SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PADJADJARAN 2022 1. Bagaimana pengaruh perubahan lahan terhadap ketahanan pangan dan ketahanan energi ditinjau dari berbagai aspek: lingkungan, ekonomi, dan politik. Jawab: Perubahan lahan akibat ahli fungsi lahan merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan secara sengaja oleh manusia untuk merubah fungsi suatu lahan atau tata guna lahan tertentu dengan tujuan untuk memenuhi fungsi kebutuhan lahan yang sesuai dengan keinginan. Alih fungsi lahan juga bisa berdampak postitif maupun negatif. Dampak positif yang diberikan yaitu berkembangnya guna lahan yang ada sehingga mobilitas yang ada di sekitar alih fungsi lahan berkempang dengan pesat. Namun alih fungsi lahan juga berdampak negatif pada ekosistem yang ada di lingkungan sekitar. Dampak negatif lain yang disebabkan oleh alih fungsi lahan pertanian adalah potensi berkurangnya lahan produksi padi sehingga dapat mengancam ketahanan pangan penduduk. a. Lingkungan Lingkungan dengan lahan pertanian yang sesuai dan memadai akan menyebabkan surplus pangan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Dengan adanya perubahan lahan dari lahan pertanian ke kegiatan lainnya menurut Ruswandi et al (2007) secara faktual alih fungsi lahan atau konversi lahan menimbulkan beberapa konsekuensi terhadap lingkungan, antara lain berkurangnya lahan terbuka hijau sehingga lingkungan tata air akan terganggu, serta lahan untuk budidaya pertanian semakin sempit. Perubahan lahan yang berlebihan dengan mementngkan aspek lain tapa mempertimbangkan peran lingkungan akan mempengaruhi ketahanan energi yang ada, dalam konteks ini adalah keseimbangan ekosistem yang tidak seimbang. b. Ekonomi Pertumbuhan penduduk yang meningkat akan menyebabkan tingginya aktivitas manusia. Korelasi posiif ditunjukkan dengan meningkatnya pertumbuhan pemukiman, area industri, perdagangan, dan kegiatan ekonomi lainnya dalam rangka pemenuhan pangan. Akibatnya terjadilah peningkatan kebutuhan lahan untuk memenuhi kebutuhan tersevut Sehingga mendukung terjadinya alih fungsi atau perubahan lahan, terutama pada lahan pertanian khususnya lahan persawahan menjadi non pertanian. c. Politik Perubahan lahan dengan berkurangnya luas lahan pertanian menjadi masalah krusial. Dengan berubahnya fungsi lahan pertanian di sebuah kawasan, maka diperlukan lahan pengganti di tempat lain yang sangat susah ditemukan karena kebutuhan lahan lainnya dalam berbagai aktivitas manusia atau dengan menstabilkan cara lainnya adalah menaikkan jumlah impor bahan pangan agar kebutuhan pangan tercukupi. Peran keputusan politik dalam hal ini dibutuhkan dalam menjaga ketahanan pangan dan ketahanan energi agar lahan pertanian yang ada saat ini, tidak terus menyusut. Ketahanan energi dalam konteks ini membutuhkan sumber daya energi, yang kepada alternatif sumber bahan bakar hayati. Jenis sumber energi yang menghasilkan biomassa ini berasal dari tanaman perkebunan, seperti kelapa sawit, maupun yang berasal dari hutan, seperti nyamplung, sengon, akasia, dan eukaliptus. Saat ini, pengembangan bahan bakar hayati sebagai alternatif sudah dimulai demi mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025. Tantangan yang dihadapi terhadap sumber daya hayati sebagai bahan bakar alternatif di antaranya adalah peningkatan emisi karbon dan alih fungsi lahan. Penerapan keselarasan antara ketahanan energi perlu dilakukan untuk keberlangsungan hidup manusia dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan ketahanan pangan baik dari segi lingkungan, ekonomi, dan politik.