Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R DENGAN POST OP CA MAMMAE DI


RUANG ANGGREK RSUD PREMBUN

DISUSUN OLEH

FIRSHA AYU KURNIA PUSPITA

2021010037

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022/2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN POST OP CA MAMMAE DI


RUANG ANGGREK RSUD PREMBUN

Telah Disyahkan

Pada Tanggal:

Mengatahui:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(....................................) (................................)
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Citra tubuh adalah sikap individu yang disadari atau tidak disadari terhadap tubuhnya
termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan
dan potensi. Citra tubuh merupakan sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar
maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan
perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2014). Pandangan realistis
terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, terhindar dari
rasa cemas dan menigkatkan harga diri. Persepsi dan pengalaman individu terhadap tubuhnya
dapat mengubah citra tubuh secara dinamis. Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi
tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan objek yang berhubungan dengan tubuh.

2. ETIOLOGI
Menurut buku SDKI yang disusun oleh Tim Pokja DPP PPNI antara lain yaitu:
1. Perubahan bentuk/ukuran tubuh
2. Perubahan fungsi tubuh
3. Perubahan fungsi kognitif
4. Ketidaksesuaian budaya dan keyakinan
5. Transisi perkembangan
6. Gangguan psikososial
7. Etika/Tindakan pengobatan medis

3. MANIFESTASI KLINIS
Berdasarkan buku (SDKI, 2017) manifestasi klinis Ganguan Citra Tubuh, yaitu
adanya penilaian buruk mengenai perubahan tubuh, terdapat pengungkapan
kegelisahan respon orang lain, menyembunyikan tubuh, menghindari melihat atau
menyentuh bagian tubuh yang tidak diinginkan, fokus terhadap perubahan tubuh, dan
hubungan sosial berubah. Menurut (Adityasto, 2017) manifestasi klinis Gangguan
Citra Tubuh meliputi :
a) Menarik diri
b) Aktivitas sosial menurun
c) Banyak diam
d) Komunikasi terbatas
e) Perasaan malu yang berlihan
f) Tidak bergairah melakukan aktivitas
g) Mudah tersinggung

4. PATOFISIOLOGI
Sel-sel dri kanker itu dibentuk dari sebuah sel-sel yang normal di dalam suatu proses
yang sangat rumit yang bisa disebut juga dengan transformasi, yang juga terdapat dari
setiap insiasi dan promosi : 1. Fase insiasi Pada tahap pertama yaitu insiasi akan
terjadi sebuah perubahan di dalam bahan yang genetic sel yang sering memancing sel
itu menjadi sangat ganas. Perubahan yang ada di dalam bahan yang genetic sel ini
sering disebabkan oleh salah satu agen yang bisadisebut karsinogen, yang juga bisa
berupa bahan yang ber kimia virus, atau bisa juga radiasi/ (penyinaran) dari sinar
matahari. Tetapi tidak juga semua sel yang memiliki kepekaan yang sama semuanya
terhadap suatu karsinogen. Maka Kelainan genetic di dalam sel atau bahan kimia
lainnya disebut dengan promotor, akan menyebabkan sel yang lebih rentan terhadap
salah suatu karsinogen.dan juga Bahkan gangguan fisik yang sudah menahunpun juga
bisa membuat sel menjadi akan lebih pekasekali untuk mengalami gangguan suatu
keganasan.
2. Fase promosi Pada tahap kedua ini yaitu promosi, salah satu sel yang sudah
mengalamifase insiasi akan bisa berubah unutk menjadi ganas. Sel ini yang belum
mampu melewati tahap pertama insiasi maka tidak akan bisa terpengaruh pleh
promosi. Karna itu diperlukan beberapa factor untuk terjdainya keganasan atau
(gabungan dari semua sel yang sudah peka dan pada suatu karsinogen).

5. Pathway

6. Diagnosa Keperawatan Adapun diagnosa yang biasanya muncul adalah :


a) Gangguan Citra Tubuh
b) Koping Individu Tidak Efektif
c) Harga Diri Rendah
d) Ketidakberdayaan
e) Perubahan Proses Berfikir
7. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan citra tubuh Tujuan :
o Klien mampu mengenal bagian tubuh yang sehat dan yang terganggu atau
sakit
o Klien mampu mengetahui cara mengatasi gangguan citra tubuh
o Klien mampu mengafirmasi bagian tubuh yang sehat
o Klien mampu melatih dan menggunakan bagian tubuh yang sehat
o Klien mampu merawat dan melatih bagian tubuh yang terganggu
o Klien mampu mengevaluasi manfaat yang telah dirasakan dari bagian tubuh
yang terganggu
o Klien mampu mengevaluasi manfaat bagian tubuh yang masih sehat
o Klien mampu merasakan manfaat latihan pada bagian tubuh yang terganggu

