Anda di halaman 1dari 8

Kelebihan SPK

● Sistem Pendukung Keputusan memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam


memproses data/informasi bagi pemakainya.
● Sistem Pendukung Keputusan membantu pengambil keputusan dalam hal
penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama berbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
● Sistem Pendukung Keputusan dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta
hasilnya dapat diandalkan.
● Walaupun suatu Sistem Pendukung Keputusan, mungkin saja tidak mampu
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat
dijadikan stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya. Karena
sistem ini mampu menyajikan berbagai alternatif.
● Sistem Pendukung Keputusan dapat menyediakan bukti tambahan untuk
memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.
Kekurangan SPK

● Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan
persoalan sebenarnya.
● Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya
(pengetahuan dasar serta model dasar).
● Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga pada
kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.
● SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia. Karena
walau bagaimanapun canggihnya suatu SPK, tetap saja berupa kumpulan dari
perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi dengan
kemampuan berpikir.
Kebutuhan Informasi

Piramida perusahaan membagi


manajemen pengambil keputusan
menjadi tiga tingkatan :

1. Top Manager (TM)


2. Middle Manager (MM)
3. Lower Manager (LM)
Peran dan Fungsi manajer puncak

1. Menyusun dan Menetapkan Rencana Perusahaan

Manajemen puncak berkewajiban untuk menyusun rencana dan kebijakan yang akan dijalankan
oleh semua lapisan perusahaan. Khususnya rencana jangka panjang dan kebijakan strategis
perusahaan.

Contohnya menyusun dan menetapkan kebijakan investasi untuk kegiatan ekspansi perusahaan
seperti perluasan usaha, pembangunan pabrik baru, penggantian aktiva tetap, rencana target
operasi perusahaan dan rencana strategis yang lain.

Rencana dan keputusan yang diambil oleh manajemen puncak kemudian didistribusikan dan
diberikan pelimpahan wewenang kepada manajemen yang berada pada tingkat dibawahnya
untuk dijalankan.
2. Menentukan Tujuan Perusahaan

Manajemen puncak bertugas untuk menentukan tujuan perusahaan secara umum, baik tujuan
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Biasanya, tujuan jangka panjang akan
menjadi acuan terhadap tujuan jangka menengah dan jangka pendek perusahaan.

Misalnya..

Tujuan jangka panjang perusahaan adalah menambah kapasitas produksi 10 x lipat dari
kapasitas produksi saat ini 10 tahun kedepan. Untuk mencapai tujuan jangka panjang ini
kemudian dijabarkan lebih detail lagi.
Selanjutnya, apa yang bisa dilakukan dalam jangka menengah ?

Setidaknya tujuan hingga 5 tahun mendatang perusahaan akan membangun pabrik baru dengan
5 kali luas pabrik saat ini untuk mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan ini akan dimatangkan
dengan merencanakan dan menghitung biaya yang diperlukan untuk membangun pabrik baru
yang lebih besar. Seterusnya dijabarkan lebih detail lagi tujuan jangka pendek yang akan
dilaksanakan untuk mendukung tujuan jangka menengah.

Contohnya, tahun ini perusahaan akan belanja modal dengan mengganti mesin yang lama
dengan mesin baru yang memiliki kapasitas produksi lebih besar, lebih hemat bahan bakar dan
lebih cepat prosesnya atau membeli lahan baru dengan tujuan sebagai persiapan untuk
pembangunan pabrik baru yang akan dilakukan di tahun-tahun berikutnya. Penetapan tujuan ini
erat kaitannya dengan perencanaan perusahaan.
3. Mengatur Manajemen di Bawahnya

Manajemen puncak bisa dikatakan sebagai konseptor, pemikir, atau perencana. Apa yang
menjadi hasil pemikirannya, apa rencananya, bagaimana konsepnya terhadap perusahaan.
Manajemen puncak hanya menyusun dan menetapkannya, tidak menjalankannya, yang
menjalankan adalah manajemen dibawahnya, yang menjadi menarik disini adalah bahwa para
manajer di bawahnya terdiri dari beberapa orang.

Setiap manajer memiliki karakter, tugas, peran, dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Tugas
manajemen puncak adalah mengatur, mengkoordinir semua manajer di bawahnya agar berada
didalam sebuah kesatuan yang saling berkaitan dan bisa saling bekerja sama.
4. Mengatur Sumber Daya Perusahaan

Sebuah perusahaan pasti memiliki sumber daya yang dijadikan modal bagi perusahaan itu
sendiri. Sumber daya bisa berupa manusia, uang (dana), jaringan, aset bahkan aset tidak
berwujud sekalipun. Tugas manajer puncak adalah mengatur semua sumber daya supaya bisa
dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Manajer puncak harus bisa mengkondisikan, memobilisasi, menyatukan dan memanfaatkan


sumber daya agar menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi perusahaan. Sumber daya
bisa dijadikan alat manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan.

Apabila sumber daya tersebut ternyata menjadi beban dan tidak bisa berkontribusi maksimal
terhadap perusahaan, manajer puncak harus berani mengganti atau menghilangkannya.

Misalnya, perusahaan memiliki mesin baru yang lebih produktif daripada mesin lama dan
membuat mesin lama tidak terpakai. Daripada mesin lama tersebut menganggur, tidak terpakai
dan malah menimbulkan biaya seperti biaya perawatan, biaya perbaikan, memakan tempat di
gudang yang luasnya terbatas, atau dipakai sekalipun ternyata membutuhkan bahan bakar yang
boros. Maka sebaiknya mesin tersebut dijual. Intinya, manajemen puncak harus bisa
mengkombinasikan sumber daya yang ada untuk hasil yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai