Anda di halaman 1dari 8

Jawaban :

1. Sebutkan dan jelaskan pengertian hukum agraria? Apa yang menjadi ruang lingkup
hukum agraria? Jelaskan!
Jawaban :
Perkataan “Agraria berasal dari Bahasa Yunani ager dan agrarius. Kata ager berarti
ladang atau tanah. Agrarius yaitu mempunyai arti sama dengan “perladangan, pesawahan,
pertanian”. Dalam terminologi Bahasa Indonesia, agrarian berarti urusan tanah pertanian,
perkebunan, sedangkan dalam Bahasa inggris kata agrarian diartikan agrarian yang selalu
diartikan tanah dan dihubungkan dengan usaha pertanian. Berdasarkan UUPA, maka
pengertian agraria dalam arti luas diatur dalam pasal 1 ayat (2) UUPA yang meliputi
bumi, air, dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan pengertian bumi meliputi permukaan bumi (yang disebut tanah), tubuh bumi
dan di bawahnya serta yang berada di bawah air sebagaimana di atur dalam pasal 1 ayat
(4) Juncto pasal 4 ayat (1) UUPA, inilah yang dimaksud pengertian agraria secara UUPA.
Pada dasarnya hukum agraria adalah keseluruhan kaidah hukum tertulis dan tidak tertulis
yang mengatur agraria. Ruang Lingkup Hukum agraria tidak hanya merupakan satu
perangkat bidang hukum, tetapi merupakan suatu kelompok dari berbagai bidang hukum,
yang masing-masing mengatur hak-hak penguasaan atas sumber daya alam yang
termasuk dalam pengertian agraria meliputi :
1) Hukum Tanah, yang mengatur hak-hak atas penguasaan atas tanah, dalam arti
permukaan bumi;
2) Hukum Air, Yang mengatur hak-hak penguasaan air;
3) Hukum Perikanan, yang mengatur hak-hak penguasaan atas kekayaan alam yang
terkandung dalam air;
4) Hukum Pertambangan, yang mengatur hak-hak penguasaan atas bahan-bahan
galian yang di maksud oleh UU Pertambangan dan;
5) Hukum Penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa, mengatur
hak-hak penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa yang di
maksud dalam pasal 48 UUPA.
2. Apa yang saudara pahami tentang pengertian Politik Hukum Agraria? Uraikan Politik
Hukum Agraria secara narasi dan dimana diaturnya?
Jawaban :
Menurut Mahfud MD “Politik hukum dirumuskan sebagai kebijaksanaan hukum (legal
policy) yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah, mencakup
pula pengertian tentang bagaimana politik mempengaruhi hukum dengan cara melihat
konfigurasi kekuatan yang ada di belakang dan penegakkan hukum itu”. Sedangkan,
menurut Teuku Mohammad Radhie, politik hukum sebagai suatu pernyataan kehendak
penguasa negara mengenai hukum yang berlaku di wilayahnya, dan mengenai arah
perkembangan hukum yang di bangun. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa politik hukum merupakan kemauan politik pemerintah yang berkuasa saat itu yang
bertujuan untuk mencapai visi-misinya. Maka, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
politik hukum agraria adalah suatu kebijaksanaan hukum yang dituangkan dalam sebuah
Undang- Undang mengatur agraria dan hukum tanah nasional yang memuat asas-asas,
dasar-dasar, dan soal-soal agraria dalam garis besarnya, dilengkapi dengan peraturan
pelaksanaannya.Dengandemikian, ada hubungan yang erat antara politik dan hukum.
Perjalanan politik hukum agraria atau hukum tanah nasional secara sejarah hukum dapat
terlihat dalam periode perjalanan pemerintah nasional di bawah ini :
1). Orde lama. Dalam pemerintahan orde lama politik hukum agraria telah diletakan
dasar-dasar hukum agraria nasional melalui pembentukan Undang-undang NO. 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) yang merupakan
perwujudan dari sila-sila Pancasila dan pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Substansi UUPA
menekankan keberpihakan kepada rakyat, dan merupakan revolusi dibidang hukum
agraria dan hukum tanah telah tewujud, hanya pembentukan perundang-undangan
organic belum banyak dibentuk karena pada periode ini pemerintah lebih focus agar
mempertahankan pemerintahan yang stabil.