b. Nyeri akut
Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
frekuensi, durasi kualitas dan faktor partisipasi.
b. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui penglaman nyeri
pasien.
d. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan .
e. Ajarkan tentang teknikmengurangi nyeri dengan non farmakologi
6. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
f. Tingkatkan kualitas istirahat.
g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain bila ada keluhan dan tindakan nyeri yang
tidak berhasil
Tingkat Pengetahuan
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakityang
spesifik.
b. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul penyakit gastritis dengan cara
yang tepat.
c. Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat.
d. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat.
e. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa mendatang atau proses mengontrolan penyakit.

c. Koping tidak efektif


Tujuan :
o Klien mampu mengetahui perubahan kondisi kesehatan dan kemampuannya
mengatasi perubahan
o Klien mampu mengetahui pengertian tanda dan gejala penyebab serta akibat
dari ketidakefektifan koping
o Klien mampu mengetahui cara mengatasi ketidakefektifan koping
o Klien mampu mengatasi masalah secara bertahap
o Klien mampu menggunakan sumber/daya sistem pendukung dalam mengatasi
masalah Klien mampu merasakan manfaat latihan yang dilakukan
o Klien mampu mengembangkan koping yang efektif klien mampu merasakan
manfaat sistem pendukung.
c. Harga Diri Rendah
Tujuan :
 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi yang
terapeutik Klien mampu mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan
yang di miliki klien, keluarga dan lingkungan
 Klien mampu menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
 Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan
 Melatih klien kegiatan yang dipilih sesuai rencana yang dibuat sesuai
kemampuan klien
8. Daftar Pustaka
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. KASUS
Pasien datang pada tanggal 4 Desember 2022 di IGD RSUD Prembun dengan keluhan
nyeri pada payudara sejak 5 hari yang lalu, greges, nafsu makan menurun, BAB
sedikit dan BAK kurang lancar.
B. PENGKAJIAN
1. Identitas

Identitas pasien
Nama : Ny. R
Usia : 42 tahun
Alamat : Prembun ,Kebumen
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 4 Desember 2022
Tanggal pengkajian : 5 Desember 2022
Diagnosa Medis : Carsinoma Mammae
Identitas penanggung jawab
Nama : Tn . L
Alamat : Prembun, Kebumen
Hubungan dengan klien : Suami
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Nyeri pada payudara
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang pada tanggal 4 Desember 2022 di IGD RSUD Prembun
dengan keluhan nyeri pada payudara sejak 5 hari yang lalu, greges,
nafsu makan menurun, BAB sedikit dan BAK kurang lancar. Dengan
TTV, TD: 120/70,N: 98,S:36,5, RR: 20x/mnt, Spo: 96
B. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami gejala
tersebut,tetapi 5 hari yang lalu teraba benjolan pada payudara
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
hipertensi, diabetes militus, dan tidak ada anggota keluarga yang
memiliki riwayat penyakit yang sama dengan yang sedang diderita
oleh klien.

