan.
Bisa terjadi karena sample yg diambil terlalu kecil. Bisa terjadi pada penelitian klinis dmn
intervensinya harus lama atau sampelnya banyak
Karakter data
- Standar deviasi : numerik bukan angka koding.
- Proporsi : kategorik (hasil koding, co: status gizi baik, buruk lebih dll)
Bias publikasi
- Beras sample kurang
f. emilihan rumus :
tujuan :
Sampel kategorik – besar
Sampel numerik – lebih sedikit
Rancangan penelitian :
P1 terpapar dan positif
P2 tidak terpapar dan positif
Kohort

Kasus kontrol
Kasus & kontrol terpapar – p1 p2
Hipotesis
- Cross sectional deskriptif/survey tanpa hipotesis
- 1 arah : x mempengaruhi y. x naik pasti y naik
- 2 arah : netral x bisa mempengaruhi y atau sebaliknya – lebih aman

Eksperimental
- Sample sedikit
- Waktu bisa disambi
KEL KASUS KONTROL- berpasangan (matching)
Berpasangan – pre post
RESEARCH & PUBLICATION ETHICS
Terutama intervensi pada manusia. Co: intervensi kukis dari daun papaya untuk
meningkatkan asi ibu- status gizi bayi meningkat.
Standar etik – kaidah etika bagi peneliti termaksud tidak boleh memaksa untuk jadi
subjek/responden kita.
Proposal akan di review lalu dapat hasil dan dapat etichal clearance untuk menghindari kode
etik penelitian : memaksa menyebarluaskan informasi
Dilakukan hal ini untuk preventif

Etika = sesuai dengan kaidah moral


Komunitas peneliti
- Masyarakat jenuh
Kode etika peneliti
1. etika penelitian
Kegiatan dilakukan sesuai rambu codes of ethics = Teknik sample, desain penelitian,
pengumpulan data
a. kebenaran ilmiah
b. metode ilmiah
c. sumber daya ilmiah: efisien (Dana) mementingkan keselamatan , rekam hasil
penelitian (validasi :
2. etika peneliti
Tidak boleh arogan
3. eitika publikasi
Tidka plagiat,

Anda mungkin juga menyukai