2) Orde baru. Pemerintah orde baru mewarisi situasi ekonomi yang sulit pada saat orde
lama, sehingga terjadi penyimpangan terhadap pasal-pasal UUD 1945. Pada
pemerintahan orde baru yang berkuasa 32 tahun ini kebijakan pemerintah lebih
mengutamakan pertumbuhan ekonomi dan konsep GHBN saat itu sulit direalisasikan
karena banyak oknum yang luas dan sangat korup. Akibatnya salah satu tujuan UUPA
yaitu, mengakhiri keberadaan tuan tanah gagal total, karena ternyata orang dan badan
hukum makin banyak menguasai dan memiliki tanah tanpa batas, maka kepercayaan anak
bangsa terhadap orde baru menghilag, pada akhirnya rezim ini berakhir.
3). Era reformasi. Dalam era ini diawali dengan kebijakan mengedepankan ekonomi
kerakyatan dalam arti luas, khususnya dalam bidang hukum tanah, namun belum terlihat
hasil secara proporsional. Selanjutnya dalam era ini dikeluarkan politik hukum agraria
antara lain penguatan terhadap hak ulayat masyarakat adat, kesempatan bagi petani untuk
mendapatkan kredit usaha tani, Khusus untuk mendorong percepatan pembangunan
infrastruktur lahirlah Undang-undang No. 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum dan saat ini sedang gencarnya dilaksanakan oleh
pemerintah Jokowi-Amin, namun belum dapat diperbaiki sebagaimana mestinya.
Kita berharap pemerintah yang berkuasa dapat melaksanakan pembangunan politik
hukum agraria dan hukum nasional dengan cara mengharmonisasi semua undang-undang
organic baik secara horizontal dan vertical, kemudian menyelesaikan RUU Pertanahan
yang sedang di bahas di parlemen, sehingga segera dapat dilaksanakan untuk kepentingan
anak bangsa.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka politik hukum agraria nasional harus
ditujukan kepada kebahagiaan dan kemakmuran rakyat Indonesia berdasarkan falsafah
bangsa, yaitu Pancasila yang kemudian politik hukum agraria nasional dijelmakan dalam
sebuah aturan undang-undang untuk dijadikan dasar hukum bagi pelaksanaan politik
agraria tersebut, dengan konsekuensi harus dapat melenyapkan dualisme hukum dalam
pemberlakuan politik agraria, sehingga kepentingan dalam pola pemilikan, penguasaan
dan penggunaan tanah serta kesengsaraan petani tidak akan terulang Kembali.
Politik hukum agraria diatur dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, yang berbunyi “ Bumi,
air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
3. Bagaimana Politik Hukum Agraria pasca reformasi 1998? Sebutkan dan jelaskan 5 (lima)
variabel yang harus di kembangkan dalam Politik Hukum Agraria di atas.
Jawaban :
Dalam era reformasi diawali dengan kebijakan mengedepankan ekonomi kerakyatan
dalam arti luas, khususnya dalam bidang hukum tanah dikembangkan konsep baru
landform plus, dengan menjadikan objek landreform adalah tanah-tanah terlantar yang
tersebar di pulau jawa yang dikuasai oleh BUMN dan Konglomerat, tetapi program
landreform inipun hilang tanpa bekas, belum terlihat hasil secara proporsional.
Selanjutnya dalam era ini dikeluarkan politik hukum agraria antara lain penguatan
terhadap hak ulayat masyarakat adat, kesempatan bagi petani untuk mendapatkan kredit
usaha tani, Khusus untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur lahirlah
Undang-undang No. 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum dan saat ini sedang gencarnya dilaksanakan oleh pemerintah Jokowi-
Amin, namun belum dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Kita harus berharap
pemerintah yang berkuasa dapat melaksanakan pembangunan politik hukum agraria dan
hukum nasional dengan cara mengharmonisasi semua undang-undang organic baik secara
horizontal dan vertical, kemudian menyelesaikan RUU Pertanahan yang sedang di bahas
di parlemen, sehingga segera dapat dilaksanakan untuk kepentingan anak bangsa.
5 variabel yang harus dikembangkan dalam politik hukum agrarian di atas adalah :
1) Semua materi muatan secara sectoral di bidang agraria harus mencerminkan
semangat demokratisasi, mengedepankan ekonomi kerakyatan, memperhatikan
eksistensi HAM dan berkeadilan.