3. Pola Fungsional Virginia Henderson


a. Bernafas dengan Normal
Sebelum sakit : klien mengatakan bernafas dengan normal.
Saat sakit : klien mengatakan masih mampu bernafas dengan normal.
b. Nutrisi
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya dirumah makan kadang 2x –
3x sehari, minum ±8 gelas/ hari.
Saat sakit : Klien mengatakan selama dirumah sakit makan 2x sehari
namun hanya menghabiskan setengah dari yang diberikan, pasien minum
3-4 gelas / hari.
c. Eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya BAK 6x sehari berwarna
kuning berbau khas. BAB 1x sehari, biasanya di pagi hari.
Saat sakit : Klien mengatakan BAK 3X sehari. Klien mengatakan belum
BAB selama dirawat dirumah sakit sedikit.
d. Gerak dan Keseimbangan Tubuh
Sebelum sakit : Klien mengatakan melakukan aktivitasnya secara
mandiri.
Saat sakit : Klien mengatakan beraktivitas dibantu oleh keluarga.
e. Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasa tidur pukul 20.00, dengan waktu
6-7 jam sehari dan tidak ada kesulitan tidur.
Saat sakit : Klien mengatakan tidur tidak teratur, sering terbangun karena
nyeri namun pasien dapat tertidur lagi. Waktu tidur total 8 jam.
f. Berpakaian
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya berpakaian secara mandiri.
Saat sakit : Klien mengatakan dalam berpakaian pasien dibantu oleh
anggota keluarga.
g. Mempertahankan Sirkulasi
Sebelum sakit : klien mengatakan biasanya menggunakan kipas jika
merasa panas, dan menggunakan selimut ketika merasa dingin.
Saat sakit : klien mengatakan klien lebih sering tidak menggunakan
selimut karena suhu ruangannya panas.
h. Personal Hygiene
Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari, mencuci rambut 2 hari sekali, dan memotong kuku apabila sudah
panjang.
Saat sakit : Klien mengatakan untuk mandi hanya di bantu seka oleh
keluarga
i. Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : Klien merasa aman dan nyaman saat dirumah karena
berkumpul dengan keluarga.
Saat sakit : Klien mengatakan merasa kurang nyaman karena nyeri yang
dirasakan.
P: Nyeri pada payudara
Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk,grenjel
R: Merasasakan sakit di bagian payudara sebelah kanan
S : Skala nyeri 6
T :Merasakan nyeri hilang timbul pada saat bergerak
j. Berkomunikasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan mampu berkomunikasi dengan baik
dan lancar.
Saat sakit : Klien tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
k. Kebutuhan Spiritual
Sebelum sakit : Klien mengatakan menunaikan sholat 5 waktu di masjid
dan di rumah
Saat sakit : Klien mengatakan menunaikan sholat 5 waktu di tempat
tidur dan sambal tiduran
l. Kebutuhan Bekerja
Sebelum sakit : Klien mengatakan mampu melakukan bekerja
Saat sakit : Klien mengatakan belum mampu untuk melakukan pekerjaan
m. Kebutuhan Bermain dan Rekreasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya liburan bersama keluarga.
Saat sakit : Klien mengatakan hanya berdiam diri dikasur.
n. Kebutuhan Belajar
Sebelum sakit : Klien mengatakan tahu tentang kondisi sakit dan sehat.
Saat sakit : Klien mengatakan dirinya tahu sakit yang tengah dialaminya
dari petugas kesehatan.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
Tingkat kesadaran : Compos Mentis (GCS : 15, E: 4, V: 5, M: 6)
b. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHG
Nadi : 98x/menit
Suhu : 36.5oC
RR : 20x/menit
c. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
1) Kepala
Tampak tidak ada benjolan / pembengkakan, bentuk bulat, rambut
tampak berwarna hitam, tidak ada nyeri tekan di kepala , Mata
isokor, kedua mata simetris kanan dan kiri, sklera tidak ikterus,
reaksi pupil terhadap cahaya isokor, tidak ada benjolan atau massa,
conjungtiva anemis, tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan,
dan fungsi penglihatan baik.
2) Hidung
Tidak terasa nyeri pada saat ditekan. Tampak tidak ada perdarahan
pada hidung, hidung berfungsi dengan baik dan pasien mengatakan
tidak ada keluhan pada hidung. Pasien tidak terpasang alat bantu
pernafasan.
3) Telinga
Telinga tampak tidak ada kotoran.
4) Mulut dan tenggorokan
Mulut pasien tidak berbau dan gigi tampak bersih, mukosa bibir
kering dan merah, tidak ada pembengkakan pada gusi pasien.
5) Leher
Tidak ada pembesaran yang terjadi pada kelenjar tyroid, tidak ada
kelainan pada leher pasien, tidak ada nyeri tekan dibagian leher.
Tidak ada keluhan pada leher.

6) Dada
- Inspeksi : dada tampak simetris antara kiri dan kanan,
warna kulit sama, pola nafas teratur.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
- Perkusi : terdapat bunyi sonor.
- Auskultasi : suara paru vesikuler, dan nafas teratur, tidak
ada suara napas tambahan.
7) Jantung
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : tidak ada pembengkakan, nyeri tekan atau massa,
bunyi jantung redup.
- Perkusi : bunyi jantung redup, tidak ada bunyi tambahan.
- Auskultasi: bunyi jantung teratur lup-dup
8) Payudara
- Inspeksi : bentuk payudara asimetris kiri dan
kanan,terdapat luka bekas operasi
- Palpasi : teraba benjolan, ada pembengkakan atau massa,
ada nyeri tekan akibat post op.
9) Punggung
Tidak ada kelainan tulang seperti scoliosis dan lordosis.
10) Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan. Klien tampak menggunakan kateter.
11) Ekstremitas
- Atas
Tidak terpasang infus
- Bawah
Terpasang infus ringer laktat 20 tpm

4. Program Terapi

Jenis Obat Dosis

Ringer Laktat 20 tpm

Ranitidine 50g/8jam

Metronidazole 4mg/8jam

Ketorolac 30g/8jam

Levotaxcime 50mg/8jam

5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG adanya benjolan pada payudara kanan
6. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


HEMATOLOGI

Hematologi rutin

Hemoglobin 12.9 L g/dL 13.2-17.3

Leukosit 9.6 Ribu/uL 3.8-10.6

Trombosit 222 Ribu/uL 150-440

4.2 L 10^6/uL 4.4-5.9


Eritrosit
3.7 L % 40-52
Hematrokrit

Hitung Jenis
1.2 L % 2-4
Eosinofil
0.2 % 0-1
Basofil
H
87.7 % 50-70
Neutrofil
L
5.8 % 25-40
Limfosit
5.1 % 2-8
Monosit
89.6 fL 80-100
MCV
31.1 pg 26-34
MCH
34.7 g/dL 32-36
MCHC

KIMIA KLINIK
22 U/I <37
SGOT
13 U/I <42
SGPT
124 Mg/dL 70-140
GDS
40 H mg/dL 10-50
Ureum
1.7 mg/dL 0.6-1.1
Creatinin

139 mmol/L 135-147


ELEKTROLIT
H
3.6 mmol/L 3.1-5
Natrium
110 mmol/L 95-105
Kalium

Clorida
C. Analisa Data

NO DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI

1 DS : Gangguan citra Efek Tindakan


1. Klien mengatakan jika tubuh operasi
kehilangan salah satu
sisi bagian tubuh
(payudara)
2. Klien mengatakan
perasaan negative
tentang perubahan
tubuhnya

DO :
1. Tampak kehilangan
bagian sisi tubuh
2. Respon non verbal
pada perubhan dan
persepsi tubuh
3. Klien tampak
menghindari
menyentuh bagian
tubuh.

2 DS: Nyeri akut Agen pencidera


fisiologis
P: Pasien mengatakan nyeri
pada perut

Q: Nyeri dirasakan seperti


ditusuk-tusuk

R: Merasasakan sakit di
bagian perut atas

S : Skala Nyeri 6

DO:

1. Ekspresi klien tampak


meringis
2. Klien tampak nyeri
saat luka post op
ditekan
3. Mukosa bibir klien
kering

D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh b/d efek tindakan operasi
2. Nyeri akkut b/d agen pencidera fisiologis

E. Intervensi Keperawatan

No Dx TUJUAN INTERVENSI

1 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Promosi Koping I.09312


citra tubuh keperawatan selama 3x24
1. Identifikasi pemahaman proses
berhubunga jam klien diharapkan citra
penyakit
n dengan tubuh meningkat dengan
2. Identifikasi kebutuhan dan
efek kriteria hasil:
keinginan terhadap dukungan social
Tindakan
1. Melihat bagian 3. Kurangi rangsanagan lingkungan
operasi
tubuh meningkat yang tidak nyaman
2. Verbalisasi 4. Motivasi klien agar dapat
kehilangan tubuh meningkatkan kepercayaan diri
meningkat 5. Fasilitasi dalam memperoleh
3. Menyembunyikan informasi yang diberikan
bagaian tubuh 6. Anjurkan untuk mengungkapkan
berlebihan
menurun persepsi dan perasaaan
7. Anjurkan keluarga terlibat
8. Latihan menggunakan teknik
relaksasi

2. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri I. 08238


berhubunga perawatan selama 3 x 24
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
n dengan jam. Klien diharapkan :
komprehensif termasuk lokasi,
agen Tingkat Nyeri kriteria
karakteristik, frekuensi, durasi kualitas dan
pencidera hasil
faktor partisipasi
fisiologis
1. mampu mengotrol
2. Observasi reaksi non verbal dari
nyeri
ketidaknyamanan
2. Skala nyeri ringan
(0-3). 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
3. Keadaan umum untuk mengetahui penglaman nyeri pasien
baik.
4. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan ,
pencahayaan dan kebisingan

5. Ajarkan tentang teknik mengurangi


nyeri dengan non farmakologi

6. Berikan analgetik untuk mengurangi


nyeri

7. Tingkatkan kualitas istirahat

8. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain


bila ada keluhan dan tindakan nyeri yang
tidak berhasil

F. Implementasi Keperawatan
Tgl Diagnosa Impelemtasi Respon

5/12/2022 1,2, Memonitor TTV DO :