2) Upaya merombak struktur penguasaan dan pemilikan terhadap tanah harus
menjadi kebijakan prioritas, paling tidak substansi tersebut dibuat cantolannya
dalam RUU Pertanahan yang sedang dibahas di parlemen.
3) Sebaiknya dalam rangka kebijakan pertanahan nasional Bappenas dan Menko
Ekonomi lebih banyak membuat kebijakan yang konsepsional, makro dan
komprehensif, sehingga tidak terjebak dalam hal-hal teknis.
4) Reformasi hukum agraria bukan pembudayaan kekerasan dan pembodohan rakyat
karena hal itu menyimpang dari cita-cita politik hukum agraria dan hakekat
amanat reformasi mei tahun 1998.
5) Mengharmonisasi semua undang-undang organic baik secara horizontal dan
vertical, kemudian menyelesaikan RUU Pertanahan yang sedang di bahas di
parlemen, sehingga segera dapat dilaksanakan untuk kepentingan anak bangsa.
4. Sebutkan dan jelaskan 9 (sembilan) asas yang dikenal dalam UUPA! Sebutkan dari (9)
sembilan asas tersebut yang masih mempunyai relevansi dengan konsep kekinian dan
amanah reformasi 1998.
Jawaban :
1) Asas Kenasionalan. Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari
seluruh rakyat Indonesia, yang Bersatu sebagai bangsa Indonesia dan seluruh
bumi, air, ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di di
dalamnya sebagai karunia Tuhan Yang maha esa dalam wilayah Indonesia
menjadi hak dari bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, seluruh bumi, air, ruang
angkasa serta kekayaan alam menjadi hak seluruh bangsa Indonesia. Asas ini
dimuat dalam pasal 1 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UUPA.
2) Asas pada tingakatan yang tertinggi, bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara. Perkataan “dikuasai” di sini
bukan berarti “dimiliki”, akan tetapi adalah pengertian yang memberikan
wewenang kepada negara, sebagai organisasi kekuasaan tertinggi dari bangsa
Indonesia. Supaya untuk mengatur pencapaian kemamkmuran Bersama dan
negara memiliki peran yang kuat untuk mendistribusikan kemakmuran kepada
seluruh rakyat Indonesia.
3) Asas semua hak atas tanah mempunyai fungsi social. Seperti dinyatakan dalam
pasal 6 UUPA, bahwa pada pokoknya penggunaan tanah tidak boleh semata-mata
hanya diperuntukkan bagi kepentingan pribadi belaka, tetapi penggunaan
tanahnya harus disesuaikan dengan keadaan sifat hak atas tanahnya. Dengan kata
lain semua ha katas tanah harus memperhatikan kepentingan umum yang harus
saling imbang mengimbangi pada kehidupan masyarakat. Dengan demiikian akan
memberikan manfaat, baik bagi kesejahteraan dan kebahagiaan pemegang ha
katas tanah maupun masyarakat dan negara.
4) Asas persamaan bagi setiap warga negara Indonesia. Tiap-tiap warga negaa
Indonesia baik laki-laki maupun Wanita mempunyai kesempatan yang sama
untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah serta untuk mendapat manfaat dan
hasilnya, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya.
5) Asas hanya warga negara Indonesia yang dapat mempunyai hak milik atas tanah.
Hak milik tidak dapat dipunyai oleh orang asing dan pemindahan hak milik
kepada orang asing dilarang dengan ancaman batal demi hukum.
6) Asas tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara arif oleh pemiliknya
sendri dan mencegah cara-cara yang bersifat pemerasan. Artinya pertanian harus
dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh pemiliknya sendiri tanpa adanya
unsur pemerasan.
7) Asas tata guna tanah/penggunaan tanah secara berencana. Untuk mencapai apa
yang menjadi cita-cita bangsa dan negara dalam bidang agraria, perlu adanya
suatu rencana mengenai peruntukkan, penggunaan dan persediaan bumi, air, dan
ruang angkasa untuk berbagai kepentingan hidup rakyat dan negara.
8) Asas pengakuan Hak ulayat. Asas ini diatur dalam Pasal 3 UUPA yang berbunyi
“Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak
ulayat dan hakhak yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat hukum adat,
sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan
bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-
peraturan lain yang lebih tinggi.”