07.30 Hasil TTV:
RR: 20x/menit, TD:
120/80mmHg, Nadi: 80x/menit,
Suhu: 36,5◦C

07.35 1 Mengidentifikasi skala nyeri DS :


Nyeri berkurang saat melakukan
gerakan yang cepat dan
berkurang saat tidur
DO :
Skala nyeri 5

6/12/22 1,2,3 Melakukan TTV DO:


14.30 TD : 120/70 mmHG, Suhu :
36,6oC, RR : 21x/menit, Nadi :
82x/menit.

15.00 2 Menjelaskan tentang DS: Pasien tampak paham


prosedur operasi yang dengan yang dijelaskan oleh
dilakukan perawat
DO:-

15.30 1 Mengidentifikasi faktor DS: Pasien mengatakan nyeri


memperberat dan bertambah saat melakukan
memperingan nyeri gerakan yang cepat seperti duduk
dan berkurang saat tidur kembali
DO: Pasien tampak tidak nyeri
saat tidur

16.00 2 Mengajarkan teknik relaksasi DS: Klien mengatakan lebih


untuk mengurangi rasa nyeri nyaman.
dan meningkatkan DO: Klien tampak mengikuti
kenyamanan lingkungan teknik non farmakologis misal
Tarik nafas dalam

09.00 1 Mempertimbangkan jenis DS: Klien mengatakan sumber


dan sumber nyeri dalam nyeri pada bagian perut post
pemilihan strategi operasi
meredakan nyeri DO: -

10.00 1,2 Kolaborasi pemberian obat DS: Klien mengatakan sudah


yang sesuai tidak mengatakan nyeri
DO: -

16.00 1,2, Melakukan TTV DS:-


DO:
TD:110/80 mmHG,
Suhu : 36oC,
RR:20x/menit,
Nadi :80x/menit

17.00 2 Identifikasi kemungkinan DS: Klien sudah mengetahui


penyebab dengan cara yang penyebab penyakitnya
tepat DO: -

7/12/2022 1,2, Memonitor TTV DO :


07.30 Hasil TTV:
RR: 20x/menit, TD:
120/80mmHg, Nadi: 80x/menit,
Suhu: 36,5◦C

09.00 1 Menganjurkan tirah DS: Klien melakukan bedrest


baring/bedrest DO: Klien tampak melakukan
apa yang diperintahkan perawat

11.00 2 Melalukan teknik distraksi DS: Klien merasa termotivasi


relaksasi yaitu melihat video
motivasi dan terapi musik DO: Klien tampak termotivsi dan
lebih

G. Evaluasi Keperawatan

NO Tanggal Diagnosa Evaluasi SOAP


keperawatan

1 30/11/202 Nyeri akut b/d S: pasien mengatakan masih nyeri pada ulu
2 agen pencidera hati
fisiologis
O: KU sedang

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan semua intervensi

2 30/11/202 Defisit S: Klien mengatakan mengerti tentang


2 Pengetahuan b/d penanganan penyakitnya Klien mengatakan
kurangnya berharap ingin cepat sembuh dan bisa pulang
terpapar
O: Keadaan umum baik. Klien terlihat
informasi
tenang. Klien dapat menyebutkan tentang
tentang
proses penyakitnya
penyakitnya
A: Masalah teratasi sebagian

P. intervensi dilanjutkan

1 01/12/202 Nyeri akut b/d S: pasien mengatakan nyeri pada ulu hati
2 agen pencidera mulai berkurang
fisiologis
O: KU sedang, Pasien tampak tenang

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan semua intervensi

2 01/12/202 Defisit S. Klien mengatakan mengerti tentang


2 pengetahuan b/d penanganan penyakitnya Klien mengatakan
kurangnya berharap ingin cepat sembuh dan bisa pulang
terpapar O. KU membaik. Klien terlihat tenang. Klien
informasi dapat menyebutkan tentang proses
tentang penyakitnya
penyakitnya A. Masalah teratasi sebagian
P. intervensi dilanjutkan

1 02/12/202 Nyeri akut b/d S. pasien mengatakan nyeri pada ulu hati
2 agen pencidera sudah jauh berkurang
fisiologis
O. KU membaik Ekspresi wajah tenang

A. Masalah teratasi

P. Lanjutkan intervensi

2 02/12/202 Defisit S. Klien mengatakan sudah paham dan


2 pengetahuan b/d mengerti tentang penyakitnya
kurangnya
O. KU membaik, Klien terlihat tenang.
terpapar
informasi A. Masalah teratasi
tentang
P. Lanjutkan intervensi
penyakitnya

Anda mungkin juga menyukai