9) Asas Pemisahan Horisontal. Artinya dimana ha katas tanah tidak dengan
sendirinya meliputi pemilikan bangunan dan tanaman yang ada di atasnya.
10) Asas Pemerataan. Tanah harus diberikan kepada rakyat yang membutuhkan
melalui asas pemerataan.
5. Sebutkan dan jelaskan beberapa hak atas tanah menurut UUPA! Uraikan masing-masing
peruntukannya
Jawaban :
Hak-hak atas tanah menurut pasal 16 UUPA adalah :
a) Hak milik. adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dijumpai
oleh orang atas tanah dengan mengingat pasal 6 UUPA. Terkuat dan terpenuh
yang dimaksud disini adalah hak milik itu bukan berarti merupakan hak yang
mutlak, tak terbatas dan tidak bisa diganggu gugat, di samping itu juga kata
"terkuat" dan "terpenuh" itu dimaksudkan untuk membedakannya dengan hak
guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai dan lain sebagainya. Walaupun
sifatnya yang paling kuat dimiliki oleh seseorang, tetap terikat pada ketentuan
pasal 6 UUPA, yaitu tanah harus berfungsi sosial, artinya bila kepentingan umum
menghendaki, maka kepentingan pribadi harus dikorbankan.
b) Hak Guna usaha. Yang dimaksud dengan hak guna usaha tercantum dalam pasal
28 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria yang berbunyi : " Hak Guna Usaha
adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai oleh negara dalam jangka
waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29, dan dipergunakan oleh perusahaan
pertanian, perikanan atau peternakan.”
c) Hak Guna bangunan. Adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu paling
lama 30 tahun.
d) Hak Pakai. Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil
dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain, yang
memberikan wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan
pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam
perjanjian dengan pemilik tanahnya yang bukan perjanjian sewa menyewa atau
perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa.
e) Hak sewa. Merupakan hak pakai bersifat perseorangan maksudnya adalah
menyewa dari seseorang yang telah mempunyai hakatas tanah.
f) Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan. Pasal 46 UUPA menjelaskan
bahwa, hak membuka tanah dan memungut hasil hutan hanya dapat dipunyai oleh
warga negara Indonesia yang telah diatur dengan Peraturan Pemerintah. Akan
tetapi dengan mempergunakan hak memungut hasil hutan secara sah, tidak secara
otomatis dengan sendirinya hak milik atas tanah tersebut diperoleh.
g) Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di atas yang akan
ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagai
yang disebut dalam pasal 53.
Berdasarkan macam-macam ha katas tanah pasal 16 Juncto pasal 53 UUPA maka
dapat dikelompokkan :
1. Hak atas tanah yang bersifat tetap, yaitu hak-hak atas tanah ini akan tetap ada
selama UUPA Masih berlaku atau belum dicabut dengan undang-undang baru.
Macam-macamnya yaitu, hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak
pakai, hak sewa untuk bangunan, hak membuka tanah dan hak memungut
hasil hutan.
2. Hak atas tanah yang sifatnya sementara. Hak atas tanah ini bersifat sementara
dalam waktu yang singkat akan dihapuskan dikarenakan mengandung sifat-
sifat pemerasan, mengandung sifat feudal dan bertentangan dengan Jiwa
UUPA. Macam-macamnya adalah hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak sewa
tanah pertanian.
6. Apa yang saudara pahami tentang pengadaan tanah dan pengadaan tanah untuk
pembangunan kepentingan umum? Dimana diaturnya?
Jawaban :
Pengadaan tanah pembangunan untuk kepentingan umum pada dasarnya diatur dalam
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum. Pengadaan tanah merupakan perbuatan hukum yang berupa
melepaskan hubungan hukum yang semula ada antara pemegang hak dan tanahnya yang
diperlukan, dengan pemberian imbalan dalam bentuk uang, fasilitas atau lainnya, melalui
musyawarah untuk mencapai kata sepakat antara empunya tanah dan pihak yang
memerlukan. Menurut Undang-undang No. 2 Tahun 2012 Pasal (3) Pengadaan Tanah
untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan
guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan. masyarakat
dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak. Kepentingan Umum
adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh
pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai